REWEL [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Wulan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Rewel Pemeran : 1. Adelia Hasan : Pasien 2. Fadlyah Dambea : Ibu Pasien 3. Sriwulan Mardjun : Perawat 1 4. Dea Apriliya Anastasya Mano : Perawat 2 Di rumah sakit Kasih Ibu, ada seorang pasien bernama Nn. Adel yang berumur 17 tahun dengan diagnosa Maag Akut. Pasien cenderung rewel (suka membantah, tidak menurut) dan mengkomplain segala sesuatu nya termasuk soal makanan nya. Pada suatu pagi ada dua orang perawat muda yang berdinas di jam pagi sampai siang, yaitu Perawat Wulan dan Perawat Dea. 1. Fase Pra-Interaksi Sebelum bertemu dengan pasien, perawat akan melakukan kegiatan berupa mengumpulkan data pasien/klien, dengan cara melihat atau mempelajari status pasien, melihat operan atau buku laporan perawat. Perawat Wulan dan Dea segera bergegas mengambil buku laporan perawat serta mempersiapkan diri sebelum melakukan komunikasi terapeutik pada pasien atas nama Nn. Adel. Sebelum masuk ke ruangan perawat memeriksa kembali alatalat untuk pemeriksaan TTV seperti tensi, termometer dan lain-lain. Tak lupa juga perawat menulis rencana percakapan atau kegiatan yang akan dilakukan saat interaksi.



2. Fase Orientasi Perawat Wulan dan Perawat Dea masuk ke ruangan Nn. Adel. Perawat 1 : “Assalamu’alaikum, selamat pagi.” Fadlyah : “Wa’alaikumussalam, iya selamat pagi suster.”



Perawat 1 : “Permisi, apa betul ini keluarga dari pasien yang ada di kamar ini ?” Fadlyah : “Iya benar, saya Ibu dari pasien ini.” Perawat 1 : “Sebelumnya, apakah Nn. Adel sering mengeluhkan sesuatu pada Ibu?” Fadlyah : “Selama anak saya dirawat di sini, dia selalu rewel suster.” Perawat 1 : “Baik, kalau begitu kami akan langsung memeriksa anak ibu.” Fadlyah : “Iya silahkan.”



a. Salam Terapeutik Perawat 2 : “Assalamu’alaikum baik ibu. Perkenalkan nama saya Dea Apriliya Anastasya Mano saya biasa di panggil Dea dan rekan saya perawat Wulan Mardjun biasa di panggil Wulan. Saya dan rekan saya berdinas dari pukul 7 sampai jam 2 siang” Adel : “Wa’alaikumussalam.” Perawat 1 : “Apa benar ini dengan Nn. Adel?” Adel : “Iya benar suster.” Evaluasi/Validasi Perawat 2 : “Bagaimana perasaan adek pagi ini?” Adel : “Saya masih merasa lemas suster.” Perawat 2 : “Baik, kalau begitu kami akan melakukan tindakan pada adek.”



b. Kontrak (Topik, tempat, waktu) Perawat 1 : “Baik dek saya dan rekan saya disini ingin melakukan tindakan yang biasanya dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur TTV atau Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi dan Suhu Badan.” Adel : “Saya ga mau suster. Kenapa harus selalu dilakukan tindakan itu?” Perawat 1 : “Begini dek, kami ingin mengetahui apakah tekanan darah, pernapasan, nadi dan suhu badan adek ini normal atau tidak. Jadi kami bisa mengetahui kondisi adek juga. Hal ini



dapat



membantu



kami



dalam



menentukan



perencanaan terapi medis yang tepat untuk adek nanti.” Perawat 2 : “Lagi pula ini demi kebaikan adek, agar adek bisa cepat sembuh.” Adel : “Oh gitu. Yaudah deh, awas ya kalo sakit.” Perawat 1 : “Baik, kalo begitu Adek, saya atur posisinya ya.” (Sambil memperbaiki posisi pasien dan perawat 2 sementara menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan TTV). 3. Fase Kerja Perawat pun melakukan pengecekan TTV, saat mencek tekanan darah pasien, pasien teriak kesakitan. Adel : “Aduuhhhh… Tuhkan sakit suster, pelan-pelan dong.” Perawat 2 : “Iya maaf ya dek, ini sudah pelan-pelan.” Perawat 2 : “Baik tekanan darahnya 120/70 itu normal ya dek, suhu 36℃ itu juga normal, Nadi 86 kali/menit juga normal, respirasi 28 kali/menit.” Adel : “Sus, saya boleh ga makan makanan yang di luar, bukan anjuran rumah sakit?” Perawat 2 : “Adek maunya makan apa?”



Adel : “Saya tuh pengennya makan ayam geprek atau enggak bakso. Tapi di rumah sakit malah dikasih bubur, mana ga enak lagi.” Perawat 2 : “Begini ya dek, Adek ini lagi sakit, maag adek kambuh. Jadi untuk sementara adek harus makan makanan yg dianjurkan rumah sakit, adek boleh makan apa yang adek suka, tapi tunggu sehat dulu. Kalo misalkan adek tidak suka dengan bubur bisa nanti kami bicarakan dengan bagian Gizi dulu ya. Karena maag itu tidak bisa makan makanan yang sifat nya keras, jadi harus lembek dulu. Atau adek bisa aplikasikan bubur dengan soup biar terasa lebih enak.” Adel : “Kok gitu sih sus, saya kan bosan makan makanan itu aja, saya juga mau makan makanan yang lain.” Perawat 1 : “Iya dek, maka dari itu dibiasakan terlebih dahulu ya.” Adel : “Pokoknya saya ga mau. Saya maunya Ayam geprek.” Perawat 1 : “Lho, kalo adek tidak mau kapan adek bisa sembuh? Kan kalo udah sembuh adek bisa makan apa yang adek inginkan. Jadi biasakan terlebih dahulu ya, biar adek bisa cepat sembuh.” Adel : “Yaudah deh kalo gitu.” Perawat 2 : “Apa adek bisa ulangi penjelasan kami tadi?” Adel : “Bisa. Jadi ttv itu untuk mengetahui apakah tekanan darah, nadi, suhu tubuh dan pernapasan saya normal atau tidak. Karena sekarang maag saya lagi kambuh jadi belum boleh makan makanan yang sifatnya keras. Saya harus makan makanan dari rumah sakit dulu biar saya cepat sembuh. Begitukan suster?” Perawat 2 : “Betul sekali dek. Jadi apa yang adek rasakan sekarang?” Adel : “Saya masih lemas karna belum makan. Tapi ya sudahlah, saya akan makan bubur itu biar saya cepat sembuh.” Perawat 2 : “Nah iya dek, dibiasakan dulu ya. Kalo begitu apakah ada yang ingin adek tanyakan?”



Adel : “Tidak ada suter.”



4. Fase Terminasi a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan. Evaluasi Subjektif Perawat 2 : “Bagaimana perasaan adek sekarang?” Adel : “Sudah lumayan baik suster.” Evaluasi Objektif Pasien menunjukan perasaan yang lebih nyaman dan rileks. Perawat 1 :“Oh iya dek, saya sarankan untuk buburnya dihabiskan ya dek ya. Biar adek bisa cepat sembuh.” Adel : “Baik sus.” b. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat) Perawat 2 :“Karena kami telah selesai memeriksa ttv adek, kami sudahi dulu, kami saya akan memeriksa kembali ttv adek pada jam 1 saing disini, untuk mengobservasi kembali apakah ada peningkatan dari kondisi adek yang sekarang. Terimakasih banyak ya dek atas kerja samanya. Kami pamit ke ruangan perawat, jika adek perlu sesuatu adek bisa



memanggil



atau



meminta



tolong



keluarga



memanggil kami di ruangan perawat.” Adel : “Iya sus, terimakasih kembali.” Perawat 1 dan Perawat 2 : “Assalamu’alaikum.” Adel : “Wa’alaikumussalam.” Setalah perawat Wulan dan perawat Dea kembali ke Nurse Station, ibu pasien kembali berbincang bincang dengan pasien . Fadlyah : “Itu dek dengerin apa kata perawat tadi, dibiasakan dulu biar bisa cepat sembuh, demi kesembuhan kamu juga. Nanti ibu yang



masakin soupnya dari rumah biar lebih enak aja dimakan, nanti ibu bawakan yang hangat.” Adel : “Iya tapi jangan soup mulu ya. diganti ganti menu nya yang sehat biar Adel bisa cepat sembuh” Fadlyah : “Iya nak.” Percakapan Terapeutik-pun telah selesai dan berakhir, maka kesimpulan nya adalah akhirnya pasien mengerti dengan apa yang dijelaskan kedua perawat tadi sehingga pasien dapat menerima dan mengaplikasikan-nya.