Proposal Analis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

USULAN PENELITIAN IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella thypi PADA ANAK SD INPRES DI WILAYAH PESISIR DUSUN WAITOMU KECEMATAN LEIHITU DESA HILA KABUPATEN MALUKU TENGAH



Disusun oleh : WA DEWI LIA NIM. P07172318102



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU PRODI DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN 2021



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinggah penulis dapat meneyelesaikan Karya Tulia llmiah yang berjudul ‘’Identifikasi bakteri Salmonella thypi pada anak SD Inpres Di Wilayah pesisir Dusun Waitomu Desa Hila kecematan Maluku Tengah’’ Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam upaya III kesehatan pada Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Maluku Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasah hormat penilis sampaikan kepada Rahwan Ahmad, S. KM.M.Kes selaku pembimbing proposal yang telah mengorbankan waktu, Tenaga dan pemikiran dalam membantu



serta membimbing penulis sejak usulan penilitian hingga



penyususan proposal ini . Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Hairudin Rasako ,S.KM.M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Maluku, yang telah memberikan kesempatan kepada penilia untuk mrngikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Maluku 2. Kepala Dusun Waitomu Desa Hila Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah



selaku pimpinan lokasih penilitian yang telah



memberikan ijin penilitian



iii



3. Ns. Wahyuni Azizah,S.Kep.,M.Kep selaku ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku yang telah memberikan motivasi dan arahan selama penulis mengikuti pendidikn 4. Kariyadi, S.Kp., M.PH selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran, masukan arahan kepada penulis 5. Orang yang sangat berarti dalam hidup saya yaitu ibu, Bapak, adik yang telah memberikan doa,semangat motivasi serta nasehat kepada penulis 6. Teman-teman Mahasiswa Jurusan analis angkatan 2018 yang telah memberi



semangat



dan



dukungan



kepeda



penulis



dalam



menyelesaikan proposal Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan semoga Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua



Ambon, 08 Desember 2021 Penulis



iv



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI........................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR GAMBAR............................................................................... DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN....................................



I II III IV V VI VII



BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.



latar Belakang........................................................................... Rumusan masalan.................................................................... Tujuan penilitian........................................................................ Manfaat penelitian.....................................................................



1 5 5 6



BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Salmonella thypi.......................................................................... B. karakteristik salmonella thypi...................................................... C. morfologi salmonella thypi.......................................................... D. Identifikasi salmonella thypi........................................................ E. Kerangka Konsep........................................................................



7 8 10 11 15



BAB III METODE PENILITIAN A. Jenis penelitian......................................................................... B. Waktu dan lokasi penelitian...................................................... C. Populasi dan sampel................................................................ D. Teknik pengambilan sampel..................................................... E. Variabel dan observasi............................................................. F. Sumber data.............................................................................. G. Prosedur penelitian.................................................................. H. Pengolahan dan analisa data................................................... I. Pengajian data.......................................................................... J. Etika penelitian.......................................................................... DAFTAR PUSTAKA



v



16 16 17 17 18 20 20 23 23 23



DAFTAR TABEL Tabel



Halaman



Tabel 1. Devenisi operasional variable.................................................. 19



vi



DAFTAR GAMBAR Gambar



Halaman



Gambar 1.1 Posisi Ketiga Antigen Pada Permukaan Tubuh Bakteri Salmonella Thypi................................................... Gambar 2.2 Penampilan Bakteri Salmonella Thypi Dengan Pewarnaan Gram................................................. Gambar 3.3 Gambar Salmonella Thypi Pada Media Agar.................... Gambar 4.4 Kerangka Konsep..............................................................



vii



9 12 14 16



DAFTAR ARTI LAMBANG DAN AGKA Arti Lambang



1. >



= Lebih Dari



2. %



= Persen



3. oC



= Derajat Celcius



4. cm



= centimeter



5. ml



= mililiter



6. ≤



= Kurang Dari Atau Sama Dengan



Singkatan



1. Kemenkes RI



= Kementrian Kesehatan Republik Indonesia



2. PermenkesRI



= Peraturan Menteri Kesehatan Republik



Indonesia 3. ATLM



= Analis Teknologi Laboratorium Medis



4. WHO.



= World health Organizational



5. SD.



= Sekolah Dasar



6. S. Thypi.



= Salmonella thypi



viii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Akhir-akhir ini penyakit yang bersumber dari makanan dengan kompleksitas



klinisnya



merupakan



masalah



yang



berpotensi



mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan berdampak besar pada bidang ekonomi. Salah satu diantaranya disebabkan oleh kurang lebih 250 patogen termasuk bakteri, virus dan organisme parasit (Linscott,A.J.,2011). Hal ini terjadi oleh karena sulitnya penerapan sanitasi, higienitas dan vaksinasi yang dapat menurunkan tingkat insidensi penyakit di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia



(Evi,A.E.,2013) Berdasarkan data terbaru dari World Health Organization (WHO)



diperkirakan terdapat sekitar 2 juta korban, terutama anak-anak yang meninggal setiap tahun akibat makanan yang tidak aman. Sehingga, bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit karena makanan menjadi ancaman global. Di Indonesia, data yang dilaporkan oleh Badan POM dari tahun 2009 sampai 2013 telah dikalkulasikan bahwa dugaan kasus kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan yang terjadi pertahunnya sebanyak 10.700 kasus dengan 41.500 orang sakit dan 2.500 orang



2 meninggal



dunia.



(Badan



POM



RI,



2015).



Data yang dilansir oleh Badan POM RI tahun 2016 menyatakan bahwa Binatang adalah kelompok penyebab tertinggi kasus keracunan makanan dengan jumlah kasus sebanyak 2.426. Laporan kasus dari Indonesian One Health University Network (INDOHUN), ternyata spesies salmonella menempati peringkat ketiga presentasi tertinggi penyebab utama penyakit yang menular melalui makanan baik pada manusia



maupun



hewan



(INDOHUN,2015).



Bakteri



Salmonella



khususnya Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif yang memiliki flagela. Infeksi terjadi akibat kontaminasi makanan dan minuman yang mengakibatkan bakteri masuk ke dalam tubuh. Sebagian besar penderita yang terinfeksi bakteri ini merupakan sebagai agen pembawa (carier) yang terletak pada kandung empedu, saluran empedu, dan sebagian pada usus atau saluran kemih. Bakteri ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti diare dan demam tifoid (Jawetzet al.,2010). Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu Deatau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Maghfiroh, 2016). Salah satu penyakit menular yang terus menjadi masalah



kesehatan



masyarakat



yang



serius



dibanyak



negara



berkembang yaitu demam tifoid (Patungan, 2018). Demam tifoid merupakan penyakit yang hampir semua ditemukan terjadi pada



3 masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan yang rendah, cenderung



meningkat



dan



terjadi



secara



endemis



(Nurlaila,



2013).Penyakit demam tifoid salah satu penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah (Nurvina, 2016). Penyakit tifoid diketahui juga menyerang semua usia mulai anak-anak sampai orang orang dewasa (Sarwahita, 2017). Penularan penyakit demam tifoid dapat ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella typhi (Pratama, 2018). Penularan demam tifoid selain di dapatkan dari menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi dapat juga dengan kontak langsung jari tangan yang terkontaminasi tinja, urin, secret, salur nafas atau dengan pus penderita yang terinfeksi (Nuruzzaman,



2017).



Faktor-Faktor yang erat berhubungan dengan kejadian demam thypoid yaitu Personal Hygiene, Hygiene makanan dan minuman, Sumber air bersih, Sanitasi lingkungan yang kurang kumuh, Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat, Pemberian imunisasi (Depkes, 2006). Lud Waluyo (2018) di Rs Medika Lestari Ciledug didapatkan Hygiene perorangan yang kurang baik dan masih banyak warga kurang berpilaku hidup sehat seperti lain kuku jari dan tangan kaki tidak terpotong pendek dan kotor, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau sebelum dan sesudah makan. Pramitasari (2015) di Rs MRCC Siloam Hospitals



4 Semanggidiperoleh penderita makan, mereka tidak mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir, tidak menggosok sela-sela jari dan kuku tangan sehingga bakteri salmonella typhi masih ada di bagian tubuh. . Berdasarkan Kesehatan Indonesia tahun 2015, kasus thypus abdominalis menempati urutan kedua dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap rumah sakit dengan persentase 3,15 persen (Mohamad, 2017). Di Rumah sakit Mediaka Lestari Ciledug angka kejadian demam tifoid pada tahun 2015 mencapai 1203 orang atau 42,2% (Edi Apriyadi, 2018). Rumah sakit MRCC Siloam Hospitals semangi angka kejadian demam ifoid pada tahun 2015 mencapai 1420 orang atau 56,7% (Hilda Nuruzzama, 2017).Berdasarkan data dari Rumah Sakit didapatkanbahwa masih tingginya angka kejadian demam typhoid, pada tahun 2017 berjumlah 903 orang, pada tahun 2018 berjumlah 896 orang dan pada priode bulan januari-maret 2019 berjumlah 120 orang. Terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan kejadian demam tifoid dalam satu tahun terakhir. (Medical Record RS, 2019).Hasil



Obervasi



penelitian



lakukan



di



ruang



rawat



inap



menemukan personal hygiene dan sumber air bersih, hygiene makanan dan minuman. Ada dua pasien anak yang memiliki personal hygiene yang buruk antara lain kuku dan jari tangan tidak terpotong pendek dan kotor, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau sebelum dan sesudah makan. Satu orang tua pasien anak yang dirawat diruang



5 Madinah mengatakan pemakaian sumber air bersih menggunakan PDAM. Satu orang tua anak yang dirawat diruang rawat inap Madinah mengatakan kurang penanganan makanan dan minuman yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam thypoid pada anak. Demam



tifoid



atau



tifus



abdominalis



banyak



ditemukan



dalam kehidupan masyarakat Kota Ternate. Penyakit ini sangat erat kaitannya



dengan



higiene



pribadi



dan



sanitasi



lingkungan



seperti higiene perorangan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan



tempat-tempat umum (rumah makan, restoran) yang



kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.



Seiring



berkepanjangan



dengan akan



terjadinya



menimbulkan



krisis



ekonomi



peningkatan



yang



kasus-kasus



penyakit menular, termasuk tifoid ini (Depkes RI, 2010)\ tifoid di sebapkan oleh bakteri salmonella thypi, bakteri salmonella typi pada makanan dan minuman yang tercemar masuk ke dalam saluran cerna dan menginfeksi usus sehungga menyebabkan berbagai gejala-gejala terkait pencernaan, menurut bapak kepala sekolah SD Inpres Waitomu anak-anak sekolah masi terbilang belum tau menjaga kebersihan, sehinggah anak-anak akan gampng terkena



6 bakteri, kemudian jumlah siswa siswi sekolah dasar inpres waitomu berjumlah 204 orang, siswa yang berjumlah 109 dan siswi berjumlah 95 Berdasarkan uraian di atas, penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang’’ identifikasi bakteri salmonella thypi pada anak sekolah SD inpres waitomu Kecematan Leihitu kab maluku Tengah B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran



Baktei Salmonella Thypi pada tinja anak



sekolah Dasar di Wilayah pesisir Dusun Waitomu Desa Hila Kec Leihitu Kab Maluku Tengah : C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasih bakteri salmonella thypi pada anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir Dususn Waitomu Desa Hila Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah 2. Tujuan Khusus Untuk mengidentifikasih bakteri salmonella thypi pada tinja anak sekolah dasar di wilayah pesisir Dusun Waitomu Desa Hila Kecematan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah D. Manfaat Penelitian Hasil peniliti ini di harapkan dapat memberikan maanfaat baik secra langsung atau tidak langsung terhadap berbagai pihak antara lain: a. Manfaat Teoritis



7 dari penelitian ini adalah hail penelitian ini dapat di gunakan sebagai



salasatu



pertimbangan



dan



pengajian



lebih



lanjut



mengenai analisis faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri salonella thypi pada anak sekolah SD Inpres Waitomu b. Manfaat praktis 1. Bagi anak sekolah agar selalu dapat menjaga kebersihan agar terhindar bakteri 2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana untuk mengidentifikasi bakteri salmonella thypi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Salmonella thypi. Bakteri Salmonella bersifat fakultatif serta



motil,



gram negatif, anaerob



berbentuk batang. Sel terluar terdiri atas struktur



lipopolisakarida kompleks (LPS) yang terbebas dari lisis sel sampai batas tertentu selama kultur. Bagian lipopolisakarida dapat berfungsi sebagai endotoksin, dan berperan penting dalam menentukan virulensi organisme. Kompleks endotoksin makromolekul ini terdiri dari tiga komponen, mantel O-polisakarida luar, bagian tengah (inti R), dan lapisan dalam lipid A. Salmonella disebarkan melalui makanan (foodborne diseases), dengan gejala diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan



gastroenteritis,



yang



disebabkan



oleh



keracunan



makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut 7



8 usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi. S. typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Spesies ini berisi B. Karakteristik Salmonella typhi Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif, memiliki flagel, bersifat anaerob



fakultatif,



berkapsul



dan



tidak



membentuk



spora(Nelwan,RHH.,2007). Salmonella typhi memiliki tiga antigen utama: 1) Antigen O (antigen somatic), yaitu berada pada lapisan luar tubuh bakteri.



Bagian



ini



memiliki



struktur



kimia



lipopolisakarida



(endotoksin). Antigen ini tahan dengan suhu panas dan alkohol tetapi tidak tahan dengan formaldehid (Nelwan,RHH.,2007). 2) Antigen H (antigen flagela), yakni terletak pada flagela, fimbriae atau fili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan dengan panas diatas 60o C, asam serta alkohol (Nelwan,RHH.,2007). 3)



Antigen Vi adalah polimer polisakarida bersifat asam yang berada pada kapsul (envelope) dari bakteri sebagai pelindung bagi bakteri salmonella terhadap fagositosis(Nelwan,RHH.,2007).



9



Gambar 1.1 Posisi dari ketiga antigen pada permukaan tubuh bakteri Salmonella typhi (Mahandaru, Raffi.2013) Kebanyakan serotipe Salmonella tumbuh dengan kisaran suhu 5 sampai 47° C dengan suhu optimum 35 sampai 37° C, tetapi beberapa serotipe bisa tumbuh di suhu serendah 2 sampai 4° C atau setinggi 54° C (Gray dan FedorkaCray, 2012). Salmonella sensitif terhadap panas dan bisa mati pada suhu 70° C atau lebih.Salmonella tumbuh di kisaran pH 4 sampai 9 dengan optimum antara 6,5 dan 7.5. Bakteri ini membutuhkan aktivitas air yang tinggi (aw) antara 0,99 dan 0,94 (air murni aw = 1,0) namun bisa bertahan di aw