PTK Jarimatika SD Kelas III [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 02 WONOLOPO KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013



OLEH: NAMA NIP.



SEKOLAH DASAR NEGERI 02 WONOLOPO DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UPT PUD NFI DAN SD KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR 2012



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran matematika tentang bilangan banyak dipelajari oleh anak-anak di kelas rendah terutama anak Sekolah Dasar. Kita sebagai guru mempunyai tugas dan kewajiban untuk mendidik dan mengajar siswa di Sekolah Dasar untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap mata pelajaran Matematika melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Pada umumnya secara individu manusia itu berbeda-beda dalam memahami konsepkonsep abstrak yang akan dicapai melalui cara-cara belajar yang berbeda. Berdasarkan prinsip perkembangan pikiran bahwa anak belajar melalui dunia nyata menuju hal yang abstrak. Menurut Ruseffendi (1993 : 139) setiap konsep abstrak dalam Matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam sehingga dalam pola pikir maupun pola tindaknya. Untuk keperluan belajar melalui berbuat dan pengertian, tidak hanya sekedar untuk hafalan atau mengingat-ingat fakta saja akan tetapi mudah dilupakan dan sulit untuk dimiliki. Dalam pembelajaran Matematika perlu adanya penggunaan alat peraga pembelajaran yang sesuai dan menarik. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan harus yang mendukung keberhasilan suatu pembelajaran. Metode pembelajaran Explicit instruction adalah salah satu cara untuk membuat proses berhitung dalam pelajaran Matematika. Usaha untuk mengembangkan pemahaman anak terhadap pelajaran Matematika perlu menerapkan model pembelajaran explicit instruction di kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar karena nilai Matematika di kelas III dalam ulangan Matematika masih rendah dan perlu adanya usaha perbaikan. Kegiatan itu dapat terlaksana baik apabila guru dapat membimbing siswa baik, maka penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas yaitu UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION



SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 02



WONOLOPO KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013



B. Identifikasi Masalah Hal-hal yang dapat ditemukan dalam kegiatan pembelajaran berhitung pada kelas III SD Negeri 02 Wonolopo adalah: 1.



Belum tercapainya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.



2.



Media apa yang perlu digunakan guru agar melibatkan siswa



3.



Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan



4.



Metode dalam kegiatan berhitung cenderung melihat pada kegiatan ceramah



5.



Tingkat penguasaan siswa dalam memahami matematika tentang operasi hitung campuran masih rendah.



C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka masalah dalam penelitian ini dibatasai pada: 1. Peningkatan model pembelajaran explicit intruction tentang operasi bilangan campuran 2. Peningkatan hasil belajar siswa Sedangkan masalah yang lain, walaupun ada kaitannya tidak di bahas dalam penelitian ini sebab tujuan penelitian ini secara khusus adalah tentang penggunaan model pembelajaran explicit intruction upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar pada konsep operasi hitung campuran materi perkalian dan pembagian oleh 2 dan 10 secara cepat.



D. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil analisis pada mata pelajaran matematika di atas, maka rumusan masalah penelitian yang dapat diungkapkan adalah: “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran explicit intruction dapat meningkatkan hasil belajar matematika konsep operasi hitung campuran siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Semester I Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ?”



E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1.



Tujuan Umum Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.



2.



Tujuan Khusus Upaya meningkatkan hasil belajar matematika konsep operasi hitung campuran melalui model pembelajaran explicit intruction siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Semester I Tahun Pelajaran 2012 / 2013



F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.



Manfaat Teoritis a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. c. Sebagai acuan dalam penggunaan metode yang bervariasi.



2.



Manfaat Praktis a.



Manfaat bagi Siswa 1) Mengenal



bilangan



dan



melakukan



operasi



perkalian



dan



pembagian oleh 2 dan 10 secara cepat. 2) Meningkatkan kemampuan berhitung. b.



Manfaat bagi Guru 1) Meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar di kelas. 2) Mengembangkan kreativitas guru terutama dalam memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang ada.



c.



Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan kemampuan berhitung melalui penggunaan berbagai variasi sebagai alat bantu.



BAB II LANDASAN TEORI



A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu dorongan pada siswa yang dapat



menjalankan



suatu kegiatan karena adanya kebutuhan belajar.



Dorongan itu timbul dari dalam diri siswa juga dapat dari luar diri siswa. Yang termasuk dorongan dari dalam diri siswa yaitu keinginan siswa yang tidak dipengaruhi oleh keadaan di luar diri siswa, sedangkan yang dimaksud dorongan



dari luar adalah keinginan



yang



dipengaruhi oleh



keadaan lingkungan antara lain guru, teman dekat, masyarakat, dan orang tua. Menurut Poerwanto (1990:73) berpendapat: Belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk



menggerakkan,



mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Aktivitas menekankan pada usaha yang telah disadari untuk menggerakkan tingkah laku, mengarahkan tingkah laku, dan menjaga tingkah laku agar ia terdorong untuk bertindak melakukannya sehingga dapat tecapai tujuan yang hendak diinginkan. Dengan demikian apabila siswa mempunyai aktivitas yang tinggi akan tercapai tujuan yang diinginkan. Belajar menurut Winkel (1991: 92) adalah: Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan belajar



memberikan arah pada kegiatan belajar



sehingga tercapai tujuan belajarnya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu



keseluruhan daya penggerak di dalam



diri



siswa yang



menimbulkan kegiatan belajar, yang diwujudkan dalam bentuk adanya kebutuhan, dorongan dan usaha siswa dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan.



2. Model pembelajaran Model pembelajaran adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki. (Nurhasanah, 2007 : 455), Model pembelajaran adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. (Alya, 2008: 468). Dalam perencanaan pengajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: kemampuan guru, tujuan pembelajaran, sarana prasarana, keadaan siswa serta materi yang akan disampaikan. 3. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Belajar Menurut Slameto (1995: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar sering diartikan sebagai penambahan, perluasan dan pendalaman pengetahuan, nilai, sikap, serta keterampilan (Winataputra, 2008: 1.9). Adapun ciri-ciri belajar yang dikemukakan sebagai berikut: 1)



Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif serta aspek psikomotor.



2)



Perubahan perilaku tersebut bukan pengaruh dari faktor kematangan.



3)



Perubahan perilaku tersebut bersifat menetap.



b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran



merupakan



upaya



yang



sistematis



dalam



memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pada pasal 1 UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dirumuskan pengertian pembelajaran yaitu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pendapat lain mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. (Hernawan, 2004: 7.18).



c. Pengertian Matematika Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Alya, 2008: 459), sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. (Ruseffendi, 1993: 27). d. Konsep Pembelajaran Matematika Obyek langsung belajar matematika pada hakikatnya merupakan penanaman penalaran dan pembinaan keterampilan dari konsep-konsep, yaitu ide-ide atau gagasan yang terbentuk dari sifat-sifat yang sama, konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang dapat digunakan dan memudahkan orang mengelompokkan obyek. Dalam



GBPP



Matematika



SD



konsep-konsep



tersebut



dikelompokkan menjadi tiga jenis konsep, yaitu : konsep dasar, konsep yang berkembang, dan konsep yang harus dibina keterampilannya, (Karso,2004: 1.43 – 1.44 ). Konsep-konsep tersebut sebagai berikut: 1)



Konsep Dasar Yaitu materi yang pertama kali harus dipelajari oleh siswa. Konsep dasar ini merupakan hal baru bagi siswa pada tahap awal.



2)



Konsep yang berkembang Konsep yang berkembang merupakan penerapan dari konsep dasar atau merupakan kelanjutan dari konsep dasar, yang artinya dalam mempelajarinya harus mempunyai pengetahuan atau menguasai tentang konsep dasarnya.



3)



Konsep yang harus dibina keterampilannya Konsep ini merupakan wujud dari kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam menampilkan konsep-konsep dasar dan konsep-konsep yang berkembang. Sebagai contoh pada konsep bilangan bilangan. a) Konsep Dasar. Mengenal bilangan: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 b) Konsep yang berkembang Operasi hitung campuran : Perkalian : 4 x 4 6 = 24 ; 3 x 6 = 18 Pembagian : 24 : 6 = 4 ; 18 : 6 = 3



c) Konsep yang harus dibina keterampilannya Operasi hitung campuran : Perkalian : 5 x 24 = ...... Pembagian : 40 : 5 = ...... 4. Matematika SD Matematika SD adalah Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar yang bertujuan untuk melatih siswa berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Sesuai perkembangan intelektualnya yang termasuk tahap operasional konkret menuju ke tahap operasional formal. (Estinengsih, 1995: 20), sedangkan fungsi Matematika SD adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang memiliki obyek dasar abstrak dan berasaskan kebenaran konsistensi dalam sistem belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan 5. Kurikulum Matematika kelas III SD Kurikulum Matematika kelas III SD yang saat ini digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Isi (SI) dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan empat pilar pendidikan, yaitu belajar untuk memahami (learn to know), belajar untuk melakukan (learn to do), belajar untuk menjadi diri sendiri [ menemukan jati diri] (learn to be) dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together). (Gunarto, 2008 : iii) Adapun standar kompetensi mata pelajaran Matematika kelas III SD pada konsep matematikaadalah memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung matematikadalam pemecahan masalah, sedang kompetensi dasarnya adalah (a) mengurutkan bilangan bilangan, (b) menjumlahkan bilangan bilangan, (c) mengurangkan bilangan bilangan, (d) melakukan operasi hitung campuran, KTSP SD (2006: 37)



B. Penelitian Sebelumnya Suatu Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya dilakukan berdasarkan acuan yang sudah ada atau penelitian terdahulu yang yang berkaitan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, oleh karena itu perlu mengenali penelitian terdahulu dan relevansinya.



C. Kerangka Berpikir Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses aktif - kreatif dengan mengoptimalkan interaksi efektif antara siswa dengan sumber belajar, karena dengan interkasi tersebut akan terjadi proses belajar yang diharapakan dapat membentuk perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar. Besar/kecilnya dan tinggi/rendahya aktivitas belajar siswa akan sangat berpengaruh pada keberhasilan atau tingkat penguasaan siswa akan materi suatu pelajaran yang disampaikan guru dan dipelajari siswa. Untuk itu aktivitas belajar anak ini perlu ditingkatkan agar anak tersebut menjadi suka dan pada akhirnya secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat penguasaan siswa akan materi pelajaran. Secara singkat kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini :



SKEMA KERANGKA BERPIKIR



Guru melaksanakan pembelajaran dengan model klasikal



Kondisi Awal



Aktivitas dan hasil belajar siswa rendah



Siklus I Dengan model pembelajaran explicit intruction aktivitas siswa meningkat Guru menerapkan model pembelajaran explicit intruction



Tindakan



Siklus I Dengan model pembelajaran explicit intruction hasil belajar siswa meningkat



Kondisi Akhir



Hasil belajar siswa meningkat



D. Hipotesis tindakan Melalui model pembelajaran explicit intruction dengan konsep operasi hitung campuran, hasil belajar matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Semester I Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dapat meningkat.



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom research, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (acting), pengataman (observe ) dan refleksi (reflect). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2007: 1.4). Pendapat lain mengatakan, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri, dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana kegiatan-kegiatan penyempurnaan (Sukmadinata, 2006: 140). Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut: (1) PTK merupakan penelitian yang dirancang dan dilakasanakan di dalam setting (ruang kelas) tertentu. Oleh karena itu PTK bersifat situasional atau kontektual, artinya apa yang dirancang dan dilaksanakan di dalam setting, hanya berlaku untuk setting tersebut dan hasilnya tidak dapat diberlakukan dalam setting yang lain selama tidak ada jaminan bahwa setting lain tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan setting tempat dilakukannya penelitian. (2) PTK bertujuan mencari pemecahan permasalahan yang bersifat lokal atau mencari cara untuk meningkatkan kualitas suatu sistem dalam setting tertentu yang juga bersifat lokal. (3) PTK terdiri atas siklus-siklus yang masing-masing meliputi perencaaan (planning),



pelaksanaan



(acting),



pengamatan



(observing)



dan



refleksi



(reflecting). Keempat langkah tersebut akan berulang, dalam setiap siklus dan perpindahan dari siklus satu ke siklus selanjutnya bersifat fungsional, artinya siklus satu akan menjadi landasan bagi siklus dua, siklus dua akan menjadi dasar bagi siklus ketiga, demikian seterusnya hingga tujuan diadakan PTK tercapai. (4) Meskipun dapat dilaksanakan sendiri oleh seorang guru, PTK cenderung bersifat partisipatif. Paling tidak guru sebagai peneliti akan melibatkan siswa (sebagai subyek) dalam proses penelitian. Peneliti tidak akan mampu mengungkap



masalah yang timbul berikut penyebabnya secara akurat tanpa partsisipasi aktif dari para siswa tersebut. (5) PTK bersifat reflektif, artinya kemampuan refleksi peneliti terhadap proses dan hasil tindakan merupakan bagian penting dalam setiap siklus. Hasil refleksi menjadi landasan yang penting bagi pengembangan rencana dan pengambilan tindakan selanjutnya.



B. Setting Penelitian 1.



Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Wonolopo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah : (a) adanya permasalahan rendahnya aktivitas belajar siswa ; (b) kecukupan data yang relevan dengan permasalahan; (c) ketersediaan data baik silabus, RPP maupun nilai; (d) kemudahan dalam memperoleh data mengingat peneliti adalah guru kelas III di sekolah tersebut.



2.



Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk mata pelajaran Matematika pada kelas III SD Negeri 02 Wonolopo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh seorang guru (serumpun) sebagai kolaborator. Siswa kelas III berjumlah 19 anak, terdiri dari 12 siswa lakilaki dan 7 siswa perempuan.



3.



Subyek dan Obyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 02 Wonolopo dan obyek penelitian adalah pembelajaran matematika konsep operasi hitung campuran.



C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa pengamatan, catatan harian, observasi kelas dan pengukuran hasil belajar. 1. Pengukuran hasil belajar : dilakukan menggunakan tes prestasi belajar yang disusun berdasarkan konsep pembelajaran segmen dalam bentuk soal uraian. 2. Pengamatan : dilakukan secara kolaboratif yang melibatkan guru lain sebagai pengamat kelas. Pengamatan juga menggunakan lembar obeservasi meliputi pengamatan terhadap guru dan siswa.



3. Catatan harian/jurnal : meliputi pengamatan perubahan tingkah laku siswa selama kegiatan belajar dalam berbagai aktivitas untuk berinteraksi dengan sumber belajar. 4. Observasi aktivitas kelas : dilakukan untuk merekam interaksi guru dan siswa dalam hal penanaman konsep yang meliputi suasana kelas, dan aktivitas (partisipasi) siswa pada kegiatan apersepsi.



D. Validasi Data Dalam penelitian tindakan kelas ini strategi yang digunakan untuk meningkatkan validasi data, peneliti menggunakan methode triangulation (metode triangulasi) yaitu menggunakan berbagai metode pengumpulan data sesuai dengan jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, agar data yang diperoleh valid peneliti menempuh : 1.



Mendiskusikan hasil pengamatan dengan kolaborator (guru lain) tentang penggunaan model pembelajaran explicit intruction serta melihat perubahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.



2.



Melakukan analisis data pada lembar obeservasi siswa dan jurnal untuk melihat tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.



3.



Mengkroscek hasil pengamatan dengan data nilai hasil belajar.



E. Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti : 1.



Data kuantitatif (hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mencari nilai persentase keberhasilan belajar, dan nilai rerata, serta dapat menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dalam bentuk grafik maupun tabel.



2.



Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berupa : tingkat pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan (kognitif), aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, minat dan sejenisnya yang dapat dianalisis secara kualitatif melalui proses koding.



F. Indikator Kinerja Indikator untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan sebagai berikut : 1.



Sekurang-kurangnya 70% siswa kelas III SD Negeri 02 Wonolopo meningkat kemampuan berhitungnya.



2.



Sekurang-kurangnya 70% siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika.



3.



Nilai rata-rata kelas yang dicapai tidak kurang dari nilai KKM yang sudah ditentukan.



G. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : 1.



Persiapan a.



Membuat jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.



b.



Membuat rancangan pembelajaran dengan model pembelajaran explicit intruction.



c.



Menyusun



lembaran



observasi



kegiatan



pembelajaran



untuk



memperoleh data aktivitas siswa selama proses pembelajaran. d.



Menyusun alat evaluasi tes awal untuk mengukur tingkat penguasaan materi sebelum penggunaan model pembelajaran explicit intruction.



e.



Membuat alat evaluasi prestasi belajar setelah penggunaan model pembelajaran explicit intruction untuk setiap akhir siklus.



f.



Merekapitulasi seluruh data yang diperoleh melalui berbagai instrumen yang telah disusun sebagai data awal dalam melakukan refleksi di akhir siklus.



2.



Pelaksanaan Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dimana tiap siklus dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan terlebih dahulu melakukan



observasi.



Dengan



hasil



pemantauan



awal



dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas dengan prosedur : a.



Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi) 1) Persiapan alat peraga dan media yang akan digunakan. 2) Presensi siswa. 3) Apersepsi tentang pelajaran yang lalu.



tersebut,



b.



Kegiatan Inti 1) Dengan media pembelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran. 2) Siswa mengamati peragaan yang ditunjukkan guru. 3) Siswa menirukan yang diperagakan guru. 4) Dengan menggunakan model pembelajaran explicit intruction, siswa melakukan kegiatan berhitung dengan benar.



c.



Kegiatan Penutup 1) Guru memberi tugas. 2) Evaluasi hasil dan penilaian 3) Memberi penguatan kepada siswa.



3.



Observasi dan evaluasi Pada tahap pemantauan dikumpulkan data dan informasi dari beberapa sumber untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas dari tindakan yang dilakukan. Data tentang penguasaan materi diperoleh dari nilai ulangan harian. Data tentang antusias siswa diperoleh melalui observasi selama proses belajar mengajar.



4.



Refleksi Refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Semua siswa mendiskusikan hasil sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kemudian merumuskan hasil tersebut, baik berupa keberhasilan maupun kekurangannya untuk ditindak lanjuti dengan langkah-langkah program berikutnya yang berupa penyempurnaan dan pengembangan. Prosedur penelitian tersebut dilakukan berulang sampai diperoleh hasil yang diharapkan. Adapun hasil yang diharapkan sesuai dengan indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu peningkatan kemampuan berhitung siswa hingga 70 % atau lebih dan semua siswa mencapai standard nilai KKM.



JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS



Nama Bulan No



Jenis Kegiatan



Agustus 1 2



1



Penyusunan proposal



2



Perbaikan



3



Perijinan penelitian



4



Penyusunan RPP



5



Pelaksanaan Penelitian



6



Analisis Data



7



Penyusunan Hasil Laporan



3



September



Oktober



4 1 2 3 4 1 2 3 4 X X X X X X X X



DAFTAR PUSTAKA Alya, Qonita. 2008. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar. Bandung: PT. Indah Jaya Adi Pratama Depdikbud. 1994. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta: BSNP Estinengsih, Elly. 1995. Materi Matematika di SD Khususnya pada Kelas III dan IV Kurikulum 1994. Jakarta : Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Gunarto, Dedi. 2008. Buku Pegangan Guru untuk Mengajar Matematika. Jakarta: Permata Equator Hernawan, AH. 2004. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Karso. 2004. Pendidikan Matematika, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Murtiyah. 2008. Upaya Meningkatkan Kreatifitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Siswa Kelas V SDN 01 Ganten, Skripsi.(tidak dipublikasikan) Pemerintah Republik Indonesia. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ruseffendi, ET. 1993. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Universitas Terbuka Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta. Sriyatun. 2008. Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VI SDN 01 Tamansari. Skripsi.(tidak dipublikasikan) Suharsimi Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Winataputra, US. 2008. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Winkel. WS. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Erlangga. Wulandani, Septi Peni. 2007. Jarimatika Penambahan Dan Pengurangan. Bandung. Kawan Pustaka



SISTEMATIKA LAPORAN



HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian



II.



KAJIAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar 2. Hasil Belajar B. Model Pembelajaran C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan



III.



METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Setting Penelitian C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data D. Validasi Data E. Analisis Data F. Indikator Kinerja G. Prosedur Penelitian



JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAFTAR PUSTAKA SISTEMATIKA LAPORAN