RMK Akuntansi Manajemen BAB 6 Kelompok 8 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yucan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 6 PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES



OLEH KELOMPOK 8



1. Putu Dewi Puspita Sari



(1832121021)



2. Gusti Ayu Candra Kawiasih



(1832121507)



3. Dewa Ayu Mega Nirmala Dewi



(1832121664)



4. Luh Widisari



(1832121698)



5. Putu Dea Savitri



(1832121771)



Universitas Warmadewa Fakultas Ekonomi 2019/2020



A. Karakteristik Lingkungan Pesanan dan Proses Perusahaan terus menelusuri jumlah biaya dan biaya perunit untuk sejumlah alasan, termasuk perbuatan laporan keuangan, penentuan probabilitas, dan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi yang digunakan bergantung pada jenis produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis utama: perusahaan pesanan (job-order) yang memproduksi produk atau jasa yang unik. Perusahaan proses yang memproduksi produk atau jasa yang relatif homogen. 1. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan, memproduksi banyak jenis jasa atau produk yang cukup berada antara yang satu dengan yang lain. Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja. Pesanan kerja (job) adalah salah satu unit yang berbeda atau serangkaian unit. 2. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses Perusahan-perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses, memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran.Hal ini dalam sistem berdasarkan proses adalah biaya satu unit produk identik dengan biaya produk lainnya. Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk relatif homogen, melewati serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang hampir sama. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sistem perhitungan biaya ( process-costing state). B. Arus Biaya yang Berkaitan dengan Perhitungan Biaya Pesanan 1. Menghitung Biaya perUnit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsun, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam satu lingkungan berdasarkan pesanan, tarif



overhead yang dianggarkan selalu digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. 2. Lembar Biaya Pesanan Lembar biaya pesanan (job-order cost sheet) disiapkan untuk setiap pesanan,dan merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untung menghitung semua biaya yang terkait dengan pesanan tersebut. Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan merupakan suatu dokumen. Dalam sistem akuntansi otomatis, lembar biaya biasanya berhubungan dengan catatan pada arsip induk barang dalam proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan disebut file barang dalam proses (work-inprocess file). Pada sisitem manual, file tersebut ditempatkan dalam lemari arsip, sedangkan pada sistem otomatis, file ini disimpan pada pita magnetis atau hard disk secara elektronis. Pada kedua sistem tersebut, lembar biaya pesanan berfungsi sebagai pelengkap buku besar barang dalam proses. Dokumen sumber lain yang digunakan untuk mencatat biaya yang ditelusuri ke lembar biaya pesanan. Formulir permintaan bahan baku (materialis requisition forms) digunakan untuk membedakan biaya bahan baku langsung pada setiap pekerjaan. Kartu jam kerja (time ticker) untuk tenaga kerja langsung digunakan untuk menelusuri jam kerja dari tenaga kerja langsung pada setiap pekerjaan. 3. Arus Biaya pada Akun Kepentingan utama dalam system perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya produksi. Ada tiga unsur arus biaya produksi yaitu, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead, mengalir melalui barang dalam proses, ke barang jadi hingga harga pokok penjualan. a. Akuntansi untuk Bahan Baku Bahan baku merupakan akun persediaan yang muncul dalam laporan laba rugi dibawah aktiva lancar. Hal ini juga berfungsi sebagai akun pengendali untuk semua bahan baku . Jadi pembelian apa pun akan meningkatkan akun bahan baku



b. Akuntansi untuk Overhead Dalam perhitungan biaya normal, biaya overhead aktual tidak pernah dibebankan langsung pada pekerjaan. Overhead dibebankan pada setiap pekerjaan dengan menggunakan tarif yang telah dianggarkan. Overhead bisa dibebankan dengan menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan, tarif departemen, atau tarif aktivitas.



Biaya



overhead



actual



yang



terjadi



juga



harus



diperhitungkan, tetapi atas dasar keseluruhan (bukan berdasarkan pekerjaan tertentu). c. Akuntansi untuk Barang Jadi Setelah pekerjaan selesai, jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya produksi suatu pekerjaan. Selanjutnya, lembar biaya pekerjaan ini ditransfer ke file barang jadi. Pada saat bersamaan, biaya pesanan yang telah diselesaikan, ditransfer dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi. Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan langkah penting dalam arus biaya produksi. Biaya pekerjaan yang diselesaikan harus dikeluarkan dari barang dalam proses, ditambahkan ke barang jadi dan akhirnya ditambahkan ke beban harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi. d. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan Pada perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, unit produk dapat diproduksi untuk pelanggan tertentu atau diproduksi dengan harapan dapat dijual kemudian. Jika suatu pekerjaan dilakukan khusus untuk satu pelanggan, kemudian dikirim kepada pelanggan, biaya barang jadi menjadi harga pokok penjualan. Penutupan variansi overhead pada akun harga pokok penjualan umumnya hanya dilakukan pada akhir tahun. Variansi bisa terjadi setiap bulan karena perbedaan biaya produksi dan perbedaan biaya overhead aktual.



e. Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi umum diklasifikasikan sebagai biaya nonproduksi. Biaya ini merupakan biaya periodic dan tidak pernah dibebankan pada produk. Biaya tersebut bukanlah bagian dari arus biaya produksi. C. Lingkungan Proses dan Arus Biaya Produk Healthblend melalui tiga proses dipusatkan pada departemen produksi. Dalam departemen peracikan, tenaga kerja memilih herbal, vitamin, mineral, dan bahan penyatu yang tepat (umumnya berupa pengikat, seperti maizena) untuk produk yang diproduksi. Kemudian, bahan-bahan tersebut ditakar dan dicampur dalam mesin pencampur untuk pengadukan. Overhead dalam departemen ini terdiri atas penyusutan mesin, pemeliharaan mesin, pengawasan, kompensasi lain untuk karyawan, lampu dan listrik. Jenis-jenis manufaktur proses, dalam perusahaan dengan system proses, unitunit produksi umumnya melalui setiap departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat pada penyelesaian. Dalam setiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Proses produksi di Healthblend Nutritional Supplements adalah suatu contoh proses berurutan. Dalam proses berurutan, unit-unit harus melalui suatu proses sebelum dapat dikerjakan dalam proses berikutnya. Pola proses lainnya yaitu proses parallel adalah dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi. 1. Bagaimana Biaya Mengalir melalui Berbagai Akun pada Perhitungan Biaya Proses Arus biaya produksi untuk system perhitungan biaya proses secara umum sama dengan system perhitungan biaya pesanan. Dalam perhitungan biaya proses, setiap departemen produksi memiliki akun barang dalam proses tersendiri. Ketika barang tersebut selesai dalam satu departemen, barang tersebut dipindahkan ke departemen berikutnya.



2. Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi Dalam perhitungan biaya proses, biaya diakumulasi per departemen untuk periode waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Laporan produksi memberikan informasi tentang unit-unit produk yang diproses secara fisik dalam sebuah departemen dan biaya produksi yang terkait dengan unit-unit produk tersebut. Jadi laporan produksi dibagi menjadi bagian informasi unit dan informasi biaya. D. Dampak Persediaan Barang dalam Proses Perhitungan Biaya Proses Perhitungan biaya per unit pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu periode adalah bagian utama dari laporan produksi. Biaya per unit ini dibutuhkan untuk menghitung biaya barang yang ditransfer keluar dari departemen dan menghitung nilai akhir persediaan barang dalam proses. Secara konseptual, hal ini mudah dilakukan, yaitu membagi jumlah biaya dengan jumlah unit yang diproduksi. Namun, kerap kali terjadi masalah dalam persediaan barang dalam proses yakni mendefinisikan suatu unit produksi bisa jadi sulit karena beberapa unit yang diproduksi selama suatu periode telah selesai, sedangkan beberapa unit yang ada di dalam persediaan akhir belum selesai. Hal ini ditangani melalui konsep produksi unit setara. Selain itu, permasalahan biaya awal barang dalam proses juga dapat di atasi dengan dua metode telah dikembangkan; metode rerata tertimbang dan FIFO. 1. Produksi Unit Setara Berdasarkan definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang yang belum selesai. Dalam perhitungan biaya per unit, Output unit setara (equivalent unit of output) adalah unit telah terselesaikan dan dapat diproduksi dengan jumlah usaha manufaktur yang telah dilakukan pada periode acuan. Menentukan output unit setara untuk unit yang ditransfer keluar; suatu unit tidak akan ditransfer keluar, kecuali jika telah selesai. Setiap unit yang ditransfer keluar adalah unit setara. Akan tetapi, unit-unit yang tetap dalam



persediaan akhir barang dalam proses adalah unit-unit yang belum selesai. Oleh karena itu, mengawasi kondisi akhir barang dalam proses untuk memperkirakan tingkat penyelesaiannya adalah hal penting. 2. Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses Ada 2 metode perlakuan persediaan awal barang dalam proses, yaitu : a. Metode perhitungan biaya rerata tertimbang (weighsted average costing nethed) menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini untuk menghitung biaya per unit. b. Metode perhitungan biaya FIFO (FIFO costing method) memisahkan unit dalam persediaan awal dari unit yang diproduksi dalam periode saat ini. Jika biaya produk tidak berubah dari waktu ke waktu atau tidak terdapat persediaan awal barang dalam proses, metode FIFO dan rerata tertimbang menghasilkan hitungan yang sama. E. Perhitungan Biaya Rerata Tertimbang Metode perhitungan biaya rerata tertimbang memperlakukan biaya awal persediaan dan output setara yang mengikutinya, sebagai milik periode waktu berjalan. Dengan metode rerata tertimbang, output unit setara dihitung dengan menambahkan unitunit yang telah selesai pada unit setara akhir barang dalam proses. Perhatikan bahwa unitunit setara pada awal barang dalam proses dimasukkan dalam perhitungan. Konsekuensinya, unit-unit ini dihitung sebagai bagian dari output unit setara periode berjalan. 1. Lima Langkah dalam Menyiapkan Laporan Produksi a. Analisis aliran unit secara fisik, b. Perhitungan unit-unit setara, c. Perhitungan biaya per unit d. Penilaian persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang dalam proses) e. Rekonsiliasi biaya.



2. Contoh Metode Rerata Tertimbang a. Langkah 1 : Analisis Aliran Unit secafa Fisik. Tujuan analisis aliran unit secara fisik adalah untuk menelusuri unit produksi secara fisik. Unit-unit fisik bukan merupakan unit setara, tetapi unit-unit yang berada dalam tahap penyelesaian. b. Langkah 2 : Perhitungan Unit-unit Setara Dengan informasi yang ditampilkan pada laporan aliran fsik, unit-unit setara berdasarkan rerata tertimbang untuk bulan tersebut dapat dihitung. c. Langkah 3 : Perhitungan Biaya per Unit Sebagai tambahan output bulan tersebut, biaya produksi bulan tersebut juga diperlukan unuk menghitung biaya per unit. Metode rerata tertimbang dijalani ulang dan meliputi baya-biaya produksi yang berhuhungan dengan unit-unit pada awal barang dalam proses. d. Langkah 4 : Penilaian Persediaan Perhatikan unit-unit yang telah selesai (dari langkah 1), unit-unit setara pada akhir barang dalam proses (dari langkah 2) dan biaya per unit (dari langkah 3) diperlukan untuk menilai barang-barang yang ditransfer keluar atau berada pada akhir barang dalam proses. e. Langkah 5 : Rekonsilasi Biaya Biaya untuk dihitung dibebankan secara langsung pada persediaan dan kita memilki rekonsiliasi biaya yang diperlukan. Ingatlah, jumlah biaya yang dibebankan pada barang yang ditransfer keluar dan persediaan akhir barang dalam proses harus sesuai dengan jumlah biaya pada persediaan awal barang dalam proses dan biaya produksi yang muncul selama periode berjalan. Laporan Produksi Langkah 1 sampai S menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk menyiapkan laporan produksi. 3. Evaluasi Metode Rerata Tertimbang Keuntungan metode rerata tertimbang adalah kesederhanaannya. Dengan memperlakukan unit pada persediaan awal barang dalam proses sebagai milik



periode yang berjalan, semua unit setara akan termasuk dalam kategori yang sama saat menghitung biaya per unit. Jadi, perhitungan biaya per unitdisederhanankan. Kelemahan metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan unit pada persediaan awal barang dalam proses. Jika biaya per unit dalam suatu proses secara relatif stabil dari satu periode ke periode berikutnya, metode rerata tertimbang cukup akurat. Akan tetapi, jika harga input manufaktur meningkat secara signifikan dari periode satu ke periode berikutnya, biaya per unit output saat ini dinyatakan terlalu rendah dan biaya per unit pada awal barang dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan keakuratan yang lebih baik dalam perhitungan biaya per unit, perusahaan seharusnya menggunakan metode FIFO untuk menentukan biaya per unit. F. Keberadaan Beberapa Input dan Departemen Akuntansi untuk produksi di bawah perhitungan biaya proses menjadi makinrumit dengan adanya pembebanan input manufaktur yang tidak seragam serta adanya beberapa Derpatemen Pemroses. Materi mengenai metode perhitungan biaya proses dalam menghadapi kerumitan ini. 1. Pembebanan yang Tidak Seragam dari Input Manufaktur Sejauh ini, kita menganggap barang dalam proses telah 60% selesai. Hal itu berarti 60% bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang diperlukan untuk menyelesaikan proses telah digunakan dan 40% sisanya diperlukan untuk menyelesaikan unit produksi. Asumsi bahwa pembebanan biaya konversi seragam ( tenaga kerja langsung dan overhead). Input tenaga kerja langsung biasanya dibutuhkan sepanjang proses dan overhead secara normal dibebankan dengan dasar jam tenaga kerja langsung. Sebaliknya, bahan baku langsung tidak dibebankan secara seragam. Persentase penyelesaian yang berbeda untuk input manufaktur menimbulkan masalah perhitungan unit setara. Untungnya, solusinya relatif mudah. Jadi terdapat unit – unit setara yang dihitung untuk tiap kategori bahan baku dan biaya konversi. Jika diinginkan, kategori biaya



konversi dapat dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan overhead. Akan tetapi, jika tenaga kerja dan overhead dibebankan secara seragam, pembagian tersebut menjadi tidak berguna. Biaya bahan baku adalah biaya bahan baku unit dikalikan dengan unit bahan baku setara di akhir barang dalam proses . Biaya konversi di akhir barang dalam proses adalah biaya konversi unit dikalikan konversi unit setara. 2. Keberadaan Beberapa Departemen Dalam proses manufaktur, beberapa departemen menerima barang-barang yang baru selesai sebagian dari departemen-departemen sebelumnya. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah memperlakukan barang-barang yang ditransfer masuk sebagai kategori bahan baku terpisah ketika menghitung unit setara. Dalam penanganan barang-barang yang dtransfer masuk, dua hal penting perlu diingat. Pertama, biaya bahan baku adalah biaya barang yang ditransfer keluar sebagaimana dihitung di departemen sebelumnya. Kedua, unit-unit yang mulai dikerjakan dalam departemen berurutan berhubungan dengan unit yang ditransfer keluar dari departemen sebelumnya (dengan asumsi terdapat suatu hubungan langsung antara ukuran output di kedua departemen). Satu-satunya kesulitan tambahan yang ditimbulkan dalam analisi untuk departemen selanjutnya adalah kategori transfer masuk. Sebagaimana telah ditunjukan, menangani kategori ini hampir sama dengan menangani kategori lainnya. Namun, harus diingat bahwa biaya untuk jenis bahan baku khusus saat ini merupakan biaya dari unit-unit yang ditransfer masuk dari proses sebelumnya. Unit-unit yang ditransfer masuk merupakan unit-unit yang dipakai untuk memulai proses selanjutnya. G. Lampiran A: Laporan Produksi – Perhitungan Biaya FIFO Dalam metode perhitungan biaya FIFO, unit setara dan biaya produksi di awal barang dalam proses tidak termasuk dalam perhitungan biaya per unit periode berjalan. Metode ini mengakui pekerjaan dan biaya yang dibawa dari periode sebelumnya adalah sah milik periode tersebut.



1. Perbedaan antara metode FIFO dan Rerata Tertimbang Jika terjadi perubahan harga input manufaktur dari satu periode



ke



periode berikutnya, FIFO menghasilkan biaya per unit yang lebih akurat (sehingga lebih terkini) dari pada metode rerata tertimbang. Biaya per unit yang lebih akurat berarti mengendalikan biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih baik, dan lain-lain. Dalam hal ini metode FIFO kurang menguntungkan dari pada metode rerata tertimbang. Biaya per unit lebih akurat berarti pengendalian biaya yang lebih baik, keputusan penentuan harga yang lebih baik, dan lain-lain. Ingat jika suatu periode sangat pendek seperti satu Minggu atau satu bulan biaya per unit yang telah dihitung dengan kedua metode ini tidak jauh berbeda. Metode FIFO kurang menguntungkan daripada metode rerata tertimbang. Mungkin alasannya banyak perusahaan menggunakan metode rerata tertimbang. Karena FIFO mengeluarkan pekerjaan dan biaya periode sebelumnya, kita perlu membuat dua katagori unit yang telah diselesaikan. satu katagori unit yang telah selesai adalah unit di awal barang dalam proses. Katagori kedua adalah untuk unit yang mulai dikerjakan dan selesai selama periode berjalan. Kedua katagori unit yang diselesaikan ini diperlukan dalam metode FIFO agar biaya tiap katagori dapat di perhitungkan secara benar. Untuk unit yang mulai dikerjakan dan diselesaikan dalam periode berjalan, biaya per unit diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi saat ini dengan output setara periode berjalan. Namun, jumlah biaya produksi terkait pada unit yang berasal dari awal barang dalam proses merupakan jumlah biaya periode sebelumnya plus biaya yang muncul pada periode berjalan untuk menyelesaikan unit-unit tersebut. 2. Contoh Metode FIFO Ada lima langkah untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut : a. Langkah 1 : Analisis Aliran Unit Secara Fisik.



Tujuan langkah 1 untuk menelusuri unit produk secara fisik. Seperti metode rerata tertimbang dalam metode FIFO, laporan aliran fisik juga disiapkan. b. Langkah 2 : perhitungan Unit Setara. Satu perbedaan antara metode rerata tertimbang dengan FIFO dapat dilihat secara jelas. dengan FIFO, unit setara di persediaan awal barang dalam proses tidak dihitung sebagian bagian dari jumlah pekerjaan setara, yang dihitung pekerjaan setara untuk menyelesaikan periode berjalan. Pekerjaan setara untuk menyelesaikan unit dari periode sebelumnya dihitung dengan mengalikan jumlah unit di persediaan awal barang dalam proses persentase pekerjaan tersisa. Pengaruh dari melibatkan usaha periode sebelumnya demi menghasilkan output setara untuk periode berjalan. c. Langkah 3 : Perhitungan Biaya Per Unit. Tambahan biaya produksi yang muncul dalam periode berjalan adalah 10.125.



jadi,



biaya



produksi



unit



periode



berjalan



adalah



10.125/37.500 atau 0,27. Dalam perhitungan ini, hanya biaya produksi periode berjalan yang digunakan. d. Langkah 4 : Penilaian Persediaan. Karena semua unit setara di akhir barang dalam proses merupakan unit periode berjalan, biaya akhir barang dalam proses adalah 0,27x2.500 atau 675. Akan tetapi perbedaan antara metode rerata tertimbang dan FIFO tampak saat menilai barang yang ditransfer keluar. Dengan metode rerata tertimbang biaya barang yang ditransfer keluar adalah biaya per unit dikali unit yang telah diselesaikan. e. Langkah 5 : Rekonsiliasi Biaya. Dengan selesainya langkah 5,laporan produksi dapat disiapkan. Biaya jumlah yang telah dihitung kerap tidak sama tepat dengan biaya untuk dihitung. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan akibat pembulatan. Cara mudah untuk menjadikan jumlah seimbang adalah dengan



menyesuaikan biaya barang yang akan ditransfer keluar dengan jumlah perbedaan akibat pembulatan.



H. Lampiran B : Ayat Jurnal yang Berhubungan dengan Perhitungan Biaya Pesanan Menyiapkan ayat jurnal berhubungan dengan perhitungan biaya pesanan dan biaya proses. 1. Ayat Jurnal yang Berhubungan dengan Perhitungan Biaya Pesanan a. Ayat jurnal (1) menunjukkan pembelian bahan baku meningkatkan akun bahan baku dan akun utang dagang. Dengan kata lain, perusahaan telah meningkatkan aset (persediaan bahan baku) dan kewajibannya (melalui utang dagang). b. Ayat jurnal (2) menampilkan transfer dari ruang penyimpanan bahan baku ke pabrik. Dengan kata lain, bahan baku bukan lagi merupakan permintaan yang dipesan, tetapi bahan yang digunakan. Oleh karena itu, akun Barang dalam proses naik, tapi akun Bahan Baku turun. c. Ayat jurnal (3) mengakui kontribusi tenaga kerja langsung. Jumlah upah tenaga kerja langsung ditambahkan pada Barang dalam proses dan juga akun kewajiban, yaitu Utang Gaji. d. Ayat jurnal (4) mengakui pembebanan overhead pada pekeriaan terkait. Perhatikan bahwa pembebanan overhead ini meningkatkan akun Barang dalam proses dan dikreditkan pada Pengendali Overhead. e. Ayat jurnal (5) memperlihatkan overhead aktual yang muncul didebet pada pengendali Overhead. Kreditnya adalah beberapa akun utang dagang. f. Ayat jurnal (6) memperlihatkan transfer pekerjaan dari Barang dalam proses ke Barang Jadi. Perincian jumlah biaya dapat dilihat dengan merujuk pada lembar biaya pesanan. g. Ayat jurnal (7) terdiri atas dua ayat jurnal. Pertama, kita mengakui biaya pengerjaan dengan mendebet Harga Pokok Penjualan sebagai biaya dan mengkredit Barang Jadi. Ayat jurnal ini mencerminkan



perpindahan fisik yang keluar dari gudang ke pelanggan. Ayat jurnal kedua menampilkan harga jual. Hal yang sangat penting pada tahap ini adalah memisahkan biaya pengerjaan dari penjualan. Hal ini selalu membutuhkan dua ayat jurnal.



2. Ayat Jurnal yang Berhubungan dengan Perhitungan Biaya Proses Ayat jurnal untuk perhitungan biaya proses umumnya paralel dengan yang dideskripsikan dalam sistem perhitungan biaya pesanan. Ayat-ayat untuk mencatat pembelian bahan baku, transfer produk dari barang. Jadi ke harga pokok penjualan, dan penjualan produk sama dengan ayat-ayat pada perhitungan biaya pesanan. Akun-akun barang dalam proses yang berbeda karena berbagai akun yang bisa ada di perusahaan berdasarkan proses. I. Kesimpulan Dalam perhitungan biaya pesanan dan biaya proses perlu melihat atau memperhatikan beberapa aspek lebih dalam diantaranya karakteristik lingkungan, arus biaya yang berkaitan, lingkungan proses dan arus biaya, dampak persediaan biaya, perhitungan biaya rerata tertimbang, serta keberadaan beberapa input dan departemen. Perhitungan biaya pesanan dan biaya proses di gunakan perusahaan dalam menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit untuk sejumlah alasan, termasuk pembuatan laporan keuanagn, penentuan profitabilitas, serta dalam pengambilan keputusan. Sistem ini digunakan bergantung pada produk ataupun jasa yang dihasilkan. Terdapat perbedaan dalam perhitungan biaya pesanan dan perhitungan biaya proses, misalnya dalam produksi dan perhitungan biaya pesanan, perusahaan cenderung beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan, memproduksi banyak jenis jasa ataupun produk yang cukup berbeda antara yang satu dengan yang lain. Sementara itu dalam produksi dan perhitungan biaya proses, perusahaan cenderung memproduksi jasa atau produk yang hampir sama atau sejenis secara besar besaran. Jadi sangat perlu di perhatikan setiap aspek yang mendukung setiap variabel baik perhitungan biaya pesanan ataupun perhitungan biaya proses agar laporan yang dihasilkan pun sesuai.