Review Jurnal Terkait Diabetes Dan Infertilitas Pada Wanita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIABETES DAN INFERTILITAS PADA WANITA Journal Review



Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Nutrition and Preconception



Oleh



Kelompok 5 1. Anisah Fitriana R.



(135070301111043)



2. Maulida Sabilla



(135070301111045)



3. Artemisia Kahana



(135070301111047)



4. Wenny Windra Novia



(135070301111049)



5. Putri Wijayanti



(135070301111050)



6. Fardani Maknun



(135070301111051)



7. Saufi Annuriyah Agustina



(135070301111052)



8. Margareta Fitria Sari



(135070301111055)



9. Evi Nurheldawati



(135070301111056)



10. Diah Ayu Fitriana



(135070301111059)



JURUSAN GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016



A.



Pendahuluan Infertilitas sudah menjadi masalah kesehatan utama baik di negara maju dan negara



berkembang baik laki-laki maupun perempuan. Wanita mencapai puncak kesuburan sekitar usia 20an tahun, tetapi pada usia 35-40 tahun kesuburan dan kemungkinan untuk hamil menurun Banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan wanita, yaitu gaya hidup, kesehatan dan hormonal. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang telah berdampak langsung dan tidak langsung pada kesuburan pasangan. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus terutama setelah makan karena kekurangan insulin yang diproduksi kelenjar pankreas atau ketidakmampuan beberapa sel untuk menggunakan insulin. Hal ini memungkinkan mempengaruhi fungsi reproduksi perempuan diberbagai tingkatan sebagai akibat dari efek pada sistem endokrin serta pada pembuluh darah. Ketika seseorang memiliki diabetes atau resistensi insulin yang umumnya menstimulasi sel theca ovarium dan meningkatkan produksi hormon androgen. Sehingga dapat menghambat ovulasi normal karena perkembangan folikel ovarium terhambat. Resistensi insulin dan ovulasi yang terlambat (setelah 16 hari siklus menstruasi) juga menurunkan kualitas sel telur, sehingga mudah untuk mengalami keguguran. Selain itu sebagian besar wanita dengan kondisi diabetes memiliki Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) yang dapat meningkatkan resiko diabetes. Salah satu kemungkinannya adalah karena tubuh tidak merespon insulin dengan baik, hal ini overcompensates untuk memproduksi lebih banyak insulin yang menyebabkan peningkatan kadar hormon Luteinizing (LH) dan tingkat yang lebih rendah dari follicle-stimulating hormone, serta peningkatan produksi ovarium androgen. Pemakaian obat aktif yan bekerja memblokir system rennin angiotensin dapat menurunkan perkembangan diabetes nefro pati dan fungsi endotel yang berkontri busi menurunkan kesuburan. Wanita yang menderita diabetes mellitus tipe 1 sering mengalami kehamilan yang kurang baik dibandingkan yang tidak menderita DM tipe 1. Mekanisme teratogenik pada bayi dengan ibu yang mengalami DM tipe 1 masih sulit diketahui. Kerentanan terhadap faktor teratogenik terjadi selama periode organogenesis pada saat 8 minggu pertama kehamilan. Hiperglikemi pada saat pembuahan dan organogenesis adalah faktor utama terjadinya teratogenik. Komplikasi diabetes yang utama terutama gestational diabetes yang berhubungan dengan kehamilan adalah makrosomia (bayi besar). Sehingga janin tidak bisa melewati jalan lahir, sehingga meningkatkan kejadian kelahiran caesar, dan kadang-kadang juga menyebabkan lahir prematur. Hal ini dapat meningkatkan risiko kelahiran cacat. Kondisi ini berhubungan dengan masalah diabetes saat kehamilan, khususnya selama minggu pertama kehamilan, ibu tidak memperhatikan kehamilannya.



B.



Faktor kesejahteraan seksual wanita dengan diabetes Ada banyak faktor yang terlibat dalam kesejahteraan seksual wanita dengan diabetes. Satu atau



lebih dari faktor-faktor ini dapat dipengaruhi oleh diabetes dan menyebabkan masalah seksual. Ini adalah sebagai berikut : 1. Masalah fisik Masalah yang berhubungan dengan tindakan seksual itu sendiri dan mungkin termasuk gairah seks berkurang, berkurangnya kesenangan dengan seks, kurangnya lubrikasi vagina dan sensasi, berkurangnya kemampuan untuk orgasme atau sakit bila melakukan seks. 2. Ketidaknyamanan Diabetes dapat menyebabkan kesulitan lain seperti kelelahan yang berlebihan, ketidaknyamanan suntikan, efek dari glukosa darah yang tinggi/rendah dan waktu kendala yang disebabkan karena kebutuhan menjaga diabetes. 3. Keprihatinan pribadi Termasuk masalah citra diri seperti kelebihan berat badan atau lokasi injeksi menggumpal dan masalah psikologis lainnya seperti depresi, kecemasan dan khawatir. 4. Kekhawatiran hubungan komunikasi dengan mitra dan dukungan dari orang lain adalah banyak memainkanperan penting dalam kesejahteraan seksual. 5. Masalah kesehatan umum Termasuk kekhawatiran tentang kehamilan dan kontrasepsi serta efek kesehatan buruk, komplikasi diabetes, penyakit terkait dan efek obat.



C.



Mekanisme Masalah Seksual Masalah seksual pada wanita yang mengalami diabetes dapat dijelaskan melalui beberapa



mekanisme berikut : 1. Hipergkikemi dapat menurunkan hidrasi membran mukosa vagina, sehingga menurunkan lubrikasi dan dyspareunia 2. Peningkatan risiko infeksi vagina dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada vagina dan dyspareunia 3. Kerusakan vaskuler dan neuropati dapay menyebabkan penurunan aliran darah di daerah genital 4. Faktor psikososial seperti depresi dapat menyebabkan ketidaksesuaian fungsi seksual



D.



Gejala masalah seksual



Wanita dengan diabetes memiliki tingkat yang lebih tinggi dari masalah seksual dari pada wanita tanpa diabetes karena jaringan dan suplai saraf organ seksual wanita sebenarnya sangat mirip dengan seorang pria. Bukti yang ada menunjukkan bahwa pengurangan lubrikasi di daerah vagina merupakan perbedaan utama antara perempuan dengan diabetes dan tanpa diabetes. Lubrikasi perempuan terjadi selama fase rangsangan dari siklus respon seksual. Ini adalah fase yang sama yang mengarah keereksi pada pria. Hubungan antara masalah seksual fisik yang berbeda ini lebih kompleks dan nampaknya lubrikasi ini berkurang, bersama-sama dengan berkurangnya sensasi di daerah vagina dapat menyebabkan hubungan seksual lebih menyakitkan, kemungkinan kurangnya orgasme dan dorongan seks berkurangnya pada beberapa perempuan. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan diabetes juga cenderung menunjukkan hasrat untuk berhubungan seksual, kemampuan untuk memiliki orgasme dan kepuasan seksual. aktivitas seksual dapat dikurangi dan wanita dengan diabetes cenderung kurang puas dengan hubungan mereka dibandingkan dengan perempuan lain. Hal ini tampaknya terutama berlaku dari wanita dengan diabetes tipe2.



E.



Masalah kesehatan seksuallainnya Diabetes dapat mempengaruhi kesehatan seksual perempuan dalam berbagai cara lain.



Misalnya, penyakit kemih seperti sariawan, sistitis dan infeksigenito-urinary lebih sering terjadi pada diabetes. Studi menunjukkan bahwa ini mungkin mengganggu secara signifikan pada aktivitas seksual. Selain itu, banyak komplikasi kronis diabetes (mata, ginjal, saraf dan suplai darah masalah) dapat memiliki efek negatif. Beberapa bentuk obat juga dapat mempengaruhi aktivitas seksual. Penggunaan antibiotik, misalnya untuk mengobati infeksi saluran kemih, meningkatkan kerentanan terhadap jamur vagina. Antibiotik juga dapat mempengaruhi pemilihan pil kontrasepsi. Beberapa wanita dengan diabetes mungkin memiliki pilihan alat kontrasepsi lebih terbatas sejak pil kontrasepsi oral membawa sedikit peningkatan risiko terjadinya pembekuan darah dan penggunaan perangkat intra-uterus dapat meningkatkan risiko infeksi rahim.



F.



Masalah psikologis Diabetes dapat menyebabkan efek psikologis seperti kehilangan citra diri, kehilangan harga diri,



perasaan tidak menarik, kesepian dan keterasingan. Wanita mungkin menghubungkan gejala depresi, kecemasan atau khawatir kepada diabetes mereka dan ini dapat mempengaruhi seksual kesejahteraan.



Ada beberapa bukti bahwa masalah ini mungkin lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua dengan diabetes tetapi tidak diketahui apakah temuan ini berhubungan langsung dengan diabetes. Para wanita yang membutuhkan lebih banyak dukungan sebagai akibat dari diabetesnya mungkin menemukan bahwa hal ini akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan pasangan. Banyak wanita yang lebih tua mungkin tidak lagi memiliki pasangan seks dan menemukan bahwa diabetesnya menambah perasaan kesepian atau isolasi. Para Perempuan, dan wanita muda secara khusus, mungkin khawatir tentang efek dari diabetes pada penampilan fisik. berat badan dapat dikaitkan dengan terapi insulin. Ini adalah masalah yang dapat menurun dengan melaksanakan polamakan sehat dan gaya hidup sehat. Lokasi injeksi menggumpal menyebabkan tekanan emosional bagi beberapa wanita. teknik injeksi yang tepat dan perubahan reguler lokasi injeksi dapat membantu mengurangi dampak dari masalah ini.



G.



Kesuburan Pada Wanita Dengan Diabetes Militus Tipe 1 Dan Risiko Cacat Bawaan Pada AnakAnak Yang Dilahirkan Kelaianan reproduksi pada penderita diabetes tipe 1 yaitu : 1. Menarche tertunda 2. Kejadian penyimpangan siklus menstruasi meningkat 3. Tertundanya ovulasi Dampak kehamilan pada penderita diabetes militus tipe 1 yaitu : 1. Melahirkan janin dengan cacat bawaan 2. Peningkatan risiko cacat bawaan



H.



Penanganan dan Solusi Infertilitas pada Pasien DM Perubahan gaya hidup sederhana seperti nutrisi yang cukup dan penurunan berat badan



melalui olah raga dapat membantu mencegah ketidaksuburan. Sehingga dari beberapa kasus ketidaksuburan dengan diabetes dapat ditangani. Level gula darah yang normal pada wanita dibutuhkan untuk mensukseskan kehamilan. Selain gula darah, insulin, HgbA1c dan hemoglobin sebaiknya juga harus dimonitor. Untuk DM tipe 1, terapi insulin merupakan terapi utama yang harus diikuti sesuai petunjuk. Aktivitas fisik dan gizi yang cukup dengan suplemen vitamin dapat memperbaiki konsepsi. Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan berat badan dan juga dapat menurunkan level gula darah dan penggunaan insulin yang lebih efisien.



I.



KESIMPULAN Ketidaksuburan pada wanita disebabkan olehberbagai faktor. Salah satu penyebab utama



adalah resistensi insulin yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus. Resistensi insulin yang terjadi pada umumnya menstimulasi sel theca ovarium dan meningkatkan produksi hormon androgen. Sehingga dapat menghambat ovulasi normal karena perkembangan folikel ovarium terhambat. Resistensi insulin dan ovulasi yang terlambat (setelah 16 hari siklus menstruasi) juga menurunkan kualitas sel telur. Sehingga berdampak pada disfungsi seksual wanita. Dalam penanganan tersebut dibutuhkan beberapa terapi salah satunya adalah kebutuhan gizi yang cukup.



DAFTAR PUSTAKA 1.



Aboua, G., Oguntibeju, O.O., Plessis, S.Sd., et all., 2013. Can Lifestyle Factors of Diabetes Mellitus Patients Affect Their Fertility?. South Africa.



2.



Meeking, D., 2015. Sexual Dysfunction and diabetes in Woman.



3.



Junmei, et al. 2007. Fertility in Women with Type 1 Diabetes. Diabetes Care.



4.



Codner, E., Merino, P.M., Sempere, MT., 2012. Female reproduction and type 1 diabetes: from mechanisms to clinical findings. Oxford Journal, volume 18 Issues 5 pg.568-685



5.



Sandjaja., Budiman, B., Herartri, R., Afriansyah, N., Soekatri, M., dkk., 2010. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : PT Kompas Media Pustaka.



6.



Wang, S.S., 2014. Infertility, Diabetes, Obesity and the Mystery of PCOS. The Wall Street Journal.