PPT-Budaya Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Budaya Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan



Anggota: Mela Prihandina (06121408003) Sri Yanuarti



(06121408009)



Novelia Citra Resmi (06121408020) Sherly Oktaviani (06121408021)



Pengertian Masyarakat Masyarakat merupakan kesatuan yang



lebih luas daripada keluarga. Masyarakat terdiri dari keluarga – keluarga yang berdiri sendiri (independent). Namun, keluarga bukanlah masyarakat. Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang terbentuk atas dasar adanya pembagian pekerjaan sosial (division of labor), sedangkan keluarga terbentuk melalui insting dan afeksi.



Pengertian Masyarakat Perkotaan dan Perdesaan



Masyarakat Perkotaan



Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pergertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.



Masyarakat Pedesaan



Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggotaanggota masyarakat,



karena beranggapan sama-sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai, menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sam terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam masyarakat



Ciri – Ciri Masyarakat Perkotaan sebagai berikut : 1.



Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.



Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. 3. Jalan pikiran rasional, menyebabkan interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. 4. pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. 2.



kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa. 6. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota 7. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kotakota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. 5.



Ciri – Ciri Masyarakat Pedesaan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakat termasuk homogen Warganya masih sulit untuk menerima hal baru atau mereka tertutup dengan hal-hal yang baru. Fasilitas-fasilitas masih sulit ditemukan dipedesaan.



Pola Kebudayaan Masyarakat Desa dan Kota Pola Kebudayaan Masyarakat Desa Untuk melihat pola kebudayaan masyarakat pedesaan, dapat dilihat dari aspek : a.   Bahasa : Penggunaan bahasa daerah umumnya lebih banyak digunakan, sedangkan untuk bahasa asing agak sulit diterima. b.  Teknologi : Teknologi masih bersifat tradisional, dalam hal cara-cara memproduksi, memakai dan memelihara peralatan hidup dalam kebudayaan suatu suku bangsa. c. Sisitem relegi (kepercayaan) : Umumnya masih dipertahankan, seperti ulama/kyai sangat dihormati. Disampin itu ada yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan terhadap ilmu gaib/dukun. d.   Kesenian : Masih mempertahankan nilai-nilai seni yang terkandung ada di wilayahnya atau didesanya. (Reza Andreawan:20.13)



Jika dilihat dari aspek kehidupan, pola kebudayaan masyarakat desa yaitu : Lembaga Sosial Lembaga Kepemimpinan Lembaga Keluarga Lembaga Ketetanggaan dan Keagamaan Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Desa



• Pola Kebudayaan Masyarakat kota



Seperti halnya dengan pola kebudayaan masyarakat pedesaan, pola masyarakat kota ditinjau dari segi bahasa, teknologi, sistem relegi dan kesenian : Bahasa : Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia, penggunaan bahasa daerah hanya oleh masyarakat atau kelompok tertentu Teknologi : Teknologi yang digunakan sudah lebih maju modern, karena pengaruh dari era globalisasi. Sisitem relegi (kepercayaan) : Kehidupan beragama pada masyarakat perkotaan mulai berkurang, karena pola pikir masyarakat sudah mengarah lebih percaya kepada hal-hal yang bersifat pasti dan nyata, sehingga sukar untuk mempercayai halhal yang bersifat gaib. Kesenian : Kesenian yang dikembangkan umumnya yang bersifat modern dan merupakan kreasi dari seniman-seniman kota. Pengembangan kreasi kesenian masyarakat kota biasanya mengikuti perkembangan teknologi.(Reza Andreawan:20.13)



Jika dilihat dari aspek kehidupan, pola kebudayaan masyarakat kota sebagai berikut :



Lembaga Sosial Lembaga Kepemimpinan Lembaga Keluarga Lembaga Ketetanggaan dan Keagamaan Stratifikasi pada Masyarakat Kota



Hubungan Desa – Kota, hubungan Pedesaan – Perkotaan. Masyarakat pedesaan dan perkotaan



bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membtuhkan.