Profil Bank Sampah Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAMBARAN UMUM BANK SAMPAH SASUPI



A. Profil Bank Sampah SASUPI. 1. Sejarah Bank Sampah SASUPI. Perilaku masyarakat yang masih banyak buang sampah sembarangan dan membakar sampah di pemukiman masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan lingkungan sehingga kasus penyakit berbasis lingkungan khususnya penyakit diare dan Ispa masih termasuk 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Padang Kandis yang disebabkan oleh buruknya pengelolaan sampah di masyarakat dan dikarnakan belum adanya tempat TPS dan TPA di Nagari Tujuah Koto Talago. Selain itu,dampak pengelolaan sampah yang buruk menimbulkan pencemaran terhadap air,udara dan tanah. Untuk mengurangi dampak negataif yang di timbulkan oleh sampah tersebut maka adanya keinginan dari sekelompok masyarakat untuk membuat Bank Sampah di Nagari Tujuah Koto Talago. Dimana kelompok yang tergerak untuk membuat Bank Sampah tersebut adalah Lansia Nagari Tujuah Koto Talago Lansia Nagari Tujuah Koto Talago merupakan sekelompok masyarakat yang sudah banyak berperan serta dalam meningkatkan derajat kesehatan dimasyarakat dimana mereka aktif di berbagai kegiatan diantaranya senam lansia, kegiatan sepeda santai ,kesenian Talempong, Kelompok Tari yang sering tampil di acara-acara penting tingkat nagari dan kecamatan dan punya kelompok kerajinan tangan seperti anyaman. Karena semangat dan keinginan yang tinggi dari mereka dan bimbingan dari petugas Puskesmas Padang Kandis mereka menpunyai ke inginan untuk mendirikan Bank Sampah yang diberinama “SASUPI” (Sampah Sumber Piti). Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk kegiatan Bank Sampah ini di Nagari Tujuah Koto Talago adalah dengan melibatkan Lintas Sektor seperti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lima Puluh Kota dan LKKM. Dengan ini diharapkan peran serta tokoh



masyarakat dan lintas sektor lainya dapat memicu masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. a. Latar belakang Berdirinya SASUPI



Yang melatar belakangi kegiatan Bank Sampah ini adalah : 1) Masih belum adanya TPS dan TPA di wilayah kerja Puskesmas Padang Kandis sehingga masyarakat banyak yang membakar samapah di lingkungan tempat tinggal,tepi sungai dan tempat terbuka. 2) Masih rendahnya cakupan Pengelolaan Sampah di Masyarakat Nagari Tujuah Koto Talago 3) Penanggulangan sampah dengan metode bank Sampah dan penyuluhan saja tidaklah efisien. 4) Adanya dukungan tokoh masyarakat (Toma) dan lintas sektor lainya dalam upaya mewujudkan Bank Sampah di Nagari Tujuah Koto Talago. 2. Proses terbentuknya Bank Sampah SASUPI 1) Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan cara 3R di Masyarakat



Kegiatan pembuatan Bank Sampah ini diawali dengan sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3 R di Unit Kesehatan Komunitas Usila yang di hadiri oleh perwakilan dari Walinagari Tujuah Koto Talago dan Masyarakat Nagari Tujuah Koto Talago yang pada kesempatan itu banyak dihadiri oleh para Lansia. Sosialisasi pengelolaan sampah 3 R ini Narasumbernya dari Dinas Lingkungan Hidup dan LKKM Kab.Lima Puluh Kota. Materi yang disampaikan adalah tentang gambaran penelolaan Sampah di Kab.Lima Puluh Kota termasuk di dalamnya di Nagari Tujuah Koto Talago dan pengelolaan sampah dengan cara 3R di masyarakat.



Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan cara 3 R tersebut di hadiri oleh : 



Perwakilan dari Walinagari







PKK







Kelompok Lansia







Masyarakat



Di dalam sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3R ini diberikan materi tentang : a) Gambaran Pengelolaan Sampah di Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk di dalamnya Nagari Tujuah Koto Talago. Sampah rumah tangga dipilah menjadi 2 Yaitu : 



Sampah Organik



Merupakan sampah basah dari rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos seperti : sisa makanan, dedaunan dll. 



Sampah Non Organik



Merupakan sampah kering seperti kertas, plastik, botol dan logam. Dimana pengelolaan sampah non organik dapat dijadikan nilai ekomi dengan cara dijual melalui kegiatan Bank Sampah Bank sampah adalah tempat mengumpulkan barbagai macam sampah yang telah dipisahkan-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk di setorankan ke tempat bengkel lingkungan kerja. Dimana konsep dalam Bank Sampah pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung disebut juga Nasabah Adapun tujuan dari Bank Sampah adalah



1. Mengurangi Sampah ( Reduse ) Mengurang jumlah sampah dengan cara memmilah sampah yang dapat dimamfaatkan dengan cara membuat kompos dan nilai ekonomis, sehingga tumpukan sampah yang tidak bermamfaat dapat dikurangi 2. Memakai kembali ( Reuse ) Sampah sampah kering yang dapat diolah menjadi kerajinan tangan seperti menjadi tas, tikar dll. 3. Mendaur Ulang.( Recycle ) Menghancurkan sampah sehingga dapat dimamfaatkan untuk yang lain



Gambar : Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan Cara 3R dimasyarakat Setelah adanya kegiatan sosialisasi di masyarakat Toma dan lansia dimana Lansia Nagari Tujuah Koto Talago punya keinginan untuk membuat Bank Sampah yang sangat mendukung pengelolaan sampah di masyarakat



Nagari Tujuah Koto Talago. Karena mereka telah menyadari bahwa sampah sangatlah banyak keuntungannya jika dikelola dengan baik. Dengan demikian pada tanggal 27 Desember 2016 mulailah Lansia Nagari Tujuah Koto Talago untuk membuat satu Bank Sampah yang dikelola oleh Lansia Nagari Tujauh Koto Talago dimana sebagai tempat kegiatannya dilakukan di Unit Kesehatan Komunitas Lansia. Dari pemikiran Lansia bersama-sama mereka membuat nama Bank Sampah tersebut SASUPI yang kepanjangannya Sampah Sumber Piti.



Gambar : Kegiatan kaji banding Bank Sampah SASUPI ke Bank Sampah Sei Naning



3. Visi, Misi, dan Tujuan Bank Sampah SASUPI Visi : bank sampah sebagai wadah untuk mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Misi : 1. Mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. 2. Memberikan pendidikan terhadap masyarakat agar sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan. 3. Memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan sampah. 4. Tujuan Tujuan dilaksanakannya kegiatan bank sampah di Nagari Tujuah Koto Talago adalah : 1) Mambangun



Bank



sampah



sebenarnya bukanlah Bank Sampah itu sendiri



melainkan adalah strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar dapat berteman dengan sampah bukan bermusuhan, dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan berupa penjualan hasil sampah serta mengembangkan kerajinan kreatif dan inovatif berupa pemanfaatan sampah menjadi kerajinan tangan, pembuatan kompos yang mempunyai nilai ekonomi kreatif. 2) Membangun lingkungan yang bersih dan hijau untuk menciptakan masyarakat



Nagari Tujuah Koto Talago yang sehat. B. Kepengurusan Dan Kegiatan Bank Sampah SASUPI 1. Kepengurusan Adapun kepengurusan bank Sampah SASUPI sebagai berikut : Ketua



: A.Dt Bijo Kayo



Wakil ketua



: Yurni Kamal



Sekretaris



: Yanti Maila Sari



Bendahara Pembina



: Mahdaleni : Rahmadhania,AMKL : Mirnawati : Heri Nizwar



Anggota



: terlampir



2. Bentuk Kegiatan Bank Sampah SASUPI a. Bank Sampah yang mengelola Sampah An Organik di Unit Kesehatan Komunitas Usila



Kelompok Lansia membuat Bank Sampah dengan sistem di setiap Jorong di siapkan 1 petugas yang



bertanggung Jawab mengumpulkan



sampah kantong bukus sabun dll. Yang bisa dimamfaatkan seperti botolbotol plastic, kantong bungkus makanan minuman. Setiap Jorong di kasih beberapa karung goni plastic yang berguna untuk menenpatkan sampah di tempat-tempat pengkasil sampah seperti kedai makanan dan minuman. a) Setiap petugas yang bertanggung jawap pada masing-masing jorong bertanggung jawab mengumpulkan sampah yang bisa dimamfaatkan masyarakat sekitar rumahnyanya minimal 10 rumah. b) Di setiap rumah petugas di masing-masing jorong mengumpulkan sampah yang bisa dimamfaatkan di rumahnya dahulu dalam karung goni untuk sementara sebelum di bawak ke Bank Sampah untuk di timbang setiap hari Sabtu dan membuat catatan setoran sampah tersebut dalam buku tabungannya masing-masing.



Gambar : Kegiatan Penimbangan Sampah c) Sampah yang diterima sampah yang sudah dipilah dan dibersihkan.



d) Kemudian sampah tersebut di tempat di untuk sementara waktu di satu gudang Bank Sampah Sasupi sebelum di olah menjadi barang kerajinan tangan seperti Tas,Sapu,Dompet dll . Sedangkan sampah yang belum bisa di olah di jual ke penadah yang ada di Jorong Koto Kociak Nagari Tujuah Koto Talago. e) Untuk mengolah sampah menjadi kerajinan tangan tersebut Bank Sampah Sasupi punya 2 pengerajin yang bisa mengolagnya, barang tersebut nanti di jualnya di pasar, pameran dan dirumahnya sendiri jika ada pesanan.



Gambar : f)



Sampah yang sudah di pilah



Para pengerajin ini membeli sampah ke Bank Sampah yang bisa di buat kerajinan ini.



Gambar : Sampah yang sudah diolah jadi kerajinan



Gambar : Sampah yang sudah diolah jadi kerajinan b. Bank Sampah SASUPI yang mengelola Sampah Organik di Jorong Padang Kandis



Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi yang dibuang berasal dari kegiatan manusia. Di masyarakat sampah selalu menjadi masalah yang tak pernah selesai, baik itu dari segi kesehatan seperti dapat menimbulkan penularan penyakit. Pengelolaan sampah di masyarakat masih banyak yang dilakukan dengan cara dibakar, dibuang disembarangan tempat walaupun sudah ada yang menggunakan sistim ditimbun. Paradigma lama masih berpikir sampah tersebut tidak bermamfaat.



Namun sekarang sampah dapat dijadikan nilai ekonomis karena dapat dijual dan dijadikan suatu kerajinan yang menghasilkan uang. Sampah rumah tangga dipilah menjadi 2 Yaitu : 1. Sampah Organik Merupakan sampah basah dari rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos seperti : sisa makanan, dedaunan dll. 2 Sampah Non Organik Merupakan sampah kering seperti kertas, plastik, botol dan logam. Dimana pengelolaan sampah non organik dapat dijadikan nilai ekomi dengan cara dijual melalui kegiatan Bank Sampah Kecamatan Guguak merupakan salah satu kecamatan yang banyak memiliki Industri Rumah Tangga yang mengolah ubi kayu sebagai makanan jajanan. Dari laporan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Padang Kandis bulan November tahun 2016 diperoleh angka jumlah Industri Rumah Tangga sebanyak 102 buah yang tersebar di 7 (tujuh) jorong. Dimana Jorong Padang Kandis merupakan jorong yang memiliki Industri Rumah Tangga yang paling tinggi sebanyak 37 buah, 34 buah diantaranya mengolah ubi kayu sebagai makanan jajanan yang di sebut Ganepo. Berdasarkan pemantauan dilapangan industri rumah tangga yang mengolah ubi kayu sebagai makanan jajanan (ganepo) menghasilkan sampah kulit ubi kayu yang cukup banyak dimana setiap 500 kg ubi kayu menghasilkan 4 karung sampah sedangkan setiap industry rumah tangga setiap hari mengolah paling sedikit 500 kg - 1 ton. Hal inilah yang menjadi masalah di masyarakat Jorong Padang Kandis dimana sampah ini masih belum terkelola dengan baik yang menimbulakn bau tidak sedap di lingkunan



masyarakat yang menjadi tempat hidupnya lalat. Selama ini sampah kulit ubi kayu sebagian sudah dimamfaadkan untuk pakan ternak tetapi masih banyak yang membuang ke tempat terbuka dan ada yang membakar. Kulit ubi kayu baru dimanfaatkan oleh sebagai masyarakat untuk pakan ternak. Padahal kulit ubi kayu memiliki kandungan carbon 59,31%, hydrogen 9,78%, oksigen 28,74%, nitrogen 2,06%, sulfur 0,11%, dan air 11,4% sebagai unsur yang di butuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kompos kulit ubi kayu bermamfaat sebagai sumber nutrisi dan insektisida bagi tumbuhan (Akanbi,2007). Menurut penelitian Suryana (2000), menyatakan bahwa kulit ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alternative tanaman rumput unggul. Karenan sampah kulit ubi ini jumlahnya cukup banyak sehingga menimbukan dampak terhadap lingkungan jika dibuang di tempat terbuka tampa melakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal yang dapat di timbulhan oleh sampah kulit ubi yang dibuang ke tempat tebuka diantaranya : 1. Menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan masyarakat terutama pada musim hujan dan tempat hidupnya lalat yang dapat menimbulkan penyakit diare. 2. Dari segi estetikak merusak pemandangan di lingkungan karena kulit ubi di tumpuk dimana-mana 3. Dapat menimbulkan tempat menumpuknya air jika musim hujan yang akhirnya menjadi tempat bersaranya jentik nyamuk aedes aegypi.



Pembuatan pupuk Kompos dari kulit ubi merupakan tindak lanjut dari : 1. Karena permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap makanan jajanan Ganepo sehingga masyarakat banyak yang menanam ubi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam penanaman ubi ini masyarakat membutuhkan



pupuk organic untuk menyuburkan pertumbuhan ubi kayu karena ubi kayu yang digunakan untuk produksi ganepo ini tidak boleh di pupuk dengan pupuk buatan. 2. Supaya sampah kulit ubi kayu yang dibuang ke tempat terbuka tidak menimbulkal penyakit bagi masyarakat. 3. Supaya sampah kulit ubi kayu tidak mengotori lingkungan masyarakat di jorong Padang Kandis.



Proses adanya Pengolahan Pupuk Organik Kulit Ubi Kayu 1. Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan cara 3R di Masyarakat



Pengolahan Pupuk Organik Kulit Ubi Kayu ini diawali dengan sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3 R di Unit Kesehatan Komunitas Usila yang di hadiri oleh perwakilan dari Walinagari Tujuah Koto Talago dan Masyarakat Nagari Tujuah Koto Talago. Sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3 R ini dilakukan dengan didatangkan Narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan LKKM Kab.Lima Puluh Kota. Dimana materi yang disampaikan adalah tentang gambaran penelolaan Sampah di Kab.Lima Puluh Kota termasuk di dalamnya di Nagari Tujuah Koto Talago dan pengelolaan sampah dengan cara 3R di masyarakat. Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan cara 3 R tersebut di hadiri oleh : 



Perwakilan dari Walinagari







PKK







Kelompok Lansia







Masyarakat



Di dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah dengan cara 3R ini diberikan materi tentang : Gambaran Pengelolaan Sampah di Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk di dalamnya Nagari Tujuah Koto Talago.



Sampah rumah tangga dipilah menjadi 2 Yaitu : a. Sampah Organik



Merupakan sampah basah dari rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos seperti : sisa makanan, dedaunan dll. b. Sampah Non Organik



Merupakan sampah kering seperti kertas, plastik, botol dan logam. Dimana pengelolaan sampah non organik dapat dijadikan nilai ekomi dengan cara dijual melalui kegiatan Bank Sampah 2. Pemberdayaan Masyarakat Dalam kegiatan sosialisasi di atas juga di jelaskan : a. cara pemamfaatan sampah organic yang bisa di olah menjadi pupuk organic b. Cara Pembuatan pupuk organic



Karena hal di atas pada tanggal 27 Desember 2016 timbul inisiatif bagaimana kalau kulit ubi ini kita mamfaatkan sebagai pupuk organik yang dapat kita digunakan untuk memupuk ubi kayu masyarakat. Sekarang di jorong Padang Kandis sudah ada pembuatan kompos dari kulit ubi kayu yang di kelola oleh seorang masyarakat yang ikut sosialisasi pengelolaan sampah.



Gambar : Proses awal pembuatan Pupuk Organik



Gambar :



Proses awal pembuatan Pupuk Organik



Gambar : Pembuatan Pupuk Organik



Gambar : Pembuatan Pupuk Organik



PROFIL BANK SAMPAH SASUPI (SAMPAH SUMBER PITI) LANSIA NAGARI TUJUAH KOTO TALAGO



DI UNIT KESEHATAN KOMUNITAS USILA JORONG KOTO KOCIAK NAGARI TUJUAH KOTO TALAGO TAHUN 2016