Proposal PTK - PPG Prajab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI AUDIO VIDEO SMK N 2 DEPOK PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS



Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Guru Profesional (Gr.)



Disusun Oleh : Intan Rolystiana Devi NIM. 17529299035



PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan pendidikan merupakan tonggak utama untuk menunjang suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No. 20 pasal 1 ayat 1 yaitu pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan petensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan menengah di Indonesia dibedakan menjadi 2 jalur, yaitu pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan disebut juga sekolah menengah kejuruan (SMK), (UU No.20 Tahun 2003, 2003:5-6). Proses untuk mencapai prestasi belajar yang optimal, perlu adanya partisipasi yang tinggi dari siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sebuah kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil bila seluruh atau setidaknya terdapat beberapa orang siswa yang berpartisipasi dalam segi fisik, segi mental ataupun segi sosial dan disamping itu pula dapat ditunjukkan dengan adanya kemauan belajar yang tinggi, semangat dalam belajar juga memiliki rasa percaya diri. Tercapai atau tidaknya sebuah proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih oleh siswa. Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perkembangan siswa dalam hal menguasai ilmu pengetahuan. Dalam prosesnya untuk mencapai prestasi belajar yang baik sejatinya harus dimulai dengan adanya input dan proses yang baik pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi belajar yang baik, untuk mendapatkan hasil atau prestasi diperlukan sebuah proses yang maksimal yang nantinya dapat menghasilkan hasil yang diharapkan seeperti halnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik maka diperlukan partisipasi belajar yang baik pula. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan di SMK N 2 Depok, kelas XI Teknik Audio Video pembelajarannya belum berlangsung secara optimal. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Endang Setyowulan selaku guru mata pelajaran Penerapan Teknik Elektronika SMK N 2 Depok, kelas XI TAV merupakan kelas yang permasalahannya terbilang banyak diantaranya :



1) rendahnya partisipasi siswa pada



mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika , 2) respon siswa yang rendah apabila diberi tugas atau pertanyaan oleh guru, 3) siswa cenderung diam atau pasif jika diberi kesempatan untuk berpendapat maupun menjawab pertanyaan, 4) siswa sering tidak memperhatikan guru saat menjelaskan karena mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika dianggap sulit bagi siswa, 5) metode belajar konvensional/ceramah yang digunakan pada saat pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika dinilai monoton dan kurang variatif sehingga kesempatan siswa untuk berkembang juga kurang. Melihat dari permasalahan rendahnya partisipasi belajar siswa kelas XI jurusan TAV , hal ini berakibat pada prestasi belajar yang rendah pula pada siswa-siswi kelas XI TAV. Beberapa siswa juga menyatakan tidak tertarik dengan pelajaran ini karena pelajaran ini dinilai sulit untuk dipelajari sehingga mereka lebih pasif dan kurang berpartisipasi dalam pelajaran. Berdasarkan beberapa uraian diatas, peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas untuk menigkatkan partisipasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. B. Identifikasi Masalah Dari uraian diatas, maka masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika pada jurusan Teknik Audio Video di SMK N 2 Depok dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang diterapkan di kelas XI Audio Video SMK N 2 Depok masih kurang bervariatif dan bersifat monoton yaitu di dominasi dengan metode konvensional. 2. Metode pembelajaran kurang memberi kesempatan bagi siswa untuk berkembang. 3. Partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika masih terlihat rendah. 4. Respon siswa dalam



memberikan



pendapat,



bertanya



ataupun



menjawab



pertanyaan yang diberikan oleh guru tergolong masih rendah. 5. Siswa menganggap Penerapan Rangkaian Elektronika adalah adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan sehingga mereka kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.



6. Prestasi belajar siswa kelas XI TAV masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM). C. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik dana, kemampuan dan waktu serta luasnya permasalahan yang timbul, maka penelitian ini akan dibatasi pada pencapaian peningkatan partisipasi siswa di dalam kelas serta pencapaian peningkatan prestasi belajar siswa dengan cara memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika di kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok tahun pelajaran 2017/2018. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar peningkatan partisipasi belajar siswa kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok tahun ajaran 2017/2018 dengan diimplementasikannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika ? 2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok tahun ajaran 2017/2018 dengan diimplementasikannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika ? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1.



Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan partisipasi belajar siswa kelas XI Teknik Audio Video tahun ajaran 2017/2018 setelah diimplementasikannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika .



2.



Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Audio Video tahun ajaran 2017/2018 setelah diimplementasikannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika .



F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Peserta didik Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika siswa kelas XI Audio Video SMK N 2 Depok tahun pelajaran 2017/2018 yang terlibat dalam kegiatan penelitian. 2. Guru Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika . 3. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan



di



sekolah



tersebut,



meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi Peneliti Mengetahui peningkatan



meningkatkan



partisipasi



dan



professional



prestasi



para



belajar



guru



dan



setelah



diimplementasikannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika di SMK N 2 Depok.



BAB II



KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), partisipasi adalah turut berperan serta dalam mengikuti sebuah kegiatan; keikutsertaan. Partisipasi adalah keterlibatan dalam bentuk pikiran maupun tenaga guna memperoleh manfaat dari kegiatan yang diikuti (Sukidin, Basrowi dan Suranto, 2007). Pendapat senada juga diungkapkan oleh Dusseldorp (dalam Sukidin, 2007) bahwa partisipasi adalah turut sertanya dalam aktivitas dalam rangka tercapainya manfaat secara optimal. Pendapat lain juga disampaikan oleh Tannenbaun dan Hahn (dalam Sukidin, 2007) bahwa partisipasi adalah peran serta dalam mengikuti kegiatan dengan memberi sebagian tenaga dan pikirannya. Sedangkan Keith Davis (dalam Suryosubroto, 2013) mengungkapkan bahwa partisipasi adalah peran serta baik meliputi psikis (emosi dan mental) individu dengan berorientasi pada tujuan serta turut bertanggung jawab di dalamnya. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Suryosubroto (2013) bahwa partisipasi adalah keterlibatan fisik, psikis dan tanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dengan mendukung pencapaian tujuannya. Untuk mengetahui terwujudnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dapat ditinjau lewat beberapa aspek kegiatan siswa yang mencerminkan keikutsertaannya dalam pembelajaran. Ada beragam partisipasi dalam proses pembelajaran, namun akan dibatasi berdasarkan pendapat-pendapat para ahli. Menurut Sudjana (dalam Taniredja, Irma Pujianti dan Nyata, 2010), terdapat beberapa indikator yang menunjukkan adanya partisipasi dalam belajar. Indikator tersebut antara lain: (1) siswa memberikan pendapat guna pemecahan masalah; (2) siswa memberikan respon/tanggapannya terhadap pendapat orang lain; (3) siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik; (4) adanya motivasi/inisiatif dalam mengerjakan tugas; (5) mau menerima pendapat dari orang lain; (6) bertanggung jawab dalam kelompok. Sedangkan Sukidin, Basrowi dan Suranto (2007) mengungkapkan bahwa ada beberapa indikator dari partisipasi, antara lain : (1) Siswa menyampaikan pertanyaan; (2) Siswa berani memberikan sanggahan atau pendapat; (3) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan; (4) Siswa membuat catatan ringkas mengenai materi; (5) Siswa mengerjakan tugas yang



diberikan dengan baik dan (6) Siswa terlibat dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat dirangkum bahwa partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan dengan memberikan sebagian fisik (tenaga), psikis (mental, emosi, perasaan) dan tanggung jawab dalam sebuah aktivitas/kegiatan untuk mengembangkan daya pikir dengan harapan dapat memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut dan mendukung pencapaian tujuan darinya. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa indikator kegiatan siswa yang dirangkum diantaranya: (1) Siswa menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan materi; (2) Siswa berani memberikan sanggahan atau pendapat; (3) Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik; (4) Siswa membuat catatan ringkas mengenai materi yang dijelaskan; (5) Siswa mengerjakan tugas yang diamanahkan dengan baik; (6) Siswa bertanggung jawab dengan kelompoknya; (7) Siswa mau untuk menerima pendapat dari orang lain; (8) Siswa terlibat dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai instruksi yang diberikan oleh guru. 2. Prestasi Belajar Kegiatan belajar mengajar memiliki tujuan salah satunya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan tersebut karena salah satu indikator dari tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran adalah adanya prestasi belajar. Biasanya, prestasi belajar umumnya ditunjukkan melalui bentuk angka ataupun nilai tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), prestasi ialah hasil yang telah dicapai lewat apa yang telah dilakukan, dikerjakan. Sedangkan prestasi belajar yang juga ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan mencakup pengetahuan maupun ketrampilan yang dikembangkan lewat mata pelajaran dan ditunjukkan dengan nilai dari sebuah tes atau angka. Sedangkan prestasi belajar menurut Winkel (dalam Hamdani, 2013) adalah bukti keberhasilan yang didapatkan oleh individu setelah berusaha dalam belajarnya. Hal senada juga diutarakan oleh Arif Gunarso (dalam Hamdani, 2013) bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal seseorang setelah usaha belajarnya. Menurut Djamarah (dalam Hamdani, 2013), prestasi belajar adalah kesan yang berdampak pada perubahan diri individu sebagai



hasil dari tindakan-tindakan mereka dalam belajar dengan diukur menggunakan tes maupun instrumen penilaian yang relevan. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diungkapkan oleh para ahli, maka dapat dirangkum bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha mengenai apa yang telah dikerjakan oleh individu mencakup pengetahuan ataupun ketrampilan belajar yang ditunjukkan dalam bentuk nilai atau angka dengan diukur menggunakan tes evaluasi maupun instrumen penelitian lain yang relevan. 3. Metode pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Dalam tipe pembelajaran kooperatif ini, Snowball Throwing diibaratkan sebagai sebuah kertas yang berisi pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa kemudian kertas tersebut dilemparkan kepada siswa lainnya untuk dijawab. Menurut Kurniasih dan Berlin (2015), Snowball Throwing atau ‘bola salju bergulir’ adalah sebuah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan bola pertanyaan yang terbuat dari kertas dan diremas atau digulung bulat lalu dilemparkan bergantian sekaligus dijawab oleh anggota kelompok belajar yang lain. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Huda (2014) bahwa Snowball Throwing atau yang dikenal dengan



Snowball Fight merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang diadopsi dari permainan fisik melempar bola salju, maksud melempar bola salju dalam pembelajaran yakni melemparkan gumpalan kertas antar siswa kelompok lain untuk dijawab. Model ini dapat digunakan untuk memberikan konsep dalam memahami materi yang sulit bagi siswa serta dapat digunakan sebagai tolak ukur sejauh mana pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh peserta didik mengenai materi yang diajarkan. Senada dengan pendapat di atas, Hasan (dalam Faturrochman, 2015) mengemukakan pendapat bahwa Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain lalu pesan tersebut disampaikan kepada orang lain melalui lemparan kertas yang berisi pertanyaan dan siapapun yang menerima kertas tersebut harus menjawabnya. Menurut Komalasari (2013), Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang menggali potensi siswa baik secara individu maupun kelompok dengan dibekali ketrampilan membuat dan menjawab pertanyaan yang dikemas dalam permainan melempar bola salju. Berdasarkan pendapat yang telah diungkapkan oleh para ahli seperti di atas, maka dapat dirangkum bahwa Snowball Throwing



merupakan salah satu model



pembelajaran kooperatif yang diadaptasi dari permainan fisik melempar bola salju, maksud dari melempar bola salju yaitu saling melempar bola kertas berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa dan ditujukan kepada siswa di kelompok lain untuk dijawab sehingga lewat kegiatan ini siswa mampu untuk lebih tanggap dalam menerima dan menyampaikan pesan dari orang lain/anggota kelompok lain. Setiap model pembelajaran memiliki langkah yang berbeda. Dalam implementasi



Snowball Throwing, guru perlu memahami dan mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran tersebut. Menurut Agus Suprijono (2009), langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yaitu: a) Pembukaan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh guru. b) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan mengenai materi. Ketua kelompok dipilih oleh anggota dengan voting. c) Ketua kelompok kembali pada kelompok masing-masing lalu menjelaskan materi yang sudah disampaikan dan diajarkan oleh guru kepada anggota-anggota kelompok. d) Setelah itu, masing-masing siswa dalam kelompok diberikan secarik kertas untuk menuliskan pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. e) Dalam waktu ± 15 menit, siswa diminta untuk menulis pertanyaan, menggulung dan saling melemparkan kertas yang berisi pertanyaan tersebut kepada siswa dalam kelompok yang lain. f) Setelah siswa mendapatkan satu bola yang berisi pertanyaan diberikanlah kesempatan baginya untuk menjawab pertanyaan yang sudah tertulis di kertas tersebut secara bergantian. g) Evaluasi. Kegiatan ini dilakukan oleh guru dengan memberikan petanyaan-pertanyaan mengenai materi yang sudah disampaikan dan dibahas dalam bentuk tes obyektif. h) Penutup. Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah diajarkan saat itu. B. Kerangka Pikir Pembelajaran yang dilaksanakan pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok, guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah). Penggunaan metode ini menyebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Interaksi satu arah sering terjadi, begitupun



dengan kecilnya respon siswa dalam memberikan jawaban, bertanya maupun menjawab pertanyaan. Masalah lain yang ditemukan adalah prestasi belajar siswa masih banyak yang belum mendapat nilai KKM. Dari 32 siswa, hanya 14 orang yang nilainya di atas KKM. Nilai KKM dari setiap kompetensi dasar adalah 75. Permasalahan ini dapat diatasi dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif, yaitu Snowball Throwing. Model pembelajaran kooperatif ini memadukan konsep belajar secara kelompok yang dikemas dalam suatu permainan imajinatif melempar bola kertas yang berisikan pertanyaan.



Permasalahan



Permasalahan



Guru masih menggunakan metode ceramah ketika mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa hanya searah sehingga siswa kurang berkembang dan partisipasi dalam pelajaran masih kurang. Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk mengatasi masalah yang terjadi pada siswa kelas XI Teknik Audio Video mata pelajaran PRE Adanya peningkatan yang terjadi pada partisipasi siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipr Snowball Throwing. ir



Kondisi Awal



Tindaka n



Kondisi Akhir



Masalah selain rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran PRE yaitu rendahnya prestasi belajar yang diraih oleh siswa kelas XI TAV. Banyak siswa yang belum memenuhi nilai KKM. Melakukan observasi partisipasi dan memberi tes kepada siswa untuk mengukur prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa setelah implementasi model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing



Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian



C. Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini sekaligus menjadi acuan dan rujukan peneliti karena berhubungan dengan partisipasi, prestasi belajar maupun implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Snowball



Throwing, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Dinar Tri Wido Mega Suci (2012), skripsi Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan judul Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball



Throwing di Kelas V SD Negeri Sambang Wetan.



Berdasarkan hasil penelitian dapat



disimpulkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada siklus I, diperoleh rata-rata partisipasi siswa sebesar 73,43% dan meningkat menjadi 86,97% pada siklus II. Sedangkan prosentase prestasi belajar siswa siklus I memperoleh rata-rata sebesar 75,46 dengan ketuntasan belajar 68,75% dan meningkat menjadi 80,31 dengan prosentase ketuntasan 87,5%. Sumber: Kumpulan Skripsi UPT Perpustakaan UMP No. 8940-120104089608 Penelitian yang dilakukan oleh Defi Teguh Ardiyani (2012), skripsi Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan judul Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Kelas VIII C SMP Negeri 2 Sokaraja. Partisipasi siswa pada siklus I didapatkan rata-rata sebesar 48,06% dan meningkat menjadi 54,19% pada siklus II dan pada siklus III rata-rata partisipasi kembali meningkat menjadi 67,42% Sedangkan prestasi belajar menunjukkan sebesar 70,58 dengan ketuntasan klasikal sebesar 22,6%. Pada siklus I. Pada siklus II, rata-rata prosentase prestasi belajar meningkat menjadi 79,10 dengan ketuntasan 61,3%. Dan pada siklus III, rata-rata prestasi belajar juga mengalami peningkatan menjadi 80,52 dengan ketuntasan sebesar 80,6%. Sumber: Kumpulan Skripsi UPT Perpustakaan UMP No. 9745- 120104097454 Penelitian yang dilakukan oleh Neti Evandari (2013), skripsi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing. Sebelum



diberi tindakan (pra siklus), jumlah nilai rata-rata kelas adalah sebesar 63,72 atau mencapai 34,48%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 72,05 dengan peningkatan prosentase prestasi belajar sebesar 62,07%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,24 dengan peningkatan prosentase sebesar 89,66%. Sumber : http://eprints.uny.ac.id/15415/1/Neti%20Evandari.pdf D. Hipotesis Penelitian Sebelum memulai penelitian, hipotesis perlu dirumuskan karena hal ini merupakan pemberi petunjuk bagi peneliti dan sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam pengambilan data. Berdasarkan pemaparan kerangka pikir yang telah disampaikan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Implementasi



model



pembelajaran



kooperatif



tipe



Snowball Throwing



mampu



meningkatkan partisipasi siswa kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika tahun ajaran 2017-2018. 2. Dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing juga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika tahun ajaran 2017-2018.



BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian



Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan secara partisipatif dan kolaboratif. Desain dari penelitian yang akan digunakan adalah desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart di dalamnya terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflection). Desain Pada penelitian ini akan dicari dan diteliti, bagaimana peningkatan partisipasi dan prestasi belajar belajar siswa pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Gambar dari desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. PERENCANAAN



REFLEKSI



SIKLUS I



PELAKSANAAN



PENGAMATAN



PERENCANAAN YANG DIREVISI REFLEKSI



SIKLUS II



PELAKSANAAN



PENGAMATAN Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Taniredja, Irma dan Nyata, 2013)



B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok yang beralamat di Kampung Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY. 2. Waktu Penelitian



Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2018 hingga bulan Mei 2018. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Audio Video SMK N 2 Depok tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 2 kelas. 2. Sampel Karena terdiri dari 2 kelas, maka sampel yang diambil adalah siswa kelas XI TAV B SMK N 2 Depok tahun ajaran 2017/2018. Sampel dipilih karena kelas tersebut memiliki beberapa masalah yang terkait dengan partisipasi dan prestasi belajar. D. Metode Pengumpulan Data Dalam metode pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Wawancara Metode pengambilan data melalui wawancara pada penelitian ini digunakan untuk menghimpun data atau informasi terakhir mengenai kegiatan belajar mengajar kelas XI TAV SMK N 2 Depok. 2. Metode Observasi Metode observasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap pembelajaran yang berlangsung. Observasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengumpulkan data mengenai partisipasi siswa dalam



pembelajaran



dan



peningkatannya



setelah



diimplementasikan



model



pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. 3. Tes Tes ini digunakan untuk menghimpun data mengenai prestasi belajar siswa kelas XI TAV SMK N 2 Depok pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika. Bentuk tes dalam pengumpulan data menggunakan tes obyektif (pilihan ganda). E. Instrument Penelitian Instrumen yang dibuat pada penelitian ini sumbernya ada pada implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam upaya meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa kelas XI TAV mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika. Pengumpulan data dari variabel yang disebutkan di atas dilakukan dengan : 1. Instrument Pengumpulan Data Variabel Partisipasi Siswa Untuk mengukur partisipasi siswa dalam pembelajaran digunakan lembar observasi partisipasi siswa. Lembar ini diisi sesuai dengan tingkat partisipasi yang dilakukan oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi diisi oleh observer selaku pengamat dalam pembelajaran. Jenis penilaian yang digunakan untuk mengukur



partisipasi belajar siswa yaitu dengan nilai yakni nilai 1=ya dan nilai 0=tidak pada setiap aspek partisipasi yang diamati. 2.



Instrument Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar Siswa Instrument yang akan digunakan dalam pengumpulan data prestasi belajar adalah tes prestasi belajar. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Snowball Throwing. Jenis tes yang akan digunakan adalah post-test yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda.



F. Metode Analisis Data Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Teknik analisa data ini digunakan untuk mengetahui peningkatan partisipasi dan prestasi belajar siswa. Analisis data ini dimulai dari awal sampai berakhirnya pengumpulan data. 1. Analisis Data Observasi Partisipasi Siswa Untuk mengukur partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung, peneliti menggunakan lembar observasi untuk mencatat kegiatan yang berkaitan dengan partisipasi siswa. Kriteria penilaian yang digunakan dalam pengukuran ini adalah menggunakan skala Guttman dengan skor 0 dan 1. Masing masing rentang nilai memiliki penjelasan yaitu nilai 0 = tidak dan nilai 1 = ya. Lembar observasi ini diisi oleh peneliti yang dibantu oleh observer yang bertindak sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Partisipasi Siswa Variabel No Indikator Aspek yang Diamati Partisipasi 1



2



a. Siswa menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan b. materi



No Item



Siswa bertanya pada guru mengenai materi yang belum paham



3



Siswa bertanya kepada ketua kelompok tentang materi diskusi



8



Siswa mampu a. Siswa menjawab pertanyaan yang menjawab diberikan oleh guru saat pelajaran pertanyaan yang



4



diberikan dengan b. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok baik lain



3



4



11



Siswa membuat a. Siswa mencatat materi yang dijelaskan guru saat pelajaran catatan ringkas mengenai materi b. Siswa membuat catatan ringkas yang dijelaskan mengenai materi diskusi



2



a. Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi



1



b. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan ketua kelompok saat diskusi



5



c. Siswa turut serta dalam diskusi kelompok



6



d. Siswa membuat soal mengenai materi secara individu e. Siswa melempar bola pertanyaan tanpa memancing keributan siswa lain



9



Siswa terlibat dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai instruksi yang diberikan guru



7



10



Analisis data yang akan digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa adalah analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif ini menganalisis data partisipasi siswa dalam kelompok. Kriteria penilaian yang digunakan dalam mengukur partisipasi siswa yaitu nilai 1=ya dan nilai 0=tidak. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Memberikan kriteria pemberian skor terhadap masing-masing indikator pada partisipasi yang diamati. b. Menghitung jumlah nilai yang didapatkan oleh siswa pada masing-masing indikator partisipasi yang diamati. c. Menghitung persentase partisipasi per siswa tersebut pada setiap indikator dengan rumus sebagai berikut :



2. Analisis Data Prestasi Belajar Analisa prestasi belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dan keterampilan siswa selama mengikuti pelajaran melalui tes. Analisis ini menggunakan



analisis data kuantitatif dengan menentukan rata-rata nilai tes. Rata-rata nilai tes diperoleh dari penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas. Pemberian skor tes didasarkan pada jumlah jawaban yang benar pada saat evaluasi. Angka skor yang digunakan dari skala 0 sampai skala maksimal 100. Menurut Sudjana (2013: 109) untuk menghitung rata-rata hasil tes dapat digunakan rumus sebagai berikut:



Keterangan : = Nilai rata-rata ΣXI



= Jumlah semua nilai siswa



ΣN



= Jumlah siswa



Sedangkan rumus yang digunakan dalam menghitung persentase jumlah siswa yang dapat mencapai KKM adalah sebagai berikut:



Keterangan :



3.



P



= Persentase ketuntasan siswa



Σni



= Jumlah siswa yang mencapai KKM



Σno



= Jumlah seluruh siswa



Kriteria Keberhasilan Penelitian Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya partisipasi dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, indikator yang dicapai dapat dilihat dalam pencapaian poin-poin yang tertera pada kisi-kisi instrumen implementasi pembelajaran kooperatif, partisipasi, dan standar kompetensi dasar. a. Kategori yang digunakan dalam mengukur peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari pemberian skor masing-masing indikator yang telah ditentukan dengan menghitung jumlah skor partisipasi siswa yang diperoleh dari masing-masing indikator pencapaian dan dicari prosentase peningkatan partisipasi siswa per siklus dan akhirnya didapat hasilnya. Partisipasi siswa dikatakan meningkat apabila



prosentase akhir partisipasi siswa mencapai 71,88% kecuali untuk indikator bertanya hanya ditarget sebesar 50%. b. Penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat dikatakan meningkatkan prestasi belajar siswa apabila 75% dari jumlah siswa telah memenuhi nilai diatas KKM yang telah ditentukan yaitu minimal siswa mencapai nilai 75 pada mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika.



Tabel 2. Baseline Indikator Keberhasilan Penelitian ASPEK YANG NO BASELINE DIAMATI



1



2



3



4



SIKLUS I



SIKLUS II



Siswa memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung



Ketika guru menjelaskan materi di depan kelas, hanya ada 16 orang yang memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung sebesar 50%.



Siswa diharap memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung dengan jumlah sebanyak 62,5% dari total siswa dalam kelas.



Siswa diharap memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung dengan jumlah sebanyak 71,88% dari total siswa dalam kelas.



Siswa mencatat materi yang diberikan guru saat pelajaran



Ketika guru memberikan materi, siswa yang membuat catatan mengenai materi tersebut hanya 46,88% dari jumlah siswa yang ada di kelas



Siswa diharapkan membuat catatan mengenai materi sebanyak 56,25% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharapkan membuat catatan mengenai materi sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



Siswa bertanya pada guru mengenai materi yang belum paham



Saat guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang dijelaskan dan merasa kurang paham, prosentase siswa yang bertanya hanya 15,63% dari jumlah siswa di kelas



Siswa diharap mampu menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dijelaskan dan kurang paham sebanyak 31,25% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharap mampu menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dijelaskan dan kurang paham sebanyak 50% dari jumlah seluruh siswa



Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru saat pelajaran



Saat guru memberikan pertanyaan pada siswa, yang mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan baik hanya 31,25% dari jumlah siswa di kelas



Siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan baik sebanyak 50% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan baik sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



NO



5



6



7



8



ASPEK YANG DIAMATI



BASELINE



SIKLUS I



SIKLUS II



Siswa memperhatikan penjelasan ketua kelompok saat diskusi



Siswa belum pernah melakukan diskusi dengan dipimpin ketua kelompok, sehingga presentasenya sebesar 0% dari jumlah siswa yang ada di kelas



Siswa diharap memperhatikan penjelasan ketua kelompok saat berdiskusi sebanyak 37,5% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharap memperhatikan penjelasan ketua kelompok saat berdiskusi sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



Siswa turut serta dalam diskusi kelompok



Ketika diskusi kelompok berlangsung, siswa yang turut serta dalam kegiatan tersebut hanya 34,38% dari jumlah siswa yang ada di kelas



Siswa diharap turut serta dalam diskusi kelompok sebanyak 53,13% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharap turut serta dalam diskusi kelompok sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



Siswa membuat catatan ringkas materi saat diskusi



Siswa belum pernah membuat catatan ringkas mengenai materi diskusi , sehingga presentasenya sebesar 0% dari jumlah siswa yang ada di kelas



Siswa diharapkan membuat catatan mengenai materi diskusi sebanyak 37,5% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharapkan membuat catatan mengenai materi diskusi sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



Siswa bertanya kepada ketua kelompok tentang materi saat diskusi



Siswa belum pernah melakukan kegiatan bertanya pada ketua kelompok mengenai materi diskusi, sehingga presentasenya sebesar 0% dari jumlah siswa yang ada di kelas



Siswa diharap menyampaikan pertanyaan pada ketua kelompok mengenai materi yang kurang paham sebanyak 25% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharap menyampaikan pertanyaan pada ketua kelompok mengenai materi yang kurang paham sebanyak 50% dari jumlah seluruh siswa



ASPEK YANG DIAMATI



BASELINE



SIKLUS I



SIKLUS II



Siswa belum pernah membuat soal maupun pertanyaan mengenai materi secara individu baik dalam diskusi maupun non-diskusi, sehingga prosentasenya sebesar 0%



Siswa diharapkan mampu membuat soal yang sesuai dengan materi secara individu sebanyak 37,5% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharapkan mampu membuat soal yang sesuai dengan materi secara individu sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



Siswa belum pernah melakukan kegiatan melempar bola pertanyaan, sehingga prosentasenya sebesar 0%



Siswa diharapkan mampu melempar bola pertanyaan tanpa memancing keributan siswa lain sebanyak 37,5% dari jumlah seluruh siswa



Siswa diharapkan mampu melempar bola pertanyaan tanpa memancing keributan siswa lain sebanyak 71,88% dari jumlah seluruh siswa



11



Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok lain



Hanya ada 25% siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain.



Siswa diharap mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan jumlah siswa sebanyak 50%.



Siswa diharap mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan jumlah siswa sebanyak 71,88%.



12



Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI TAV mata pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika



Prestasi belajar siswa yang memenuhi atau melebihi KKM hanya 46,88%.



Diharapkan terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 62,5%



Diharapkan terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 75%



NO



9



10



Siswa membuat soal mengenai materi secara individu



Siswa melempar bola pertanyaan tanpa memancing keributan siswa lain



BAB IV DAFTAR PUSTAKA Andriyani, D. T. (2012). Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Kelas VIII C SMP Negeri 2 Sokaraja. Laporan Skipsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Evandari, N. (2013). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul. Yogyakarta: Skripsi UNY. Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif: Alternatif Desin Pembelajaran Yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakata: Pustaka Pelajar. Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Kurniasih, I & Sani, B. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. Mega Suci, D. T. W. (2012). Peningkatan Partisipasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Di Kelas V SD Negeri Sambang Wetan. Laporan Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Nana Sudjana (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rusdakarya. Sukidin, Basrowi, & Suranto=. (2007). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Suryosubroto, B. (2013). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. rev.ed. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Taniredja, T., Irma dan Nyata. (2013). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.