Prospect and Retrospect of Semiotics [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Indah Nuraini-16211141042 Denny Herawan-16211141046 Bimo Suryo Kumoro-16211141029 M Fadel DS-16211144023 Semiotics/B STRUCTURALIST SEMIOTICS Konsep semiotik Saussure yang mengangkat prinsip arbitrer radikal menerima kritik bukan hanya oleh para post strukturalis, namun juga dari kalangan strukturalis sendiri. Prinsip arbitrer yang dicetuskan Saussure berangkat dari fokusnya terhadap bahasa sebagai salah satu model sistem semiotik. Namun penjelasan Saussure tidak mampu merangkul hal-hal lain yang termasuk ke dalam sistem tanda. Semiotik aliran Saussure fokus melihat teks secara sinkronis dan tidak memandang aspek lain di luar struktur. Hal tersebut dipermasalahkan oleh beberapa strukturalis lain yang menganggap bahwa aspek historis dan sosial dari teks juga menjadi fokus yang perlu dipertimbangkan. Selain itu, cara berpikir strukturalis yang mengutamakan struktur dasar teks dianggap terlalu mengagungkan kesamaan antarteks tanpa melihat perbedaan antarteks. Hal ini menjadi sebuah permasalahan yang berlanjut pada kajian stylistics terutama pada karya sastra. Di luar dari pendapat-pendapat yang dipermasalahkan dari strukturalisme, paham tersebut tetap memiliki andil yang besar dalam perkembangan semiotik. Strukturalisme menjadi penawar dari paham individualism yang memisahkan satu teks dengan teks lain. Melalui prinsip intertekstualitas, strukturalisme membuka pintu untuk kajian yang menghubungkan berbagai teks yang dianggap sebagai sumber repertoar. Namun karena pemikiran strukturalis yang berfokus pada struktur teks, pandangan tersebut masih dipermasalahkan karena tidak mencakup aspek pembuatan teks (termasuk faktor sosial) dan proses bagaimana sebuah teks diinterpretasikan. Poststructuralist Analisis strukturalis adalah salah satu dari banyak pendekatan semiotik. Kritik mengenai semiotik kebanyakan ditujukan pada bentuk semiotik yang diikuti oleh beberapa ahli semiotik kontemporer. Perlu diingat bahwa sebenarnya kritikan itu adalah kritikan pribadi dari yang ada di wilayah itu. Poststrukturalisme muncul pada akhir 1960an dari tradisi strukturalis. Melihat pentingnya peran perubahan sosial dan peran subjek, semiotik poststrukturalis menggunakan Marxis dan/atau infleksi psikoanalisis. Methodologies Seorang peneliti semiotik membutuhkan keahlian yang tinggi agar tidak membuat analisis sesuatu yang jelas dengan penjelasan yang rumit. Beberapa peneliti membuat analisis mereka implisit, dan ada yang eksplisit. Juga ada yang menganggap bahwa analisisnya adalah konsensus umum yang tidak



membutuhkan bahan bacaan tambahan. Peneliti ini disebut "elite interpreter". Semiotik struktural hanyalah salah satu cara untuk menganalisis tanda. Namun sebenarnya analisis tanda dapat dilakukan dengan banyak metode. Seperti critical discourse analysis, content analysis, dsb yang berhubungan secara tekstual maupun kultural. Bahkan bisa berhubungan dengan teori psikologi dan sosial. Beberapa tokoh juga mengatakan bahwa investigasi semiotik seharusnya tidak hanya berdasarkan budaya dan mengartikan tanda, namun lebih membutuhkan analisis atau pendekatan etnografi dan pendekatan fenomenologikal. Analisis nya pun dapat dilakukan dengan kualitatif, kuantitatif, maupun kombinasi keduanya An Ecological and Multimodal Approach Hal yang bisa diambil dari Semiotika adalah fokus penelitian representasi yangmana oleh disiplin ilmu konvensional hal itu periferal. Spesific semiotic modalities ditujukan oleh spesialis musikologis, dan antropologis, namun semua bisa menjadi penyelidikannya dapat menjangkau jarak dari modalities.



tentang pembentukan makna dan dipandang sebagai suatu hal yang linguistik, sejarawan tentang seni, ahli semiotik jika penelitian dan