Proposal Kegiatan KPN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL KULIAH PEDULI NEGERI “SOSIALISASI DALAM RANGKA PEMBERIAN MOTIVASI KEPADA PARA PENYANDANG DISABILITAS”



Di Susun Oleh : Yunita Rizki Amelia 44215010015 Della Nurul Fauziah 44215010016 Anggia Arizky Riandy 44215010028 Yuni Astuti 44215010031 Puspa Indah Pratiwi 44215010045



PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat memprihatinkan. Dalam rentang waktu kurang dari satu tahun terakhir, kenakalan remaja yang diberitakan dalam berbagai forum media dianggap semakin membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, tawuran pelajar, mabukmabukan, pemerasan, pencurian, penyalahgunaan narkoba,dan seks bebas pranikah kasusnya semakin berkembang (Rauf, 2008). Salah satu kenakalan remaja yang menjadi topik tersendiri adalah seks bebas. Bahkan seks bebas diluar nikah yang dilakukan oleh remaja (pelajar dan mahasiswa) bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan sesuatu yang wajar dan telah menjadi kebiasaan. Salah satu alasan meningkatkan kepedulian untuk berkomunikasi dengan anak-anak usia sekolah tercermin pada grafik yang menggambarkan buramnya potret remaja Indonesia akibat dilumuri kasus-kasus beraroma pornografi dari mulai seks bebas, aborsi, sampai terpapar HIV/AIDS. Data itu bersumber dari survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan, (Kemenkes) pada Oktober 2013.



Grafik tersebut memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja. Fenomena itu sebenarnya merupakan lanjutan dari begitu banyak kemudahan yang diterima anak-anak, bahkan yang berasal dari para orangtua mereka sendiri, untuk mengakses konten-konten porno di medsos via gadget yang diperoleh pada usia terlalu dini tanpa dibekali aturan yang tepat dalam penggunaannya. Kenakalan remaja ini dapat merusak masa depan sang remaja, hal ini dikarenakan kenakalan remaja juga akan memberikan dampak yang negatif terhadap organ tubuh dirinya termasuk juga kesehatan reproduksi adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Para remaja seringkali melakukan hubungan seks yang tidak aman dengan kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular PMS/HIV seperti sifilis, gonorhoe, herpes, klamidia, dan AIDS. Kenakalan remaja, seperti perilaku seks, kehamilan tidak diinginkan, aborsi yang saat ini kerap dilakukan oleh para remaja juga akan membawa mereka berurusan dengan hukum karena telah bertentangan dengan norma yang ada, baik itu norma hukum, norma agama, norma adat maupun norma kesopanan yang ada dilingkungannya (Lumongga, 2013).



Generasi muda kita tengah hanyut dalam arus "zaman now", pergaulan muda-mudi yang sangat akrab dengan seks bebas (hubungan seks sebelum menikah dan atau gonta-ganti pasangan seksual). Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai, sepanjang Januari 2018 bayi yang dibuang di Indonesia ada sebanyak 54 bayi. Angka ini mengalami kenaikan dua kali lipat (100 persen lebih) jika dibandingkan dalam periode yang sama pada Januari 2017, yang hanya ada 26 kasus pembuangan bayi. Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa di beberapa sekolah Jakarta pernah terjadi kasus penyebaran video porno yang berpengaruh kepada perubahan sikap remaja dalam hal ini terjadinya kasus seks bebas. Oleh karena itu, kami akan melaksanakan program Kuliah Peduli Negeri di SMAN 101 Jakarta dengan judul “Sosialisasi Pencegahan Perilaku Seks Bebas Pra Nikah Bagi Remaja” 1.2



Identifikasi Masalah Setelah melakukan analisis permasalahan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya : 1. Kurangnya tingkat kepercayaan diri dari para remaja 2. Rasa empati yang masih kurang 3. Kurangnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki para remaja. 4. Kurangnya Akhlak pada Remaja. 5. Pergaulan Bebas Pada Remaja.



1.3 Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah 1. Menanamkan kesadaran memproteksi diri dari lingkungan negatif 2. Menanamkan norma kesusilaan pada diri remaja 3. Mencegah pernikahan dini 4. Mencegah praktek aborsi 5. Mencegah penyakit kelamin



1.4 Manfaat Kegiatan 1. Manfaat Akademis, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai kenakalan remaja, akibat dan upaya apa saja yang hartus dilakukan dalam mencegah atau menanggulanginya. 2. Manfaat Praktis, diharapkan



dapat mengetahui penyebab-penyebab



terjadinya kenakalan remaja yang ada disekitar mereka dan berupaya untuk mencegah agar remaja-remaja tersebut tidak lagi leluasa untuk berbuat yang melanggar norma-norma Agama dan Pancasila. Selain itu diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki Akhlak generasi muda yang terdapat di lingkungan kita masing-masing.



BAB II PROGRAM DAN PELAKSANAAN 2.1 Gambaran Maysrakat Dewasa ini, kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Remaja identik dengan segudang potensi dan sekaligus segudang masalah. Jika potensi mereka dikembangkan secara optimal, mereka bisa berhasil menjadi apa saja. Sebaliknya, jika potensinya dibiarkan tanpa arah, maka mereka dapat terjebak dalam berbagai jenis kenakalan, seperti seks bebas (free sex), kecanduan obat-obatan, kriminalitas dan lain-lain. Bahkan, terkadang orangtua ikut larut stress lantaran anaknya yang sedang menghadapi usia-usia transisi (remaja). Selama menapaki tahapan ini, remaja memang akan didominasi dengan masalah-masalah seks. Mereka pun akan sangat memperhatikan masalah seks. Sebagian besar remaja mengonsumsi bacaan seputar seks. Selain itu mereka akan semakin bertambah ketika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti gambar-gambar porno, blue film, dan rangsangan yang lain. Bahkan untuk sekarang ini semakin variatif saja respon remaja tentang seks. Sebagian remaja berkesan bahwa seks itu menyenangkan, tidak ada rasa sakit, sangat membahagiakan, sehingga tidak ada hal yang harus ditakutkan untuk dicoba. Yang mereka pikirkan seks adalah seputar perilaku seks semata yang disertai dengan birahi, bahkan ada remaja yang beranggapan bahwa gaul atau tidaknya



seorang remaja dinilai dari pengalaman seks mereka, sehingga ada sebuah opini seperti bahwa “seks adalah sesuatu yang menarik untuk dicoba”. Secara organisme, usia remaja adalah proses perkembangan menuju kematangan biologis maupun psikis. Banyak gejolak yang dirasakan kaum remaja disaat memasuki jenjang usia seperti ini. Semua orang pasti mengalaminya, walaupun kadar pengalaman itu berbeda-beda. Menjadi remaja harus berani menerima perubahan-perubanan fisik dan psikis. Hal ini jika tidak ada pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang perubahan struktur tubuh maupun pola pikir kaum remaja, maka akibatnya sering timbul penyalahgunaan karena memang ketidaktahuannya. Selain kehidupan seks bebas, kejahatan seks terhadap remaja saat ini ternyata tidak saja dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal oleh korbannya. Dalam beberapa kasus yang terjadi, kejahatan seks justru dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan kehidupan remaja tersebut. Kehidupan seks bebas dan kejahatan yang terjadi belakangan ini adalah hal-hal yang perlu diketahui oleh remaja agar mereka dapat mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut. Remaja masa kini perlu disadarkan akan perlunya sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan lingkungannya demi masa depan yang cerah. Remaja juga perlu ditumbuhkan kesadaran akan perlunya suatu sikap menghargai dan tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungan melalui informasi tentang hakikat seksualitas pada diri mereka dan pada diri manusia



pada umumnya secara benar. Informasi yang benar tersebut dapat diberikan melalui pendidikan seks. Pendidikan seks ini dapat diberikan oleh orang tua ataupun oleh pihak sekolah. Kini kemajuan dibidang teknologi informasi telah mengubah struktur pandangan hidup masyarakat. Dampak negatif dari kemajuan adalah pergeseran nilai dan moral yang terjadi dalam masyarakat. Nilai moral social yang dulu dianggap tabu dan bertentangan dengan norma agama,tidak demikian oleh sebagian kaum remaja. Masalah



seks



bebas



di



kalangan



remaja



Indonesia



sangat



mengkhawatirkan, sejak sepanjang tahun 2017. Masalah seks bebas ini kian mengkhawatirkan karena makin banyak jumlah bayi yang baru dilahirkan dibuang di jalanan. Ind Police Watch (IPW) mencatat, di sepanjang 2017 ada 178 bayi yang baru dilahirkan dibuang di jalan. Jumlah ini naik 90 kasus dibanding tahun 2016, yang ada 88 bayi yang dibuang. Dari 178 bayi itu, sebanyak 79 bayi di antaranya ditemukan tewas dan 10 bayi (janin) yang belum masanya lahir dipaksakan untuk dikeluarkan atau digugurkan dan dibuang di jalanan. Sementara bayi yang hidup karena diselamatkan warga, aparat desa, puskesmas dan pihak kepolisian ada sebanyak 89 bayi. Makin menggilanya aksi pembuangan bayi hasil hubungan gelap dan seks bebas ini perlu perhatian semua pihak. Pemerintah, para pendidik, tokohtokoh agama, tokoh masyarakat, dan para orangtua perlu mencermati



fenomena seks bebas yang telah melahirkan sikap nekat di sebagian generasi muda ini. Berdasarkan data ataupun kasus-kasus yg sering terjadi di Jakarta yang berkaitan dengan seks. Yang seiring berjalannya waktu yg secara terus menerus yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kami memilih untuk melakukan sosialisasi di SMAN 101 Jakarta Barat. Ini dikarenakan masih banyak siswa siswi di SMAN 101 Jakarta Barat yang masih belum sepenuhnya mengerti arti sebenarnya dari seks. Oleh karena itu kami memilih wilayah ini untuk melakukan sosialisasi sex education karena dalam pemikiran anak-anak remaja bahwa seks selalu bersifat negative sehingga perlu kami lakukan sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman yang lebih detail kepada anak-anak remaja di SMAN 101 Jakarta Barat. 2.2 Nama Kegiatan Sosialisasi Pencegahan Perilaku Seks Bebas Pra Nikah Bagi Remaja 2.3 Tema Kegiatan “Save Our Generation!” 2.4 Sasaran Kegiatan Siswa Siswi SMAN 101 Jakarta Barat 2.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, Tanggal



: 28 November 2018



Waktu



: 08.30 – 12.00



Tempat



: SMAN 101 Jakarta Barat