Resensi Novel Cahaya Cinta Pesantren [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mengintip Kehidupan di Pesantren



Judul Novel



:



Cahaya Cinta Pesantren



ISBN



:



978-602-257-928-1



Pengarang



:



Ira Madan



Penerbit



:



Tinta Medina



Tahun Terbit:



2015 (Cetakan ke-2)



Ukuran



:



20 cm x 13,5 cm



Tebal



:



292 halaman



Harga



:



Rp. 41.000,00



Novel Cahaya Cinta Pesantren ini menceritakan tentang kehidupan seorang santri bernama MarShila Silalahi di pesantren. MarShila Silalahi terlahir sebagai anak yang mempunyai kecerdasan, bahkan hingga mendekati kata genius. Shila selalu menjadi juara di kelasnya. Selain itu dia juga khatam Al-Qur’an. Namun dia sedikit nakal. Meski hidup dipesantren tidak mudah, kegigihan dan kecerdasannya mengantarkan Shila ke Negeri sakura (Jepang). Bahkan kesempatan itu ia dapat dua kali. Kisah haru tentang sosok ayah juga dipaparkan di sini dan tak lupa juga diselipkan kisah cinta yang manis. Saat sedang dikarantina di pesantren, Shila bertemu dengan Icut yang akan menjadi teman satu kamarnya. Lalu satu hari kemudian mereka berteman lagi dengan seorang gadis bernama Aisyah. Setelah salat maghrib berjama’aah mereka menemukan seseorang yang sedang menangis tersedu-sedu sendirian, dan mereka berkenalan dengan orang itu, ia bernama Sherli Amanda, pada akhirnya mereka berteman dan menjadi empat orang dikamarnya. Shila menatap sosok misterius berparas tampan yang memakai seragam putih, papan namanya berwarna hijau, sepatunya hitam, jam tangannya coklat dan senyumannya lebih indah dari pada senyuman rembulan dan jelas ia adalah seorang santri. Hatinya Shila sangat senang melihat wajahnya yang parasnya seperti itu saat tersenyum. Hanya sebatas senang dan sedikit penasaran siapa sebenarnya dia. Ternyata namanya adalah Rifqi. Banyak kejadian memadati buku harian Shila, mulai dari hiruk pikuk segala macam kegiatan, rekor masuk bagian keamanan dan bahasa, pergaulan antarsahabat dengan variasai sifat hingga perlombaan-perlombaan penyegar kreativitas. Seperti lomba drama, puisi, shalawat, nasyid, marhaban, tari, dan desain kostum. Suatu hari Shila berniat untuk mencari angin di luar pesantren. Mereka izin untuk keluar dan dizinkanlah, lalu mereka pergi ke maal terbesar dikota itu. Sedikit berbelanja dan makan, dan akhirnya mereka terlambat 30 menit dari waktu yang sudah ditentukan. Akhirnya Shila menjelaskan suatu alasan yang amat pandai maupun licik kepada sang ukhti bagian keamanan itu, dan akhirnya mereka terbebas dari hukuman walaupun telat.



Shila, Manda, Icut, dan Aisyah mempunyai cara belajar tersendiri, diantaranya Manda kemana-mana selalu membawa buku ditangannya sampai hendak mandipun dibawanya. Berjalan kemana-mana dengan buku terbuka, hendak tidur sampai bangun pun, buku tak pernah absen di sisinya. Bahkan, terkadang ia menjadikan bukunya itu sebagai bantal di malam hari.Cara belajar Icut, jika ia ingin belajar dengan khidmat maka harus sendiri dipojokan ruangan menatap dinding bisu, kalau sudah begitu jangankan mereka, lalat lewat saja dihajarnya habis-habisan. Aisyah, ia lebih suka merangkum inti sari semua pelajaran dan dicatat dalam buku kecil. Catatan dibawanya kemana-mana sambil sesekali dibaca. Mereka sering meminjam catatannya untuk difotocopy. Kalau Shila paling tidak bisa belajar serius. Apalagi kalau terlalu sering. Tapi syukurnya Shila dapat langsung mengerti dan paham jika guru menerangkan di kelas walau Shila juga tercatat sering tidur. Datang dimana hari adalah hari perpisahan kelas 6, Shila sedih namun tidak bisa menangis, tidak seperti teman-temannya yang mungkin sangat terpukul atas perpisahan ini. Didalam hatinya Shila terdapat kebahagian yang dimana disimpannya sendiri. Shila sangat gembira setelah tahu jika Akhi Rifqie Al-Farisi akan menjadi salah seorang ustadz di Pesantren Al-Amanah ini. KELEBIHAN Novel Cahaya Cinta Pesantren memiliki kelebihan yaitu gaya bahasa yang menarik untuk dibaca, halaman yang tidak terlalu banyak, ukuran hurufnya pas, covernya sangat menarik, bisa dibaca semua umur, dan kisahnya memberikan pelajaran yang patut diteladani seperti sikap bersyukur atas apa yang ada dan diberikan oleh Allah SWT. KEKURANGAN Novel ini kurang mendalami, deskripsinya kurang menentuh, dan yang paling disayangkan yaitu banyak paragraph dengan satu konflik yang berakhir di satu sub-bab. Sehingga dalam satu sub-bab itu dengan cepat lalu kemudian berakhir. Novel ini juga terlalu sedikit paragraf dalam satu jeda (***). Bahkan ada satu paragraf saja kemudian diakhiri dan diberi jeda.



KESIMPULAN Novel Cahaya Cinta Pesantren ini sangat baik bila dibaca oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa karena memiliki banyak nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama nilai-nilai agama. Nilai agama yang paling menonjol adalah agar kita terus bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan kepada kita.



Salma Alzahra XI MIA 3



Assalamualaikum WR. WB.



Yang saya hormati, Ibu Mutmainah selaku guru Bahasa Indonesia Dan teman-teman yang saya sayangi Pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kita dapat berkumpul di kelas ini dalam keadaan sehat wal afiat. Pada kesempatan kali ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan pidato yang bertema Manfaat Membaca. Para hadirin sekalian, minimnya budaya membaca bangsa kita adalah persoalan yang sangat krusial. Sayangnya, krisis budaya membaca yang dialami bangsa Indonesia saat ini masih belum memperoleh perhatian yang cukup layak. Padahal, pentingnya peran budaya baca dalam memperteguh dan mengembangkan peradaban,watak, dan harga diri bangsa sangat besar. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan minat membaca, yaitu dimulai dengan kemauan dari diri kita sendiri untuk membaca, seperti pepatah mengatakan “ KITA BISA KARENA BIASA” . Kita membiasakan diri untuk membaca seperti yang kita lakukan pada kebiasaan lain. Dari membaca, banyak manfaat yang bisa kita dapat yaitu kita lebih disiplin dalam mengatur waktu, terutama waktu luang, dapat memperoleh informasi dan menambah wawasan. Membaca bagi kebanyakan orang pada zaman sekarang ini merupakan kegiatan yang membosankan. Padahal, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari membaca. Tidak sekadar menguatkan sisi intelektual, membaca juga dapat mengasah sisi afektif dan nurani pelajar. Kedewasaan berpikir dan bertindak salah satunya terbentuk dari kebiasaan membaca. Membaca juga merupakan sarana hiburan, terutama jika kita membaca topik-topik yang kita sukai, sehingga dapat melatih daya kreativitas dan imajinasi kita. Dan secara tidak langsung, membaca juga dapat menambah kosakata kita. Bahkan, menurut para peneliti, membaca buku atau majalah dapat menunda atau mencegah kehilangan memori karena selsel otak dapat terhubung dan tumbuh. Membaca bukanlah kebiasaan yang biasa, tetapi hal biasa yang harus dibiasakan. Harry Truman mengatakan, “Not every reader is a leader, but a leader must be a reader.” Tidak setiap kutu buku adalah pemimpin, namun setiap pemimpin haruslah kutu buku. Jadi, apa jadinya negeri kita ini jika pemimpinnya tidak menjadikan membaca sebagai rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita harus belajar mencintai membaca karena membaca adalah hal yang sangat penting untuk masa depan kita dan bangsa kita. Seperti yang dikatakan oleh Milan Kudera, “Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya, maka pastilah bangsa itu akan musnah.” Maka dari itu, untuk menjauhkan bangsa kita dari kemusnahan, mari kita ciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berpikiran maju! Marilah kita tumbuhkan minat membaca, untuk menambah wawasan kita mengenai dunia dan lingkungan sekitar kita.. Demikianlah pidato ini saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum WR. WB. Salma Alzahra XI MIA 3