RMK Akutansi Manajemen - Kelompok 6 - C7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN MATERI KULIAH KELOMPOK 6



NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6 :  Ni Komang Nia Pusparini



: 202032121409



 Bagus Danu Paundra Susila



: 202032121412



 Putu Krisnanda Aryasa Putra



: 202032121413



 Ni Kadek Megi Dwi Artini



: 202032121391



 I Made Arif Dipayana



: 202032121418



 Gede Andika Sastrawan Wiguna



: 202032121396



 Putri Regina Rahma Sari



: 202032121374







UNIVERSITAS WARMADEWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS TAHUN AJARAN 2022/2022



1. Penentuan Harga Jual Harga jual adalah nominal harga akhir dari penjual atau jumlah yang perlu dibayar oleh konsumen. Harga tersebut biasanya ditukar dengan produk atau jasa dalam jumlah, berat, atau ukuran tertentu. Pemilik usaha perlu menetapkan harga yang tepat agar penjualan dapat mendatangkan keuntungan. Selain itu, pebisnis juga perlu memperhatikan harga jual untuk mengamankan posisinya di pasar. Ada banyak faktor yang bisa disertakan dalam perhitungan harga jual, misalnya musim, daerah, permintaan, serta situasi pasar. Bahkan, pemilik usaha dapat menentukan harga jual dengan



mempertimbangkan



strategi pricing kompetitor.



Harga



jual



berbeda



dengan cost price atau biaya pembelian. Cost price adalah harga yang dibayarkan sebuah perusahaan ke supplier untuk membeli produk setengah jadi, komponen, atau bahan mentah yang dibutuhkan dalam proses produksi. Tentu saja dalam upaya menciptakan keuntungan, harga jual dan biaya pembelian sama-sama penting. Harga jual yang ditetapkan di bawah cost price jelas akan membuat perusahaan rugi. Komponen-komponen penting yang memengaruhi sebuah harga sebelum membahas cara menentukan harga jual. Setidaknya, ada tiga komponen penting yang perlu diperhatikan jika akan menentukan harga jual produk, yaitu: a. Biaya tetap atau fixed cost Terlepas dari besar atau kecilnya produksi angka dari biaya yang satu ini selalu tetap. Sebagai contoh, biaya sewa gedung, pajak, dan sebagainya. Pemilik usaha biasanya berlomba-lomba



menjual



sebanyak



mungkin



produk, salah



satunya



untuk



menyelesaikan pengeluaran biaya tetap. Supaya bisnis mampu membayar biaya-biaya tetap, tidak ada cara lain selain menaikkan margin profit. Pasalnya, tidak ada cara khusus untuk mengalkulasi biaya tetap atau fixed cost ini. Mengingat biaya tetap ini angkanya sering kali cukup besar, pemilik usaha sebaiknya sudah mempunyai alokasi khusus untuk menyelesaikan biaya ini dalam setiap transaksi penjualan. Sebagai contoh, bila persentase keuntungan setiap produk adalah 40%, idealnya sisihkan 10%20% untuk alokasi biaya tetap.



b. Biaya variabel atau variable cost Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel merupakan jenis biaya yang bisa berubahubah tergantung jumlah produksi. Jadi, makin banyak produksi, makin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Biaya variabel perlu dihitung sebagai angka rujukan yang menggambarkan modal produksi suatu produk. Bila menjual produk yang diproduksi oleh bisnis lain, bisa menghitung biaya pembelian produk, biaya transportasi, biaya pengiriman, dan lain-lain. Akan tetapi, jika memproduksi produk sendiri, perlu menghitung biaya-biaya yang tergolong ke dalam biaya variabel, antara lain: 1) Biaya bahan baku 2) Biaya tenaga kerja 3) Biaya perlengkapan produksi 4) Insentif tim penjualan c. Margin profit Setiap pemilik usaha melakukan penjualan produk tentu karena menginginkan laba atau profit. Jika biaya variabel sudah diketahui, kamu bisa mulai menambahkan margin profit atau selisih keuntungan yang diinginkan untuk setiap produk.Angka margin profit ini akan membantumu menghitung total keuntungan serta menentukan harga jual produk di pasaran. Berikut ini rumus harga jual yang terkait dengan komponen margin profit serta biaya variabel. Harga jual = Biaya Variabel/(1-Desimal margin profit yang diinginkan) Contoh: Dalam penjualan croffle, kamu ingin mengambil laba sebesar 40% di setiap porsi. Cara menentukan harga jual produk croffle tersebut adalah sebagai berikut ini. Harga jual = Biaya Variabel/(1-Desimal margin profit yang diinginkan) Harga jual = Rp20.000/(1-0,4)           = Rp20.000/0,6           = Rp33.333



Jadi, jika kamu menjual satu porsi croffle dengan harga Rp33.333, profit yang akan kamu peroleh sebesar Rp13.333 atau 40%. 2. Penentuan Harga Jual Barang dan Jasa  Dalam menentukan harga jual produk atau jasa harus mengetahui harga produk atau jasa tersebut.  1. Mengetahui harga produk atau jasa berdasarkan beberapa hal seperti melihat harga pokok atau harga pembuatan suatu produk ditambah dengan biaya-biaya lainnya. Setelah itu, menghitung berapa keuntungan yang ingin diperoleh, sehingga bisa menentukan harga jual suatu produk atau jasa. Lalu mengambil produk dari pedagang lain, maka sebaiknya melakukan perbandingan terlebih dahulu dengan penjual atau reseller yang lain. Jika ternyata harga pokok yang didapat dari agen sudah terlalu tinggi maka sebaiknya mengurangi jumlah keuntungan yang diinginkan, agar bisa mendapatkan harga jual yang tetap dan dapat bersaing dengan yang lainnya.   Jika kemudian dirasa harga pesaing atau sesama reseller sudah terlalu sulit untuk diikuti, maka ada baiknya perlu mencoba



mencari



agen



lain



yang



menawarkan



harga



lebih



terjangkau. Di era teknologi saat ini persaingan harga di tingkat reseller kadang tidak dapat dikendalikan, ini karena kemampuan dari setiap reseller berbeda-beda dalam mengambil barang dari agen besar, dan agen terkadang tidak melakukan kontrol harga jual dari reseller. 2.



Pahami Konsumen dan Sesuaikan Dengan Kondisi Pasar Memahami konsumen adalah hal yang harus dan wajib dilakukan dalam menentukan harga jual suatu produk atau jasa. Sebab konsumen adalah pasar yang menentukan akan membeli atau tidak produk. Oleh karena itu sebelum menentukan besaran harga jual produk atau jasa, maka harus memastikan apakah produk yang akan dijual termasuk yang sudah dikenal oleh masyarakat atau belum. Ketika produk yang akan dijual memang sudah dikenal secara luas maka bisa menentukan harga yang tinggi, karena konsumen sudah percaya terhadap produk tersebut, Selain itu juga harus



memahami apakah produk yang dijual memang memiliki permintaan yang cukup tinggi sehingga akan membuat jauh lebih mudah untuk menentukan harga tinggi. Akan tetapi kembali lagi pada adanya persaingan maka ketika persaingannya cukup ketat secara otomatis harus menilik lebih jauh harga di pasar pesaing. Oleh sebab itu, dalam menentukan harga jual tetap perlu menyesuaikan harga dengan kondisi yang ada di pasar, hal ini agar bisa menentukan harga yang paling tepat dengan selisih keuntungan yang masih cukup tinggi tanpa harus kehilangan konsumen.   3. Pahami Harga yang Ditawarkan oleh Pesaing Penting memahami harga yang ditawarkan oleh pesaing dari produk atau jasa yang sama di pasaran, sebagai konsumen pasti akan mencari harga terendah, maka siapa yang menawarkan harga terendah akan jauh lebih besar mendapatkan pembeli. Maka, tidak salah ketika melihat terlebih dahulu harga yang ditawarkan pesaing. Ini merupakan cara paling mudah dalam menentukan harga jual suatu produk atau jasa yang tepat. Dengan melihat harga dari pesaing maka akan memiliki patokan dalam menentukan harga jual, selanjutnya hanya perlu menyesuaikan harga jual milik pesaing dengan keinginan harga jual. Akan tetapi, tetap bisa menentukan harga jual produk sendiri yang jauh lebih kompetitif dari pesaing, Karena konsumen juga mempertimbangkan banyak faktor selain harga ketika akan membeli produk atau jasa, misalnya kualitas pelayanan, lokasi yang strategis, tempat yang lebih mewah atau nyaman,  atau karena usaha sudah terpercaya. 4. Strategi Harga yang Lebih Rendah di Pasaran Sebagai calon pengusaha sukses, akan dituntut untuk lebih peka terhadap harga jual yang ditentukan oleh para pesaing. Kepekaan terhadap harga pesaing bertujuan agar produk tetap menjadi pilihan konsumen.   Tentu saja harus tetap berhati-hati ketika akan melakukan strategi harga lebih rendah jika produk tersebut adalah produk umum yang pesaing juga memiliki produk yang sama persis. Tentu akan berbeda ketika produk adalah asli dan orisinal



produksi sendiri dan memiliki keunikan tersendiri, maka memiliki suatu produk dengan nilai jual yang tinggi karena produk atau jasa tidak dijual oleh pesaing. Jika demikian hal tersebut bisa menentukan harga produk sendiri tanpa harus mengikuti harga jual yang dimiliki oleh pesaing. Maka ketika menawarkan harga rendah misalnya untuk diskon atau obral agar menarik minat pembeli, tidak perlu kawatir akan terjadi perang harga dengan pesaing yang memiliki produk dengan fungsi sama, karena produk atau jasa tersebut sebenarnya berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri yang tidak ada di produk lain.   5. Strategi Harga dengan Tujuan Khusus Ada



kalanya menginginkan



untuk



menarik



minat



pelanggan,



atau menarik pasar baru, maka akan menentukan harga khusus dengan tujuan khusus, misalnya memberi diskon besar agar orang mengenal produk tersebut. Karenanya sebagai pengusaha sukses dalam menentukan harga jual suatu



produk



akan



sesekali



melakukan pertimbangan



khusus



dimanamenentukan harga jual memang dikarenakan ingin melakukan sesuatu terhadap produk atau pasar. 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual barang dan jasa Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi harga jual pokok, yaitu : 1)



Customers atau pelanggan, pelanggan dapat mempengaruhi harga berdasarkan fitur yang terdapat pada produk tersebut serta kualitasnya.



2)



Competitors atau pesaing ,perusahaan harus memperhatikan apa yang dilakukan oleh pesaingnya, termasuk harga jual produk mereka,yang bisa menjadi substitusi produk tersebut.



3)



Costs atau biaya, semakin tinggi biaya produksi produk tersebut7 maka semakin mahal produk tersebut dijual. 



4. Metode Penentuan Harga Jual 1. Harga Jual Normal (manufaktur dan penjual jasa) Secara normal : Harga jual harus dapat menutupi biaya penuh dan menghasilkan laba. Laba yang dimaksud adalah laba yang sepadan  dengan investasi yang ditanam  untuk menghasilkan produk/jasa. Harga Jual   =  Taksiran Biaya penuh + Laba yang diharapkan Unsur pertama yang diperhitungkan dalam harga jual adalah taksiran biaya penuh. Taksiran



biaya



penuh



dapat



dihitung



dengan



dua



pendekatan



: Full



Costing dan Variable Costing. Perbedaan Full Costing dan Variable Costing adalah sebagai berikut : PENDEKATAN



UNSUR BIAYA



Full Costing



Biaya Produksi



Variable Costing



Total Costing



Biaya Produksi dan non Produksi yang bersifat variabel



Biaya Produksi + non Produksi



UNSUR MARK UP



Ekspektasi laba + Biaya non Produksi



Ekspektasi laba  + Biaya Produksi + non Produksi yang bersifat tetap



Ekspektasi laba



Unsur kedua yang diperhitungkan dalam harga jual adalah laba yang diharapkan. Cost-plus pricing adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Laba yang diharapkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, manajer penentu harga jual perlu mempertimbangkan : 



Cost of Capital, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang dilakukan dalam perusahaan. Contoh : Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usaha dengan kredit bank, yang bunganya 24%p.a dan tax dari laba yang dihasilkan 25%. Maka : Cost of Capital = (100% – 25%) x 0.24 = 18%, dimana semakin besar biaya modalnya, semakin besar pula laba yang diharapkan dapat diterima oleh perusahaan.







Resiko Bisnis, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin besar



persentase



yang



ditambahkan



pada cost



of



capital di



dalam



memperhitungkan laba ynag diharapkan. 



Capital Employed, Besarnya Capital Employed / jumlah investasi (atau capital employed) yang ditanamkan untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa merupakan faktor yang menentukan besarnya laba yang diharapkan, yang diperhitungkan dalam harga jual. 2. Harga Jual untuk pesanan khusus



Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar pesanan regular perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, yang perlu dipertimbangkan oleh manajer penentu harga jual adalah: 



Pesanan Regular



Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam setahun anggaran. Dengan demikian jika manajer



penentu harga jual yakin bahwa seluruh biaya tetap dalam tahun anggaran akan dapat ditutup oleh pesanan yang regular, maka pesanan khusus dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap. Jika misalnya dengan penerimaan khusus, perusahaan diperkiran tidak hanya akan meregularkan biaya variable saja, namun memerlukan biaya tetap, karena harus beroperasi di atas kapasitas yang tersedia, maka harga jual pesanan khusus harus di atas biaya variable dengan kenaikan biaya tetap karena pesanan khusus tersebut. Dalam mempertimbangkan penerimaan pesanan khusus, informasi akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai sebagai landasan penentu harga jual. 3. Harga jual dengan Cost type contract 



Cost – type Contract



Cost-type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Jika dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus pricing, berdasarkan taksiran biaya penuh sebagai dasar, dalam cost-type contract harga jual yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan memasarkan produk. Rumusan Menghitung Harga Jual Per Unit (Manufaktur) Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini : Harga Jual / unit =  BIAYA*  +   % Mark-up



Persentase markup dihitung dengan rumus : Persentase Mark-up =  Expectasi Laba + BIAYA** Keterangan: *   Biaya = Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (perunit) **  Biaya = Biaya yang tidak berhubungan langsung oleh volume produk (non produksi) Terdapat perbedaan konsep langsung dan tidak langsungnya biaya dengan volume antara metode full costing dengan metode variable costing. Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan volume menurut metode full costing adalah berupa biaya produksi, sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume adalah berupa biaya nonproduksi. Variable costing memandang dengan cara yang berbeda terhadap biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk bila dibandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan variable costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya variabel, sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produk terdiri dari biaya tetap. 4. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time And Material Pricing) Biasanya digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan perusahaanperusahaan penjual jasa reparasi, bahan dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Dalam perusahaan jasa volumenya dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani konsumen  bukan harga jual/unit tetapi harga jual per satuan waktu yang dinikmati konsumen. Harga Jual = Biaya Penuh + Ekspetasi Laba Dalam sebuah bengkel yang menjual jasa perbaikan mobil, maka :



1. Biaya yang berhubungan dengan produk adalah biaya tenaga mekanik dan ahli listrik. 2. Biaya yang tidak berhubungan dengan produk adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, listrik, depresiasi, asuransi dll 5. Harga Jual Produk Perusahaan yang Diatur Peraturan Pemerintah Perusahaan yang mengatur hajat hidup orang banyak, sehingga dalam penetapan harga jual produk dibutuhkan pedoman : 1. Unsur-unsur biaya produksi dan non produksi 2. Cara pengukurannya Dengan adanya pedoman tsb, diharapkan didapatkan harga yang wajar. Tiap kenaikan harga diatur peraturan pemerintah yang harus dapat dipertanggungjawabkan (dilihat dari biaya penuh yang digunakan sebagai dasar dan kewajaran labanya). Harga Jual   =  Tafsiran Biaya penuh masa yad + Expectasi Laba