Project Aklan Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Accounting for Branch Operations Tugas ini dibuat untuk memenuhi Uji Capai Pembelajaran 3 mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan



Dosen Husnah Nur Laela Ermaya, SE, MM., Ak, CA., CGP



Disusun oleh :



Risda



(2010102014)



Astrid Diva Az-zahra



(2010102054)



Syahfa Dira Razilita



(2010102067)



Program Diploma Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta 2022



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahman dan rohim-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan



Tugas Akuntansi Keuangan



Lanjutan



ini dengan judul



“Accounting for Branch Operations” Penulisan ini bermaksud untuk menyelesaikan Uji Capaian Pembelajaran 3 Akuntansi Keuangan Lanjutan. Dalam penyusunan tugas ini penulis sangat menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik moral, materi, pemikiran, akhirnya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Husnah Nur Laela Ermaya, SE, MM., Ak, CA., CGP selaku tim pengajar dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. 2. Orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa sehingga penyusunan paper ini dapat selesai. 3. Teman-teman se-tim dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuannya dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari tugas ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan paper ini. Akhir kata, penulis berharap tugas ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.



Jakarta, 19 April 2022



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN COVER KATA PENGANTAR



4



DAFTAR ISI



5



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang



6



B.



Rumusan Masalah



8



C.



Tujuan



8



D.



Manfaat



9



BAB II PEMBAHASAN



10



A.



Pengertian Akuntansi Kantor Cabang



10



B.



Perbedaan Agen dan Cabang



12



C.



Operasi Kantor Cabang



D.



Akuntansi Untuk Kantor Cabang



E.



Sistem Akuntansi Kantor Cabang



F.



Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang



G.



Permasalahan Umum di Kantor Cabang



H.



Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecurangan (Fraud) Pada Branch Accounting



I.



Contoh Kasus Branch Operations



BAB III PENUTUP A.



Simpulan



36



B.



Saran



36



DAFTAR PUSTAKA



37



BAB I PENDAHULUAN



A.



LATAR BELAKANG Dalam



pengembangan



bisnisnya, perusahaan



besar atau



sedang



berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan volume penjualannya. Secara umum, titik awal pengembangan usaha adalah perluasan bidang pemasaran, sehingga aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam mencapai tujuan tersebut dengan kata lain menjadi ujung tombak kesuksesan perusahaan. Dalam rangka pengembangan bisnis serta memperluas wilayah pemasaran, perusahaan melakukan pemetaan wilayah guna mengidentifikasi pasar potensial dari produk atau jasa yang dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini, pangsa pasar produk atau jasa yang dihasilkan atau ditawarkan oleh perusahaan dapat diketahui. Berbagai cara dapat dilakukan untuk merebut peluang pangsa pasar yang sudah terkenal ini, antara lain membuka kantor agen dan cabang. Dalam pengembangan bisnis ini, perusahaan dapat beroperasi tidak hanya di dalam kota, tetapi juga di luar kota bahkan di luar negeri. Adapun cabang-cabang penjualan ini didirikan di wilayah tertentu sebagai sarana untuk mencapai tujuan pemasaran yang mempunyai fungsi pembelian ataupun penjualan. Pada dasarnya kantor agen tidak sama dengan kantor cabang. Kantor agen hanya digunakan untuk mencari pembeli atau mendapatkan pesanan. Penjualan ke konsumen dilakukan langsung oleh perusahaan pusat, dan pembayaran juga dikumpulkan langsung dari konsumen di perusahaan pusat. Pada saat yang sama, cabang memiliki kewenangan yang lebih luas daripada agen karena selain berfungsi untuk mencari pembeli, cabang juga dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung dengan konsumen. Otoritas yang lebih besar adalah bahwa cabang dapat membeli barang dari luar. Akuntansi cabang memisahkan sistem akuntansi perusahaan antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari departemen akuntansi pusat, dan kantor cabang terdiri dari sistem akuntansi tambahan yang mencatat kegiatan masing-masing cabang. Karena



selain berusaha mencari pembeli, afiliasi juga bisa melakukan transaksi penjualan secara langsung dengan konsumen. Adapun tujuan didirikannya cabang adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Biasanya, sebuah cabang diawasi oleh seorang manajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada manajer umum perusahaan pusat. Pimpinan cabang wajib melaporkan informasi volume usaha dan hasil operasi cabang kepada kantor pusat. Meskipun cabang adalah unit bisnis independen, itu tetap di bawah pengawasan kantor pusat. Rancangan cabang diberikan sebagai modal kerja oleh kantor pusat, cabang dapat membeli stok barang sendiri untuk memenuhi permintaan pelanggan. Jika kantor pusat tidak dapat memenuhi permintaan, alternatifnya adalah cabang menangani bisnisnya secara terpisah dari rekening kantor pusat.



B.



RUMUSAN MASALAH



1)



Apa itu akuntansi kantor cabang?



2)



Bagaimana perbedaan antara kantor pusat dan cabang?



3)



Bagaimana operasi kantor cabang?



4)



Bagaimana akuntansi untuk kantor cabang?



5)



Bagaimana sistem akuntansi kantor cabang?



6)



Bagaimana hubungan kantor pusat dan kantor cabang?



7)



Apa permasalahan umum di kantor cabang?



8)



Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya kecurangan (fraud) pada branch accounting?



9)



Bagaimana contoh kasus branch operations?



C. TUJUAN Dengan terselesaikannya Tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan ini diharapkan: 1)



Dapat mengetahui apa itu akuntansi kantor cabang



2)



Dapat mengetahui perbedaan antara kantor pusat dan cabang



3)



Dapat mengetahui operasi kantor cabang



4)



Dapat mengetahui akuntansi untuk kantor cabang



5)



Dapat mengetahui sistem akuntansi kantor cabang



6)



Dapat mengetahui hubungan kantor pusat dan kantor cabang



7)



Dapat mengetahui permasalahan umum di kantor cabang



8)



Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya kecurangan (fraud) pada branch accounting



9)



Dapat mengetahui contoh kasus branch operations



D. MANFAAT Penulisan ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana akuntansi untuk kantor cabang untuk mahasiswa sebagai bahan referensi pembelajaran. Serta dapat berguna juga bagi perusahaan sebagai bahan evaluasi dalam melakukan operasi sistem akuntansinya untuk kantor cabang.



BAB II PEMBAHASAN



A.



PENGERTIAN AKUNTANSI KANTOR CABANG Kantor cabang adalah bagian dari suatu entitas dengan memiliki lokasinya



sendiri, yang melakukan pencatatan akuntansi secara terpisah. Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara pusat cabang. Kantor pusat mencakup unit akuntansi pusat, sedangkan kantor cabang mencakup sistem akuntansi tambahan untuk pencatatan kegiatan masing-masing cabang. Kantor cabang berwenang melakukan transaksi penjualan, sehingga akan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usahanya pada pembukuan yang diselenggarakan sendiri. Akibatnya, kantor cabang membuat pembukuan terpisah sehingga baik kantor pusat maupun cabang memelihara catatan pembukuan mereka sendiri. Hanya saja untuk transaksi cabang yang ada hubungannya dengan perusahaan pusat maka akan menimbulkan akun hubungan timbal balik (akun resiprokal) yaitu akun yang muncul di pembukuan kantor pusat dan pembukuan kantor cabang. Pencatatan ini hanya berguna untuk pihak internal di kantor pusat dan cabang, yang mana untuk kepentingan pihak luar, kantor pusat membuat ringkasan laporan, khususnya laporan keuangan yang memuat kinerja keuangan konsolidasi kantor pusat dan cabang. Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya berupa modal kerja awal, investasi kantor pusat di cabang mencakup seluruh kebutuhan awal kantor cabang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor dan kantor cabang bertindak sebagai Investigator. Oleh karena itu, diperlukan rekening timbal balik antara kantor pusat dan cabang, dimana rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. B.



PERBEDAAN KANTOR PUSAT DAN CABANG Perbedaan antara kedua bentuk ini didasarkan pada fungsinya dan pada



kebebasan (independensi) dalam melaksanakan fungsi-fungsi ini. Kantor pusat dapat disebut agen penjualan merupakan organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan untuk barang serta jasa, dan yang beroperasi di bawa pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat. Sedangkan, cabang merupakan organisasi penjualan yang menjual barang-barang dari persediaan yang diselenggarakan sendiri dan bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen). Perbedaan yang paling mendasar adalah pencatatan yang dilakukan kantor cabang dan kantor pusat berhubungan dengan kewenangan masing-masing dalam menangani konsumen akhir. Kantor cabang mempunyai kewenangan penuh sehubungan dengan transaksi penjualan termasuk menerima pembayaran secara langsung dari konsumen akhir. Sedangkan kantor pusat tidak mempunyai kewenangan melakukan transaksi penjualan. Pencatatan akuntansi hanya dilakukan oleh kantor pusat. Selain itu, Kantor Cabang juga melaksanakan pembukuan tersendiri karena kantor cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Kantor cabang dalam melakukan kegiatannya memperoleh fasilitas dari kantor pusat. Salah satu fasilitas tersebut adalah berupa uang yang merupakan modal bagi kantor cabang. Oleh karena itu pencatatan yang dilakukan oleh kantor cabang hanya sebatas pertanggung jawaban atas modal kerja dari kantor pusat. Perbedaan lainnya dari segi tingkat otonominya. Kegiatan yang dilakukan oleh kantor pusat, seperti memajang dan mendemonstrasikan sebuah produk, menerima pesanan, serta mengatur pengiriman suatu produk tersebut. Sedangkan, branch office/ kantor cabang memiliki otonomi yang lebih luas dan memberikan berbagai layanan yang lebih besar dari agen penjualan. C.



OPERASI KANTOR CABANG Meskipun cabang beroperasi sebagai unit bisnis yang terpisah, tetapi



masih di bawah kendali perusahaan pusat. Tingkat swakelola yang harus dilakukan oleh cabang-cabang ditentukan oleh perusahaan pusat. Kebijakan dan standar umum yang berlaku dalam kegiatan perusahaan umumnya berlaku untuk semua cabang. Namun selain dari wilayah tersebut, para manajer cabang dapat



diberikan



kewenangan



penuh,



sehingga



efisiensi



pengelolaan



dan



pengendaliannya ditentukan sesuai dengan laporan keuangan cabang. Perusahaan pusat menyediakan cabang dengan uang tunai, barang dagangan, dan aset lain yang mungkin diperlukan. Cabang dapat membeli barang dari pihak luar untuk memenuhi kebutuhan lokal tertentu atas barang yang tidak tersedia dari anak perusahaan. Cabang mengirimkan barang, mengeluarkan faktur kepada pelanggannya, dan mengumpulkan piutang dan jumlahnya ke rekening banknya sendiri. Saldo bank digunakan untuk membayar pembelian barang dan jasa. Sementara fungsi-fungsi yang disebutkan di atas adalah khusus cabang, ada beberapa hal di mana aktivitas-aktivitas ini tunduk pada batasan-batasan tertentu. Misalnya, dalam beberapa kasus, perusahaan pusat mungkin bertanggung jawab untuk menagih piutang cabang, atau cabang mungkin diminta untuk menyetor penerimaan kas pada pinjaman kantor pusat dan kas keluar dari dana kerja yang diselenggarakan di bawah sistem kesan. Pembatasan wewenang cabang seperti itu menjadi ciri agen penjualan. Disisi lain, beberapa agen real estat dipercayakan dengan berbagai fungsi khusus di luar lingkup agen penjualan tertentu, seperti mengelola penjualan kredit dan mengumpulkan piutang kepada klien. Prosedur akuntansi yang ditunjukkan pada bagian ini adalah yang digunakan oleh agen real estat tertentu atau cabang tertentu. Prosedur ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi tertentu. D. SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG Pelaksanaan kegiatan akuntansi di cabang merupakan kebijaksanaan perusahaan. Akuntansi cabang menetapkan (1) penyelenggaraan catatan cabang di perusahaan pusat, (2) penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun di perusahaan pusat, dan (3) penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri. Sistem akuntansi cabang pada dasarnya dapat dilaksanakan menurut sistem sentralisasi/terpusat, desentralisasi atau kombinasi keduanya. A. Jika menggunakan sistem pusat atau sentralisasi, maka transaksi akuntansi cabang



atau



seluruh



wewenang direalisasikan sepenuhnya pada



perusahaan pusat, jadi seluruh pembukuan berada di kantor pusat,



sedangkan cabang hanya mencatat kas kecil, kartu piutang dan catatan tambahan lain yang dibutuhkan oleh kantor pusat. Hal ini dicatat dalam buku harian dan buku besar perusahaan pusat atau dalam satu set catatan terpisah. Data disediakan oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang membuktikan bahwa transaksi cabang didukung oleh voucher asli. Pada prinsipnya sama dengan agen penjualan, dimana salinan atau asli dokumen pokok cabang seperti faktur penjualan, catatan jam kerja dan bukti pendukung lainnya dikirim ke perusahaan pusat untuk dicatat. buku harian dan buku catatan. Tabel 1



Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 171)



B. Jika sistem desentralisasi digunakan, maka perusahaan pusat menyerahkan seluruh wewenang kepada cabang untuk mengurusi tanggung jawabnya sendiri, jadi setiap cabang dan perusahaan pusat melakukan pembukuan lengkap atas transaksi yang terjadi di masing-masing cabang dan kantor pusat. Dengan cara ini, setiap cabang memelihara buku besar transaksi yang lengkap, yang mencakup buku besar, dan buku besar pembantu yang terjadi di cabang. Laporan keuangan disiapkan setiap tahun oleh cabang dan dikirim ke perusahaan pusat. Prinsip akuntansi, sistem pengendalian intern, format dan isi laporan keuangan ditetapkan oleh perusahaan pusat. Laporan keuangan terpisah antara perusahaan cabang dan perusahaan pusat digabungkan menjadi satu laporan keuangan untuk tujuan pelaporan eksternal. Dalam sistem ini juga pengiriman persediaan barang dagang dari perusahaan pusat dicatat oleh kantor cabang sesuai dengan harga perolehannya, karena hal itu kantor pusat tidak mengambil laba dari cabang untuk setiap pengiriman persediaan ke kantor cabang. Tabel 2



Sumber: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2010: 177)



C. Jika sistem kombinasi digunakan, cabang dapat menyimpan catatan asli sebagai salinan untuk semua transaksi. Salinannya kemudian dikirim ke perusahaan pusat, dimana data tersebut dicatat dalam rekening cabang tersendiri atau dicatat dalam buku besar perusahaan pusat. Adapun, akuntansi perusahaan cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara perusahaan pusat dan perusahaan cabang. Perusahaan pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan perusahaan cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Sistem perusahaan pusat dan cabang yang terpisah digunakan untuk tujuan akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laporan keuangan kantor pusat dan cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi kebutuhan akan pelaporan keuangan eksternal. Proses penggabungan laporan keuangan perusahaan pusat dan cabang sama dengan proses penggabungan laporan keuangan induk dan laporan keuangan perusahaan anak. Akun-akun resiprokal dieliminasi, akun-akun nonresiprokal digabungkan. Laba yang belum direalisasi hasil transfer internal antara kantor pusat dengan cabang harus dieliminasi. Transaksi antara perusahaan pusat dengan satuan usaha eksternal lainnya dicatat dengan prosedur akuntansi kantor pusat seperti biasa. Begitu juga halnya dengan transaksi yang terjadi antara kantor cabang dengan satuan usaha yang tidak berhubungan. Semua transaksi dicatat menurut prosedur akuntansi yang telah ditetapkan. E.



AKUNTANSI UNTUK KANTOR CABANG Jika kantor pusat ingin menyimpan catatan lengkap yang meringkas



kegiatan cabang, transaksi cabang dapat dicatat dalam buku harian direktorat umum dan buku besar atau dalam kumpulan catatan terpisah. Data yang akan dicatat disediakan oleh cabang berupa dokumen asli bukti transaksi cabang atau memorandum yang merangkum transaksi cabang, dilengkapi dengan Kwitansi asli, salinan Kwitansi dan rangkuman yang dikirimkan ke alamat kantor pusat biasanya ditahan oleh cabang. Pemusatan akuntansi di kantor pusat tepat



dilakukan, terutama jika cabang mengemban fungsi sebagai agen penjual. Kadang-kadang sistem digunakan di mana cabang dan kantor pusat menyimpan catatan rinci transaksi cabang. Cabang dapat menyimpan buku pencatatan asli (books of original entry) sebagai salinan untuk semua transaksi. Salinan pencatatan asli ini dikirim ke perusahaan pusat, di mana data dicatat dalam rekening cabang atau buku besar kantor pusat yang terpisah. Pada akhir periode, kantor pusat menyesuaikan dan menutup prakiraan cabang dan menentukan pendapatan cabang. Penjelasan rinci mengenai pencatatan Pembukuan Cabang di Cabang Sendiri Pada umumnya sistem akuntansi cabang dilakukan di cabang sendiri. Cabang menyimpan buku besar utama dan membuka buku besar dalam catatan buku besar umum. Laporan keuangan disiapkan secara berkala oleh cabang dan dikirim ke kantor pusat. Laporan keuangan yang disampaikan oleh cabang biasanya diperiksa oleh auditor internal perusahaan. Jika cabang melakukan buku besar yang lengkap atau menutup sendiri, maka perkiraan yang disebut kantor pusat berfungsi sebagai perkiraan modal biasa. Estimasi ini dikreditkan untuk kas yang diterima dari kantor pusat, barang atau jasa, dan kerugian dari operasi. Kemudian perkiraan ini menunjukkan tingkat tanggung jawab kepala cabang direktorat jenderal. Sedangkan kantor pusat melakukan cross-forecast yang disebut branch forecast atau investment-to-branch forecast, perkiraan ini untuk uang tunai, barang atau jasa yang dikirimkan ke cabang dan keuntungan cabang. Dimana, estimasi ini dikreditkan untuk pengiriman uang dan kerugian cabang, kemudian cabang ini menunjukkan investasi yang dilakukan di cabang yang diperkirakan. Jika lebih dari satu cabang dibuka, perkiraan cabang terpisah dibuka untuk setiap cabang. Aset cabang yang dapat disusutkan terkadang dicatat dalam pembukuan pusat. Prosedur ini dapat diikuti ketika tarif penyusutan yang berbeda ditetapkan untuk kelompok aset tertentu, baik yang digunakan oleh cabang atau perusahaan



pusat, dan ketika polis asuransi diwajibkan untuk semua aset oleh perusahaan pusat. Beberapa biaya yang terkait dengan operasi cabang terkadang ditanggung oleh kantor pusat. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang dilaporkan ke cabang dan beban tersebut dicatat dalam buku cabang sehingga laporan laba rugi cabang dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang kegiatan masing-masing agen penjualan tersebut. Item tertentu dapat diterapkan langsung ke setiap cabang dan dikumpulkan langsung dari cabang tersebut. Hal-hal seperti ini termasuk pajak dan asuransi yang dibayarkan oleh kantor utama atas aset cabang. Pengeluaran lain yang memberikan manfaat yang tidak secara langsung dialokasikan ke cabang tertentu, seperti iklan jenis produk yang dijual, dapat diringkas di buku besar kantor pusat dan ditagihkan ke cabang secara berkala sesuai dengan volume penjualan cabang, volume pengiriman barang oleh perusahaan pusat ke cabang atau alasan lain yang sesuai. Jika kantor pusat tidak menjual langsung ke pelanggan, tetapi hanya mengawasi, mungkin seluruh beban kantor pusat menjadi milik cabang. Biaya yang tidak dialokasikan langsung ke cabang dapat digabungkan dan dibagi sebagai biaya tidak langsung secara total. Jika pengeluaran yang dilaporkan dalam pembukuan kantor pusat diringkas dalam pembukuan cabang, jumlah perkiraan kantor pusat harus dikecualikan dari jumlah yang ditransfer. Biaya yang tidak dialokasikan langsung ke cabang dapat digabungkan dan dibagi sebagai biaya tidak langsung secara total. Jika pengeluaran yang dilaporkan dalam pembukuan kantor pusat diringkas dalam pembukuan cabang, jumlah perkiraan kantor pusat harus dikecualikan dari jumlah yang ditransfer. Biaya yang tidak dialokasikan langsung ke cabang dapat digabungkan dan dibagi sebagai biaya tidak langsung secara total. Jika pengeluaran yang dilaporkan dalam pembukuan kantor pusat diringkas dalam pembukuan cabang, jumlah perkiraan kantor pusat harus dikecualikan dari jumlah yang ditransfer. Sewa barang dan peralatan serta bunga modal kerja yang diserahkan ke cabang-cabang dapat diakumulasikan ke cabang-cabang tersebut oleh kantor pusat. Biaya tersebut dikeluarkan untuk memastikan bahwa pendapatan dilaporkan untuk setiap unit penjualan dengan dasar yang sebanding, mengingat



perbedaan dalam investasi yang dilakukan oleh kantor pusat di unit penjualan tersebut. Jika pengeluaran seperti itu dilakukan, cabang menentukan pengeluaran ini sebagai pos pengeluaran, dan kantor melaporkan pendapatannya. Akun cabang pada pembukuan perusahaan pusat merupakan akun aset yang mencerminkan penyertaan investasi perusahaan pusat pada aset bersih cabang. Akun perusahaan pusat dalam buku cabang adalah akun modal, yang merupakan bagian dari modal perusahaan pusat dalam aktiva bersih cabang. Oleh karena itu, akun perusahaan pusat dan akun cabang merupakan akun resiprokal, masing-masing mewakili kekayaan bersih cabang. Hubungan timbal balik antara akun perusahaan pusat dan akun cabang merupakan hubungan yang berkesinambungan. Setiap perusahaan pusat menambah (mendebit) akun cabang, maka perusahaan cabang harus menambah (mengkredit) akun pusat. Jika akun perusahaan pusat dikurangi (debit) pada pembukuan, maka akun cabang selanjutnya juga harus dikurangi (kredit) dalam pembukuan perusahaan pusat. F.



HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG Meskipun cabang berusaha untuk bekerja sebagai prinsip unit (bisnis)



yang terpisah, akan tetapi masih dikendalikan oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan prinsip independensi yang diberikan kepada cabang ditentukan oleh kantor pusat. Kebijakan dan standar umum untuk menerapkan prinsip ini umumnya berlaku untuk komunitas bisnis serta cabang-cabang utama yang didirikan oleh kantor pusat. Ringkasan cara kerja cabang adalah sebagai berikut: 1) Kantor pusat memberikan modal kerja kepada cabang dalam bentuk kas, barang dagangan atau aset lainnya. 2) Cabang dapat membeli barang dari pihak ketiga untuk memenuhi permintaan lokal atas barang yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat, atau jika pembelian dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. 3) Cabang melakukan kegiatan penjualan; dimulai dengan berusaha mendapatkan pelanggan. lalu mengirimkan barang atau jasa kepada pelanggan, menagih penjualan, menagih (mengumpulkan) piutang, dan menyetorkan uang ke rekening bank sendiri. Hal ini sehat secara ekonomi.



G.



PERMASALAHAN UMUM DI KANTOR CABANG Masalah-masalah atau kasus yang sering terjadi dalam kantor cabang



adalah sebagai berikut: 1.



Pengiriman Uang Jika kantor pusat mengirimkan uang ke cabang, pembukuan yang dibuat di



kantor pusat didebet dari rekening cabang dan dikreditkan ke rekening kas. Pembukuan kantor cabang yang menerima uang dari kantor pusat akan dicatat pada sisi debet rekening kas dan mengkreditkan rekening kantor pusat. Pencatatan tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah kiriman uang dari kantor pusat dan sebaliknya perusahaan harus membuat pencatatan di cabang tempat pengiriman uang untuk mengetahui jumlah total uang yang dikirim ke seluruh cabang di Indonesia. 2.



Pengiriman Barang dari Perusahaan Pusat Pengiriman barang ke cabang harus dilihat dari metode pencatatan



persediaan yang digunakan oleh perusahaan, karena sistem persediaan menggunakan dua jenis metode yaitu metode abadi dan metode periodik. 3.



Ongkos Angkut Barang Dagang Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh kantor pusat untuk pengiriman



barang ke cabang, rekening kas dan stok barang atau kiriman barang dari kantor pusat akan didebet dan dikreditkan dari pembukuan kantor pusat. Buku cabang mendebit perkiraan persediaan dan mengkredit perkiraan kantor pusat dengan menggunakan metode perpetual. Jika kemudian menggunakan metode periodik, buku cabang mengurangi perkiraan pengiriman barang dari kantor pusat dan pengiriman masuk dan menambahkan perkiraan ke kantor pusat. 4.



Aktiva Tetap Aktiva tetap yang digunakan untuk operasional cabang harus dicatat.



Pembukuan aktiva tetap tergantung pada prinsip-prinsip kantor pusat, misalnya: aktiva tetap dicatat dalam pembukuan kantor pusat atau aktiva tetap dicatat dalam pembukuan cabang. 5.



Pembebanan Beban Operasional Karena laporan keuangan disusun secara terpisah antara kantor pusat dan



cabang, maka beban operasional dicatat atau dikeluarkan oleh kantor pusat, yang



mana merupakan beban kantor cabang, seperti beban penyusutan aktiva tetap yang digunakan di cabang, beban asuransi dan lain-lain. H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD) PADA BRANCH ACCOUNTING Tren kecurangan/penipuan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan telah menjadi isu yang menonjol dan penting di mata para pelaku bisnis di seluruh dunia. Fraud atau kecurangan adalah suatu bentuk kecurangan yang dilakukan dengan sengaja dan menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh korbannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi adalah efektivitas pengendalian internal, asimetri informasi dan kepatuhan kompensasi. Ikatan Akuntan Indonesia, dikutip oleh Wilopo (2006) menggambarkan kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang curang dalam pelaporan keuangan yaitu penghilangan jumlah atau pengungkapan yang disengaja dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan dan kesalahan yang diakibatkan oleh perlakuan yang tidak tepat atas aset terkait yang berkaitan dengan pencurian aset bisnis yang mengakibatkan tidak disajikannya laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. I. SOAL DAN JAWABAN KASUS BRANCH OPERATIONS Kasus 1 PT. Agung Sejahtera mendirikan sebuah kantor cabang di kota Denpasar dengan mentransfer kas sebesar Rp. 100.000.000 dan peralatan sebesar Rp. 110.000.000 kepada manajer kantor cabang tersebut. Jurnal pada pembukuan kantor pusat dan kantor cabang masing-masing adalah sebagai berikut: Pembukuan kantor pusat: Cabang Denpasar



Rp. 210.000.000



Kas



Rp. 100.000.000



Peralatan



Rp. 110.000.000



Untuk mencatat transfer kas dan peralatan ke kantor cabang Pembukuan kantor cabang:



Kas



Rp. 100.000.000



Peralatan



Rp. 110.000.000



Kantor pusat



Rp. 210.000.000



Kasus 2 PT Tak Gentar adalah BU dagang baju yang berkedudukan di Bandung. Jenis baju yang ditawarkan adalah jaket kulit. Pada awal tahun 2016, Perusahaan mendirikan cabang di Jakarta. Transaksi yang berhubungan dengan pembukuan cabang serta kegiatan operasional cabang di Jakarta sepanjang tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1.



Perusahaan melakukan transfer kas sebesar Rp 25.000.000 dari kantor



pusat ke cabang di Jakarta. 2.



Dari cabang Jakarta membeli perlengkapan toko sebesar Rp 15.000.000



secara tunai dengan masa manfaat 5 tahun. 3.



Selanjutnya Kantor Cabang Jakarta menerima kiriman barang dagangan



dari kantor pusat dengan harga perolehan Rp 18.000.000 4.



Membeli barang dagangan dari PT Makmur sebesar Rp 5.000.000 secara



tunai 5.



Penjualan barang dagangan selama bulan pertama beroperasi sebesar Rp



35.000.000 secara tunai 6.



Terdapat retur barang dagangan kepada kantor pusat senilai Rp 1.000.000.



Ditanya: Bagaimana Jurnal pencatatan pada kantor pusat dan kantor cabang pada transaksi diatas? Jawaban :



Kasus 3 PT Surya merupakan perusahaan cabang dari PT Cahya yang bergerak dibidang penjualan skincare. Kedua perusahaan tersebut menggunakan periodic inventory system. PT Surya dan PT Cahya memiliki saldo persediaan barang dagang pada awal tahun 2020 sebesar $ 38.000 dan $ 35.000. Berikut adalah transaksi yang berkaitan dengan kedua perusahaan diatas selama tahun 2020: 1.



Penjualan secara kredit dilakukan oleh PT Cahya dan PT Surya sebesar $



30.000 dan $ 35.000. 2.



PT Cahya menerima pelunasan piutang milik PT Surya sebesar $ 10.500.



3.



Beban yang ditanggung oleh kedua perusahaan adalah sebagai berikut:







PT Cahya



Beban Sewa = $ 5.320 Beban Gaji = $1.500







PT Surya



Beban Sewa = $ 4.850 Beban Gaji = $ 1.200 4.



Menerima pelunasan piutang masing-masing sebesar $ 25.355 untuk PT



Cahya dan $ 13.480 untuk PT Surya. 5.



Melakukan penyetoran kas dari PT Surya ke PT Cahya $ 6.000



Jawaban :



BAB III PENUTUP



A.



KESIMPULAN Pembukuan untuk perusahaan cabang terdiri dari neraca saldo, mirip



dengan pembukuan perusahaan pusat yang terpisah. Namun, akun perusahaan pusat menggantikan akun ekuitas pemilik pada pembukuan perusahaan yang terpisah. Akun perusahaan pusat menunjukkan ekuitas perusahaan pusat terhadap perusahaan cabang. Akun perusahaan pusat pada saat pembukaan cabang dengan akun investasi cabang pada saat pembukaan perusahaan pusat merupakan kebalikan satu sama lain. Kedua akun ditambah dengan transfer aset dari kantor pusat ke cabang dan laba cabang. Kedua akun menurun melalui transfer aset dari cabang ke kantor pusat dan melalui rugi cabang. B.



SARAN Penulis berharap para pembaca dapat berpartisipasi aktif dan memberikan



kritik dan saran yang sehat dan membangun. Kita tahu bahwa penulis adalah orang biasa yang pasti memiliki kesalahan. Maka, dengan kritik dan saran dari pembaca, penulis dapat mengoreksi diri untuk membuat tulisan selanjutnya yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA



Viper, Admiral.2020. “Kantor Cabang”, Makalah Kantor Cabang kelompok 6.docx - DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.I KATA PENGANTAR.II DAFTAR ISI.III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.1 1.2 | Course Hero, diakses pada 26 April pukul 21.42. sumber :www.coursehero.com Zainal,Rizki.2013.”Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern, Asimetri Informasi dan kesesuaian kompensasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (FRAUD)” dalam Jurnal Akuntansi Volume 1, No 3. Padang:ejournal. Azhar, AhmaD Hasyim L.2013. ”Pengertian Kantor Cabang”, 5GU1k2qSZWVKBYPX0rozwLFuTmfQ6p39a7O4xHecsvgEAMhlIy.pdf (akuntansipoliban.ac.id), diakses pada 26 April pukul 22.01.