Renstra SMPN 11 Dumai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA STRATEGIS SEKOLAH (RENSTRA) TAHUN 2020-2025



B



SMP NEGERI 11 DUMAI ALAMAT : JALAN DESA KECAMATAN



: : :



KEBUN BUKIT KAYU KAPUR BUKIT KAPUR



KOTA DUMAI



TAHUN 2020 1



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah Nya, SMP Negeri 11 Dumai telah dapat menyusun Rencana Srategis (RENSTRA) untuk lingkungan sendiri periode tahun 2020-2025 yang merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan



untuk



pengembangan



potensi



peserta



didik



sesuai



dengan



perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. RENSTRA diperlukan untuk merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks. Berbagai perkembangan yang sangat cepat dalam era informasi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pelayanan masyarakat yang lebih prima, semakin menipisnya sumber daya, serta semakin beragamnya tuntutan pelayanan yang harus disediakan. Hal inilah yang mendorong organisasi untuk melakukan perubahan mendasar. Dengan dicanangkannya RENSTRA, SMPN 11 Dumai dapat menyiapkan perubahan secara pro aktif yang bukan hanya sekedar bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil keputusan rapat, kepala sekolah mengesahkan RENSTRA tahun 2020-2025 yang tercantum dalam dokumen ini menjadi Arah Kebijakan Umum Kepala Sekolah, Rencana Kegiatan, dan Anggaran Tahunan Sekolah. Semua rencana sekolah yang belum sesuai dengan rencana ini harus di selaraskan.



2



Dumai,



Januari 2020



Kepala Sekolah,



HILMI HELEN, S.Pd, M.Pd NIP. 19640321199103 1008



3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................



i



DAFTAR ISI ..................................................................................................



ii



IDENTITAS SEKOLAH DAN KEPALA SEKOLAH ................................



iii



BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................



1



B. Landasan .................................................................................................



2



C. Visi, Misi, Tujuan ....................................................................................



2



D. Sasaran dan Target yang Dicapai ............................................................



3



E. Rumusan Strategi ....................................................................................



5



BAB II. ANALISIS KONDISI RIIL SEKOLAH A. Hasil Analisis Standar Isi ........................................................................



8



B. Hasil Analisis Standar Kompetensi Lulusan ..........................................



8



C. Hasil Analisis Standar Proses....................................................................



9



D. Hasil Analisis Standar Pendidik dan tenaga kependidikan.....................



10



E. Hasil Analisis Standar Sarana dan Prasarana .........................................



10



F. Hasil Analisis Standar Pengelolaan ........................................................



11



G. Hasil Analisis Standar Pembiayaan ........................................................



11



H. Hasil Analisis Standar Penilaian Pendidikan..........................................



12



I.



Analisis Strategis ...................................................................................



12



J.



Analisis Kondisi Pendidikan Saat Ini ...................................................... 16



K. Analisis Pendidikan Masa Datang .......................................................... BAB III. REKOMENDASI SETIAP STANDAR .......................................



18 23



BAB IV. PRIORITAS ...................................................................................



31



BAB V. SUMBER DANA DAN RKAS ......................................................



40



BAB VI. PENUTUP ......................................................................................



4



IDENTITAS SEKOLAH DAN KEPALA SEKOLAH



4



1. Identits Sekolah a. Nama Sekolah



: SMPN 11 Dumai



b. NPSN



: 10495344



b. Alamat Sekolah Propinsi



: Riau



Kabupaten/Kota



: Kota Dumai



Kecamatan



: Bukit Kapur



Desa



: Bukit Kayu Kapur



Jalan



: Jl. Kebun



Kode Pos



: 28843



Telp/Fax



:-



E-Mail



: [email protected]



2. Identitas Kepala Sekolah a. Nama



: HILMI HELEN, S.Pd, M.Pd



b. Tempat/ Tanggal Lahir



: Kubang, 17-05-1965



c. Tempat Tinggal



: Jalan Pemuda, Bumi Ayu Dumai



d. Telpon



: 081365514393



e. E-Mail



:-



f. Pendidikan Terakhir



: S2



5



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SMP Negeri 11 Dumai Berada di Jalan Kebun, Kelurahan Bukit Kayu Kapur, Kecamatan Bukit Kapur Dumai Propinsi Riau. Berdiri pada Tahun 2006. Pada saat ini SMP Negeri 11 Dumai memiliki 409 siswa dan rata-rata merupakan bagian dari masyarakat sekitar lingkungan sekolah. SMPN 11 Dumai harus secapatnya menata diri guna mewujudkan visi dan misi sekolah. Dengan berjalannya waktu, bersamaan dengan dinamika perubahan yang semakin dinamis, kompleks dan didukung keterbukaan yang mendunia, tantangan yang dihadapi SMPN 11 Dumai untuk tetap pada posisi dan perannya di masyarakat menuntut kepeloporan dalam perubahan-perubahan yang cerdas dan inofatif. Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan pandangan yang visioner, didukung kemampuan merumuskan langkah-langkah Strategis. Langkah strategis tersebut dikehendaki menjadi keyakinan bersama oleh semua fihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan menuju pencapaian visi jangka panjang. Selanjutnya rencana strategis dibuat dengan cermat dan tepat serta dituangkan dalam rencana strategis sekolah (RENSTRA). Agar visi dan misi sekolah dapat diraih dengan efektif dan efisien, SMPN 11 Dumai berupaya menyusun Rencana strategis sekolah (RENSTRA)) dengan mengacu pada hasil analisis kondisi riil sekolah (hasil analisis konteks) yang telah dilaksanakan sekolah. Disamping itu, penyusunan RENSTRA ini juga melibatkan fihak-fihak terkait seperti komite sekolah dan majelis guru. Tidak dapat dipungkiri, sebaik apapun rencana yang dibuat bila tidak memperoleh dukungan dari fihak terkait, maka rencana itu tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Untuk itu, sekolah berupaya semaksimal mungkin menggerakkan dan melibatkan fihak terkait dalam menyususun dan menjalankan Rencana Kerja Sekolah.



6



B. Dasar Hukum 1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51 ayat 1. 2. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,Pasal 53 ayat 1. 3. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 51. 4. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 6. Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal 7. Permendikbud Nomor



3 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis



Penggunaan Biaya Operasional Sekolah (BOS) C. Visi, Misi, dan Tujuan 1.



Visi Terwujudnya SDM yang Berprestasi, Berbudaya, Agamis, Mencintai Lingkungan dan Berkarakter Mulia.



2.



Misi 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 5. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan kondusif.



7



6. Melaksanakan pendidikan karakter kepada semua warga sekolah 7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan penentu kebijakan sekolah. 8. Menumbuhkan komitmen dan keterlibatan semua staf pendidikan dalam peningkatan kualitas diri menuju taraf profesional. 3.



Tujuan Tujuan yang ingin dicapai SMPN 11 Dumai sampai akhir adalah sebagai



berikut : 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional mencapai minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi finalis lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat kota. 3. Memiliki group kesenian dan mampu mencapai finalis tingkat kota. 4. Memiliki tim olahraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat kota. 5. Memiliki prestasi dalam bidang keagamaan. 6. Terselenggaranya pembelajaran tentang budaya melayu. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah 8. terselenggaranya diklat guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. D. Sasaran dan target Untuk mencapai tujuan tersebut, berikut dirumuskan sasaran dan target dengan tahapan sebagai berikut : TP. 2019/2020 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang berjalan secara rutin. 3. Memiliki group kesenian yang secara teratur mengadakan latihan. 4. Memiliki tim olahraga yang secara rutin mengadakan latihan.



8



5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali. TP. 2020/2021 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang berjalan secara rutin. 3. Memiliki group kesenian yang secara teratur mengadakan latihan. 4. Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi finalis lomba setingkat kecamatan. 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali. TP. 2021/2022 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi finalis lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat kota. 3. Memiliki group kesenian yang mampu menjadi finalis lomba setingkat Kota. 4. Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi finalis lomba setingkat kota. 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, nasyid, serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal.



9



7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali. TP. 2022/2023 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi juara lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat Kota. 3. Memiliki group kesenian yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 4. Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, nasyid, serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali. TP. 2023/2024 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi juara lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat Kota. 3. Memiliki group kesenian yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 4. Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, nasyid, serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali.



TP. 2024/2025 1. Rata-rata perolehan hasil ujian nasional minimal 69,5 2. Memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi juara lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat Kota.



10



3. Memiliki group kesenian yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 4. Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi juara lomba setingkat Kota. 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, nasyid, serta solat berjamaah. 6. Melaksanakan pembelajaran budaya melayu melalui mata pelajaran muatan lokal. 7. Terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. 8. Melaksanakan diklat profesi minimal 3 kali.



E. Rumusan Strategi Dengan mempertimbangkan hasil analisis dan kajian termasuk masukanmasukan dari stakeholders, untuk mencapai sasaran-sasaran di atas telah disusun kebijakan strategis di bawah ini. 1. Strategi untuk mencapai tujuan perolehan rata-rata hasil Ujian Nasional. a. Pengaktipan kegiatan MGMP sekolah b. Pembentukan



kelompok



diskusi



terbimbing,



khususnya



untuk



pendalaman materi Ujian Nasioanal. c. Pengadaan buku pustaka. d. Melengkapi sarana labor. e. Meningkatkan kualitas guru melalu pelatihan-pelatihan. f. Peningkatan kualitas pembelajaran. g. Menumbuhkan motivasi belajar siswa. h. Peran Aktif petugas bimbingan. i. Meningkatkan pranserta orang tua murid, antara lain dengan :  Melaporkan perkembangan hasil belajar siswa rutin setiap bulan.  Menyampaikan



informasi



tentang



perkembangan



pendidikan/keberadaan sekolah, minimal sekali dalam setahun dalam bulan informasi. 2. Strategi untuk mencapai tujuan dalam memiliki kelompok belajar yang mampu menjadi finalis lomba cerdas cermat dan olimpiade tingkat Kota.



11



a. Pembentukan



kelompok



diskusi



terbimbing,



khususnya



untuk



pendalaman materi olimpiade b. Menyediakan buku-buku pendukung. c. Menunjuk guru pembimbing. d. Meningkatkan kualitas guru pembimbing melalui pelatihan-pelatihan. 3. Strategi untuk mencapai tujuan dalam Memiliki group kesenian yang mampu mencapai finalis tingkat Kota. a. Melengkapi sekolah dengan sanggar kesenian b. Melengkapi sekolah dengan sarana pendukung kesenian. c. Mendatangkan ahli dari luar untuk membantu pembinaan. d. Melaksanakan latihan teratur. 4. Strategi untuk mencapai tujuan dalam Memiliki tim olahraga yang mampu menjadi juara tingkat Kota. a. Melengkapi sekolah dengan sarana olahraga. b. Membentuk tim olahraga prestasi. c. Mendatangkan ahli dari luar untuk membantu pembinaan. d. Melaksanakan latihan teratur. 5. Strategi untuk mencapai tujuan dalam Memiliki prestasi dalam bidang keagamaan. a. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti rohis, seni baca qur’an dan tafsirannya, nasyid, serta solat berjamaah. b. Mendatangkan penceramah dari luar secara periodik. c. Mengadakan lomba-lomba yang bernuansa keagamaan. d. Mengikuti setiap lomba yang bernuansa keagamaan. e. Membuat perpustakaan agama. 6. Strategi untuk mencapai tujuan dalam terselenggaranya pembelajaran tentang budaya melayu.



12



a. Mengangkat guru yang mempunyai kompetensi tentang budaya melayu. b. Menyidiakan buku-buku yang berhubungan dengan budaya melayu. c. Membuat kurikulum budaya melayu. d. Bekerjasama dengan balai adat melayu dumai. 7. Strategi untuk mencapai tujuan dalam terselenggaranya pendidikan karakter pada semua warga sekolah. a. Menanamkan pembiasaan yang mencerminkan karakter bangsa dilingkungan sekolah, seperti : Senuyum, sapa, santun, sopan, peduli, dan lain sebagainya. b. Menyisipkan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran. 8. Strategi untuk mencapai tujuan dalam terselenggaranya diklat guna meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. a. Memasukkan anggaran pelatihan kedalam RKAS. b. Mencari dukungan dana dari stakeholders. c. Bekerjasama dengan instansi terkait. d. Menganalisis, jenis-jenis pelatihan yang diperlukan. e. Mengevaluasi potensi guru setelah selesai mengikuti pelatihan.



13



BAB II ANALISIS KONDISI RIIL SEKOLAH (ANALISIS KONTEK) A.



Hasil Analisi Standar Isi a. Memiliki dokumen KTSP yang telah ditandatangani Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Dinas Pendidikan Provinsi. b. Memiliki silabus mata pelajaran lengkap sesuai dengan pemberlakuan KTSP di SMPN 11 Dumai. c. Memiliki SKL, SK, KD dan Silabus muatan lokal semua tingkat kelas. d. Memiliki



program pengembangan diri dibidang layanan konseling dan



pembinaan kreatifitas. e. Kelengkapan Struktur dan Muatan KTSP SMPN 11 Dumai telah mencakup : Visi, Misi Tujuan Sekolah; Struktur Kurikulum; Program muatan lokal; Kegiatan pengembangan diri; Pengaturan beban belajar; KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk setiap Mapel; Pengaturan Kenaikan kelas dan penjurusan, kelulusan; Mutasi peserta didik; Pendidikan kecakapan hidup; Kalender Pendidikan; tertapi belum memiliki Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. f. Dokumen KKM SMPN 11 Dumai disusun berdasarkan



hasil analisis



kompleksitas kompetensi, intake peserta didik , sumber daya pendukung; Disusun mulai dari KKM indikator, KKM KD, KKM SK, KKM Mata Pelajaran; KKM disetujui dalam rapat Dewan Pendidik; Disahkan oleh Kepala Sekolah. g. Kalender pendidikan SMPN 11 Dumai disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik sekolah serta mengacu pada SI. B.



Hasil Analisis Standar Kompetensi Lulusan a. Rata - rata KKM peserta didik per mata pelajaran ≥ 75,00. b. Kriteria kelulusan UN = standar POS c. Kriteria kelulusan US > standar POS d. Tingkat kelulusan Ujian Nasional TP 2019/2020 = 100%



14



C.



Hasil Analisis Standar Proses a. 85,00% silabus SMPN 11 Dumai dikembangkan secara mandiri pada sebagian atau semua mapel dan tingkatan kelas. b. 95,00% Guru SMPN 11 Dumai mengkaji substansi SK/KD pada Standar Isi dan menjabarkannya ke dalam indikator, mengidentifikasi materi pelajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran, menentukan jenis penilaian dan alokasi waktu. c. Semua guru SMPN 11 Dumai pada semua tingkatan kelas mengembangkan RPP minimal untuk satu semester. d. RPP guru SMPN 11 Dumai telah menunjukkan kegiatan yang mendorong partisipasi aktif peserta didik dan belum semuanya menerapkan TIK. e. Hanya 8 % guru SMPN 11 Dumai mengembangkan bahan ajar dalam bentuk cetakan. f. Jumlah maksimum 36 peserta didik/rombel. g. Beban Kerja guru 24 jam per minggu, 95% terpenuhi h. Ketersediaan buku teks mata pelajaran dengan rasio satu buku per peserta didik, 25% terpenuhi i. Guru SMPN 11 Dumai menerapkan pendekatan tatap muka (TM), Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. j. Belum memiliki laboratorium Bahasa. k. Ketersediaan buku diperpustakaan sangan minim. l. Belum memiliki laboratorium TIK. m. Penilaian hasil belajar dilaksanakan terprogram menggunakan tes dan non tes. n. Sebagian besar guru SMPN 11 Dumai melakukan analisis daya serap terhadap hasil penilaian, hasil analisis ditindak lanjuti dengan Remedi / Pengayaan, serta hasil Penilaian digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.



15



D.



Hasil



Analisis



Standar



Pendidik



dan



tenaga



kependidikan a. 100% pendidik SMPN 11 Dumai berkualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau S-1. b. 96% pendidik SMPN 11 Dumai berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. c. 20% Pendidik SMPN 11 Dumai bersertifikat profesi guru. d. Kepala sekolah SMPN 11 Dumai memiliki kompetensi sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan. e. Tenaga administrasi SMPN 11 Dumai menguasai TIK f. Tenaga perpustakaan SMPN 11 Dumai tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan tetapi mampu mengoperasikan komputer. g. SMPN 11 Dumai belum memiliki tenaga laboran. E.



Hasil Analisis Standar Sarana dan Prasarana. a. SMPN 11 Dumai masih kekurangan 2 ruang belajar. b. Lahan SMPN 11 Dumai Bersertifikat. c. Bangunan gedung SMPN 11 Dumai dilengkapi instalasi listrik dengan daya 4400 Watt. d. Perabot dan media pendidikan belum lengkap. e. Ruang kelas memiliki pencahayaan yang kurang memadai. f. Buku-buku di ruang perpustakaan masih kurang. g. Perabot di ruang perpustakaan masih kurang. h. Sarana ruang laboratorium belum lengkap. i. Belum memiliki ruang laboratorium bahasa. j. Sarana ruang pimpinan belum lengkap. k. Sarana ruang guru belum lengkap. l. Ukuran ruang tata usaha belum memadai. m. Tersedia tempat ibadah yang memadai. n. Belum memiliki ruang konseling. o. Jamban yang tersedia belum mencukupi.



16



p. Luas gudang belum memadai. q. Ruang bermain/berolahraga belum memadai. F.



Hasil Analisis Standar Pengelolaan. a. SMPN 11 Dumai memiliki visi, misi dan tujuan sekolah. b. SMPN 11 Dumai memiliki rencana kerja sekolah. c. SMPN 11 Dumai memiliki pedoman pengelolaan sekolah berupa : a). KTSP, b). kalender pendidikan, c). struktur organisasi sekolah, d). pembagian tugas diantara guru dan tenaga kependidikan, e). tata tertib sekolah, f). peraturan akademik, g). kode etik sekolah dan h). biaya operasional sekolah. d. Memiliki struktur organisasi sekolah dan ada uraian tugas. e. SMPN 11 Dumai menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional proses penerimaan peserta didik. f. Memberikan layanan konseling kepada peserta didik. g. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. h. Memiliki kalender pendidikan/akademik berisi:



a). jadwal pembelajaran,



b). ulangan, c). ujian, d). kegiatan, ekstrakurikuler, dan e). hari libur. i. SMPN 11 Dumai memiliki prosedur sistem evaluasi belajar dan sudah diterapkan. j. SMPN 11 Dumai memiliki pedoman pengelolaan biaya inventasi dan operasional sekolah. k. Suasana, iklim dan lingkungan SMPN 11 Dumai sangat kondusif. l. Warga sekolah terlibat dalam pengelolaan akademik dan masyarakat mendukung dalam pengelolaan non akademik. m. Program pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan belum dilakukan seluruhnya. n. Pelaksanaan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. o. Hasil Pencapaian Akreditasi SMPN 11 Dumai C.



17



G.



Hasil Analisis Standar Pembiayaan a. Pembiayaan SMPN 11 Dumai masih dibawah standar Nasional. b. SMPN 11 Dumai mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi. c. SMPN 11 Dumai mengalokasikan biaya operasi.



H.



Hasil Analisis Standar Penilaian Pendidikan a. SMPN 11 Dumai memiliki program penilaian, remedial dan pengayaan. b. SMPN 11 Dumai memiliki perangkat Penilaian berupa : a). format penilaian, b). bahan ujian, c). hasil analisis dan d). LHB. c. SMPN 11 Dumai menyusun KKM sebagai hasil analisis SK, KD, dan Indikator, dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas SK/KD dan ketersediaan sumberdaya dukung. d. Seluruh pendidik SMPN 11 Dumai telah melakukan penilaian hasil belajar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. e. Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir mencapai lebih dari 5,50 f. Persentase kelulusan ≥ 98 % untuk tiga tahun terakhir. g. Memiliki tim pengkajian SNP. h. Pendidik dan Tenaga Kependidikan memiliki dokumen SNP. i. Ada dukungan komite sekolah dalam



pencapaian SNP tetapi perlu



ditingkatkan. j. Ada dukungan Dinas Pendk. Prov/Kab/Kota kepada



sekolah dalam



pencapaian SNP dalam bentuk: visitasi, fasilitasi maupun pendanaan tetapi perlu ditingkatkan. I. a.



Analisis Strategis Analisis Perkembangan Ekonomi Indonesia sudah memasuki suatu fase ekonomi yang cukup berat.



Pertumbuhan ekonomi yang harus berpacu dengan waktu di mana sektor-sektor



18



riil bergerak dengan laju yang tidak sama. Seperti pasokan pangan rakyat tidak seimbang dengan harga alat produksi, pupuk dengan harga yang tinggi, biaya produksi lainnya dan distribusi sehingga menimbulkan kesenjangan terbuka antara harapan dan kenyataan. Persaingan global juga terpapar dalam tatanan ekonomi Indonesia yang belum mampu menjadi unggul sebagai Negara produsen. Indonesia sebagai Negara penghasil sumber daya alam pun harus merelakan sebagian besar kekayaan alamnya diolah oleh kemampuan orang asing dengan tuntutan regulasi dan ini sangat merugikan kepentingan bangsa. Kendala global ini harus dituntaskan dengan meningkatkan kemampuan anak bangsa dalam mengelola kekayaan negerinya. Maka pendidikan anak bangsa menjadi suatu keniscayaan. b.



Analisis Perkembangan Sosial Sebagai



Negara



Pancasila,



Indonesia



menganut



hukum



sosial



kemasyarakatan berbasis rakyat. Rakyat sebagai faktor pembentuk sosial mengalami perubahan dengan bentuk-bentuk hubungan kemanusiaan yang berkembang. Bentuk sosial yang sekarang ini terjadi mengikir akar-akar keutuhan sosial yang pancasilais yang ramah, bersahabat, sopan santun dan saling tegur sapa. Kini berubah menjadi garang dan sinis. Masyarakat lebih individualis, apatis dan egois serta cenderung merusak tatanan sosial dengan melanggar sendi-sendi kehidupan dan norma susila. Masyarakat barat yang hedonis dan sentralistik individualis merasuki sebagian besar pola kehidupan Pancasilais. Dampaknya sangat parah. Tumbuhnya kelompok sosial yang sangat berlimpah dengan kekayaan bertambah pula kamtong-kantong kemiskinan di seluruh pelosok tanah air bukti sangat senjangnya kehidupan sosial negeri ini. Pendidikan yang bersendikan norma harus kembali diangkat ke permukaan. Pendidkan harus mampu memberikan sentuhan sosial yang benar dengan harkat dan martabat bangsa ketika pendiri bangsa memproklamirkan wilayah bernama NKRI.



19



c.



Analisis Perkembangan IPTEK Seiring dengan globalisasi, tentu kita mau tidak mau hidup pada era



teknologi yang terus berkembang dan mempengaruhi kehidupan. Alangkah lebih baik, kalau teknologi lokal dapat mengisi kebutuhan masyarakat lokal yang dengan sendirinya selain menambah keyakinan diri untuk maju juga ada dorongan dari pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia. Tapi kalau dipolakan dengan kebijakan politik ekonomi yang memperbesar devisa dengan impor pajak masuk, tentu ini sangat merugikan. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan SDM melalui program pendidikan iptek di sekolah belum maksimal dan terjangkau terutama di daerah terpencil. Sudah saatnya jika ingin meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, pemerintah harus mengisi kekurangan sarana dan prasarana di bidang ini untuk kemajuan pendidikan. Karna ujung tombak kemajuan SDM dimulai dari lengkap atau tidaknya sarana dan prasarana pendidikan itu sendiri. d.



Analisis Perkembangan Budaya Dalam perkembangannya Dumai membangun konsep budaya dalam setiap



akar kehidupan masyarakatnya. Pemakaian baju melayu untuk kalangan anak sekolah digalakkan semenjak dini. Hal ini strategi yang baik dalam memasyarakatkan budaya asli ke dalam sendi masyarakat. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini yang tak mungkin dibendung, perlu adanya filterisasi tayangan-tayangan yang ada di TV, film dan internet. Tayangan-tayangan lebih mengedepankan unsur budaya bangsa. Pabila unsur ini di anggap angin lalu belaka, maka dapat menyebabkan terjadinya penghapusan budaya (cultural genocide) secara perlahan-lahan. e.



Analisis Perkembangan Demografi Melihat perkembangan pertambahan penduduk secara nasional, kita



mengenal istilah Ageing Population Problem (APA). Ageing Population Problem merupakan



permasalahan



yang



bias



dikategorikan



menjadi



salah



satu



20



permasalahan kependudukan terkini. Permasalahan ledakan penduduk, angka kelahiran yang tinggi, angka kematian yang tinggi dan rendahnya angka harapan hidup merupakan masalah Negara berkembang dan terbelakang. Peningkatan modal manusia, peningkatan produktifitas, kemampuan mengadaptasi dan menggunakan teknologi dalam produksi dan kemampuan mengadaptasi perubahan kapasitas dan teknikal teknologi tersebut pada akhirnya akan mendorong perekonomian sutau Negara serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pembangunan manusia ini juga membutuhkan investasi yang besar dan diikuti juga dengan pemerataan distribusi pendapatan sehingga dapat mempermudah peningkatan pembangunan pendidikan dan kesehatan. Dalam pandangan di atas, sekolah berada dalam demografi sederhana rumitnya. Pertambahan penduduk tidak begitu signifikan. Hanya saja pemahaman penduduk terhadap pendidikan belum setara dengan usaha pemerintah mengalokasikan dana dan kepentingannya. Akhirnya efisiensi pendidikan tetap terkendala sampai sekarang. f.



Analisis Perkembangan Geografis Secara geografis Dumai merupakan daratan tepi pantai yang menghadap ke



rupat dan selat malaka. Situasi ini menjadikan pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur di wilayah darat dan laut. Pembangunan fisik di darat berupa jalan sangat perlu diperhatikan mengingat banyaknya kendaraan dengan tonase berat yang melaluinya. Belum lagi kenyamanan dan keamanan wilayah perairan yang selalu disinggahi oleh kapal-kapal dagang Negara asing yang ingin membeli minyak di kota ini. Pemanfaatan tanah sebagai sumber daya perlu ditingkatkan kembali agar produktifitas di bidang agraris semakin maju sesuai dengan geografis di wilayah kota Dumai. Perkebunan karet dan sawit tumbuh subur. Hal ini mesti didukung dengan meningkatnya industri dibidang pembuatan pupuk guna menunjang pertumbuhannya. Sebagai sekolah yang berada di kondisi georgafis ini, perlu diadakan suatu bentuk pendidikan berupa pendidikan pertanian yang dapat memacu keinginan



21



untuk mendayagunakan lahan. Sehingga sekolah semakin bisa mengedepankan kepribadian dan potensi yang ada di daerahnya. g.



Analisis Perkembangan Politik dan Hukum Politik dan perkembangannya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan



berbangsa dan bernegara. Pemerintahan yang bersih, adil dan bijaksana akan berjalan bila kebijakan politik dan penegakan hukum diterapkan dengan baik. Pelaksanaan hukum tersebut harus didukung oleh seluruh elemen institusinya baik kepolisian, kejaksaan dan kehakiman yang memiliki hati nurani. Orang yang terjun ke dunia politik haruslah yang berwawasan kenegaraan yang akan membuat Negara aman dan damai. Penegakan hukum yang adil akan meninggikan citra hukum di mata masyarakat. Pendidikan dunia politik dan hukum sejak dini sudah saatnya diperkenalkan kepada generasi penerus bangsa baik melalui institusi formal maupun non formal. Sehingga dapat membersihkan bangsa dari korupsi dan kolusi yang sangat menyengsarakan rakyat. J.



Analisis Kondisi Pendidikan Saat Ini



a.



Analisis Mutu Pendidikan dan Daya Saing Mutu pendidikan harus dapat dibuktikan dengan peningkatan angka statistik



secara nasional seperti Ujian Nasional pada tingkat Sekolah Dasar dan Menengah serta Perguruan Tinggi dengan banyaknya hasil karya nyata kajian dan penelitian. Prestasi akademis dan penyerapan tenaga kerja profesional dari lulusan pendidikan dalam negeri sendiri. Faktor-faktor di atas sudah menunjukkan peningkatan walaupun belum bisa dikatakan berhasil dalam semua hal. Masih ada hampir 25% SMP di Indonesia yang reta-rata Ujian Nasional di bawah 6,5. Hal ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai, sarana dan prasarana pendidikan yang belum tersedia, pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran serta proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif.



22



b.



Analisis Efisiensi Pendidikan Proses implementasi dari beberapa program yang digulirkan pemerintah



dalam berbagai kegiatan baik oleh pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun sekolah, terkesan dilaksanakan hanya sekedar untuk pemenuhan target realisasi program dengan kurang memperhatikan mutu. Rendahnya mutu mengakibatkan tujuan program tidak tercapai dan hal tersebut menjadi pemborosan sumber daya yang ada. Pendidikan berkualitas harus didukung dengan pendanaan yang memadai terutama untuk kelancaran pembelajaran seperti buku dan LKS. Sehingga apabila efisiensi pendidikan dilakukan maka akan dapat menghasilkan kualitas yang tinggi dengan dana yang memadai. c.



Analisis Relevansi Pendidikan Proses pembentukan SDM dilakukan sejak usia dini hingga terjun ke dunia



profesi. Hal ini jelas terkait langsung dengan pendidikan. Materi-materi yang banyak diberikan bersifat umum dan cenderung banyak teori daripada praktek. Hal tersebut menjadikan kualitas pendidikan kurang dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari. Untuk itu pengurangan materi yang tidak relevan dengan dunia usaha sudah harus mulai dikurangi dan sebaliknya materi yang relevan dengan dunia profesi lebih ditambah proporsinya. d.



Analisis Kesempatan/Akses Pendidikan Program-program perluasan dan pemerataan layanan pendidikan yang



dilaksanakan pemerintah telah meningkatkan APK dan APM SMP/MTs. e.



Analisis Pemenuhan dan Standarisasi Pendidikan Kebutuhan sarana pendidikan tidaklah cukup hanya yang berkaitan



langsung dengan kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas saja seperti buku sumber, peralatan, perabot dan media pedidikan saja. Pendidikan di sekolah juga membutuhkan sarana pendidikan yang secara tidak langsung mendukung terlaksananya kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas seperti kebutuhan lahan,



23



bangunan atau ruang serta peralatan untuk terlaksananya manajemen sekolah secara bermutu. Kebutuhan sarana pendidikan seperti ini secara minimal tentu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, jenis dan fungsinya. Kebutuhan sarana pendukung ini diperlukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi berlangsungnhya proses pendidikan yang bermutu. Berkaitan dengan standar sarana pendidikan, dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan seperti keperluan gedung dan lahan. Diperlukan suatu analisis kebutuhan sarana pendidikan yang sesuai dengan standar yang diharapkan baik yang menyangkut jumlah/rasio, variasi jenis maupun tingkat kualitasnya. f.



Analisis Pencitraan Pendidikan Sebagian masyarakat masih ada yang berpendapat bahwa pendidikan kurang



penting, hal ini disebabkan banyaknya pengangguran dari kaum intelektual yang telah lulus sarjana. Hal ini kemudian melahirkan permasalahan baru seperti kawin muda dan banyaknya anak perempuan usia sekolah yang putus sekolah dikorbankan untuk membantu orangtuanya. K. Analisis Pendidikan Masa Datang a.



Analisis Mutu Pendidikan dan Daya Saing Dari kondisi nyata saat ini diharapkan 4 tahun mendatang : 1.



Kurikulum di sekolah telah 75% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



2.



Kompetensi Kelulusan telah 75% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



3.



Pendidik dan Tenaga Kependidikan telah 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



24



4.



Sarana prasarana pendidikan telah 60% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



5. 6.



PBM telah 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pengelolaan Pendidkan telah 75% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



7.



Pembiayaan pendidikan telah 60% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



8.



Penilaian pendidikan telah 75% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)



b.



Analisis Efisiensi Pendidikan Suatu program pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan pola



penyebaran dan pendayagunaan sumber-sumber pemdidikan yang sudah ditata dan yang mampu menciptakan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan. Dengan demikian, sistem atau program pendidikan yang efisien ialah yang mampu mendistribusikan sumber-sumber pendidikan secara adil dan merata agar setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang maksimal. c.



Analisis Relevansi Pendidikan Relevansi pendidikan adalah terkaitnya materi-materi pelajaran di lembaga



pendidikan dengan dunia usaha, sehingga setelah lulus dari lembaga pendidikan akan mampu terjun ke masyarakat dan dunia usaha. Ke depan diharapkan sudah ada relevansi yang jelas antara materi-materi dunia pendidikan khususnya untuk pendidikan dasar dengan kebutuhan dunia usaha. Sistem pendidikan nasional yang belum selaras dengan dunia kerja menyebabkan banyaknya lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi menjadi pengangguran. Masalah pengangguran tidak akan pernah selesai apabila lulusan terdidik hanya menjadi pegawai, karyawan atau buruh di suatu



25



perusahaan. Jika ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi idealnya Indonesia membutuhkan 4,4 juta pengusaha. Untuk mencapai jumlah ideal tersebut, kuncinya ada pada dunia pendidikan, khususnya pendidik (guru atau dosen) dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan kewirausahaan sejak dini. d.



Analisis Kesempatan Akses Pendidikan Kebijakan PP No 17 merupakan langkah pemerintah dalam membuka akses



pendidikan seluasnya bagi rakyat dengan jalur pendidikan yang dapat dilakukan oleh semua orang pada berbagai situasinya. Seperti penyelenggaraan pendidikan formal. Pada jalur ini, pendidikan dasar, menengah dan tinggi diatur secara lengkap. Menyangkut juga beberapa ketentuan yang sering dilanggar, misalnya mengenai usia paling rendah siswa SD/MI yang seharunya berusia 6 tahun. Kini kalangan yang masih ngotot ingin menyekolahkan anaknya pada usia sebelum itu diperbolehkan bila disertai rekomendasi tertulis dari psikolog professional. Kalau psikolog tidak ada, rekomendasi dapat dikeluarkan oleh dewan guru, sejauh daya tamping memungkinkan. Penerimaan siswa juga tidak boleh didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau bentuk seleksi lain. Hal demikian karena semua SD/MI diwajibkan menerima warga Negara berusia 7 sampai 12 tahun. Dengan PP ini, peserta didik jalur nonformal sudah mengalami penyetaraan dengan pendidikan formal. Siswa nonformal dapat diterima di sekolah formal setelah lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang bersangkutan. Peserta didik pendidikan dasar jebolan luar negeri dapat pindah di sekolah sederajat di Indonesia setelah menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang dipersyaratkan dan lulus tes kelayakan/penempatan. Menurut PP ini pula, hasil pendidikan informal dihargai setara dengan hasil pendidikan nonformal dan formal setelah melalui uji kesetaraan yang memenuhi standar nasional pendidikan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.



26



Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan yang didukung oleh karakter pembelajaran yang lebih terbuka, mandiri, tuntas menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi. Untuk pendidikan khusus merupakan pendidikan yang dikhususkan bagi peserta didik berkelainan fisik emosional, mental, intelektual dan sosial. Ada juga pendidikan yang khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa yang wujudnya berupa program percepatan dan program pengayaan. Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang yang mengalami bencana alam, masyarakat adat terpencil, mengalami bencana sosial atau tidak mampu segi ekonomi. Untuk sekolah bertaraf internasional (SBI) juga baru nyata setelah dikeluarkannya PP ini. Syarat yang diajukan oleh pemerintah adalah : (a) memenuhi standar nasional pendidikan sejak sekolah/madrasah berdiri, (b) berpedoman pada penjaminan mutu yang ditetapkan oleh Menteri. Masyarakat juga dapat ikutserta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna hasil pendidikan. Hal paling menarik dari aturan baru adalah larangan baik perseorangan maupun kolektif untuk menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam atau bahan pakaian seragam di satuan pendidikan, memungut biaya bimbingan belajar atau les dari peserta didik atau orangtua/wali di satuan pendidikan. e.



Analisis Pemenuhan dan Standarisasi Pendidikan Permasalahan yang terkait standar nasional pendidikan (SNP) dan standar



pelayanan minimal (SPM), misalnya belum adanya pemetaan sekolah yang secara luas diterapkan pada semua daerah secara bersamaan. Oleh karena itu, perlu segera diterapkan kriteria yang sama dalam pemetaan mutu sekolah yang berlaku secara nasional dan perlu menjadi SPM dan SNP sebagai tolak ukur mutu pendidikan di daerah.



27



Berbagai masalah yang mengemuka adalah masih terjadi disparitas mutu guru antar daerah, sistem rekrutmen tenaga pendidikan dan kependidikan belum sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, kurangnya anggaran untuk peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu, perlu pengaturan sistem seleksi dan pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan yang standard dan dapat diterapkan di semua daerah dan perlu disediakan anggaran secara proporsional untuk peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan. f.



Analisis Pencitraan Pendidikan Karakter bangsa yang merupakan aspek strategis dalam membangun negeri



ini dapat diwujudkan dengan pendidikan yang melahirkan nilai-nilai karakter sekolah. Makin maraknya perilaku negatif anak-anak usia sekolah, bahkan prilaku ini tidak jarang dilakukan di lingkungan sekolah. Nilai budaya merupakan keunggulan sekolah dan menjadi daya saing serta menjadi pembeda dengan sekolah lainnya. Diantara perbedaan nilai tersebut tentu ada nilai yang sama seperti budaya disiplin, bersih dan jujur.



28



BAB III RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SMPN 11 DUMAI PERIODE TAHUN 2020 - 2025



No 1



2



KOMPONEN Standar Isi



SKL



SASARAN



TAHUN 2021 2022



KEGIATAN



URAIAN KEGIATAN



1.



Workshop pengembangan Metode pembelajaran dan teknik asesmen.



1. Mengembangkan rancangan metode pembelajaran demonstrasi, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah. 2. Mengembangkan jenis-jenis asesmen yang termuat dalam kurikulum (Proyek dan kolaborasi, tes unit, keterampilan proses, pemecahan masalah, check up diri).



2.



Workshop revisi pemetaan standar isi



1. Analisis waktu setiap Indikator 25 Guru 2. Keterkaitan materi antar jenjang kelas 3. Kegiatan pembelajaran yang yang memungkinkan siswa aktif melakukan elaborasi dan eksplorasi







3.



Penyusunan/penyempurnaan dokumen kurukulum(KTSP)



1. Penyempurnaan dokumen 1 KTSP 2. Penyempurnaan dokumen 2 KTSP



1 Naskah 21 Naskah



















1.



Melakukan pembinaan



1. Pembinaan olimpiade



60 Siswa



















25 Guru



2020 √



2023



29



siswa untuk berprestasi dan memiliki nilai juang.



3



2.



Melakukan kegiatan yang dapat menanamkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman



3.



Memperbanyak kegiatan yang bernuansa agama



4.



Melakukan kegiatan kemasyarakatan



Standar Proses 1.



2.



Workshop



Monitoring dan Evaluasi



2. Pembinaan olah raga berprestasi 3. Pembinaaan seni dan budaya 4. Pembentukan kelompok diskusi terbimbing, khususnya untuk pendalaman materi Ujian Nasioanal. 1. Gotong royong 2. Penyuluhan kesehatan



1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.



Siraman rohani Sholat berjamaan Membaca Alqur’an Gotong royong Kunjungan kepanti sosial Menggalang dana (sumbangan) Mengaktifkan kegiatan Pramuka.



409 Siswa



















409 Siswa



















409 Siswa































1. Workshop persiapan pembelajaran. 25 Guru 2. Workshop tentang sumber belajar, LKS, dan media pembelajaran 3. Workshop pembuatan RPP. 4. Workshop pengembangan bahan ajar 5. Workshop umpan balik dan penguatan dalam proses belajar mengajar. 1. Kepala sekoah melakukan kegiatan Kepala Monitoring dan Evaluasi terhadap semua sekolah kegiatan sekolah











30



3. 4.



Mengupayakan pengadaan buku-buku panduan guru. Mengupayakan pengadaan buku-buku siswa.



5.



Workshop



6.



Meningkatkan pemberian penghargaan kepada siswa Mengembangkan pembiasaan berkomunikasi efektif, mencakup membuat karya tulis,membuat gambar/lukisan,membuat laporan kegiatan,latihan pidato atau bercerita/didepan kelas,memiliki tradisi



7.



2. Membuat Laporan 3. Melaksanakan Tindak Lanjut Hasil laporan Membeli buku-buku panduan guru. 1. Membeli buku pegangan siswa 1. Workshop pembelajaran menyenangkan 2. Workshop teknik-teknik pembelajaran. 3. Workshop pengelolaan kelas 4. Workshop pembuatan multimedia 5. Workshop Evaluasi silabus 6. Workshop pengembangan materi pembelajaran Membuat program pemberian penghargaan kepada siswa Mengadakan lomba membuat karya tulis,membuat gambar/lukisan, pidato atau bercerita, membuat karya multimedia.



3 Judul/Mapel 2 MP/ Siswa 25 Guru







1 Judul √



1 Judul √































409 Siswa 409 Siswa



1 Judul √







31



8.



9.



senyum sapa dan salam(3S),membuat karya multimedia. Mengembangkan kegiatan yang dapat membantu siswa dalam menghasilkan karya kreatif, mencakup cara melukis, membuat kerajinan tangan, membuat hasil karya tulisan/ sastra dan membuat karya tekhnologi tepat guna Mengembangkan kegiatan pembiasaan hidup sehat melalui lingkungan sekolah asri, bersih,sehat, pengetahuan penyakit dan pencegahannya dan penyuluhan narkoba/obat terlarang



10. Work Shop Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP



Mengadakan lomba lomba karya kreatif



409 Siswa



















1. Gotong royong 2. Penyuluhan pola hidup sehat 3. Penyuluhan narkoba



409 Siswa



















1. Workshop pengembangan Pendahuluan 2. Workshop pengembangan Ekplorasi 3. Workshop pengembangan Elaboras 4. Workshop pengembangan Konfirmasi 5. Workshop pengembangan Penutup



25 Guru







32



4



Standar Pengelolaan



11. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan supervisi secara intensif dengan cara terfokus,pengamatan,pencat atan,perekaman,wawancara, dan dokumentasi 1. Workshop Penyusunan RKS dan RKAS



2.



Rapat soaialisasi program sekolah berupa KTSP, RKS, dan RKAS



3.



Mengadakan SIM



4.



Rapat menginformasikan pelaksanaan rencana kerja sekolah terkait dengan keterlaksanaan visi, misi dan tujuan sekolah, keterlaksanaan kurikulum yang disusun oleh



Kepala sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan dan supervisi secara intensif dengan cara terfokus,pengamatan,pencatatan,perek aman,wawancara,dan dokumentasi



Kepala sekola



















Kepala sekolah menyelenggarakan workshop penyusunan RKS dan RKAS dengan melibatkan guru, mempertimbangkan masukan dari komite sekolah dan berdasarkan evaluasi diri sekolah, juga disetujui oleh dewan pendidik. Kepala sekolah mengadakan rapat sosialisasi program sekolah berupa KTSP, RKS, dan RKAS



25 Orang



















25 Guru



















Kepala sekolah Memiliki dan mengelola SIM dalam menampung masukan perbaikan dan penyebaran informasi terkait sekolah. Kepala sekolah menyelenggarakan rapat menginformasikan pelaksanaan rencana kerja sekolah terkait dengan keterlaksanaan visi, misi dan tujuan sekolah, keterlaksanaan kurikulum yang disusun oleh sekolah ,keterlaksanaan RKS atau Rencana



23 Orang



















409 orang (Warga sekolah)



















33



5. 6.



7. 5



Standar Penilaian



1.



sekolah ,keterlaksanaan RKS atau Rencana Kegiatan jangka Menengah untuk periode 4 tahunan serta keterlaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) atau Rencana Kerja Tahunan Mengintensifkan pelaksanaan supervisi dan evaluasi. Membuat program tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan sekolah. Meningkatkan keteladanan kepala sekolah. workshop



Kegiatan jangka Menengah untuk periode 4 tahunan serta keterlaksanaan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) atau Rencana Kerja Tahunan.



1. 2. 3. 4.



Kepala sekolah mengintensifkan pelaksanaan supervisi dan evaluasi



Kepala sekolah



















Kepala sekolah membuat program tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan sekolah. Kepala sekolah meningkatkan keteladanannya sebagai kepala sekolah. Workshop tentang penilaian siswa (penilaian harian ,penilaian akhir semester dan penilaian diagnostik) Workshop membuat instrumen penilaian Workshop teknik penilaian mencakup tes, lembar pengamatan,lembar observasi dan forpolio. Workshop telaah butir untuk soal



Kepala sekolah



















Kepala sekolah



















25 Guru







34



6



Standar PTK



2.



Rapat



3.



Workshop



4.



Menyelenggarakan Ujian



1.



Pengadaan kepala administrasi, kepala labor dan kepala perpustakaan yang memenuhi standar



pilihan ganda 5. Workshop telaah butir untuk soal uraian 6. Workshop telaah butir untuk soal psikomotor 1. Memotivasi guru untuk memberikan komentar terhadap tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang diberikan. 2. Pelaksanaan program remedial 3. Mengintensifkan pelaporan hasil penilaian kepada kepala sekolah 4. Mengintensifkan pelaporan hasil penilaian kepribadian kepada kepala guru PKn. 1. Pembuatan lembar pengamatan untuk menilai akhlak. 2. Pembuatan lembar pengamatan untuk menilai keterampilan siswa 3. Pembuatan lembar pengamatan untuk menilai aktifitas siswa. 1. Ujian Semester 2. Ujian Mid Semester 3. Ujian Nasional Kepala sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan untuk pengadaan kepala administrasi, kepala labor dan kepala perpustakaan yang memenuhi standar



25 Guru







25 Guru







409 Siswa







Masingmasing 1 Orang



















35



2.



Sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan tentang jumlah guru yang belum bersertifikat. 3. Sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan untuk memberikan beasiswa bagi tenaga perpustakaan untuk peningkatan kompetensi 4. Workshop 7



Standaar Sarana dan Prasarana



1.



Penambahan ruang kelas



2.



Pengadaan sarana ruang kelas yang belum lengkap Pengadaan sarana ruang perpustakaan yang belum lengkap Membangun ruang labor Pengadaan sarana ruang labor yang belum lengkap Pengadaan sarana di ruang pimpinan yang kurang Pengadaan sarana ruang guru yang belum lengkap Pengadaan sarana ruang



3. 4. 5. 6. 7. 8.



Kepala sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan tentang jumlah guru yang belum bersertifikat.



14 Guru







Kepala sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan untuk memberikan beasiswa bagi tenaga perpustakaan untuk peningkatan kompetensi



1 Orang Tenaga Perpustakaan







Workshop peningkatan kompetensi pemanfaatan TIK dalam manajemen sekolah Membangun ruang kelas Membeli sarana ruang kelas yang belum lengkap Memebeli sarana ruang perpustakaan yang belum lengkap Membangun 1 unit ruang labor bahasa Membeli sarana ruang labor yang belum lengkap Membeli sarana di ruang pimpinan yang kurang Membeli sarana ruang guru yang belum lengkap Membeli sarana ruang ibadah yang



√ 6 Ruang Kelas 12 Ruang Kelas 1 Ruang



2 ruang √



2 ruang







2 ruang √



















1 Ruang 1 Ruang



√ √











1 Ruang



















1 Ruang 1 Ruang







√ 36



8



Standar Kuangan/ Pembiayaan



beribadah yang belum lengkap 9. Pengadaan ruang UKS 10. Penambahan jamban siswa dan guru 11. Melengkapi sarana bermain/olahraga



belum lengkap



12. Pengadaan sarana bermain/olahraga yang belum lengkap. 13. Membangun ruang labor bahasa 14. Membangun ruang labor TIK 15. Melengkapi komputer di labor TIK



2 set saran volly dan 2 set futsal Membangun 1 unit ruang labor bahasa 1 Ruang



Membangun 1 unit ruang UKS Membangun 2 unit jamban guru dan 6 unit jamban siswa Membeli / membuat sarana bermain/olahraga yang belum lengkap. Membeli sarana bermain/olahraga yang belum lengkap.



1 Ruang 12 Unit 4 Lapangan



Membangun 1 unit ruang labor komputer Membeli 36 Unit Komputer



1 Ruang



16. Melengkapi sarana labor TIK yang kurang 17. Membangun ruang BK



Membeli sarana labor TIK yang kurang Membangun 1 unit ruang BK



1 Ruang



1.



Mengajukan proposal bantuan



16 Proposal



Sekolah menggali sumbersumber pembiayaan pendidikan dari orang tua peserta didik/masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya untuk memenuhi







4 Unit 1



√ 4 Unit 2



4 Unit 1















√ √



36 komputer























1 Ruang



√ 4 Proposal



4 Proposal



4 Proposal



4 Proposal



37



kebutuhan pembiayaan pendidikan secara mandiri.



38



BAB IV PENUTUP



Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2020-2025 menjadi Arah Kebijakan Umum Kepala Sekolah, Rencana Kegiatan, dan Anggaran Tahunan Sekolah. Semua rencana sekolah yang belum sesuai dengan rencana ini harus di selaraskan. Pendanaan implementasi Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2020-2025 ini berasal dari anggaran pemerintah, dana masyarakat, dan sumber-sumber dana lainnya. Dalam keadaan terjadi perubahan lingkungan strategis di luar prediksi sehingga Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2020-2025 menghadapi kendala besar untuk implementasinya, maka dapat dilakukan perubahan atas inisiatif kepala sekolah



39



40



HALAMAN PENGESAHAN



Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2020-2025



Dumai, Mengetahui Ketua Komite Sekolah



H. SAMTO



Januari 2020



Kepala SMP Negeri 11 Dumai



HILMI HELEN, S.Pd, M.Pd NIP.197509152005011007



Menyetujui dan Mengesahkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai,



Drs. H. SYA’ARI, MP Pembina Utama Muda NIP. 19600816 1986011001



41