RPP Tenun Ke-2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Negeri 14 Bandung Bidang keahlian : Seni dan Industri Kreatif Program keahlian : Desain dan Produk Kreatif Kriya Kompetensi Keahlian : Kriya Kreatif Batik dan Tekstil Mata Pelajaran : Tenun Kelas : XI/3 Materi Pokok : Alat Bahan dan Tahap Pengerjaan Tenun Polos dengan ATBM Alokasi Waktu : 225 menit / 1 x 5 jam pertemuan (@45 menit)



A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. B. Kompetensi Dasar 3.2 Memahami teknik, proses, alat dan bahan tenun polos dengan ATBM 4.2 Mendemontrasikan teknik, proses, alat dan bahan tenun polos dengan ATBM C. Indikator 3.2.1 Menjelaskan teknik pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3.2.2 Mengurutkan proses pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3.2.3 Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tenun polos dengan ATBM 4.2.1 Menyiapkan alat dan bahan untuk tenun polos dengan ATBM 4.2.2 Melakukan proses tenun polos dengan ATBM D. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan strategi Discovery Learning siswa mampu: 1. Menjelaskan teknik pengerjaan tenun polos di ATBM dengan benar 2. Menjelaskan urutan proses pengerjaan tenun polos di ATBM dengan runtut 3. Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tenun polos di ATBM dengan rinci 4. Menyiapkan alat dan bahan untuk tenun polos di ATBM dengan benar dan hati-hati 5. Melakukan proses tenun polos di ATBM secara runtut dan benar



E. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Tenun 2. Proses pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3. Alat pengerjaan tenun polos dengan ATBM 4. Bahan pengerjaan tenun polos dengan ATBM F. Pendekatan, Model dan Metode Pendekatan : Saintifik Model : Discovery Learning Metode Pembelajaran :ceramah, diskusi, penugasan G. Langkah-langkah Pembelajaran/Rancangan Pertemuan Kegiatan Pendahuluan



Kegiatan Inti



Deskripsi Kegiatan



Alokasi Waktu



 Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam  Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin do’a  Guru mengecek kehadiran peserta didik  Guru merefleksi hasil pembelajaran pada pertemuan sebelumnya tentang tenun polos dan macam-macam alat tenun  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai



10 menit



Mengamati  Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi mengenai teknik tenun polos dengan ATBM  Peserta didik memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi mengenai alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kain tenun polos dengan ATBM  Peserta didik mengamati tayangan mengenai alat, bahan dan proses pembuatan tenun polos yang diberikan oleh guru Menanya  Guru bertanya kepada peserta didik mengenai proses pembuatan tenun polos  Peserta didik bertanya mengenai hal yang kurang dipahami Mengumpulkan Informasi  Guru membagi peserta didik menjadi kelompok kecil yang terdiri atas 6-7 orang  Peserta didik dalam kelompok ditugaskan untuk mencari informasi dan membuat catatan tentang proses pembuatan tenun polos



205 menit



Penutup



Mengasosiasi/menalar  Peserta didik secara bergiliran memeragakan proses pembuatan tenun polos dengan ATBM  Guru mengamati, membimbing dan menilai peserta didik Mengkomunikasikan  Peserta didik mengemukakan proses pembuatan tenun polos  Peserta didik mengemukakan kesulitan saat melakukan peragaan proses pembuatan tenun polos  Peserta diidk diberikan soal untuk evaluasi pembelajaran hari ini  Peserta didik menyimpulkan hasil pertemuan hari ini  Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya  Guru menutup pembelajaran hari ini dengan do’a dan salam



10 menit



H. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Teknik Penilaian: a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan b) Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis dan penugasan c) Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ kinerja praktek 2. Bentuk Penilaian: a) Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik b) Tes tertulis : uraian dan penugasan c) Unjuk kerja : lembar penilaian portofolio 3. Instrument Penilaian : a) Penilaian Sikap Instrumen pengamatan/observasi Instrumen sikap peduli terhadap lingkungan Nama : __________________ Kelas : __________________ 1) Aktivitas peserta didik Peserta didik mengidentifikasi/mengamati produk tenun polos di sekolah/ sekitar rumah dan mencari referensi pendukungnya melalui berbagai sumber belajar seperti narasumber/ahli, internet ataupun buku di perpustakaan. 2) Lembar Observasi SKOR No Aspek-aspek yang dinilai BT MT MB MK Menggunakan pakaian kerja selama bekerja di 1 1 2 3 4 bengkel/studio 2



Menjaga kebersihan tempat kerja



1



2



3



4



3



Menjaga kelestarian alam (tidak merusak alam lingkungan)



1



2



3



4



4 5



Menggunakan waktu secara efektif (hadir dan pulang tepat waktu) Membereskan pekerjaan sesuai aturan (alat, bahan, hasil pekerjaan)



1



2



3



4



1



2



3



4



NILAI (Modus ) 3) Rubrik petunjuk Lingkarilah 1. bila aspek karakter belum terlihat (BT) 2. bila aspek karakter mulai terlihat (MT) 3. bila aspek karakter mulai berkembang (MB) 4. bila aspek karakter menjadi kebiasaan (MK) Skor maksimal: 5 x 4 = 20



Jumlah skor Nilai = -------------------x 10 Skor maksimal



b. Penilaian Pengetahuan Kompetensi Dasar



Indikator (IPK)



3.2 Memahami teknik, proses, alat dan bahan tenun polos dengan ATBM



3.2.1 Menjelaskan teknik pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3.2.2 Mengurutkan proses pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3.3.3 Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tenun polos dengan ATBM



Materi  Teknik pengerjaa n tenun polos dengan ATBM  Proses pengerjaa n tenun polos dengan ATBM  Alat pengerjaa n tenun polos dengan ATBM  bahan pengerjaa n tenun polos dengan ATBM



Indikator Soal Peserta didik mampu: 1. Menjelaskan teknik pengerjaan tenun polos di ATBM dengan benar 2. Mengurutkan proses pengerjaan tenun polos di ATBM dengan runtut 3. Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tenun polos di ATBM dengan rinci



Kunci Jawaban : 1. Proses pengerjaan tenun polos dengan ATBM: a. Menghani b. Memasang benang lungsi pada bum benang lungsi



N o S o al 1



2



3



Bent uk Tes Tes tertul is



Butir Soal Sebutkan proses pengerjaan tenun polos dengan ATBM 2. Tuliskan alat yang diperlukan untuk pengerjaan tenun polos dengan ATBM 3. Sebutkan bahan yang diperlukan dalam pengerjaan tenun polos dengan ATBM 1.



c. Pencucukan pada mata gun d. Pencucukan pada sisir e. Mengikat benang lungsi pada bum kain f. Penyetelan gun dengan injakan g. Menenun h. Melepas tenunan 2. Alat yang diperlukan untuk pembuatan tenun polos dengan ATBM: a. ATBM b. Teropong c. Sisir 3. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan tenun polos dengan ATBM: a. Benang b. Pewarna Rubrik Penskoran : No. Skor Kriteria penskoran Soal Maksimal Penskoran Jawaban dan Pengolahan Nilai 1 4 Nilai 4 : jika Jawaban sesuai kunci jawaban dan ada pengembangan 2 4 Nilai 3 : jika jawaban sesuai kunci jawaban Nilai 2 : jika jawaban kurang sesuai dengan kunci jawaban 3 4 Nilai 1 : jika jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban TOTAL 12 (NP) Pedoman Penilaian : {Nilai perolehan KD pengetahuan (NP) : rerata dari nilai IPK (12)} x 100 = Na NP = Nilai perolehan KD Pengetahuan NA = Nilai akhir c. Penilaian Keterampilan



Kompetensi Dasar 4.2 Mendemontra sikan teknik proses, alat dan bahan tenun polos dengan ATBM



IPK



Materi



4.2.1 Menyiapkan alat dan bahan untuk tenun polos dengan ATBM



Memeraga kan proses pembuatan tenun polos dengan ATBM



4.2.2 Melakukan proses tenun polos dengan ATBM



Indikator Soal



Bentuk Tes



1. Disediakan peralatan untuk proses pembuatan tenun polos dengan ATBM



Penilaian Kinerja



2. Disediakan peralatan presentasi, peserta didik dapat mengkomun ikasikan tentang proses dan kesulitan



Butir Soal 1. Siapkan alat dan bahan untuk proses pembuatan tenun polos dengan ATBM



2. Presentasikan lah proses dan kesulitan dalam pembuatan tenun polos dengan ATBM



pembuatan tenun polos dengan ATBM Rubrik Penilaian portofolio No 1.



Nilai



Unjuk Kerja



1



Nilai Optimum 2.



3



4



8



Pelaksanaan : a. Peserta didik melakukan proses pembuatan tenun polos dengan tertib b. Peserta didik melakukan tahapan pembuatan kain tenun dengan runtut c. Peserta didik mengerjakan proses pembuatan tenun polos dengan rapi dan teliti Nilai Optimum



3.



2



Persiapan : a. Peserta didik menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan tenun b. Peserta didik menyiapkan tempat untuk melakukan kegiatan tenun



12



Penutup : a. Peserta didik merapikan kembali peralatan yang telah selesai digunakan ke tempat semula Nilai Optimum



4



Pedoman Penilaian :



JUMLAH SKOR PEROLEHAN RUMUS NILAI = _______________________________________ X 100 = NA JUMLAH SKOR OPTIMUM (12)



I. Alat, Bahan, Media dan Sumber Belajar Alat dan Bahan : Proyektor, Gunting, Spidol, Benang Media : Video, alat tenun, produk tenun polos, bahan tayangan (PPT) Sumber Belajar : Buku Sumber Kriya Tekstil Jilid 3 Untuk SMK dan Internet (sumber: https://griyatenun.com/blog/inilah-8-tahapan-tahapan-dalam-proses-pembuatan-kaintenun-yang-perlu-anda-ketahui & : https://pelajarindo.com/alat-bahan-dan-cara-membuatkain-tenun/) Mengetahui : Guru Mata Pelajaran,



Bandung, Oktober 2019 Praktikan,



Drs. Anang Bisawarno NIP 19640724 199403 1 004



Nur Dewi Hadiyanti NIM 1607910



Lampiran Materi A. Pengertian Tenun Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan cara menggabungkan benang lungsi & pakan, secara memanjang dan melintang. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya. Benang yang dipasang memanjang atau vertikal disebut benang lungsi, sedangkan benang yang melintang ialah benang pakan. B. Jenis-jenis Tenunan 1. Tenunan Polos Tenunan polos merupakan corak tenun yang paling sederhana, yaitu masingmasing dengan sebuah benang lusi dan benang pakan naik turun bergantian dan saling menyilang. ATBM atau mesin yang digunakan untuk tenun polos dapat menggunakan semua mesin berapapun jumlah gun atau kamrannya.



Gb.1 Tenunan polos (Sumber: Mary E. Black, 1980: 39)



2. Tenunan Kepar Benang pakan menyilang di bawah benang lusi, silih berganti. Pada tenun kepar titik pertemuan antara lusi dan pakan berjalan miring pada tenunannya. ATBM atau mesin yang digunakan untuk tenun kepar adalah yang memiliki minimal 3 (tiga) gun/kamran.



Gb.2 Tenunan kepar (Sumber: Anne Field, 1991: 91) 3. Tenunan Satin Pada tenunan satin , titik temu antara benang lusi dan pakan dibuat sedikit mungkin dan lagi pula titik temu harus dihamburkan dan dibuka terus menerus sehingga seolah-olah hanya benang lusi saja atau benang pakan saja yang



mengapung di atas permukaan kain. Tenunan pada benang lusi dinamakan satin pakan. ATBM atau mesin yang digunakan untuk tenun satin adalah yang memiliki minimal 5 (lima) gun/kamran.



Gb.3 Tenunan satin (Sumber: Anne Field, 1991: 101) C. Proses Pengerjaan Tenun Polos di ATBM Berikut ini adalah beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan kain Tenun: 1. MENGHANI Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-helaian benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani sebagai berikut:  Membuat pola ukuran panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian benang diurai menjadi helaian-helaian.  Membuat benang lungsi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah benang lungsi, jangan lupa silangan pada benang lungsi  Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan penghitungan benang lungsi  Apabila benang lungsinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani



Gb.4 Memasang benang/ pekerjaan menghani (Sumber: Anne Field, 1991: 52)



Gb.5 Menggulung benang (Sumber: Mary E. Black, 1980: 23) 2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan dijadikan benang lungsi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses pengerjaannya sebagai berikut:  Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian.  Kemudian siapkan BUM BENANG LUNGSI, putarlah engkelnya sampai semua tali terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian BUM BENANG LUNGSI dan letakkan pada rangka ATBM  Masukkan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri, jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah benang lungsi, sehingga posisi benang lungsi lebih rata  Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukkan benang lungsi pada mata gun dan sisir  Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai lebar tenunan  Gulunglah benang lungsi pada BUM benang lungsi, sisakan panjang benang lungsi sampai batas sisir (sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada rangkaian BUM kain) 3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:  Masukkan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya  Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat  Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata GUN sesuai pola pecucukan  Masukkan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian tengah kekiri atau sebaliknya



Gb.6 Menyucuk pada gun (Sumber: Mary E. Black, 1980: 38) 4. PENCUCUKAN PADA SISIR Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:  Masukkan satu persatu benang lungsi ke SISIR, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya  Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke SISIR sesuai pola pecucukan.



Gb.7 Menyucuk pada sisir (Sumber: Anne Field, 1991: 59) 5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut:  Putarlah BUM kain. Sampai semua tali terurai  Ikatlah benang lungsi pada bentangan kayu yang ada pada rangkaian BUM kain  Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru bagianbagian yang lain sampai semua benang lungsi terikat  Ikatlah benang lungsi sedikit demi sedikit (misal setiap10 benang lungsi kemudian di ikat) agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar  Usahakan ketegangannya sama  Lakukan sampai semua benang lungsi terikat



6. PENYETELAN  Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalan penenunan  Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar  Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4  Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya  Siap menenun 7. MENENUN  Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah rata  Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat rata kanan dan kiri  Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm  Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata  Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat  Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan  Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki 8. MELEPAS TENUNAN  Kendorkan tenunan terlebih dahulu  Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN, dengan cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi  Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi  Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul



Gb.8 Gunting bagian atas



Gb.9 Membuat Simpul (sumber: https://griyatenun.com/blog/inilah-8-tahapan-tahapan-dalam-prosespembuatan-kain-tenun-yang-perlu-anda-ketahui) D. Alat dan Bahan Pengerjaan Tenun Polos di ATBM Bahan yang di gunakan untuk menenun ada beragam. Berikut ini kita akan membahas Bahan untuk menenun dan fungsinya sebagai apa : 1. Benang a. Kapas Kapas adalah bahan yang peling utama atau bahan dasar untuk membuat kain tenun. Kapas yang nantinya akan di jadikan benang setelah di proses. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas yang hidup di cuaca tropis di Indonesia. Tumbuhan kapas dapat di ambil seratnya. Serat itu akan di jemur dan di pisahkan dari biji-biji menggunakan alat yang di sebut golong. Kemudian kapas di lembutkan agar menggumpal pada saat di pintal menjadi benang. Kapas menghasilkan benang kain.



Gb.10 Benang Katun b.



Kepompong Ulat Sutera Kepompong sutra akan menghasilkan benang sutra dan benang emas. Benang ini sangat lembut dan tergolong mahal harganya karena di hasilkan dari ulat sutra. Kain songket menggunakan bahan dasar benang sutera atau benang emas.



Gb.11 Benang Sutera



c.



Akar Serai Wangi Akar serai wangi digunakan sebagai pengawet benang. Pengawet masih menggunakan bahan yang alami misalnya akar serai wangi ini. Kualitas benang jika menggunakan pengawet akar serangi sangat bagus dan tahan lama.



Gb.12 Akar Serai Wangi 2.



3.



Pewarna Pewarna yang bagus adalah pewarna yang keluar alami. Banyak penenun yang menggunakan pewarna alami sehingga hasilnya sangat indah warnanya. Berikut ini adalah warna-warna alami yang di gunakan : a. Merah = Mengkudu, Kulit Pohon Angsana, Kulit Pohon jati, Buah Manggis, dan Kesumba b. Hijau = Daun pandan, daun mangga, daun rumput putri malu c. Kuning = Kunyit, Bunga Tembelekan, Bunga Matahari d. Hitam = Tumbuhan Tatum, Jambu Mete, Buah Pinang e. Biru = Bunga Telang, Daun Nila f. Cokelat = Kulit Mengkudu, Buah Pinang, Buah Mundu Bahan-bahan di atas adalah pewarna alami yang di gunakan untuk pewarnaan pada benang. Bahan tersebut di tumbuh halus kemudian di beri air sedikit saja dan di saring di ambil hanya sarinya. Setelah itu benang yang akan di berikan warna di celupkan dan di rendam selama 24 jam hingga warna meresap. Jika ingin mendapatkan warna yang sangat terang maka di lakukan pengulangan hingga mendapatkan warna yang di inginkan.



Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Alat ini di gunakan untuk mempermudah dalam proses penenunan. Terbuat dari kayu yang di desain sedemikian rupa untuk memudahkan si penenun. Penenun harus duduk dengan kaki selonjoran sejajar ke depan. Dengan alat ini penenun dapat mudah menyusun benang-benang lungsi kemudian benang lain akan di selip-selipkan hingga membentuk sebuah pola dan motif. Dibawah ini adalah nama dan fungsi alat yang terdapat pada ATBM antara lain:



Gb.13 Alat Tenun Bukan Mesin Bagian-bagian ATBM dan fungsinya : 1. Lade, funsinya sebagai tempat landasan teropong dan tempat sisir. 2. Laci, fungsinya sebagai ruangan untuk teropong sebelum dipukul oleh picker. 3. Sisir tenun, fungsinya untuk mengatur lebar kain yang akan dibuat, untuk merapatkan benang pakan yang telah diluncurkan dan untuk mengatur tetal lusi. 4. Teropong, fungsinya untuk meluncurkan benang pakan dari kanan ke kiri atau sebaliknya dan tempat palet. 5. Balok dada, fungsinya untuk pengantar jalannya kain yang telah terbentuk dan agar kain tetap datar. 6. Gigi rachet, fungsinya sebagai alat untuk penggulungan kain secara manual. 7. Pemutar gigi rachet, fungsinya untuk memutarkan roda gigi rachet. 8. Boom kain, fungsinya untuk menggulung kain yang telah terbentuk agar tidak terjadi penumpukan kain dan juga untuk menjaga ketegangan benang lusi agar konstan. 9. Injakan, fungsinya untuk menurunkan dan menaikkan kamran pada saat injakan diinjak, antara injakan dan kamran digunakan tali pengikat. 10. Rangka, fungsingya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. 11. Batang pemukul, fungsinya untuk menarik picker agar teropong terpukul dan meluncur. 12. Mata gun, fungsinya untuk memasukkan benang lusi agar dapat naik turun sesuai gerakan kamran. 13. Rol/kerek, fungsinya menghubungkan dua kamran yang bekerjanya saling berlawanan,sehingga pada saat salah satu kamran naik maka kamran yang lainnya akan turun. 14. Gun/kamran, fungsinya untuk menaikkan atau menurunkan kelompok benang-benang lusi yang dicucuk dalam matagun agar terbentuk mulut lusi. 15. Balok pembesut, fungsinya untuk pengantar benang-benang lusi pada saat penguluran.



16. Palet , fungsinya untuk temapt menggulung benang pakan yang terdapat pada teropong 17. Boom lusi, fungsinya sebagai tempat digulungnya benang-benang lusi yang akan ditenun pada proses pertenunan. 18. Piringan rem, fungsinya untuk landasan pengereman putaran boom lusi 19. Batang pengerem, fungsinya untuk mengerem atau melepaskan rem pada saat penggulungan kain (secara manual) 20. Bandul, fungsinya untuk memberi beban pada batang pengerem sehingga terjadi pengereman pada piringan pengerem. (sumber: https://pelajarindo.com/alat-bahan-dan-cara-membuat-kain-tenun/)