Proposal Syamsudin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SMART DALAM PENENTUAN PENERIMA BANTUAN PKH



Oleh: SYAMSUDIN HADI 1515015189



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2021



PROPOSAL SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SMART DALAM PENENTUAN PENERIMA BANTUAN PKH HALAMAN JUDUL



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Strata 1 Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman



Oleh: SYAMSUDIN HADI 1515015189



FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2021 PROPOSAL SKRIPSI



ii



SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SMART DALAM PENENTUAN PENERIMA BANTUAN PKH HALAMAN PENGESAHAN



Oleh: Syamsudin Hadi 1515015189



Telah dibahas dalam Rapat Dosen Pembimbing pada [tgl, bln, tahun] dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai Skripsi, dengan Dosen Pembimbing: I. Masna Wati, S.Si,. MT II. Vina Zahrotun Kamila, M.Kom



Ketua Program Studi S1 Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman,



Masna Wati, S.Si,. MT NIP. 19851103 201404 2 002



iii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SMART DALAM PENENTUAN PENERIMA BANTUAN PKH”. Proposal ini disusun sebagai salah satu tahapan dalam menyelesaikan skripsi pada Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama proses penyusunan proposal skripsi, kepada: 1. 2. 3.



4. 5. 6. 7. 8.



Orang tua dan Saudara-saudara saya atas do’a, bimbingan serta kasih sayangnya. Bapak Ir. Muhammad Dahlan Balfas, S.T., MT selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman. Ibu Masna Wati, S.Si., MT selaku Ketua Program Studi Informatika sekaligus selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan masukkan terhadap penelitian ini. Ibu Vina Zahrotun Kamila, M.Kom selaku Pembimbing II atas masukkan terhadap penelitian ini. Dosen Penguji I atas saran dan masukkan terhadap penelitian ini. Dosen Penguji II atas saran dan masukkan terhadap penelitian ini. Segenap Dosen Program Studi Informatika, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan. Rekan-rekan seperjuangan yang terus memberikan dukungan semangat demi terselesainya tugas ini.



Saya menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat memperbaiki demi kesempurnaan sangat diharapkan.



Samarinda, 27 Januari 2021



Syamsudin Hadi NIM. 1515015189



iv



DAFTAR ISI



halaman HALAMAN JUDUL.....................................................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................iii DAFTAR ISI..................................................................................................................v DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................4 1.3. Batasan Masalah................................................................................................4 1.4. Tujuan Penelitian..............................................................................................4 1.5. Manfaat Penelitian............................................................................................4 1.6. Kontribusi Penelitian.........................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................6 2.1 Penelitian Terkait..............................................................................................6 2.2 Multiple Criteria Decision Making (MCDM)...................................................9 2.3 Program Keluarga Harapan.............................................................................11 2.4 Metode Simple Additive Weighting (SAW)....................................................14 2.5 Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).........................15 2.6 Confusion Matrix...........................................................................................17 2.7 Analisis Sensitivitas.......................................................................................18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................20 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian.....................................................................20 3.2 Pengumpulan Data..........................................................................................21 3.3 Perancangan Data............................................................................................21 3.4 Perancangan Proses/Algoritma.......................................................................24 3.5 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................29 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 30



v



DAFTAR TABEL halaman Gambar 1.1 Data Kemiskinan Kota Samarinda..............................................................2 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian....................................................................................20



vi



DAFTAR GAMBAR halama n Gambar 1.1 Data Kemiskinan Kota Samarinda..............................................................2 Gambar 3.1 Tahapan Penelitian....................................................................................20 Gambar 3.2 Tahapan Metode SAW..............................................................................25 Gambar 3.3 Tahapan Metode SMART.........................................................................26 Gambar 3.4 Tahapan Analisis Sensitivitas....................................................................28



vii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah utama dan kompleks setiap negara.



Kemiskinan tidak mungkin dapat dihapuskan oleh negara manapun, tetapi dengan tekad yang kuat, kemiskinan dapat ditekan atau diminimalkan. Di Indonesia, tingkat kemiskinan masih terbilang tinggi. Meski nampak menurun secara lambat, pemerintah dengan berbagai upaya khusus pada setiap rezimnya telah mampu menekan angka kemiskinan. Namun, karena kemiskinan yang ada di Indonesia adalah masalah yang terlihat secara mikro, sementara pemerintah masih mengejar aspek pembangunan makro, yang terjadi adalah ketidaktepatan sasaran pembangunan itu sendiri (Nursiyono, 2015). Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki jumlah penduduk 812,597 jiwa (BPS Samarinda, 2015). Dengan jumlah penduduk tersebut, Kota Samarinda memiliki permasalahan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda, jumlah penduduk miskin. Kota Samarinda pada tahun 2015 berada di angka 4,82%, pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dan berada di angka 4,72%, namun pada tahun 2017 jumlahnya mengalami kenaikan dan berada di angka 4,77%, sedangkan pada tahun 2018 angka kemiskinan di Kota samarinda mengalami penurunan derastis hingga berada di angka 4,59%. Hal ini menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Kota Samarinda selalu berubah-ubah atau tidak stabil (fluktuatif). (Lubis, Nadeak, & Hondro, 2017)



1



DATA KEMISKINAN KOTA SAMARINDA 2015 - 2018 4.85% 4.80% 4.75% 4.70% 4.65% 4.60% 4.55% 4.50% 4.45% 2015



2016



2017



2018



DATA KEMISKINAN KOTA SAMARINDA 2015 - 2018



Gambar 1.1 Data Kemiskinan Kota Samarinda Berdasarkan grafik kemiskinan Kota Samarinda pada Gambar 1.1, bisa dilihat bahwa upaya pemerintah untuk mengatasi angka kemiskinan di Kota Samarinda beberapa tahun ini dengan mengadakan bantuan sosial cukup berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di Kota Samarinda. Salah satunya merupakan Program Keluarga Harapan (PKH), PKH merupakan program sosial pemerintah yang memberikan bantuan berupa uang kepada masing-masing kepala keluarga yang masuk dalam golongan keluarga miskin dengan persyarat mampu melaksanakan kewajibannya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Pada tahun 2017, keluarga penerima bantuan PKH di Kota Samarinda tahap IV mencapai 5,535 keluarga (htps://pkh.kemsos.go.id). Didalam menentukan penerima PKH, sering terjadi beberapa permasalahan dalam melakukan survey pada masyarakat dan memilih calon-calon penerima. Permasalahan yang sering terjadi adalah kriteria-kriteria warga yang disurvei tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah dan adanya kuota penerima PKH sehingga masyarakat tidak banyak yang dapat menerima bantuan tersebut. Perbedaan kriteria yang digunakan oleh PKH dengan program bantuan yang lain juga mengakibatkan



2



kesulitan bagi staf pendamping untuk menentukan prioritas penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Karena itu pula, sering terjadi kesalahpahaman pihak masyarakat tentang mana yang pantas dan tidak pantas untuk mendapatkan bantuan dari program ini. Dengan beberapa permasalahan yang ada dan banyaknya data yang harus dihitung, perlu dibuat Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang berfungsi untuk menentukan prioritas komponen dan mampu memberikan rekomendasi hasil berupa output yaitu penerima bantuan sosial yang paling layak yang kemudian dapat digunakan oleh pemerintah, khususnya staf pendamping PKH. Melalui sistem ini, data yang banyak dan beragam akan diolah menjadi data yang terstruktur. SPK



adalah



sebuah



sistem



untuk memberikan kemudahan pengguna



dalam mengambil keputusan dari berbagai jenis dengan akurat dan sesuai dengan



tujuan



pengguna



(Faisal, 2015). SPK dapat memberikan alternatif



keputusan dan selanjutnya diserahkan kepada user untuk mengambil keputusan (Nurjannah, 2015). Sistem Pendukung Keputusan (SPK) digunakan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dengan menentukan alternatif dan kriteria yang ditentukan, sehingga keputusan yang diberikan bisa tepat sasaran (Sholikhah, Diema, & Chandra, 2016). Salah satu cabang analisa keputusan yang sesuai dengan masalah ini adalah Multi Criteria Decision Making (MCDM) untuk menentukan bobot kriteria berdasarkan data yang telah ada dan mengurangi penilaian subjektif manusia dalam proses perhitungan. Metode yang ada pada MCDM yaitu Simple Additive Weighting Method (SAW Method), Weighted Product Method (WP Method), Technique for Order by Similarity to Ideal Solution Method (TOPSIS Method), Analytic Hierarchy Process Method (AHP Method), Multi-Objective Optimization on the basis of Ratio Analysis (MOORA Method) (2006), A New Additive Ratio Assessment (ARAS) (2008), MultiAttributive Border Approximation area Comparison (MABAC Method), COmplex PRoportional ASsessment (COPRAS Method), Simple Multi Attribute Rating 3



Technique Method (SMART Method), Profile Matching Method (PM Method), ELECTRE, PROMETHEE Method, Utilities Theory Additives Method (UTA Method), Multi Attribute Utility Theory (MAUT), TAGUCHI. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan rekomendasi data dalam penelitian ini adalah metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) adalah metode pengambilan keputusan multikriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977, dalam penelitiannya metode SMART digunakan untuk memecahkan masalah Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) (Olson, 1996). Pemilihan ini merujuk pada fleksibilitas dan kesederhanaan yang dimiliki oleh metode SMART dalam memberikan keputusan pemilihan yang tepat. Metode SMART merupakan metode yang dapat menyelesaikan masalah pendukung keputusan dengan multikriteria dan merupakan metode yang fleksibel dan cukup efektif sesuai dengan uji sistem yang dilakukan (Honggowibowo, 2015). Pengguna pendukung keputusan dapat mengubah-ubah bobot kriteria sesuai dengan tingkat kepentingan kriteria yang diinginkan. Metode SMART juga lebih banyak digunakan karena kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan (Suryanto & Muhammad, 2015). Pembobotan pada SMART menggunakan skala 0 sampai 1, sehingga mempermudah perhitungan dan perbandingan nilai pada masing-masing alternatif, mempermudah dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan, dan mempermudah menganalisa data. Kesederhanaan inilah yang menjadi salah satu alasan penulis menggunakan metode ini untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan multikriteria. Teknik pengambilan keputusan multi-kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan kriteria lain. Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik.



4



Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mencari nilai terbaik dari setiap peserta, kemudian dilakukan proses pengurutan peserta yang akan menentukan nilai tertinggi, yaitu masyarakat yang berhak mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan membangun Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode SMART. Sistem tersebut diharapkan dapat membuat pekerjaan lebih efektif, efisien, meningkatkan ketelitian, dan mengurangi kelalaian, sehingga terciptanya rasa keadilan, objektivitas, dan transparansi dalam mengambil keputusan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan penerima bantuan PKH menggunakan metode SMART yang memberikan urutan rekomendasi calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah Samarinda Kota?” 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Sistem ini hanya digunakan untuk melakukan perangkingan penerima bantuan PKH. 2. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). 3. Penelitian ini hanya membahas perancangan, pembangunan, dan pengembangan sistem. 4. Output dari sistem ini adalah urutan prioritas berdasar bobot atas kriteria yang lebih besar, yakni menyajikan data penerima bantuan PKH. 5. Data yang digunakan berupa data sampel dari Dinas Sosial dan Badan Pusat Statistik di Kota Samarinda 2021 sebanyak ... data dan dikhususkan pada wilayah kecamatan Samarinda Kota. 5



6. Variabel yang digunakan adalah variabel yang telah ditentukan oleh Dinas Sosial, antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan akhir, status nikah, pekerjaan, status rumah, luas lantai rumah (m2), jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, sumber air, perhiasan minimal 10 gr, listrik, bahan bakar masak, TV layar datar minimal 30 inchi. 7. Penentuan KPM ditentukan oleh para pengambil keputusan, sistem hanya memberikan rekomendasi KPM yang sesuai dengan kriteria. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Bantuan PKH dengan menerapkan metode SMART untuk merekomendasikan KPM sesuai dengan kriteria Dinas Sosial Kota Samarinda. 1.5. Manfaat Penelitian Selain tujuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak, khususnya: a.



Bagi Penulis Untuk mengembangkan wawasan penulis dalam mengimplementasikan metode SMART dalam mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk penentuan penerima bantuan PKH.



b.



Bagi Pemerintah Dapat mempermudah dalam penentuan penerima bantuan PKH dan menghasilkan laporan dan data yang lebih tepat, akurat, dan objektif karena didasari dengan perhitungan yang baik.



c.



Bagi Mahasiswa Dapat mengetahui dan mendalami mengenai sistem pendukung keputusan beserta metode-metode yang digunakan sesuai dengan kriteria yang ada, dan



6



menjadi referensi khususnya bagi mahasiswa dibidang Informatika yang dapat membantu proses pembelajaran. d.



Bagi Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya calon penerima bantuan PKH di Kota Samarinda.



1.6. Kontribusi Penelitian Konstribusi dari hasil penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metode SMART yang dapat digunakan oleh orang tua untuk menentukan penerima bantuan sosial PKH sesuai kriteria yang diinginkan oleh Dinas Sosial di Wilayah Kecamatan Samarinda Kota dan menjadi referensi bagi pengelola data masyarakat di Dinas Sosial Kota Samarinda Kalimantan Timur.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Penelitian Terkait Dalam rangka mendukung penelitian ini, maka dilakukan kajian dengan



mempelajari penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya. Daftar penelitian terkait sebagai berikut: 1. Metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data warga penerima bantuan Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) daro Kantor Lurah Tegal Sari Mandala II dengan mempertimbangkan aspek-aspek penentuan yang telah ditentukan oleh pihak Kelurahan tersebut yaitu Pengenalan Tempat, Keterangan Perumahaan, dan Keterangan Sosial Ekonomi. Proses perhitungan metode AHP dalam sistem pendukung keputusan ini didasari dari nilai bobot kriteria yang ditentukan. (Lubis, P., Nadeak, B., Hondro, Rivalri K. (2017) Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Warga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan Menggunakan Metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Jurnal Informatika Budidarma, 1(1). 2. Metode Simple Additive Weighting (SMART). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel dari Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kelompok Penerima Budidaya Ikan Dengan Metode SMART akan memudahkan dalam proses pemilihan khususnya dalam menentukan pokdakan yang akan diberikan bantuan secara lebih objektif dan sesuai dengan yang diharapkan. ( Riqie Pratama, Lukman Nulhakim (2019). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kelompok Penerima Budidaya Ikan Dengan Metode SMART. (2). 3. Metode Entropy dan TOPSIS. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel dari Dinas Sosial dan Badan Pusat Statistik di Kota Samarinda. Dengan



6



adanya Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan Kota Samarinda dengan Metode Entropy dan TOPSIS akan memudahkan dalam proses pemilihan khususnya dalam menentukan keluarga yang akan diberikan bantuan secara lebih obyektif dan sesuai dengan yang diharapkan. (Sulo, Cyntia J.R. (2019). Sistem Pendukung Keputusan Penerima bantuan Program Keluarga Harapan Kota Samarinda dengan Metode Entropy dan TOPSIS. Samarinda: FKTI Universitas Mulawarman.) 4. Metode SMARTER. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mahasiswa pengganti beasiswa penuh Bidikmisi Universitas Tanjungpura. Seleksi penerimaan mahasiswa pengganti beasiswa penuh Bidikmisi menggunakan sistem pendukung keputusan, yang dalam penelitian ini menggunakan metode SMARTER. Metode SMARTER digunakan untuk proses perhitungan nilai setiap alternatif sehingga akan didapat urutan nilai setiap alternatif. Pembobotan pada metode SMARTER menggunakan rumus Rank Order Centroid (ROC). Hasil keluaran dari sistem ini ad dalah urutan nilai akhir calon mahasiswa pengganti dari urutan nilai akhir terbesar hingga terkecil berdasarkan program studi dan angkatan. Berdasarkan pengujian terhadap 7 (tujuh) data kasus mahasiswa pengganti dapat disimpulkan bahwa metode SMARTER dapat melakukan seleksi penerimaan mahasiswa pengganti beasiswa penuh Bidikmisi dengan tingkat validitas sebesar 71,43% berdasarkan 17 (tujuh belas) data kasus calon mahasiswa pengganti beasiswa penuh Bidikmisi Universitas Tanjungpura. Berdasarkan 17 (tujuh belas) data kasus yang digunakan untuk pengujian, sistem menghasilkan 5 (lima) data kasus yang memiliki urutan nilai akhir terbesar berdasarkan masing-masing program studi dan angkatan dari 7 (tujuh) data kasus penerima pengganti, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode SMARTER dapat melakukan seleksi penerimaan mahasiswa pengganti beasiswa penuh Bidikmisi Universitas Tanjungpura dengan tingkat validitas sebesar 71,43 %. (Haryanti, Dwi. (2016). Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Beasiswa Penuh Bidikmisi Universitas Tanjungpura dengan 7



Menerapkan Metode SMARTER. Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN), 1(1)) 5. Metode Simple Additive Weighting (SMART). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuisioner yang diambil peneliti dari berbagai siswa di SMA. Dengan adanya Implementasi Metode SMART Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Siswa SMA akan memudahkan dalam proses pemilihan khususnya dalam menentukan ekstrakulikuler yang akan di ambil atau tepat untuk diberikan kepada Siswa secara lebih objektif dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian yang relevan diatas terdapat perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu perbandingan metode yang digunakan dan studi kasus yang berbeda, dimana pada penelitian sebelumnya yaitu menggunakan metode SAW dan TOPSIS untuk menentukan penerima bantuan PKH. Sedangkan pada penelitian ini penulis Menggunakan metode SMART untuk menentukan keluarga mana yang layak untuk menerima bantuan PKH, Selain itu pada penelitian yang relevan diatas kriteria yang digunakan untuk menentukan penerima bantuan PKH. Pada penelitian sebelumnya menggunakan kriteria jenis lantai, jenis atap, sumber air minum, sumber penerangan warga, bahan bakar energi utama, tempat pembuangan akhir, program bantuan yang diterima. Sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan 15 kriteria yang telah ditentukan oleh dinas sosial, yaitu Umur, Jenis kelamin, Pendidikan akhir, Status nikah, Pekerjaan, Status rumah, Luas lantai rumah (m2), Jenis atap, Jenis dinding, Jenis lantai, Sumber air, Perhiasan minimal 10 gr, Listrik, Bahan bakar masak, TV layar datar minimal 30 inchi. 2.2



Multiple Criteria Decision Making (MCDM) Multiple Criteria Decision Making (MCDM) merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan dalam area pengambilan keputusan.



8



Tujuan dari MCDM adalah memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif eksklusif yang saling menguntungkan atas dasar performansi umum dalam bermacam kriteria (atau atribut) yang ditentukan oleh pengambil keputusan. (M.Vujicic, 2017) Dalam Ridho (2008), Yoon, K., et al. menyatakan Multi Criteria Decision Making (MCDM) merupakan teori yang membahas mengenai proses pengambilan keputusan yang mempertimbangkan banyak kriteria (Suhendar & Novia, 2014). Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan aplikasi interaktif berbasis komputer yang mengkombinasikan data dan model matematis untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam menangani suatu masalah (Karim, 2018). Menurut Prof. Marimin, Msc (2004:1) dalam bukunya “Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan” mengungkapkan bahwa konsep Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) muncul pertama kali pada awal tahun 1970 oleh Scott-Morton. Mereka mendefinisikan bahwa sistem pengambilan keputusan merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak struktur (Sihotang & Siboro, 2016). Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatiskan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia (Rina & Evi, 2015). Karakteristik dari sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut 9



(Agus P., 2017): a. Mendukung



pengambilan



keputusan



untuk



membahas



masalah-masalah



terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. b. Output diajukan bagi personil organisasi dalam semua tingkatan. c. Mendukung di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi, desain, pilihan. d. Adanya interface manusia atau mesin, dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan. e. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai dengan pembahasan. f. Memiliki kemampuan dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. g. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem. h. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen. Tahap-tahap pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Agus P., 2017): a. Identifikasi masalah b. Pemilihan metode c. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut d. Mengimplementasikan model tersebut e. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada f. Melaksanakan solusi terpilih 2.3



Program Keluarga Harapan



10



Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH. Program perlindungan sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihdapai negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis. Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses



keluarga



miskin



terutama



ibu



hamil



dan



anak



untuk



memanfaatkanberbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka. Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI. Melalui



PKH,



KPM



didorong



untuk



memiliki



akses



dan



memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. penanggulangan



PKH



diarahkan



kemiskinan



yang



untuk



menjadi



mensinergikan



tulang berbagai



punggung program



perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional. Program prioritas nasional ini oleh Bank Dunia dinilai sebagai program dengan biaya paling efektif untuk mengurangi kemiskinan dan menurunkan kesenjangan antar kelompok miskin, juga merupakan program yang memiliki tingkat efektivitas paling tinggi terhadap penurunan koefisien gini. Berbagai penelitian lain menunjukkan bahwa PKH mampu mengangkat penerima manfaat keluar dari kemiskinan, meningkatkan konsumsi keluarga, bahkan pada skala yang lebih luas mampu mendorong para pemangku 11



kepentingan di Pusat dan Daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur kesehatan dan pendidikan. Penguatan PKH dilakukan dengan melakukan penyempurnaan proses bisnis, perluasan target, dan penguatan program komplementer. Harus dipastikan bahwa keluarga penerima manfaat (KPM) PKH mendapatkan subsidi BPNT, jaminan sosial KIS, KIP, bantuan Rutilahu, pemberdayaan melalui KUBE termasuk berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial lainnya, agar keluarga miskin segera keluar dari kungkungan kemiskinan dan lebih sejahtera.  Misi besar PKH dalam menurunkan kemiskinan terlihat nyata semakin mengemuka mengingat jumlah penduduk miskin Indonesia pada tahun 2017 terjadi penurunan kemiskinan dari 10,64% pada bulan meret 2017 menjadi 10,12% pada bulan September 2017 dari total penduduk atau 27.771.220 jiwa penduduk pada bulan Maret menjadi 26.582.990 jiwa penduduk pada bulan September dengan total penuruan penduduk miskin sebanyak 1.188.230 atau penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0.58% (BPS,2017).  Sasaran PKH merupakan keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang memiliki komponen kesehatan dengan kriteria ibu hamil/menyusui, anak berusia nol samapai dengan enam tahun. Komponen pendidikan dengan kriteria anak SD/MI atau sederajat, anak SMA/MTs atau sederjat, anak SMA /MA atau sederajat, dan anak usia enam sampai 21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Sejak tahun 2016 terdapat penambahan komponen kesejahteran sosial dengan kriteria lanjut usia diutamakan mulai dari 60 (enam puluh) tahun, dan penyandang disabilitas diutamakan penyandang disabilitas berat. KPM PKH harus terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat. Kewajiban KPM PKH di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi 12



serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah. KPM yang memiliki komponen kesejahteraan social berkewajiban memberikan makanan bergizi dengan memanfaatkan pangan lokal, dan perawatan kesehatan minimal satu kali dalam satu tahun terhadap anggota keluarga lanjut usia mulai dari 70 (tujuh puluh) tahun, dan meminta tenaga kesehatan yang ada untuk memeriksa kesehatan, merawat kebersihan, mengupayakan makanan dengan makanan lokal bagi penyandang disabilitas berat. Penyaluran bantuan sosial PKH diberikan kepada KPM yang ditetapkan oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga. Penyaluran bantuan diberikan empat tahap dalam satu tahun, bantuan PKH diberikan dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai



bantuan



merujuk



Surat



Keputusan



Direktur



Jenderal



Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 26/LJS/12/2016 tanggal 27 Desember 2016 tentang Indeks dan Komponen Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan Tahun 2017. Komponen bantuan dan indeks bantuan PKH pada tahun 2017, sebagai berikut: a)



Bantuan Sosial PKH Rp. 1.890.000



b) Bantuan Lanjut Usia Rp. 2.000.000 c)



Bantuan Penyandang Disabilitas Rp. 2.000.000



d) Bantuan Wilayah Papua dan Papua Barat Rp. 2.000.000 (kemsos.go.id)



2.4



Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) merupakan metode pengambilan keputusan yang multiatribut yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik pembuatan keputusan multiatribut ini



13



digunakan untuk mendukung pembuat keputusan dalam memilih antara beberapa alternatif. Setiap pembuat keputusan harus memilih sebuah alternatif yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai nilai-nilai. Nilai ini diratarata dengan skala tertentu. Setiap atribut mempunyai bobot yang menggambarkan seberapa penting dibandingkan dengan atribut lain. Pembobotan dan pemberian peringkat ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. Pembobotan pada SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) menggunakan skala antara 0 sampai 1, sehingga mempermudah perhitungan dan perbandingan nilai pada masingmasing alternatif. (Astuti, 2015). 2.4.1 Model Metode SMART Model yang digunakan dalam SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) yaitu: m



u ( ai ) =∑ w j ui ( ai ) , i=1,2 , … m



…(1)



J =1



Keterangan: Wj : nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria ui(ai): nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai nilai fungsi terbesar. (Astuti, 2015) 2.4.2



Langkah-langkah Penyelesaian Metode SMART Langkah-langkah penyelesaian Metode SMART:



1.



Menentukan jumlah kriteria



2.



Sistem secara default memberikan skala 0-100 berdasarkan prioritas yang telah diinputkan kemudian dilakukan normalisasi.



14



Normalisasi =



wj



∑ wj



...(2) Keterangan : Wj : bobot suatu kriteria



∑ w j: total bobot semua kriteria 3.



Memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif.



4.



Hitung nilai utility untuk setiap kriteria masing-masing. ui ( ai ) =100



( C out i−C min ) % ( C max −C min )



…(3)



Keterangan : ui(ai) : nilai utility kriteria ke-1 untuk kriteria ke-i Cmax : nilai kriteria maksimal Cmin : nilai kriteria minimal Cout i : nilai kriteria ke-i 5.



Hitung nilai akhir masing-masing. m



u ( ai ) =∑ w j ui ( ai )



…(4)



J =1



Keterangan: Wj : nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria ui(ai): nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i (Astuti, 2015). 2.5



Pemodelan Sistem Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-data berupa informasi. Metode dalam pengembangan sistem yang digunakan dalam



15



penelitian ini adalah menggunakan metode diagram alir meliputi ERD, diagram konteks, data flow diagram (DFD) dan flowchart dengan model pengembangan Waterfall Model. 2.5.1



Waterfall Model Dalam



pengembangannya



metode waterfall memiliki



beberapa



tahapan yang berurut yaitu : requirement (analisis kebutuhan), design system (desain sistem), coding (pengkodean) &Testing (pengujian), penerapan program, pemeliharaan (Pressman, 2012).



Gambar 2.1 Waterfall Model (Sumber : Pressman, 2012) Tahapan-tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut : 1.



Requirement Analisis Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara,



diskusi



atau



survei



langsung.



mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.



16



Informasi



dianalisis



untuk



2.



System Design Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras (hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.



3.



Implementation Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan diprogram kecil yang disebut



unit,



yang



terintegrasi



dalam



tahap



selanjutnya.



Setiap



unit



dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing. 4.



Integration & Testing Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian yang dilakukan masing-masing unit. Setelah integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek  setiap kegagalan maupun kesalahan.



5.



Operation & Maintenance Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki  kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.



2.5.2



Flowchart Flowchart (diagram alir) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Flowchart merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar. Tujuan penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan kelas dengan simbol-simbol yang standar. Tahapan penyelesaian ini harus jelas, sederhana dan tepat (Jogiyanto,2010). 17



Tabel 2.3 Simbol Flowchart Simbol



Keterangan Penghubung Simbol untuk keluar/masuk atau proses dalam lembar atau halaman lain Input Output Simbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya Dokumen Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak dikertas On Line Storage Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam simbol ini akan disimpan Simbol Garis Alir Digunakan untuk menunjuk arah selanjutnya yang akan dituju dari simbol-simbol dan flowchart Simbol manual Simbol yang menunjukkan untuk permulaan atau akhir suatu sistem Terminal Simbol yang menunjukkan untuk permulaan atau akhir suatu sistem Kondisi Simbol keputusan yang menunjukkan kondisi Proses Simbol yang menunjukkan pengolahan dilakukan oleh komputer Penghubung Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar atau halaman yang masih sama



18



2.5.3



Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan diagram sederhana yang menggambarkan desain database dari suatu sistem. ERD pertama kali diperkenalkan oleh Chen pada tahun 1976 dan menjadi teknik permodelan data yang dominan sejak 15 tahun yang lalu, (Lane, 2004). Dalam rekayasa perangkat lunak Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem. ERD juga menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. Tabel 2.4 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram Simbol



Keterangan Entitas Melambangkan himpunan entitas Relasi Melambangkan himpunan relasi Penghubung Melambangkan penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya Atribut Melambangkan elemen dari setiap entitas



2.5.4



Diagram Konteks Diagram



konteks



adalah



sebuah



diagram



sederhana



yang



menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan, dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem, (Kristanto, 2003).



19



2.5.5



Data Flow Diagram (DFD) DFD adalah gambaran alur data atau informasi tanpa mengaitkan bentuk fisik media penyimpanan data atau DFD merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukkan dari dan kemana data mengalir serta penyimpanannya (Kendall dan Kendall, 2003). Tabel 2.5 Data Flow Diagram (DFD) Simbol



Keterangan External Entity Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Data Flow Arus data di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Process Proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan



20



dengan simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul. Data Store Simpanan data merupakan simpanan data suatu file 2.6



Alat Bantu Pengembangan Sistem Penelitian ini menggunakan alat bantu pengembangan sistem yang terdiri dari HTML, PHP, CSS, Mysql, XAMPP, Database dan Black Box Testing.



2.6.1



HTML Hypertext Markup Language adalah salah satu format yang digunakan untuk menulis halaman web, ini berjalan di web browser dan memiliki fungsi untuk melakukan pemrograman aplikasi diatas web. HTML merupakan pengembangan dari standar pemformatan dokumen teks, yaitu standar Generalized Merkup Language. HTML sebenarnya adalah dokumen ASCII atau teks biasa, yang dirancang untuk tidak tergantung pada suatu sistem operasi tertentu, (Kadir, 2014).



2.6.2



PHP Perl Hypertext Preprocessor (PHP) adalah merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server, (Prihatna, 2005). Selain itu juga PHP merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa pemrograman Hypertext Markup Language (HTML) . Dibuat oleh Rasmus Lerdrof diawali dengan membuatnya sebagai personal project dan disempurnakan oleh group six of developers dan lahir kembali dengan nama PHP.



2.6.3



CSS



21



Cascade



Style



Sheet



(CSS)



merupakan



sebuah



fitur



yang



diperkenalkan sejak HTML versi 4.0 dan berfungsi untuk menangani masalah tampilan pada HTML seperti jenis, ukuran dan warna font, posisi teks, atas tulisan atau margin, warna background, dan sebagainya. Dari sisi manajemen dan perawatan, penggunaan CSS dipandang lebih praktis karena para web developer tidak perlu membuka setiap file dalam sebuah situs untuk melakukan perubahan, (Madcoms, 2008). 2.6.4



Mysql Mysql merupakan sofware yang tergolong sebagai Database Management System (DBMS) yang bersifat open source. Open Source menyatakan bahwa aplikasi ini dilengkapi dengan source code (kode yang dipakai untuk membuat Mysql), selain itu tertentu saja bentuk excuTabelnya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem operasi dan bisa diperoleh dengan cara mengunduh di internet secara gratis, (Kadir, 2014).



2.6.5



XAMPP Xampp digunakan sebagai aplikasi pembuat DBMS ketika di localhost. Di



dalam Xampp terdapat MySql sebagai fungsi-fungsi dalam penggunaan database dan Apache sebagai Web Server. Sehingga dengan menginstal Xampp maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server apache, PHP dan MySql secara manual karena Xampp akan menginstalasi dan mengkonfigurasi secara otomatis. Menurut Kadir (2005) XAMMP merupakan suatu paket software yang terdiri dari Apache, MySql, dan PHP. Apache adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan suatu komputer menjadi web server. MySql adalah DBMS (Database Management System), yaitu suatu sistem yang berfungsi untuk mengolah data dalam database. Sedangkan PHP adalah bahasa pemrograman server side coding yang sering digunakan untuk menciptakan halaman web.



22



2.6.6



Database Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi, (Kadir, 2003). Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas. Berbeda dengan sistem file yang menyimpan data secara terpisah, pada basis data sebuah data tersimpan secara terintegrasi. Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS. DBMS adalah sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data, (Sukamto dan Shalahuddin, 2011).



2.6.7



Black Box Testing Black box testing adalah tipe testing yang memerlukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar, (Rizky, 2011).



Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : 1.



Fungsi-fungsi yang salah atau hilang



2.



Kesalahan interface



3.



Kesalahan performa



4.



Kesalahan performa fungsi-fungsi yang salah atau hilang



5.



Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal



6.



Kesalahan inisialisasi dan terminasi



23



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



3.1



Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian yang akan dilakukan penulis dideskripsikan pada



gambar 3.1. Identifikasi Masalah



Pengumpulan Data



Menentukan Kriteria dan Sub Kriteria



Mengelola data dengan Metode Smart



Implementasi Design Sistem



Pembahasan dan Kesimpulan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Berdasarkan gambar 3.1, penelitian ini dimulai dengan melakukan : a. Pertama mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan penelitian b. Kedua yaitu tahap pengumpulan data yang akan digunakan untuk dalam SPK menggunakan data berdasarkan data yang ada di Dinas Sosial Kota Samarinda.



24



c. Selanjutnya menentukan kriteria dan Subkriteria apa saja yang akan digunakan dalam perhitungan SPK. d. Setelah menentukan kriteria selanjutnya data akan dihitung dengan menggunakan metode SMART. e. Setelah mendapatkan hasil akhir perhitungan selanjutnya mengimplementasi design sistem untuk membangun sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode SMART. 3.2



Pengumpulan Data 1.



Wawancara Wawancara dilakukan dengan pihak terkait yaitu Dinas Sosial Kota



Samarinda yang dianggap mampu memberikan informasi (narasumber) yang lebih terinci mengenai permasalahan yang sedang diteliti dengan mengambil data berupa data formulir validasi Program Keluarga Harapan Kota Samarinda. 2.



Studi Pustaka Pengumpulan data dengan mencari data di instansi terkait, mempelajari



banyak data dari berbagai sumber buku, modul, artikel, baik perpustakaan maupun internet yang berhubungan dengan permasalahan metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode SMART dan objek penelitian, yaitu penerima bantuan Program Keluarga Harapan. 3.



Observasi Observasi yaitu melakukan pengumpulan data dengan melakukan



peninjauan langsung terhadap sistem yang berlaku sehingga mendapatkan data yang actual dari hasil penelitian yang dilakukan. 3.3



Perancangan Data Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut: a) Kepala keluarga (KK) sebagai alternatif dengan atribut alamat dan nama kepala keluarga. b) Kriteria yang digunakan pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1.



25



Tabel 3.1 Tabel Kriteria Kriteria C1



Keterangan Umur



C2



Jenis Kelamin



C3



Pendidikan akhir



C4



Status Perkawinan



C5



Pekerjaan



Subkriteria 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 Laki-laki Perempuan Tidak punya ijazah SD SD SMP/MTs SMA/SMK S1-S2 Paket B dan C Belum kawin Kawin Cerai hidup Cerai mati Berusaha sendiri Usaha dibantu buruh tidak tetap Usaha dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja Bebas



Kriteria C6



Keterangan Status kepemilikan rumah



Subkriteria Milik sendiri Sewa Dinas Bebas sewa



C7



Luas lantai tempat tinggal



>100m2 luas >=50m2 cukup



26



>



0,124      



0,079            



0,121            



0,002    



0,004    



0,650



37



1,000



4.2. Penerapan Program a. Use Case Diagram Usulan Adapun bentuk Desain Sistem terdiri dari Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram dan Sequency Diagram dari metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini :



Gambar 2. Use Case Diagram Usulan Definisi Aktor Tabel 6. Defenisi Aktor Use Case Usulan No Aktor 1 Admin



Penjelasan Orang yang mengelola data jemaat dan data warga



masyarakat



yang



diusulkan



untuk



2



Ketua PW



penerima bantuan sosial. Orang yang mengesahkan



nama



warga



3



Panitia



masyarakat penerima bantuan sosial. Orang yang mengusulkan nama



warga



masyarakat sebagai Warga Calon Penerima



38



penerima bantuan sosial. Berikut pada tabel 7, daftar Use Case. Tabel 7. Defenisi Use Case Usulan No Use Case 1 Login



Penjelasan Admin, Ketua PW Tabita, dan Panitia harus memasukkan username dan password yang



2



Data Kriteria



sesuai untuk bisa masuk ke sistem. Setelah login admin melakukan proses input data



3



Data Jemaat



kriteria dan nilai bobot kriteria. Admin mengentri data warga masyarakat yang meliputi, NIK (Nomor Induk Kependudukan), status pekerjaan, jumlah penghasilan perbulan, banyak tanggungan, status tempat tinggal, Status tarif listrik, peserta asuransi, dan peserta PKH



Data



Warga



(Program Keluarga Harapan) Calon Admin memilih warga masyarakat yang akan



Penerima Detail Perangkingan



dijadikan Warga Calon Penerima bantuan sosial PMenampilkan proses perhitungan nilai bobot kriteria untuk mendapatkan nilai akhir untuk



Pengumuman



dapat dirangking Admin membuat laporan yang akan diberikan kepada Ketua RW setelah dilakukan proses perangkingan Keluar dari sistem



Logout b.



Class



Diagram



Untuk



perancangan



aplikasi



ini



dibuat



penggambaran setiap objeknya secara lengkap dengan memiliki attribut. Berikut ini adalah rancangan class diagram sistem yang baru pada gambar 3 di bawah ini: 39



Gambar 3. Class Diagram 1. Activity Diagram Form Data Kriteria



40



Pada Activity Diagram Form Data Kriteria, Admin melakukan aktifitas mengentri data kriteria yang terdiri dari nama ID kriteria, nama kriteria, dan bobot kriteria. Di dalam jendela Form Data Kriteria terdapat fasilitas Tambah, Edit, dan Hapus Data Kriteria. 2. Activity Diagram Form Data Warga Masyarakat



Pada Activity Diagram Form Data Warga Masyarakat, Admin melakukan aktifitas mengentri data jemaat yang terdiri dari NIK (Nomor Induk Kependudukan), Nama, status pekerjaan, jumlah penghasilan perbulan, banyak tanggungan, status tempat tinggal, Status tarif listrik, peserta asuransi, dan peserta PKH (Program Keluarga Harapan). Di dalam jendela Form Data Warga Masyarakat terdapat fasilitas Tambah, Edit, dan Hapus Data Warga Masyarakat. 3. Activity Diagram Form Data Warga Masyarakat Calon Penerima Bantuan Sosial



41



Pada Activity Diagram Form Data Warga Calon Penerima Bantuan Sosial, Admin melakukan aktifitas memilih data warga masyarakat yang akan diseleksi sebagai calon Penerima bantuan sosial. Di dalam jendela Form Data Warga Calon Penerima Bantuan Sosial terdapat fasilitas Tambah, Edit dan Hapus Data. 4. Activity Diagram Form Detail Perangkingan



42



Pada Activity Diagram Form Data Warga Calon Penerima Bantuan Sosial, Admin melakukan aktifitas menekan tombol proses perangkingan bobot kriteria Data Warga Calon Penerima. Di dalam jendela Form Detail perangkingan, hanya menampilkan detail perhitungan bobot kriteria Warga calon penerima bantuan sosial dan proses perangkingan. 4.3 Implementasi Program Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Penerapan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) dalam penentuan jemaat sebagai penerima bantuan sosial dari RWpada GKPI JK Pulo Brayan. Tampilan pengujian aplikasi ini berupa Tampilan form login, menu utama, form data kriteria, formdata jemaat, form data Warga Calon Penerima, form detail perangkingan dan detail pengumuman. Dibawah ini dijelaskan tahapan-tahapan dari penelitian dalam menentukan rekomendasi pada warga yang berhak menerima bantuan PKH menggunakan metode SMART di Kota Samarinda. Penerapan metode



43



SMART pada program ini yakni dengan merubah nilai dari setiap kriteria yang diinputkan menjadi nilai baru untuk menentukan rekomendasi pada setiap warga yang ada apakah warga tersebut berhak menerima bantuan atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini : a. Melakukan Login Pada Sistem Pertama kita harus login kedalam sistem untuk dapat menginputkan data b. Halaman Utama Setelah login kita akan masuk kehalaman utama, dimana pada halaman ini akan menampilkan diagram dari data yang telah diinputkan c. Menginputkan Kriteria dan Bobot Kriteria Tahapan pertama dari sistem yang dibuat adalah dengan menginputkan kriteria dan juga bobot kriteria pada sistem yang ada. Proses penginputan kriteria dan juga bobot kriteria pada halaman input kriteria. Pada form tersebut terdapat dua form yang digunakan dalam menginputkan data kedalam sistem, form tersebut yakni form input kriteria dan juga form input bobot. Hasil dari semua inputan dari form diatas ditampilkan pada halaman kriteria. Kriteria yang digunakan pada sistem ini yakni kriteria yang terdapat pada tabel 3.2. Seluruh data kriteria dan juga pembobotan yang diinputkan akan ditampilkan secara lengkap pada halaman kriteria. Untuk lebih jelasnya tampilan halaman kriteria dapat dilihat pada gambar dibawah ini. d. Menginputkan Nilai Sub Kriteria Tahap kedua dari sistem ini adalan proses penginputan nilai sub kriteria. Nilai sub kriteria disini berguna untuk memudahkan petugas dalam menentukan nilai yang akan dihitung oleh sistem nantinya. Secara lebih



44



jelasnya sub kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2. Pada halaman ini terdapat 3 form inputan yang digunakan untuk menentukan sub kriteria. Ketiga form tersebut yaitu form inputan Sub Kriteria, form nilai, dan form kriteria. Seluruh inputan dari halaman ini akan ditampilkan secara lengkap pada halaman sub kriteria. e. Menginputkan Nama Warga Calon Penerima Bantuan Tahapan ketiga yaitu menginputkan nama warga calon penerima bantuan. Disini petugas hanya menginputkan nama-nama warga tanpa menginputkan nilai dari setiap kriteria. Pada halaman tersebut hanya ada satu form inputan yang digunakan yaitu form nama warga. Pada penelitian ini nama warga yang digunakan sebagai inputan pada sistem adalah nama-nama yang berada pada tabel 4.1. Hasil dari seluruh inputan nama warga akan ditampilkan pada halaman alternatif f. Menginputkan Nilai Dari Setiap Kriteria Tahap



selanjutnya



yang



dilakukan



pada



rangkaian



proses



penghitungan ini yaitu dengan melakukan input nilai kriteria dari setiap warga yang telah didata. Data inilah yang akan menjadi objek penentu dalam melakukan penghitungan terhadap nilai kriteria warga calon penerima bantuan, dimana hasil dari perhitungan data ini akan menjadi data baru yang akan menentukan apakah warga yang bersangkutan berhak menerima bantuan atau tidak. Nilai kriteria yang diinputkan pada sistem ini yakni nilai kriteria warga yang terdapat pada tabel 4.1. Pada bagian ini terdapat banyak form inputan yang digunakan untuk menginputkan data nilai kriteria kedalam sistem. Form inputan yang terdapat dihalaman ini dapat dilihat secara lebih jelas pada gambar diatas. Hasil dari semua inputan nilai kriteria pada ini akan ditampilkan dihalaman perangkingan. 45



g. Eksekusi Nilai Kriteria Tahapan terakhir dari seluruh proses pada sistem ini adalah tampilan hasil dari perhitungan kriteria dan juga nilai bobot kriteria dengan menggunakan metode SMART. Hasil inilah yang akan menentukan apakah warga yang bersangkutan berhak menerima bantuan atau tidak. Disini terdapat 4 keputusan yang dapat diambil oleh sistem ini. Keputusan dan juga rentang nilai yang digunakan yaitu : a. Sangat Layak (nilai 81-100) b. Layak (nilai 56-80) c. Dipertimbangkan (nilai 36-55) d. Tidak Layak (nilai