RPP Askeb 1 Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. 01/Doc-Akad/MRH/XVI/2016 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MRH JAKARTA Program Studi



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI : Diploma III Kebidanan



Mata Kuliah



:



Asuhan Kebidanan pada Kehamilan



Komptensi/Capaian Pembelajaran . Tujuan MK/Kompetensi Dasar



:



Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada kehamilan.



:



1. Mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan



Waktu



2. Mengerti tentang philosofi, lingkup, prinsip, sejarah, tujuan, refocusing, dan standar asuhan kehamilan. :  Konsep Dasar Asuhan Kehamilan  Philosofi Asusahan Kehamilan  Lingkup Asuhan Kehamilan  Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan  Sejarah Asuhan Kehamilan  Tujuan Asuhan Kehamilan  Refocusing Asuhan Kehamilan  Standar Asuhan Kehamilan : Menit



Dosen



:



Topik/Bahan Kajian



Referensi



1. Efendi, Ferry, Mahhfudly. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika 2. Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika 3. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta: EGC 4. Sulistyawi, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika 5. Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC



TAHAPAN PEMBELAJARAN ISI



Waktu



Metode & Alat Bantu



I. PENDAHULUAN 3’



1. Menyampaikan salam 2. Menyampaikan latar belakang materi dan review pelajaran yang lalu 3. Menyampaian tujuan pembelajaran 4. Menyampaikan struktur pembelajaran (Menjelaskan pokok-pokok materi yang akan dibahas, Referensi dan Proses pembelajaran) 5. Menyampaikan pentingnya materi yang akan dibahas



Metode : - Ceramah Ilustratratif, diskusi dan tanya jawab, kuis. OBJEKTIF PERILAKU SISWA(OPS): 1



Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan.



2



Mahasiswa mampu menjelaskan philosofi asuhan kehamilan.



3



Mahasiswa mampu menjelaskan lingkup asuhan kehamilan.



4



Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip pokok asuhan kehamilan.



5



Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah asuhan kehamilan.



6



Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan asuhan kehamilan.



7



Mahasiswa mampu menjelaskan refocusing asuhan kehamilan.



8



Mahasiswa mampu menjelaskan standar asuhan kehamilan.



II. PENGEMBANGAN MATERI/ISI



Metoda: Ceramah Ilustratratif, Tanya jawab Alat bantu: Laptop, LCD, papan tulis, spidol



1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan A. Pendahuluan Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama di bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Hal ini perlu mendapat pe bayi karena bayi yang ditinggal mati oleh ibunya, dibandingkan dengan kali yang masih memiliki kedua orangtua, memiliki kemungkinan setelah lebih besar untuk meninggal dunia dalam waktu dua tahun dapat kematian ibunya. Jadi, perlu dilakukan program kesehatan yang menurunkan faktor risiko kematian ibu, terutama ketika melahirkan Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini menurun pada tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan AKI di negara tetangga di Asia Tenggara. Angka ini 20 30 kali besar dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal yang lebih dikenal dengan istilah 4 terlalu dan 3 terlambat, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak, terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pertolongan, serta terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan, secara berturut-turut, penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas emboli persalinan macet (partus lama) 15%, trauma obstetrik, abortus 11%, dan penyebab lain. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa. oleh sebab itu, melalui pembuatan program kesehatan, pemerintah berupaya keras menurunkan angka kematian ibu dan bayi, contohnya adalah dengan upaya Gerakan sayang Ibu (GSD, Safe Motherhood, dan penempatan bidan di berbagai desa, Pelaksanaan berbagai program kesehatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terutama bidan. Bidan berperan penting sebagai ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan karena merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa meningkatkan kompe. tensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk kesehatan bayi. 2. Filosofi Asuhan Kehamilan 1. Kehamilan bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan suatu hal yang normal dan alamiah. 2. Pemberdayaan wanita dan keluarga dalam melaksanakan asuhan. 3. Pasien memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan dalam asuhan.



Metoda : Diskusi Alat Bantu : Papan Tulis, Spidol



Adanya otonomi, kemandirian, dan kesepakatan ini dampak positif bagi pasien dan keluarganya, yaitu: a. Pasien dan keluarganya akan merasa lebih bertanggung jawab b. Pasien dan keluarganya akan lebih siap dengan segala konsekuensi yang mungkin muncul dari keputusan tersebut. c. Pasien dan keluarganya akan lebih puas dengan hasil yang dicapai serta berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kesehatan kehamilan. Mereka juga akan cepat datang ke fasilitas kesehatan jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya. Sebelum pengambilan keputusan dilakukan, bidan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan segala informasi tentang tindakan yang akan dilakukan beserta konsekuensinya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pasien dan keluarganya 4. Tidak memberikan asuhan yang dapat menimbulkan penderitaan 5. Asuhan diberikan secara bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan pasien. 1. Lingkup Asuhan Kehamilan Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus mem- berikan pelayanan secara komprehensif. Lingkup asuhan kehamilan meliputi: a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisisnya b. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap c. Menilai keadaan janin, misalnya posisi dan presentasi janin d. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir e. Mengkaji status nutrisi dan hubungannya dengan pertumbuhan janin. f. Mengkaji kenaikan berat badan dan hubungannya dengan komplikasi g. Memberikan penyuluhan tentang kehamilan yang normal, tanda bahaya, dan cara menghubungi bidan, serta perilaku sehat selama hamil. h. Melakukan penatalaksanaan anemia ringan, hiperemesis gravi. darum tingkat I, abortus imminens, dan pre-eklamsia ringan. i. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidak nyamanan. j. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan pena- nganannya termasuk rujukan yang tepat. k. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan dan menjadi orangtua. l. Memberikan imunisasi.



Untuk melakukan berbagai hal di atas, dibutuhkan berbaga keterampilan. Keterampilan dasar dan keterampilan tambahan yang dibutuhkan oleh seorang bidan adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan dasar 2) Keterampilan tambahan 2. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan 1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan normal. Perubahan s yang terjadi pada wanita hamil bersifat fisiologis, bukan patologis. 2. Asuhan yang diberikan mengandung konsep asuhan sayang ibu se. hingga mengacu pada penggunaan cara sederhana dan menghindari segala bentuk prosedur serta intervensi yang tidak dibutuhkan. 3. Asuhan yang dilakukan ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti enidence based medicine) sehingga bersifat aman bagi kese lamatan ibu. 4. Membantu pasien agar merasa aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional. 5. Menjaga privasi pasien, penyuluhan yang cukup. 6. Memberikan informasi, penjelasan, serta serta keyakinan. 7. Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan, agama pasien dan lingkungan setempat. 3. Tujuan Asuhan Kehamilan Tujuan asuhan kehamilan adalah: 1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu serta janin. 3. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dalam kehamilan serta kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat(baik ibu maupun bayinya), dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berlangsung normal dan pemberian ASI eksklusif dapat berjalan lancar. 6. Mempersiapkan ibu dan keluarga sehingga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal Menurut Hanafiah(2006), tujuan perawatan antenatal(PAN) adalah: a. Mempromosikan serta menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri, dan proses persalinan.



b. Mendeteksi secara dini kelainan yang terdapat pada ibu dan janin serta segera menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, ataupun obstetri selama kehamilan dan menanggulanginya. c. Mempersiapkan ibu hamil, baik fisik, psikologis, dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui, serta kesiapan menghadapi komplikasi. 4. Standar Asuhan Kehamilan 1. Jumlah Kunjungan 2. Pelayanan Standar Metoda : Ceramah Ilustratif dan Diskusi Alat Bantu: Laptop, LCD, Power Poin



III. PENUTUP



5’ Assessment (penilaian) 5’



Metoda : Diskusi Alat Bantu : Papan Tulis, Spidol Metoda : Diskusi Alat Bantu : Power Point dan LCD



Objective Rapport (Menyamakan Ketercapaian OPS) Setelah periksa jawaban saudara rata-rata bisa, berarti tujuan pembelajaran hari ini tercapai. Sugestion to enhance current topic (Menyarankan pada mahasiswa untuk memperdalam materi sesi ini) Ibu sarankan saudara untuk memperdalam materi ini dengan membaca hand out dan buku aslinya. Jika ada yang kurang jelas kalian bisa menanyakan pada ibu di edmodo grup kita atau melalui whatsapp grup.



2’



CATATAN:



Next topic session (Menyampaikan topic pertemuan yang akan Metoda: datang) Ceramah Pertemuan yang akan datang kita lanjutkan dengan topik pemeriksaan fisik pada ibu hamil. Gretting (Mengucapkan salam) Demikian pertemuan kita hari ini, sampai jumpa lagi pada pertemuan selanjutnya. Semoga ini adalah pertemuan yang bermanfaat bagi kita semua. Assalamualaikum. Wr. Wb



HAND OUT Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Topik Waktu Dosen



: Asuhan Kebidanan pada Kehamilan : Bd. : : Menit :



Objektif Perilaku Siswa (OPS) 1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan philosofi asuhan kehamilan. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan lingkup asuhan kehamilan. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip pokok asuhan kehamilan. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah asuhan kehamilan. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan asuhan kehamilan. 7. Mahasiswa mampu menjelaskan refocusing asuhan kehamilan. 8. Mahasiswa mampu menjelaskan standar asuhan kehamilan. Referensi: 1. Efendi, Ferry, Mahhfudly. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika 2. Pantikawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika 3. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta: EGC 4. Sulistyawi, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika 5. Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC MATERI 1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama di bidang Kesehatan Ibu dan Anak. Hal ini perlu mendapat pe bayi karena bayi yang ditinggal mati oleh ibunya, dibandingkan dengan kali yang masih memiliki kedua orangtua, memiliki kemungkinan setelah lebih besar untuk meninggal dunia dalam waktu dua tahun dapat kematian ibunya. Jadi, perlu dilakukan program kesehatan yang menurunkan faktor risiko kematian ibu, terutama ketika melahirkan Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini menurun pada tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan AKI di negara tetangga di Asia Tenggara. Angka ini 20 30 kali besar dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura. Tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal yang lebih dikenal dengan istilah 4 terlalu dan 3 terlambat, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak, terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pertolongan, serta terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan, secara berturut-turut, penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%),



eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas emboli persalinan macet (partus lama) 15%, trauma obstetrik, abortus 11%, dan penyebab lain. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa. oleh sebab itu, melalui pembuatan program kesehatan, pemerintah berupaya keras menurunkan angka kematian ibu dan bayi, contohnya adalah dengan upaya Gerakan sayang Ibu (GSD, Safe Motherhood, dan penempatan bidan di berbagai desa, Pelaksanaan berbagai program kesehatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terutama bidan. Bidan berperan penting sebagai ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan karena merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa meningkatkan kompe. tensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk kesehatan bayi. 2. Filosofi Asuhan Kehamilan Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu. a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikanpun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. Jadi, pendekatan yang dilakukan ketika melakukan asuhan kepada pasien (ibu hamil) lebih cenderung berbentuk promotif. Bentuk yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada pasien yang berisi berbagai materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil. b. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. c. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered) Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebegai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanan.



Adanya otonomi, kemandirian, dan kesepakatan ini dampak positif bagi pasien dan keluarganya, yaitu:  Pasien dan keluarganya akan merasa lebih bertanggung jawab  Pasien dan keluarganya akan lebih siap dengan segala konsekuensi yang mungkin muncul dari keputusan tersebut.  Pasien dan keluarganya akan lebih puas dengan hasil yang dicapai serta berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kesehatan kehamilan. Mereka juga akan cepat datang ke fasilitas kesehatan jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya. Sebelum pengambilan keputusan dilakukan, bidan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan segala informasi tentang tindakan yang akan dilakukan beserta konsekuensinya yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pasien dan keluarganya d. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial, dan kultural. Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga, dan masyarakat. Perilaku ibu selama kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh. 3. Lingkup Asuhan Kehamilan Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kehamilan meliputi: a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil. b. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap. c. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU)/posisi/presentasi dan penurunan janin. d. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul. e. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetoskope/pinard dan gerakan janin dengan palpasi. f. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) g. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin. h. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi. i. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan. j. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat 1, abortus iminen, dan preeklampsia ringan. k. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan. l. Memberi imunisasi.



m. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, persangkaan polihidramnion, Diabetes Melitus, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing. n. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua. o. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan, keamanan, merokok. p. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia. 4. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan Ada 5 prinsip-prinsip utama askeb, antara lain: 1) Kelahiran adalah proses yang normal Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses normal, alami, dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu melindungi proses tersebut. 2) Pemberdayaan Ibu dan keluarga mempunyai kebijakan dan sering kali tahu kapan mereka melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan pada dan dimana ia melahirkan, jika ia bersikap negative atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Juga dapat mempengaruhi lamanya persalinan. 3) Otonomi Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka membuat suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan yang akurat tentang resiko dan keuntungan prosedur, obatobatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan yang terbaik untuk dirinya. 4) Jangan membahayakan Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasi spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran, atau periode pasca persalinan dengan testes rutin obat atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. 5) Tanggung jawab Setiap penolong persalinan harus bertanggungjawab terhadap kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan berkualitas tinggi berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggungjawab semua bidan. 5. Sejarah Asuhan Kehamilan Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan obsretri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.



Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan"beresiko tinggi" yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi sebeWrat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang mempunyai riwayat tidak begitu berarti. kehamilan normal d, ahu yang berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan Penalinan peralinan. muaru studi di zaire. dengan menggunakan berbgai macam formula dan skala untuk melakukan penapisan resiko diteliti. merode, bahwa 71 ibu yang mengalami macet tidak studi ini menemukan sebelumnya. Sebagai tambahan digolongkan ke dalam kelompok beresiko 90 se ibu-ibu yang diidentifikasi beresiko dak mengalami Kebanyakan ibu-ibu yang galami komplikasi tidak mempunyai faktor men resiko dan digolongkan ke dalam kelompok beresiko rendah S uatu contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 PI faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan tanpa mengalami pendarahan 1000 cc karena atonia uteri.  1807: dimasa pemerintahan Gubernur Jendral Hendrik William dles, para dukun dilatih untuk melakukan persalinan  1849: dibuka pendidikan dokter di jawa Batavia  185: Dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr w Bosh  1952: diadakan pelatihan bidan formalmagar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan  1953: dilaksanakan kursus tambahan bidan(KTB. Seiring dengan pelatihan tersebut maka didirikan pula badan kesehatan ibu dan anak(BKIA)  1957: terbentuklah suatu pelayanan yang terintegrasi yaitu PUSKESMAS  Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Sesuai dengan kebutuhan masyarakkat kebijakan ini merupakan instruksi presiden yang disampaikan secara lisan pada siding cabinet pada tahun 1992. Kebijakan ini mengandung perlunya mendidik bidan yang ditempatkan didesa. Tugas pokok bidan didesa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil,bersalin, dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi. Sehubungan dengan itu bidan desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatn bayi dan keluarga berencana. Sedangkan bidan yang bekerja dirumah sakit berorientasi pada individu. Tugas bidan dirumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal. poliklinik keluarga berencana. mang perinatal. kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, dan tuan nifas. Titik tolak konferensi kependudukan dunia dikaito tahun 1994 yang menekankan pada kesehatan reproduksi memperluas garapan pelayanan bidan area terscbut 1. Save motherhood 2. KB 3. Penyakit menular seksual 4. Kesehatan reproduksi remaja 5. 5. Kesehatan reproduksi orang tua



6. Tujuan Asuhan Kehamilan 1. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu serta janin. 3. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dalam kehamilan serta kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat (baik ibu maupun bayinya), dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berlangsung normal dan pemberian ASI eksklusif dapat berjalan lancar. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga sehingga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal 7. Refocusing Asuhan Kehamilan Tujuan asuhan antenatal terfokus meliputi: a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup melalui: 1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang: a) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat b) Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi c) Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera d) Pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS e) Pencegahan malaria dan infstasi helmith 2) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan komplikasi 3) Penyediaan TT 4) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium, dan kalsium 5) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah endemi malaria 6) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan menghadapi persalinan b. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin: 1) Anemia parah 2) Proteinuria 3) Hypertensi 4) Syphilis dan PMS 5) HIV 6) Malpresentasi janin setelah minggu ke 36 7) Gerakan janin dan DJJ c. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau komplikasi 1) Anemia parah 2) Perdarahan selama kehamilan 3) Hypertensi, pre-eklamsia, dan eklamsia 4) Syphilis, chlamidia, GO,herpes, serta PMS lainnya 5) HIV



6) Malpresentasi setelah minggu ke-36 7) Kematian janin dalam kandungan 8) Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis, demam reumatik. Isi Asuhan Antenatal Terfokus Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasi yang serius dan mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan resiko ini bisa digunakan oleh individu-individu bidan, perawat, dan dokter untuk menyusun advis pengobatan. Kadang kala wanita hamil yang bersiko rendah sering terabaikan sehingga mengembangkan komplikasi dan banyak yang lainnya yang memiliki RESTI malah melahirkan tanpa masalah sama sekali. d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi 1. Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikutsertakan dan tidak memecahkan masalah kekhawatiran dari pada klien sering dipersyaratkan sebagai bagian dari asuhan antenatal yang rutin 2. Para klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan terhadap pendidikan beserta pemecahan masalahnya 3. Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan datang e. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat 1. Rencana persalinan: tempat persalinan, penolong yang terampil, serta perlengkapan ibu dan bayi, transportasi yang inovatif serta sitem perujukannya, dana darurat. 2. Asuhan antenatal secara terus menerus terfokus pada klien serta lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh hasil kehamilan yang sehat ibu dan anak.



8. Standar Asuhan Kehamilan Kebijakan program: Anjuran WHO Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian antenatal 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu sebagai berikut: a. Trimester I: satu kali b. Trimester II: satu kali c. Trimester III: dua kali Pelayanan Standar Sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan, pelayanan antenatal pada ibu hamil diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7T, dan sekarang menjadi 14T, yaitu: 1) Timbang berat badan, tinggi badan. 2) Tekanan darah. 3) Pengukuran tinggi fundus uteri. 4) Pemberian tablet penambah darah 5) Pemberian imunisasi TT 6) Pemeriksaan HB 7) Pemeriksaan protein urin 8) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL 9) Pemeriksaan urin reduksi 10) Perawatan payudara 11) Senam hamil



12) Pemberian obat malaria 13) Pemberian kapsul minyak beryodium 14) Temu wicara