Program Zero Waste Di Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Program Zero Waste Tampil Mantap SMK Negeri 1 Sambelia A.



PENDAHULUAN



Dalam rangka mendukung program Zero Waste, seluruh warga sekolah berperan penting dalam mengendalikan laju pertambahan sampah di lingkungan sekolah. Kerja sama antar warga sekolah didik serta dukungan dari Kepala Sekolah untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dengan meminimalisir sampah melalui Program Zero Waste. Jenis kegiatan yang telah dilakukan diantaranya adalah: Membawa bekal dari rumah, Bank Sampah, Pelatihan Biopori dan Ecobricks, kewirausahaan daur ulang sampah dan taman MGMP.



Menumbuhkan Karakter Kepedulian Lingkungan Sekolah bagi Warga Sekolah Melalui Program Zero Waste



Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah lepas dari sampah yang merupakan sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah seringkali menjadi masalah utama baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah karena sampah sangat merusak keindahan dan merupakan sumber penyakit. Sampah dipandang sebagai barang yang tidak berharga dan menjijikkan. Belakangan ini sampah menjadi masalah yang cukup serius terutama yang terjadi di kota-kota besar. Di beberapa kota, sampah merupakan penyebab banjir. Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang berperan menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi sampah organik dan anorgoanik. Sampah organik atau sampah yang mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran



dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting). Sedangkan, sampah anorganik atau tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah. Sampah yang dihasilkan oleh warga sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan, sisa bahan praktek dan daun pisang pembungkus makanan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional, telah mengadakan program untuk mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan yang disebut Adiwiyata. Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka mendukung program Adiwiyata, seluruh warga sekolah berperan penting dalam mengendalikan laju pertambahan sampah di lingkungan sekolah. Kerja sama antar Guru, Karyawan dan pesrta didik serta dukungan dari Kepala Sekolah untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dengan meminimalisir sampah melalui Program Zero Waste. Jenis kegiatan yang telah dan akan dilakukan diantaranya adalah ( 6 Program Aksi) : 1. Program Membawa Bekal Keberadaan kantin sekolah sebagai fasilitas bagi peserta didik ternyata juga menjadi area penghasil sampah. Plastik pembukus makanan dan minuman seringkali ditemukan di sekitar kantin atau area dekat dengan ruang kelas. Sekolah mulai tahun 2016 telah menggiatkan program membawa bekal, dimana peserta didik diharapakan telah membawa tempat makan dan minum dari rumah. Penjual di kantin tidak diperkenankan melayani pembelian minuman dengan plastik pembungkus ataupun gelas plastik. Peserta didik yang hendak membeli makanan atau minuman diharapkan membawa wadahnya sendiri dari rumah. Kegiatan yang sudah berlangsung selama hampir 1,5 tahun ini terbukti mengurangi sampah yang berserakan di sekitar kelas. Bagi para guru program membawa bekal ini berlaku untuk menjaga kehigienisan, air minum untuk guru berupa teh manis yang disajikan setiap pagi oleh pesuruh sekolah, diganti dengan penyediaan air galon, teh, kopi dan gula. Bapak dan Ibu Guru harus terbiasa untuk membuat minum sendiri dengan gelas yang dibawa sendiri dari rumah. Kemudian dalam penyelenggaraan rapat, yang biasanya menggunakan kardus makanan dan air mium dalam kemasan sedikit di rubah. Melalui kebijakan kepala sekolah, penyelenggaraan rapat menggunakan wadah makan yang dapat digunakan berulang serta air minum disajikan dalam gelas. 2. Bank Sampah Para peserta didik di edukasi untuk mengumpulkan sampah kelas, memilah sampah kertas dan mengumpulkannya ke bank Sampah. Bagi para guru dan karyawan disediakan layanan jemput dokumen bekas atau yang tidak terpakai yang akan di setor ke Bank Sampah. Jadwal operasional Bank Sampah setiap hari Jumat, pada saat kegiatan Jumat Sehat setiap minggunya.



3. Pelatihan dan pemasangan Biopori Sampah dan saluran pengairan sangat erat kaitanya. Saluran pengairan juga sering macet akibat tumpukan sampah atau mungin tersumbat akibat guguran daun daun kering. Ketika hujan lebat tak jarang saluar pengairan sekolah pun mbludak dikarenakan tak sanggup menahan beban air yang terlalu banyak. Hal ini diperburuk dengan pola buang sampah sembarangan yang sering dilakukan warga sekolah Menyikapi hal tersebut dilaksanakanlah Workshop pembuatan Biopori dapat bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Solo Hijau.. Setelah berkesempatan mendapatkan pemaparan mengenai cara pembuatan Lubang Resapan Biopori, Bapak Ibu Guru dan para peserta didik yang tergabung dalam Tim Adiwiyata Sekolah langsung dapat mengaplikasikan pembuatan Lubang Resapan Biopori. . Lubang Resapan Biopori (LRB) yang dibuat berjumlah 65 lubang dengan jarak masing – masing lubang 1 meter. Lokasi lapangan tengah dipilih karena sering terdapat genangan air hingga menyebabkan banjir bila hujan lebat. Diharapkan dengan pembuatan lubang biopori ini akan mengurangi banjir di sekolah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. 4. Pelatihan dan pemanfaatan Ecobricks Eco-Bricks adalah bata yang terbuat dari bahan dasar sampah botol plastik, sachet/ plastik kemasan yang kaku, dan kantong plastik yang lembut (hrcindonesia.org). Dengan pelatihan ini mengajak warga sekolah untuk mengolah kembali (reuse & recycle) plastik-plastik bekas yang ada di sekitar mereka menjadi barang yang lebih berguna. Bersama komunitas Kresek Solo, Sekolah mengadakan pelatihan pembuatan Eco-bricks untuk warga sekolah. Bapak Ibu guru dan peserta didik bersama-sama praktik membuat Eco-Brick setelah mendapatkan bekal pengetahuan dalam paparan workshop. Untuk sementara waktu Eco-Bricks yang telah di produksi oleh warga sekolah dapat dimanfaatkan dalam pembuatan taman sekolah, kedepannya akan dikembangkan lagi dikarenakan eco-bricks juga memiliki nilai ekonomis yang dapat dijual kembali. 5. Kewirausahaan daur ulang sampah Sampah di lingkungan sekolah juga dapat menghasilkan produk bernilai ekonomis. Ambil saja contoh sampah plastik pembukngkus minyak goreng atau minuman sachet. Dimata kita sebagai orang awam mungkin tidak akan bernilai sama sekali. Berkat kerjasama dan kekreatifan guru mata pelajaran kewirausahaan dan para peserta didik maka sampah tersebut dapat diolah dan bernilai ekonomis. Bungkus makanan atau minuman sachet pun dapat disulap menjadi tas daur ulang yang cantik. Hasil karya peserta didik ini sering dijual dalam kegiatan atau ketika event sekolah seperti saat Class Meeting. Hasil penjualan karya daur ulang inipun dapat dimanfaatkan untuk modal pembuatan karya berikutnya. Ketika sampah dapat kita jadikan sahabat, ternyata sampah dapat memberikan nilai ekonomis bagi kita. Bagi guru dapat memberikan pelajaran dan motivasi positif dengan karya daur ulang ini, dimana kita guru dapat mengajarkan peserta didik untuk memilah dan memanfaatkan sampah agar memberi manfaat untuk lingkungan dan bernilai ekonomis.



6. Taman MGMP Sekolah Selain memiliki taman Green House sebagai tempat pembibitan tanaman obat dan tanaman hias, Sekolah juga telah menggalakkan pembuatan Taman MGMP Sekolah. MGMP Sekolah merupakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Tingkat Sekolah, dalam bahasa lebih mudahnya MGMP sekolah merupakan wadah kelompok Guru yang mnegampu Mata Pelajaran yang sama. Dalam satu kelompok MGMP terdiri dari sekitar 3 hingga 10 orang Guru. Melalui Taman MGMP Sekolah ini, sekolah membiasakan para guru dan peserta didik untuk merawat lingkungan berupa taman. Taman dapat dikreasikan sesuai dengan keinginan masing masing kelompok MGMP. Taman MGMP ini berlokasi di area halaman depan sekolah hingga didepan ruang kelas-kelas di dalam sekolah. Seluruh Warga sekolah bertanggungjawab atas keindahan dan kebersihan taman sekolah ini. Dalam kegiatan Jumat Bersih setiap minggu ke 2 dan 4 di setiap bulannya dilaksanakan kebersihan kelas dan Taman MGMP yang dilakukan oleh Bapak Ibu Gurua dan para peserta didik. Hal ini agar sampah dan rumput liar tidak merusak keindahan taman. Serangkaian kegiatan diatas yang mendukung Program Zero Waste di sekolah tak lepas dari bagian dari fungsi pendidikan sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap generasi penerus bangsa. Perubahan pendidikan kearah membangun karakter peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya dengan menciptakan pembiasaan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Selaku tenaga pendidik, sikap keseharian yang kita tunjukkan dan contohkan ke warga sekolah akan mempermudah kita membiasakan bahkan membudayakan sikap peduli lingkungan sekitar. Marilah mulai bersikap peduli dari diri sendiri, dari rumah dan lingkungan sendiri, B.



DASAR KEGIATAN



UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH, Pasal 12 : ayat 1 yang berbunyi ; Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. C.



TUJUAN DAN INDIKATOR KEGIATAN



1. Tujuan Umum Mengurangi volume sampah secara signifikan, serta membangun pola penanganan sampah yang lebih aman, bernilai edukasi & ekonomi. 2. Objectives/ Tujuan Khusus Kegiatan Objective 1



Dibangunnya fasilitas yang mampu menampung dan mengelola sampah baik organic maupun non organic menjadi bernilai ekonomis. Indikator 1. Program Zero waste memiliki ruangan khusus dengan fasilitas yang proporsional 2. Tidak terdapatnya sampah yang tidak termanfaatkan / musnah (Zero Waste) dengan cara aman dan ramah lingkungan. 3. terbentuk komunitas zero waste tingkat sekolah yang mampu membiayai operasionalnya sendiri Kegiatan 1. Pengadann Sekretariat Zero waste yang lebih proporsional 2. Pengadaan mesin P2O (Depolymerization Thermal) yang sedang dirintis untuk lebih Effective & effisien dalam memproduksi minyak dari plastik 3. Pembuatan “Ladang” pupuk & biogas terbuka 4. Sosialisasi sistem Bank Sampah yang akan dibangun kepada Warga Sekolah. 5. Workshop sistem Bank Sampah serta pengelolaan keuangan kepada warga Sekolah yang akan menjadi pengelola.



Objective 2 Dibangunnya fasilitas yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan prinsip 4R (ReUse, Reduce, Recycle, Replace) Indikator Adanya sarana dan prasarana pembelajaran (classroom) pengelolaan sampah. Kegiatan 1. Workshop pengelolaan sampah untuk warga sekolah 2. Pameran/Gallery produk-produk dari sampah yang bermanfaat secara visual (Karya Seni) atau secara kegunaan (Tepat Guna) Objective 3 Dibangunnya sistem manajemen dari hulu hingga hilir (Pengumpulan, Distribusi, Pemilahan, Pengolahan, Pengujian, Pemasaran Produk) Indikator 1. Terdapatnya divisi – divisi Zero Waste yang bertanggung jawab dari mulai



melakukan pengumpulan sampah dari rumah-rumah hingga pemasaran produk zero waste 2. Terdapatnya kantor manajemen zero waste Kegiatan



Objective 3 Meningkatnya lapangan kerja di Kecamatan Sambelia dan keuntungan finansial masyarakat dari nilai ekonomi sampah Indikator 1.Sebanyak 20 orang menjadi karyawan Bank Sampah Zero waste 2.Adanya penjualan sampah yang bernilai ekonomi setiap bulan. 3.Adanya produksi BBM alternative setiap hari. 4.Program Zero waste menggunakan BBM hasil pengolahan sebagai operasional kendaraan baik kendaraan operasi maupun karyawan. Kegiatan 1. Penyelenggaraan tabungan sampah 2. Pengolahan sampah organic sebagai bahan baku biogas dan pupuk organik 3. Pengolahan sampah plastic kemasan menjadi BBM alternative. D.



HASIL YANG DIHARAPKAN



1. Terbentuknya Bank Sampah Zero waste tampil mantap sebagai sarana untuk meningkatkan nilai ekonomi sampah dan peran serta masyarakat dalam pengurangan volume sampah dan sekaligus sebagai pemasok bahan baku produksi BBM alternatif. 2. Tidak ada lagi Open Dumping di Kecamatan Sambelia 3. Sarana dan prasarana pendukung pengolahan sampah dibuat untuk memproduksi BBM alternative sebagai wujud pelaksanaan konsep 4 R . 4. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di Kec. Sambelia E.



ANGGARAN YANG DIAJUKAN



Anggaran yang diajukan dalam program Zero waste tampil mantap ini sebesar Rp. ______________________,(__________________________________) terlampir F.



detail



KESIMPULAN



Dewasa ini, seiring berkembangnya zaman, pemikiran manusia juga semakin berkembang. Ini dibuktikan dengan mulai adanya program Zero Waste atau yang artinya tidak ada sampah, atau yang berarti pengurangan sampah bagi setiap tahunnya. Program ini bertujuan untuk mengajak semua orang untuk pintar mengolah sampah dan mengurangi penggunaan sampah. Program Zero Waste dapat kita lihat dalam berbagai sosial media, salah satunya adalah instagram. Disana kita dapat mencari akun @zerowaste.id_official dalam aku ini kita diberikan tips mengolah sampah, dan jenis-jenis sampah plastik. Sampah plastik terdapat banyak sekali macamnya, mulai dari kantong plastik, mika, serta sedotan, danlain-



lain. Dari sekian banyak macam jenis plastik, jenis yang paling tidak bisa di daur ulang sama sekali adalah sedotan. Karena itu, dalam akun @zerowaste.id_official juga menyediakan sedotan stainless steel yang bisa digunakan berulang kali.  Selain sedotan stainless steel, @zerowaste.id_official juga menyediakan pembalut dari kain yang dapat dipakai berulang kali, dan banyak barang lainnya yang bisa dipakai berulang kali. Setelah dibentuknya beberapa sosial media seperti contohnya @zerowaste.id_official banyak masyarakat yang ikut serta mensukseskan program zero waste dengan cara mengganti tempat makan sebagai tempat daging saat membeli daging di pasar, membawa tas belanja ke pasar ataupun super market, membawa tempat minum saat membeli minuman cepat saji, dan banyak lagi lainnya. Selain memberikan tips mengurangi sampah plastik, banyak juga masyarakat yang berbagi tentang mengolah sampah dapor menjadi barang-barang yang bermanfaat. Seperti halnya mengolah isi labu yang kering bisa diolah dan menjadi sabun yang bernilai tinggi, dan mengubah kulit jeruk menjadi sabun cair, dan banyak lagi lainnya.   Mengolah Plastik Dengan 3R 3R adalah cara mengolah sampah plastik yang sudah lumrah di mata kebanyakan orang. Meskipun sudah lumrah, masih banyak masyarakat yang tidak tahu atau hanya sekedar tahu tentang 3R ini. Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.   Contoh kegiatan reuse sehari-hari: 1. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge 2. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng. 3. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. 4. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. 5. Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat. 6. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan Contoh kegiatan reduce sehari-hari: 1. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. 2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. 3. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). 4. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. 5. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. 6. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi. 7. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu. Contoh kegiatan recycle sehari-hari: 1. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. 2. Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. 3. Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos. 4. Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat



G.



PENUTUP



Demikian proposal ini kami ajukan dengan maksud agar Bapak Kepala SMKN 1 Sambelia dapat mendukung program Zero waste tampil mantap khususnya dalam pengadaan fasilitas, agar Komunitas Zero Waste tampil mantap mampu membantu pemerintah lebih keras lagi dalam menyelesaikan masalah lingkungan, khususnya permasalahan sampah, serta mampu menjadi contoh bagi lingkungan lainnya. Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih, besar harapan kami atas dukungan Bapak. TIM ZERO WASTE TAMPIL MANTAP : PELINDUNG/ PENASIHAT : Muhardi, SE KETUA Wakil Ketua Sekretaris Bendahara



: Mashuri, SE, MM ( kepala Unit Produksi SMKN 1 Sambelia) : Kadir Alfan Alayrus, S.Pd (Waka Kurikulum) : Zanial Apandi, ST (Waka Sarpras) : Lukmanul Hakim, S.Pd ( Bendahara BOS)



Anggota



: 1. 2. 3. 4.



 



Dedy Hermansyah S.Pd (waka Kesiswaan) Moh. Efendi, S.Pd ( Waka Humas) Akmal, S.Pd (Guru BP/BK) Hasbian Ikbal Reza HS, ST (Guru Produktif)