Proposal Perencanaan Program Gizi Gabungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL KEGIATAN PERENCANAAN PROGRAM GIZI



HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA



DOSEN PEMBIMBING : FATHURRAHMAN, SKM, M.Kes



DISUSUN OLEH : MAHASISWA DIPLOMA IV JURUSAN GIZI TINGKAT 3



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN GIXI 2018-2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi buruk merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak terutama di Indonesia. Status gizi seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi salah satunya adalah kesehatan lingkungan. Menurut Soekirman (2000) penyebab kurang gizi secara langsung adalah konsumsi makanan tidak seimbang dan penyakit infeksi. Hadirnya penyakit dalam tubuh akan membawa pengaruh terhadap keadaan gizi anak. Infeksi akan mempengaruhi nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan yang diberikan. Penolakan terhadap makan berarti berkurangnya asupan zat gizi dalam tubuh anak, padahal tubuh anak memerlukan masukan yang lebih banyak sehubungan dengan adanya penghancuran jaringan yang disebabkan oleh bibit- bibit penyakit itu sendiri maupun penghancuran jaringan untuk memperoleh protein yang diperlukan untuk pertahanan tubuh, keadaan akan semakin memburuk bila infeksi itu disertai muntah yang mengakibatkan hilangnya zat gizi dan cairan, hal tersebut akan mengakibatkan berat badan anak turun dengan cepat (Pudjiadi, 2001). Status gizi balita di pengaruhi banyak factor, baik penyebab langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi yang di derita balita. Sedangkan penyebab tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah ketersediaan pangan, pola asuh anak, kesehatan lingkungan, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua serta perilaku hidup bersih dan sehat keluarga. Berdasarkan permasalahan di atas maka hal tersebut yang mendasari kami untuk melakukan penelitian tentang status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.



1



1.2 Rumusan masalah Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas maka untuk membatasi ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dibuat rumusan masalah yaitu : 1.2.1



Apakah ada hubungan antara asupan makanan dengan status gizi balita di desa X ?



1.2.2



Apakah ada hubungan penyakit infeksi dengan status gizi balita di desa X?



1.2.3



Apakahada hubungan antara ketersediaan pangan dengan status gizi balita di desa X?



1.2.4



Apakah ada hubungan pola asuh anak dengan status gizi balita di desa X?



1.2.5



Apakah ada hubungan antara kesehatan lingkungan rumah tangga dengan status gizi balita di desa X?



1.2.6



Apakah ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di desa X?



1.2.7



Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita di desa X?



1.2.8



Apakah ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan status gizi balita di desa X ?



1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari proposal ini adalah untuk mengambarkan status gizi balita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menilai status gizi di desa X 2. Menilai Asupan Makanan Balita di desa X 3. Menilai penyakit infeksi pada balita di desa X 4. Menilai ketersediaan pangan di desa X



2



5. Menilai pola asuh yang diterapkan di suatu keluarga di desa X. 6. Menilai kesehatan lingkungan rumah tangga di desa X 7. Menilai pendapatan keluarga di desa X 8. Menilai pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada balita di desa X 9. Menilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di desa X 10. Menganalisis hubungan antara asupan makanan dengan status gizi balita di desa X 11. Menganalisis hubungan penyakit infeksi dengan status gizi balita di desa X 12. Menganalisis hubungan antara ketersediaan pangan dengan status gizi balita di Desa X 13. Menganalisis hubungan pola asuh anak dengan status gizi balita di Desa X 14. Menganalisis hubungan antara kesehatan lingkungan dengan status gizi balita di desa X 15. Menganalisis hubungan pendapatan dengan status gizi pada balita di desa X 16. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di desaX 17. Menganalisis hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada balita di desa X 18. Menganalisis hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan status gizi balita di desa X.



1.4 Hipotesis 1. Ada hubungan antara asupan makanan dengan status gizi balita di desa X. 2. Ada hubungan penyakit infeksi dengan status gizi balita di desa X 3. Ada hubungan antara ketersediaan pangan terhadap status gizi balita di desa X 4. Ada hubungan pola asuh anak dengan status gizi balita di desa X



3



5. Ada hubungan antara kesehatan lingkungan dengan status gizi balita di desa X 6. Ada hubungan antara pendapatan dengan status gizi balita di desa X 7. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di desa X 8. Ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan status gizi balita di desa X.



1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Masyarakat Agar responden dan masyarakat dapat menambah pengalaman dan meningkatkan pemahaman tentang status gizi balita dan factor-faktor yang mempengaruhinya 1.5.2 Bagi Akademik Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pembangunan kualitas pendidikan



selanjutnya dimasa yang akan datang.



1.5.3 Bagi Instansi Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi instansi kesehatan khususnya program gizi puskesmas dalam perbaikan gizi masyarakat



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi 1. Definisi Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan anatara status gizi kurang, baik dan lebih. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakana antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga



memungkinkan



petumbuhan



fisik,



perkembangan



otak,



kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Gangguan gizi terjadi baik pada status gizi toksis membahayakan. Gangguan gizi terjadi baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih. (Almatsier, 2008). Masalah gizi yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian adalah masalah gizi kurang. Status gizi kurang biasanya disebut dengan Kurang Energi Porotein (KEP). KEP pada dasarnya terjadi karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro (zat tenaga, zat pembangun dan lemak).untuk menentukan masalah KEP ini dapat dilakukan pengukuran antropometri. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya kekurangan gizi pada balita, akan mengalami gangguan fisik, mental dan aktual. Lebih lanjut gizi buruk pada anak balita berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan. Keadaan status gizi balita



5



sangat dipengaruhi oleh pemberian ASI sebagai sumber makanan utama (anonim, 2012). Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap (Arisman, 2009).



2. Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi terbagi atas penilaian secara langsung dan penilaian secara tidak langsung. Adapun penilaian secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokomia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung terbagi atas tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. a. Penilaian Secara Langsung, (Mary E, 2009)yaitu: 1) Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi . Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi



antara



beberapa



parameter



disebut



indeks



antropometri (Mary E, 2009). Menurut Mary E beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U) tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) a) Indeks berat badan menurut umur(BB/U) Merupakan pengukuran antropometri yang sering dilakukan digunakan sebagai indikator dalam keadaan



6



normal, dimana keadaan kesehatan dan keseimbangan antara intake dan kebutuhan gizi terjamin. Berat badan memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak). Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya terserang infeksi, kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. BB/U lebih menggambarkan status gizi sekarang. Berat badan yang bersifat labil, menyebabkan indeks ini lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Current Nutritional Status) (Mary E, 2009). b) Indeks tinggi badan menurut umur(TB/U) Indeks TB/U disamping memberikan status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi. c) Indeks berat badan menurut tinggi badan(BB/TB) Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatantertentu. Berbagai



indeks



antropometri,



untuk



menginterpretasinya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas yang paling umum digunakan saat ini adalah dengan memakai standar deviasi unit (SD) atau disebut jugaZ-Skor. Rumus perhitungan Z-Skor adalah : Z-Skor = nilai individu subyek – nilai median baku rujukan Nilai simpang baku rujukan BB/U



:



Gizi Baik



:bila nilai Z-Score ≥ -2SD sd +2 SD



Gizi kurang



:bila nilai Z-Score -2 SD s/d 2 SD : < -2 SD s/d -3 SD



d. Sangat Pendek : < -3 SD



Tabel 1.3 Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur TB/U)



27



Jumlah No



Status Gizi balita (TB/U) N



1



Tinggi



2



Normal



3



Pendek



4



Sangat Pendek



%



Jumlah 𝑍𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑇𝐵/𝑈 =



𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑝. 𝑏𝑎𝑘𝑢



D. IMT/U Dengan beberapa kriteria : a. Gemuk



: > 2 SD



b. Normal



: > -2 SD s/d 2 SD



c. Kurus



: < -2 SD s/d -3 SD



d. Kurus sekali



: < -3 SD



Tabel 1.2 Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan (IMT/U) Jumlah No



Status Gizi balita (BB/TB) N



1



Gemuk



2



Normal



3



Kurus



4



Kurus Sekali



%



28



Jumlah



b. Asupan Makanan Data diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan cara food recall 24 jam kemudian data bahan makanan tersebut dikonversikan kedalam berat kemudian dibandingkan dengan AKG dengan kategori : 



Baik



: ≥ 100% AKG







Sedang



: 80 – 99% AKG







Kurang



: 70 – 80% AKG







Defisit



: < 70% AKG



Tabel 1.4 Distribusi responden berdasarkan ketersediaan pangan keluarga.



No.



Jumlah



Tingkat Ketersediaan Pangan Keluarga



1.



Baik



2.



Sedang



3.



Kurang



4.



Defisit



N



%



Jumlah



c. Penyakit Infeksi Data ini diperoleh dengan cara wawancara menggunakan metode kuisioner dan observasi serta berdasarkan catatan penyakit balita, kemudian data dikategorikan menjadi 2, yaitu : 29



a. Menderita penyakit infeksi : apabila balita sedang sakit atau pernah sakit dalam 3 bulan terakhir. b. Tidak menderita penyakit infeksi apabila tidak pernah sakit dalam 3 bulan terakhir.



Tabel 1.5 Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya menderita penyakit infeksi Jumlah No.



Penyakit Infeksi N



1.



2.



%



Menderita penyakit infeksi Tidak menderita penyakit infeksi Jumlah



d. Ketersediaan Pangan Keluarga 1. Data bahan makananyang diperoleh dikonversikan ke dalam energi dan protein. 2. Menghitung jumlah energi dan proteinyang didapat dengan membagi selama lima hari, sehingga didapatkan jumlah ketersediaan energi dan protein rata-rata per hari. 3. Menghitung jumlah AKG seluruh anggota keluarga. 4. Membandingkan jumlah ketersediaan energi dan protein per hari dengan AKG Keluarga dikali 100% Angka yang diperoleh tersebut kemudian dikategorikan : 



Baik



: ≥ 100% AKG







Sedang



: 80 – 99% AKG







Kurang



: 70 – 80% AKG







Defisit



: < 70% AKG 30



Tabel 1.4 Distribusi responden berdasarkan ketersediaan pangan keluarga.



No.



Jumlah



Tingkat Ketersediaan Pangan Keluarga



1.



Baik



2.



Sedang



3.



Kurang



4.



Defisit



N



%



Jumlah



e.



Pola Asuh  Memberi Skor pada setiap pertanyaan  Menjumlahkan semua skor jawaban masing-masing responden  Merata-ratakan semua skor responden  Mengkategorikan skor pola asuh menjadi Baik : ≥ rata-rata Kurang baik : < rata-rata



f. Kesehatan Lingkungan 1. Memberi skor pada setiap pertanyaan 2. Menjumlahkan semua skor jawaban masing-masing responden 3. Merata-ratakan semua skor responden 4. Mengkategorikan skor kesehatan lingkungan menjadi : Baik



: ≥ rata-rata



Kurang



: ≤ rata-rata 31



g. Pendapatan Diolah dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan keluarga selama 1 bulan , lalu dikategorikan menjadi : Tinggi : ≥ Rp,2.454.000., Rendah : 80% jawaban benar



Sedang



: 60-80 % jawaban benar



Kurang



: 60 % jawaban benar



Pendidikan 



Pendidikan diolah dengan cara dikategorikan menjadi Tidak sekolah,



sd/sederajat,



SMP/sederajat,



SMA/sederajat,



perguruan tinggi



i. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 



Data diberi skor dengan 4 alternatif pilihan jawaban Selalu (S), Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd) dan Tidak Pernah (TP).



32



Tabel Alternatif Jawaban Kuesioner Pernyataan



Alternatif Pilihan S



Sr



Kd



TP



Positif



4



3



2



1



Negatif



1



2



3



4







Kemudian skor dijumlahkan







Setelah skor dijumlahkan, kemudian dikategorikan menjadi Baik



: ≥ rata-rata



Kurang



: α maka H0 diterima Tidak ada hubungan antara variable bebas (Asupan Makanan) dengan variable perikat (Status Gizi Balita)



b.



Apabila P ,