Proposal PKM-Penelitian Eksakta Serum Nano Emulsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI Halaman Sampul ................................................................................................. i Daftar Isi.............................................................................................................. ii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................................ 2 1.4 Luaran Yang Diharapkan .................................................................. 2 1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3 2.1 Radikal Bebas .................................................................................... 3 2.2 Antioksidan ....................................................................................... 3 2.3 Proses Penuaan Kulit ......................................................................... 3 2.4 Tanaman Liar Pecut Kuda ................................................................. 4 2.5 Senyawa Fenol dan Senyawa Flavonoid ........................................... 4 2.6 Kosmetik Serum ................................................................................ 4 2.7 Ekstraksi Sokletasi ............................................................................ 5 2.8 Spektrofotometer UV-Visibel ........................................................... 5 2.9 Teknologi Nano Partikel ................................................................... 5 2.10 pengujian Aktivitas Antioksidan menggunakan Metode DPPH (1,1difenil-2- pikrilhidraazil) ......................................................................... 5 BAB III : METODE PELAKSANAAN ............................................................ 6 3.1 Alat dan Bahan .................................................................................. 6 3.2 Penyiapan Sanple .............................................................................. 6 3.3 Ekstraksi Daun Pecut Kuda dengan Metode Sokletasi ..................... 6 3.4 Formulasi Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Daun Pecut kuda ..... 6 3.5 Prosedur pembuatan Nano Emulsi .................................................... 6 3.6 Pemeriksaan Mutu Sediaan ............................................................... 7 BAB IV : ANGGARAN BIAYA 4.1 Anggaran Biaya ................................................................................. 9 4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10 LAMPIRAN ........................................................................................................ 11



ii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan spesies molekuler yang di dalam orbital atomnya terdapat elektron bebas yang tidak berpasangan, tidak stabil, dan sangat reaktif (Mutiana dan Sopyan, 2018). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 264 Tahun 2010 menyebutkan, Menurut World Health Organization (WHO), radikal bebas memicu terjadinya penyakit degeneratif, seperti penuaan pada kulit, mutagenesis sel, hingga penyakit kanker yang menyebabkan sekitar 17 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya (Menkes RI, 2010). Sebesar 80% penuaan pada kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet (UV) yang mengaktifkan sitokin inflamasi dan kolagenase metallo-protein serta menginduksi radikal bebas, sehingga menimbulkan penuaan pada kulit. Kebutuhan akan perawatan kulit menjadi hal yang utama dan lazim dilakukan oleh setiap orang terutama kaum wanita. Perawatan yang dilakukan tidak hanya pada tubuh tetapi juga pada wajah. Antioksidan berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas dengan cara menetralisir elektron bebas, sehingga dapat menunda atau menghambat kerusakan sel yang disebabkan oleh senyawa radikal (Mutiana dan Sopyan, 2018). Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan ketersediaan hayati yang beragam jenis. Salah satunya adalah tanaman pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) yang sangat melimpah, namun tanaman ini tumbuh liar dan dianggap sebagai tanaman hama oleh masyarakat. Kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai tanaman pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) masyarakat lebih memandang tanaman tersebut kurang memiliki manfaat. Menurut Aryanti (2017), daun pecut kuda memiliki kandungan fitokimia di dalamnya seperti, flavonoid, senyawa fenolik, tannin, saponin, alkaloid, dan terpenoid. Ekstrak etanolik daun pecut kuda memiliki daya antioksidan yang tergolong kuat dinyatakan dengan nilai IC50 yakni sebesar 67,34 µg/mL. Kandungan tersebut yang dapat berfungsi sebagai Anti-aging yang dapat mencegah penuaan dini. Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, diharapkan dapat menambah wawasan tentang pemanfaatan kandungan flavonoid dalam tanaman liar pecut kuda menjadi formulasi sediaan nano emulsi anti-aging yang diaplikasikan pada wajah sebagai serum dimana sediaan ini mengandung ekstrak daun pecut kuda. Sediaan yang akan dibuat yaitu dalam bentuk serum spray nano emulsi hal ini karena menurut Rismana (2013), aplikasi sediaan nano teknologi dalam bidang farmasi, memiliki berbagai keunggulan, yakni selain mudah dan praktis dalam penggunaan juga dapat meningkatkan kelarutan senyawa, meningkatkan absorbsi, dan meningkatkan penetrasi zat aktif sehingga dapat diserap oleh kulit lebih cepat karena partikelnya yang nano. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui stabilitas dan keamanan dari sediaan serum spray nano emulsi ekstrak tanaman



2



liar daun pecut kuda yang memberikan efek anti-aging dan akan dilakukan pengujian sediaan di Laboratorium Universitas Ngudi Waluyo Ungaran. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain : 1. Berapa daya antioksidan dari sediaan Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda sebagai Anti-aging? 2. Bagaimana stabilitas dan keamanan dari sediaan Serum Spray Nano Emulsi dari Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui hasil dari uji antioksidan sediaan Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda yang ditunjukkan dengan nilai IC50. 2. Mengetahui hasil dari pengujian sediaan Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda sebagai Anti-aging yang ditunjukkan dengan uji Particle Size Analyzer, Uji pH, Uji Homogenitas, Uji Viskositas, Uji Stabilitas Fisik, dan Uji Iritasi secara In Vitro. 1.4 Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Publikasi artikel ilmiah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat guna menambah wawasan dan informasi tentang tanaman liar ekstrak daun pecut kuda yang diinovasi menjadi sediaan Serum Spray Nano Emulsi sebagai Anti-aging yang diaplikasikan pada wajah. 2. Diharapkan sediaan Serum Spray Nano Emulsi dari Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda sebagai Anti-aging dapat memiliki hak paten yakni berupa HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). 1.5 Manfaat Kegiatan 1. Memberikan wawasan dan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari tanaman liar ekstrak daun pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) dengan adanya flavonoid sebagai antioksidan kuat yang dapat dibuat menjadi sediaan Serum Spray Nano Emulsi dari Tanaman Liar Ekstrak Pecu Kuda sebagai Anti-Aging yang akan diuji sediaannya secara In Vitro. 2. Menghasilkan suatu produk sediaan farmasi berupa Serum Spray Nano Emulsi dari Tanaman Liar Ekstrak Daun Pecut Kuda sebagai Anti-Aging yang akan diuji secara In Vitro sehingga dapat diaplikasikan pada wajah.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radikal Bebas Senyawa radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk aslinya dalam waktu yang lama dan segera berikatan dengan senyawa sekitarnya untuk mendapatkan stabilitas kimia. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektronnya, menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi radikal bebas, sehingga akan memulai suatu reaksi berantai yang akhirnya menyebabkan gangguan homeostatik dan kerusakan sel. Efek paling terasa dari radikal bebas yaitu terjadinya penuaan dini pada kulit berupa keriput dan bintik-bintik hitam (Aryanti, 2017). Radikal bebas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endogen dan eksogen. Radikal bebas endogen (berasal dari dalam) dapat terbentuk melalui autooksidasi, transfer elektron di mitokondria dan oksidasi ion-ion logam transisi. Radikal bebas eksogen berasal dari luar sistem tubuh, misalnya sinar UV dan dapat juga berasal dari aktivitas lingkungan lain yaitu radiasi dan polusi (Aryanti, 2017). 2.2 Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas, dengan memperlambat atau mencegah oksidasi molekul tersebut (Aryanti, 2017). Molekul antioksidan dapat menetralkan radikal bebas dengan cara menerima atau mendonorkan satu elektron untuk menghilangkan kondisi elektron tidak berpasangan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan elektron kepada radikal bebas, sehingga menjadi senyawa non radikal. Oleh karena mekanisme tersebut, antioksidan dapat menunda atau menghambat kerusakan sel yang diakibatkan senyawa radikal, sehingga dapat mengatasi masalah penuaan dini (Muchtadi, 2013). Antioksidan mudah ditemukan dalam makanan, tumbuh-tumbuhan dan vitamin, diantaranya adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, likopen, flavonoid, isoflavon, fenolat, katekin, isokatekin, dan lain sebagainya (Mutiana dan Sopyan, 2018). 2.3 Proses Penuaan Kulit Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut, dan kelenjar. Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yakni jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam) (Farmawati, et al, 2014). Paparan sinar ultraviolet (UV) dapat menyebabkan penuaan kulit, dimana ditandai dengan munculnya tanda yang dapat diamati pada permukaan kulit, hal



4



ini disebabkan karena proteolisis serat elastis kulit yang menghasilkan fungsi sel yang berkurang. Penuaan terdapat dua jenis yakni penuaan intrinsik yaitu penuaan kronologis atau tidak dapat dicegah, dan penuaan ekstrinsik atau photoaging yakni penuaan yang dapat dicegah. Sebesar 80% dari penuaan kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet (UV) dan tergolong penuaan ekstrinsik, dimana dapat mengaktifkan sitokin inflamasi dan kolagenase metallo-protein serta menginduksi radikal bebas dan mengakibatkan hilangnya elastisitas. Hal tersebut yang menyebabkan epidermis menipis seiring dengan bertambahnya usia dan akan menunjukkan kerutan di wajah (Mutiana dan Sopyan, 2018). 2.4 Tanaman Liar Pecut Kuda Tanaman pecut kuda memiliki nama latin Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl atau yang biasa dikenal dengan tanaman jarong adalah tanaman liar yang tumbuh di tepi jalan, tanah lapang, dan tempat-tempat terlantar lainnya, hidup pada ketinggian 1 - 1500 MDPL. Pecut kuda mempunyai tinggi sekitar 50 cm, daun berbentuk bulat telur, pangkal menyempit, ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan jelas berlekuk-lekuk, dengan panjang daun 4-8 cm, lebar daun 3-6 cm, berwarna hijau tua, dan tidak berambut (Aryanti, 2017). Menurut Aryanti (2017), daun pecut kuda memiliki kandungan fitokimia di dalamnya seperti, flavonoid, senyawa fenolik, senyawa polifenol, tannin, saponin, alkaloid, dan terpenoid. Ekstrak etanolik daun pecut kuda memiliki daya antioksidan yang tergolong kuat dinyatakan dengan nilai IC50 yakni sebesar 67,34 µg/mL. Kandungan tersebut yang dapat berfungsi sebagai Anti-aging yang dapat mencegah penuaan dini. 2.5 Senyawa Fenol dan Senyawa Flavonoid Senyawa fenol diproduksi dalam tanaman melalui jalur sikimat dan metabolisme fenilpropanoid. Senyawa fenol dapat memiliki aktivitas antioksidan, antitumor, antiviral, dan antibiotik (Aryanti, 2017). Sedangkan senyawa flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol (Markham, 1988). Menurut Aryanti (2017), flavonoid merupakan senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan kuat, serta merupakan golongan antioksidan sekunder. 2.6 Kosmetik Serum Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar) untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Mutiana dan Sopyan. 2018). Serum memiliki kelebihan yaitu memiliki konsentrasi bahan aktif tinggi sehingga efeknya lebih cepat diserap oleh kulit, dapat memberikan efek yang lebih nyaman dan lebih mudah menyebar dipermukaan kulit karena viskositasnya yang tidak terlalu tinggi (Farmawati et al, 2014).



5



2.7 Ekstraksi Sokletasi Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan pada prinsip kelarutan. Jenis ekstraksi ada tiga yaitu, ekstraksi cair-cair, ekstraksi padat-cair, dan ekstraksi asam-basa (Heinrich dkk, 2003). Metode ekstraksi sokletasi merupakan metode ekstraksi secara sempurna. Sokletasi merupakan penyarian secara berkesinambungan dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi oleh pendingin balik dengan turun ke dalam selongsong untuk menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna dalam waktu yang ditentukan (Voight, 1995). 2.8 Spektrofotometer UV-Visibel Prinsip penggunaan alat spektrofotometer UV-Visibel adalah melewatkan radiasi melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam molekul tereksitasi sehingga menempati kuantum yang lebih tinggi, dan dalam prosesnya menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap (Watson, 2010). 2.9 Teknologi Nano Partikel Menurut Mohanraj dan Chen (2006), teknologi nano partikel telah digunakan sebagai pendekatan fisik untuk mengubah dan meningkatkan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik dari berbagai jenis molekul obat. Nano partikel telah diuji baik secara in vivo maupun in vitro dapat memungkinkan pelepasan obat secara berkelanjutan, meningkatkan kelarutan senyawa, meningkatkan absorbsi, dan meningkatkan penetrasi zat aktif sehingga dapat diserap oleh kulit lebih cepat karena partikelnya yang nano. 2.10 Pengujian Aktivitas Antioksidan menggunakan Metode DPPH (1,1difenil-2-pikrilhidrazil) Metode yang umum digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan yaitu metode DPPH. Metode DPPH adalah radikal bebas stabil yang disebabkan oleh delokalisasi elektron sehingga molekulnya tidak membentuk dimer seperti radikal bebas lainnya. Delokalisasi ini juga menyebabkan peningkatan kepekatan warna ungu molekul DPPH yang ditandai dengan absorbansi larutan dalam etanol di sekitar panjang gelombang 520 nm (Molyneux, 2004). Hasil pengukuran absorbansi digunakan untuk menghitung persentase (%) aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50 (inhibitor concentration50) yang menggambarkan konsentrasi senyawa uji yang mampu mengurangi 50% aktivitas radikal (warna) dari DPPH (Aryanti, 2017).



6



BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berupa metode eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi, Universitas Ngudi Waluyo Semarang. 3.1. Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan antara lain, rotary evaporator (Laborota 4000 Heidolph E-wB eco), spektrofotometer UV-Vis (UV Mini SHIMADZU), PSA SZ-100 (HORIBA Scientific), sentrifugator (AKMLAB Scientific Instruments Zhejiang Co., Ltd.), neraca analitik (Ohaus), waterbath (Memmert), alat-alat gelas (IWAKI Pyrex), oven (Memmert), mikropipet (Socorex), kuvet, viskometer (Rion VT06 RION CO., LTD.), anak timbang. Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun pecut kuda sebagai zat aktif, Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak, Tween 80 sebagai surfaktan, PEG 400 sebagai kosurfaktan, aquadest sebagai fase air, alumunium foil, dan kertas saring. 3.2 Penyiapan Sample Penyiapan sample meliputi pengumpulan sample, dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah daun tanaman pecut kuda yang diambil di wilayah Sumowono Bandungan, Kabupaten Semarang. Daun pecut kuda dikumpukan sebanyak ±40 kg, dilakukan sortasi basah dan dicuci dengan air kemudian ditiriskan. Daun dirajang halus, masukan ke dalam oven, panaskan dengan suhu 40oC hingga kadar air mencapai kurang dari 10%. Daun yang sudah kering diserbukan menggunakan blender dan simplisia siap diekstraksi. 3.3 Ekstraksi Daun Pecut Kuda dengan Metode Sokletasi Serbuk daun pecut kuda sebanyak 100 gram dibungkus dengan kertas saring, diikat dengan benang, dimasukkan kedalam labu alas bulat pada soklet. Sokletasi dilakukan dengan pelarut etanol 96% pada suhu 70oC sampai tetesan siklus tidak berwarna lagi. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40oC sampai diperoleh ekstrak kental daun pecut kuda. 3.4 Formulasi Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Daun Pecut Kuda Bobot total Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Daun Pecut Kuda : 100 ml Komposisi Formula Dalam persen b/b Ekstrak daun pecut kuda 50 mg 0,05% VCO 3 gram 3% Tween 80 16 gram 16% PEG 400 8 gram 8% Aquadest Ad 100 mL Ad 100% 3.5 Prosedur Pembuatan Nano Emulsi Timbang semua bahan sesuai dengan formula yang telah dimodifikasi pada tabel formula diatas. Tween 80 sebagai surfaktan, PEG 400 sebagai



7



kosurfaktan, Ekstrak daun pecut kuda, serta fase minyak yang digunakan yaitu VCO (Virgint Coconut Oil) dimasukkan ke dalam beaker glass dan dicampurkan dengan menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm. Setelah 10 menit, aquadest ditambahkan sebagai fase air sedikit demi sedikit dan kecepatan ditingkatkan menjadi 1250 rpm selama 10 menit. Seluruh bahan yang telah tercampur kemudian dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit dan dilanjutkan dengan sonikasi selama 40 menit sambil sesekali diaduk (Ramadhan dan Wikantyasning, 2016). 3.6 Pemeriksaan Mutu Sediaan 3.6.1 Uji Ukuran Droplet Ukuran droplet diukur dengan menggunakan particle size analyzer (PSA) dengan tipe dynamic light scattering. Sebanyak 10 mL sampel diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet yang telah diisi dengan sampel kemudian dimasukkan ke dalam sampel holder dan dilakukan analisis oleh instrumen (Ramadhan dan Wikantyasning, 2016). 3.6.2 Uji Organoleptis Pemeriksaan terhadap bentuk, bau dan warna dilakukan secara visual dengan mengambil sebanyak 0,25 gram untuk disentuh, dibau, dan dilihat sifatnya (Ramadhan dan Wikantyasning, 2016). 3.6.3 Uji pH Sebanyak 0,5 gram sediaan diencerkan dengan 5 ml aquades, kemudian pH stik dicelupkan selama 1 menit. Perubahan warna yang terjadi pada pH stik menunjukkan nilai pH dari serum spray nano emulsi (Naibaho et al., 2013). 3.6.4 Uji Homogenitas Sediaan serum spray nano emulsi pada bagian atas, tengah, dan bawah diambil 0,25 gram kemudian diletakkan pada plat kaca lalu digosok dan diraba untuk dilihat dan dirasakan rata atau tidaknya sediaan (Naibaho et al., 2013). 3.6.5 Pemeriksaan Tipe Nano Emulsi Pemeriksaan tipe nanoemulsi bertujuan untuk mengetahui tipe emulsi yang terbentuk. Pemeriksaan tipe nano emulsi dilakukan dengan menaburkan zat warna larut air, yaitu metilen blue. Jika nano emulsi merupakan tipe minyak dalam air maka zat warna metilen blue akan melarut di dalamnya dan berdifusi secara merata ke seluruh bagian dari air. Jika nano emulsi merupakan tipe air dalam minyak, maka partikel zat warna metilen blue akan bergerombol pada permuakaan (Ramadhan dan Wikantyasning, 2016). 3.6.6 Uji Viskositas Sebanyak 100 mL sediaan nanoemulgel diukur viskositasnya menggunakan viskometer. Angka yang didapatkan akan muncul pada layar, setelah stabil kemudian dibaca pada skala yang ada pada viskosimeter tersebut (Ramadhan dan Wikantyasning, 2016).



8



3.6.7 Uji Stabilitas Fisik Uji yang dilakukan untuk menguji stabilitas sediaan adalah Freeze-Thaw selama 3 siklus dan uji mekanik. Freeze-Thaw dilakukan dengan mengamati stabilitas fisik seperti organoleptis, homogenitas, pH, dan viskositas sediaan pada kondisi penyimpanan dengan suhu ekstrim selama 3 siklus. 1 siklus yakni 48 jam yang terdiri dari 24 jam pada suhu 4 oC dan 24 jam pada suhu 40oC (Iradhati and Jufri, 2017). Uji mekanik dilakukan dengan mensentrifugasi 1 mL nanoemulgel menggunakan mini spin dengan kecepatan 3800 rpm selama 5 jam (Iradhati and Jufri, 2017). 3.6.8 Uji Iritasi Secara In Vivo Uji iritasi dilakukan secara in vivo pada enam kelinci dengan metode Draize. Kelinci yang digunakan adalah kelinci albino dewasa jantan yang bulu di bagian punggungnya telah dicukur. Pencukuran ini dilakukan 24 jam sebelum diberi perlakuan. Bahan uji diberikan dengan cara dioleskan pada area uji. Setelah dioleskan, area uji ditutup dengan perban yang tidak reaktif. Setelah 24 jam, perban dibuka dan area uji dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa bahan uji. Pada waktu 24, 48, dan 72 jam setelah pemberian bahan uji, area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat (Naibaho et al., 2013). 3.6.9 Uji Aktivitas Antioksidan sediaan Serum Spray Nano Emulsi Tanaman Liar Ekstrak Daun Pecut Kuda secara In Vitro Larutan DPPH dibuat dengan konsentrasi 0,075 mM sebanyak 100 mL. Panjang gelombang maksimal (λ max) larutan DPPH 0,075 mM, ditentukan dengan mengukur absorbansi larutan DPPH 0,075 mM pada λ max 450 nm – 550 nm. Sedangkan penentuaan OT (Operating Time) diakukan dengan mengukur salah satu konsentrasi dan diukur absorbansi pada menit-menit tertentu (Aryanti, 2017). Sediaan Serum Spray Nano Emulsi Ekstrak Daun Pecut Kuda dibuat dalam lima seri konsentrasi. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara mereaksikan 0,10 mL larutan uji dengan 4,00 mL larutan DPPH 0,075 mM. Masing-masing campuran dihomogenkan dengan cara di-vortex, didiamkan selama OT (Operating Time) yang telah ditentukan. Uji dilakukan pada panjang gelombang maksimal yang diperoleh, dan dilakukan pembacaan absorbansi (Aryanti, 2017). Hasil yang dinyatakan dalam IC50 dianalisis secara diskriptif, dan dilihat sifat antioksidan yang diperoleh menurut Molyneux (2004). Nilai IC50 Sifat Antioksidan < 50 ppm Sangat Kuat 50 ppm – 100 ppm Kuat 100 ppm – 150 ppm Sedang 150 ppm – 200 ppm Lemah



9



BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN



2.1 Anggaran Biaya No 1 2 3 4



Jenis Pengeluaran Peralatan Penunjang Bahan habis pakai Perjalanan pemesanan bahan, dan alat Lain-lain : Administrasi, publikasi, pembuatan laporan Jumlah



Biaya Rp. 3.495.000 Rp. 6.250.000 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000 Rp. 12.145.000



2.2 Jadwal Kegiatan BULAN No



Kegiatan 1



1.



Pembuatan Proposal



2.



Pembuatan Ekstrak Daun Pecut Kuda



3.



Pembuatan sediaan Spray Serum Nano Emulsi Ekstrak Tanaman Liar Daun Pecut Kuda



4.



Pengujian



5.



Penulisan Laporan



2



3



4



5











√ √ √



10



DAFTAR PUSTAKA Aryanti, Ika. 2017. UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK DAUN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl) MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2PIKRILHIDRAZIL). Akademi Farmasi Theresiana, Semarang. Halaman 41. Farmawati, N. et al. 2014. Formulasi Serum Penghambat Kerja Tirosinase yang Mengandung Fitosom Ekstrak Biji Kelengkeng (Dimocarpus longan Lour) Menggunakan Eksipien Koproses Kasein – Xanthan Gum. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia. Depok. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, E., 2003. Farmakognosi dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. halaman 118-125. Iradhati A.H. and Jufri M., 2017, Formulation and Physical Stability Test of Griseofulvin Microemulsion Gel, International Journal of Applied Pharmaceutics, 9 (April), 7–10. Mohanraj, V.J., Chen,Y., 2006. Nanoparticles – A Review.Tropical Journa of Pharmaceutical Research 5 (1) : 561 – 573, Faculty of Pharmacym University of Benin, Nigeria. Molyneux, P., 2004, The Use Of The Stable Free Radical Diphenylpycrilhidrazil (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol., 26 (2):211219. Mutiana, N.A. dan Sopyan, Iyan. 2018. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestca Vahl) Untuk Anti-aging : article review. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. Bandung. Jurnal Farmaka Suplemen Vol.16 No.3. Naibaho O.H., Yamlean P.V.Y. and Wiyono W., 2013, Pengaruh Basis Salep Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) pada Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus, PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (2), 27– 34. Ramadhan F.A. and Wikantyasning E.R., 2016, Formulasi Sediaan Gel Nanoemulsi Ekstrak Kulit Buah Rambutan (Nephellium lappaceum L.) : Stabilitas Fisik dan Aktivitas Tabir Surya,. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Rismana,E., Rosidah, I., Prasetyawan Y., Bunga, O., Erna Y. 2013. Efektivitas Khasiat Pengobatan Luka Bakar Sediaan Gel Mengandung Fraksi Ekstrak Pegagan Berdasarkan Analisis Hidroksiprolin dan Histopatologi Pada Kulit Kelinci. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT. Bul.Penelitian Kesehatan Vol.41 No.1 : 45-60. Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Cetakan ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. halaman 564. Watson, D.G., 2010. Analisis Farmasi, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. halaman 110-111.



11



LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping 1.1 Biodata Ketua



12



13



1.3 Biodata Anggota 2 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Sielviana Sholikah 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Farmasi 4 NIM 050117A001 5 Tempat dan Tanggal Lahir Sragen, 05 Januari 1999 6 e-mail [email protected] 7 Nomor HP 085865558487 B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti Status dalam No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat Kegiatan Pengurus BEM 2019 Ketua Advokasi Periode 2019 di 1 Universitas Ngudi Waluyo Pengurus UKM Ilmiah Kepala Divisi Periode 2019 di 2 2019 Internal Universitas Ngudi Waluyo Pengurus UKM Ilmiah Wakil Ketua Periode 2018 di 3 2018 Universitas Ngudi Waluyo Pengurus Resimen Ketua Bidang Periode 2019 di 4 Mahasiswa 2019 Keputrian Universitas Ngudi Waluyo Pengurus Jaringan Bendahara Periode 2018-2019 di 5 Mahasiswa Kesehatan Tingkat Wilayah Jawa Indonesia 2018-2019 Tengah Pendidikan Dasar Tahun 2019 di Magelang 6 Resimen Mahasiswa C. Penghargaan Yang Pernah Diterima Institusi Pemberi No Jenis Penghargaan Tahun Penghargaan Juara Paralel Kejuruan Kepala Sekolah 2014-2017 1 Farmasi semester 1-6 Juara 3 Lomba Debat Bahasa Dinas Pendidikan 2015 dan 2016 2 Indonesia Se Kab-Sragen Kabupaten Sragen Juara 3 Lomba Kreativitas dan Dinas Pendidikan 2016 3 Inovasi Siswa Se Kabupaten Kabupaten Sragen Sragen Juara Harapan I Lomba Green STIMIK Duta 2015 4 IT di STIMIK DUTA Bangsa Surakarta BANGSA Surakarta Nilai Terbaik UN SeKepala Sekolah 2017 5 Kabupaten Sragen



14



15



1.4 Biodata Dosen Pendamping A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Anita Kumala Hati, S.Farm.,M.Si.,Apt 2 Jenis Kelamin Perempuan 3 Program Studi Farmasi 4 NIP/NIDN 0604108601 5 Tempat dan Tanggal Lahir Salitiga, 4 Oktober 1986 6 e-mail [email protected] 7 Nomor HP 085712121911 B. Riwayat Pendidikan No. Jenjang Asal Perguruan Tinggi Program Studi Tahun Lulus 1. Strata 1 Universitas Setia Budi S-1 Farmasi 2007 2. Magister Universitas Setia Budi S-2 Ilmu 2009 Farmasi 3. Profesi Institut Teknologi Profesi 2010 Bandung Apoteker C. Rekam Jejak Tri Dharma PT Pendidikan/Pengajaran Instansi Masa Kerja Jabatan Santosa Hospital Bandung 2011 - 2014 Assisten Supervisor Central Instalasi Farmasi SMK Nusapersada Kab. 2014-2016 Ketua Jurusan Semarang Farmasi Universitas Ngudi Waluyo 2016 - Sekarang Dosen Prodi Farmasi Penelitian No Judul Tahun Jabatan 1 Skrining Fitokimia dan Efektivitas Salep 2017 Anggota Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn.) Peneliti 2 Terhadap Lama Kesembuhan Luka Pada Tikus Putih Yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus Aureus 2 Pengaruh Pemberian Home Pharmacy Care 2018 Ketua terhadap kepatuhan Minum Obat Pasien Peneliti Diabetes Mellitus tipe 2 di FKTP UPTD. Puskesmas Ungaran dan UPTD Puskesmas Ambarawa 3 Pengembangan Formula Pasta Gigi Kombinasi 2019 Ketua ekstrak terpurifikasi Temu kunci dan Sereh Peneliti dengan variasi CMC Na dan Carbomer sebagai bahan pengikat



16



17



Lampiran 2. Justifikasi Anggaran 1. Peralatan Penunjang Justifikasi Material Kuantitas Pemakaian Panci Pembuatan Alumunium simplisia daun 2 pc besar pecut kuda Panci Pembuatan Alumunium simplisia daun 2 pc kecil pecut kuda Proses Ekstraksi Kertas Saring 3 pc dengan Sokletasi Gelas Ukur Pengukuran 2 pc 1000ml bahan Pengadukan Pengaduk pembuatan 4 pc Kaca ekstrak pecut kuda Timbangan Penimbangan 1 unit Digital Bahan Proses Kain Hitam 5 meter pengeringan Pengeringan Loyang simplisia daun 2 pc pecut kuda Memotong Pisau 2 pc bahan Seperangkat Ekstraksi Daun 1 pc Alat Sokletasi Pecut Kuda Bahan Botol Kemas 100 pc pengemasan Etiket Etiket 500 pc Pengemasan Pembuatan Termometer ekstrak pecut 1 pc kuda SUB TOTAL (Rp)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



Rp. 80.000



Rp. 160.000



Rp. 65.000



Rp. 130.000



Rp. 40.000



Rp. 120.000



Rp. 150.000



Rp. 300.000



Rp. 20.000



Rp. 80.000



Rp. 800.000



Rp. 800.000



Rp. 15.000



Rp. 75.000



Rp. 20.000



Rp. 40.000



Rp. 40.000



Rp. 80.000



Rp. 1.065.500



Rp. 1.065.500



Rp. 2.500



Rp. 250.000



Rp. 1.000



Rp. 500.000



Rp. 43.000



Rp. 43.000 Rp. 3.643.500



18



2. Bahan Habis Pakai Justifikasi Material Kuantitas Pemakaian Sokletasi Aquadest ekstrak pecut 500 liter kuda Pembuatan Etanol 96 % Ekstrak pecut 4 liter kuda Pembuatan VCO 5 Liter sediaan serum Pembuatan Tween 80 1000 gram sediaan serum Pembuatan PEG 400 1000 gram sediaan serum Pengujian DPPH Antioksidan 5 gram sediaan serum Pengujian Metylen blue 100 ml sediaan Serum Pengujian Metanol Antioksidan 2 liter sediaan serum Pengujian anti Kelinci Jantan iritasi sediaan 6 Ekor serum SUB TOTAL (Rp)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



Rp. 3.000



Rp. 1.500.000



Rp. 120.000



Rp. 480.000



Rp. 130.000



Rp. 650.000



Rp. 1.572,5



Rp. 1.572.500



Rp. 500



Rp. 500.000



Rp. 70.000



Rp. 350.000



Rp. 2000



Rp. 200.000



Rp. 250.000



Rp. 500.000



Rp. 58.333,3



Rp. 350.000 Rp. 6.102.500



19



3. Perjalanan Justifikasi Material Kuantitas Perjalanan Transport pemesanan Pemesanan bahan dan 4 kali Bahan pengambilan bahan Transport Pembelian 4 kali Pembelian Alat Alat SUB TOTAL (Rp)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



Rp. 150.000



Rp. 600.000



Rp. 150.000



Rp. 600.000 Rp. 1.200.000



4. Lain-lain Material Sewa Laboratorium Universitas Ngudi Waluyo Pembuatan laporan



Justifikasi Perjalanan



Kuantitas



Pembuatan Sediaan Serum dan 5 Bulan pengujian sediaan serum Laporan monev dan 1 paket laporan akhir SUB TOTAL (Rp) TOTAL (Keseluruhan)



Harga Satuan (Rp)



Jumlah (Rp)



Rp. 220.000



Rp. 1.100.000



Rp. 100.000



Rp. 100.000 Rp. 1.200.000 Rp. 12.145.000



20



Lampiran3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas



No



Nama / NIM



Program Studi



Bidang Ilmu



Alokasi Waktu (jam/minggu)



1



Andika Putra Pamera



Farmasi



Kimia



7 jam / minggu



2



Ika Fajrin Kurniapuspa Aryanti



Farmasi



Fitokimia



6 jam / minggu



3



Sielviana Sholikah



Farmasi



Teknologi Farmasi



6 jam / minggu



Uraian Tugas Uji kualitas sediaan Serum Spray Nano Emulsi ekstrak tanaman liar pecut kuda Pembuatan Ekstrak daun Pecut Kuda, sediaan Serum Spray Nano Emulsi Pembuatan Ekstrak daun Pecut Kuda, sediaan Serum Spray Nano Emulsi



21



Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana