Rumah Adat Honai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

( RUMAH ADAT HONAI )



OLEH KELOMPOK I



MIRANDA ATIKA



F 221 14 001



NURHAYATI KAMARUDDIN



F 221 14 003



DEDE TRIANTO



F 221 14 005



FIQRI MAHENDRA



F 221 14 007



EGY WULANDARI



F 221 14 009



MUH. SYAFAAT



F 221 14 011



TEKNIK ARSITEKTUR



 Sejarah rumah adat honai Suku Dani yang bertempat tinggal di lembah Baliem, Wamena, yang merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan. Lembah Baliem ini memiliki ketinggiansekitar 2500 dari permukaan laut. Suku Dani merupakan suku yang hidup secara berkelompok dalam satu kesatuan kelompok teritorial. cara hidup suku dani adalah dengan cara bercocok tanam dan berpindah tempat. Honai, rumah adat suku Dani ukurannya tergolong mungil, bentuknya bundar, berdinding kayu dan beratap jerami. Namun, ada pula rumah yang bentuknya persegi panjang. Rumah jenis ini namanya Ebe'ai (Honai Perempuan). Perbedaan antara Honai dan Ebe'ai terletak pada jenis kelamin penghuninya. Honai dihuni oleh laki-laki, sedangkan Ebe'ai (Honai Perempuan) dihuni oleh perempuan. Komplek Honai ini tersebar hampir di seluruh pelosok Lembah Baliem yang luasnya 1.200 km2. Baik itu dekat jalan besar (dan satu-satunya yang membelah lembah itu), hingga di puncak-puncak bukit, di kedalaman lembah, juga di bawah naungan tebing raksasa. Jarak dari permukaan rumah sampai langit-langit hanya sekitar 1 meter. Di dalamnya ada 1 perapian yang terletak persis di tengah. Tak ada perabotan seperti kasur, lemari, ataupun cermin. Begitu sederhana namun bersahaja. Atap jerami dan dinding kayu rumah Honai ternyata membawa hawa sejuk ke dalam Honai. Kalau udara dirasa terlalu dingin, seisi rumah akan dihangatkan oleh asap dari perapian. Bagi suku Dani, asap dari kayu sudah tak aneh lagi dihisap dalam waktu lama. Selama pintu masih terbuka (dan memang tak ada tutupnya), oksigen masih mengalir kencang. Selain jadi tempat tinggal, Honai juga multifungsi. Ada Honai khusus untuk menyimpan umbiumbian dan hasil ladang, semacam lumbung untuk menyimpan padi. Ada pula yang khusus untuk pengasapan mumi. Fungsi yang disebut terakhir itu bisa ditemukan di Desa Kerulu dan Desa Aikima, tempat 2 mumi paling terkenal di Lembah Baliem.  Pola permukiman suku Dani Kompleks permukiman terkecil dari suku Dani adalah Silimo. Satu kompleks silimo terdiri dari beberapa massa bangunan dengan fungsi-fungsi khusus, dan satu silimo dihuni oleh satu keluarga luas terbatas (extended family). Kemudian beberapa silimo akan membentuk suatu perkampungan yang memiliki batas teritori wilayah berupa bentukan bentang alam, seperti gunung, bukit, lembah, atau sungai. Pola permukiman dalam satu perkampungan ini terpencar-pencar dan tidak mengikuti suatu pola khusus. Biasanya untuk mendirikan suatu silimo, mereka memilih suatu daerah yang tinggi dan tidak terlalu jauh dengan sungai. Pada suatu silimo, konsep yang dipakai adalah sebagai berikut:



Gambar 1. Konsep berhuni suku Dani



Konsep berhuni masyarakat Dani membagi unit-unit massa huniannya sesuai dengan fungsi dan makna masing-masing. Pada satu silimo, terdiri dari unit-unit massa bangunan sebagai berikut:  Honai tempat tinggal laki-laki  Pilamo (rumah adat)  Honai tempat tinggal perempuan (ebeai)  Hunila (dapur)  Wamdabu (kandang babi) Konsep penataan massa pada silimo yaitu berbentuk huruf U atau berbentuk melingkar, dengan dikelilingi oleh pagar dari kayu sebagai penanda teritori dan pengaman dari gangguan manusia suku lain atau binatang. Berikut adalah ilustrasi konsep penataan massa di dalam satu silimo: Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.



Pintu masuk (muso holak) Dapur bersama (hunila) Honai perempuan (ebeai) Lubang bakar Honai laki-laki Rumah adat (Pilamo) Kandang babi (wamdabu) Halaman bermain babi Ladang mini Ruang terbuka umum Pohon pelindung permukiman



Gambar 2. Konsep penataan Silimo suku Dani Sumber: Agustinus, 1997



Letak honai laki-laki adalah tegak lurus dengan pintu masuk, agar kepala keluarga dapat segera berhadapan dengan tamu ataupun gangguan dan ancaman yang masuk ke kompleks silimo. Honai untuk laki-laki dan rumah adat/pilamo merupakan bangunan yang terlarang bagi para wanita untuk memasukinya. Demikian juga dengan honai untuk perempuan merupakan area terlarang bagi para lelaki. Pada beberapa silimo, honai perempuan/ebeai jumlahnya lebih dari satu. Hal ini karena masyarakat Dani menganut sistem perkawinan monogami dan juga poligami, dengan tujuan untuk menghasilkan banyak keturunan sehingga dapat menambah tenaga kerja dan generasi penerus suku Dani. Jumlah istri juga merupakan lambang prestise, karena orang yang mampu mempunyai istri lebih dari satu maka dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi. Biasanya kepala suku atau orang-orang yang kaya, akan memiliki istri lebih dari satu. Berikut adalah ilustrasi silimo dengan jumlah ebeai yang lebih dari satu:



Gambar 3. Konsep penataan silimo dengan beberapa ebeai Sumber: Agustinus, 1997



Perletakan masing-masing massa bangunan pada silimo tersebut memiliki makna tersendiri. Honai lakilaki/kepala keluarga diibaratkan sebagai kepala manusia yang membuat keputusan di dalam slimo, bangunan honai perempuan diibaratkan sebagai tangan kanan yang melaksanakan hasil keputusan, kandang babi diibaratkan sebagai tangan kiri, sedangkan pintu masuk diibaratkan sebagai kaki, dan bagian tengah silimo yang berupa ruang terbuka untuk umum, diibaratkan sebagai jantung. Selain penataan massa bangunan di silimo seperti ilustrasi sebelumnya, ada juga penataan massa bangunan di silimo yang meletakkan dapur dan kandang babi bersebelahan



Gambar 4. Bagan silimo suku Dani



Berikut adalah fungsi masing-masing bangunan di sebuah silimo:  Honai laki-laki Merupakan tempat tinggal untuk kepala keluarga, kerabat dan keluarga laki-laki, serta anak laki-laki yang telah berumur lebih dari 5 tahun. Honai laki-laki ini berbentuk bulat dan terdiri dari dua lantai, dengan sebuah perapian terletak di pusat bangunan. Lantai satu difungsikan sebagai tempat bersantai dan lantai dua sebagai tempat beristirahat/tidur. Masyarakat suku Dani tidur dengan pola kepala membujur di bagian dinding dan kaki mengarah ke pusat honai (perapian). 



Rumah adat / Pilamo Pilamo berbentuk bulat dan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama difungsikan sebagai tempat untuk mendidik dan membina para remaja suku Dani agar menjadi laki-laki yang kuat dan tangguh (sejak berusia 4-5 tahun). Selain itu, juga difungsikan untuk tempat mengatur strategi perang, membicarakan konflik dan masalah yang menyangkut peperangan dan mas kawin/perkawinan. Lantai dua berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda pusaka dan senjata perang, serta mumi dari leluhur.







Honai perempuan/ebeai Ebeai berbentuk bulat dan terdiri dari dua lantai, dengan sebuah perapian terletak di pusat bangunan. Lantai pertama digunakan untuk mendidik para anak-anak dan remaja suku Dani agar mengerti dan dapat mengerjakan tugas-tugas kewanitaannya. Selain itu, juga digunakan sebagai tempat bersantai dan mengobrol, yaitu di sekeliling perapian. Lantai dua digunakan sebagai tempat beristirahat/tidur bagi para wanita.







Dapur/hunila Dapur bersama/hunila merupakan bangunan yang berbentuk persegi panjang, dengan tinggi sekitar 1,5 meter – 2 meter. Dapur digunakan sebagai tempat memasak sehari-hari, biasanya memasak hipere/ubi jalar. Pada bangunan dapur ini para anggota keluarga biasanya berkumpul dan bersantai pada waktu siang atau malam hari.







Kandang babi/wamdabu Kandang babi merupakan suatu bangunan yang berbentuk persegi panjang dan terletak melintang di seberang honai perempuan. Di depan kandang babi terdapat tanah kosong yang digunakan sebagai tempat bermain bagi babi. Di tanah ini babi-babi akan dilepas dan dihitung jumlahnya.



 Filosofi bentuk Daerah pegunungan dan lembah disana mempunyai hawa yang cukup dingin pada umumnya terletak di ketinggian 2500 meter dari permukaan laut. Maka dari itu bentuk honai yang bulat dirancang untuk bisa meredam hawa dingin ataupun tiupan angin yang kencang. Rumah honai memilki atap bulat kerucut terbuat dari jerami dan ilalang. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan dan meredam hawa dingin agar tidak masuk kedalam rumah.



Bentuk bulat dan melingkar dari rumah honai memiliki tiga filosofi yang sangat berarti yang dipegang teguh oleh masyarakat Dani, mencerminkan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pertama, rumah honai menyimbolkan rasa persatuan dan kesatuan yang paling tinggi dalam rangka mempertahankan budaya yang telah dipertahankan oleh nenek moyang dari zaman dulu hingga sekarang. Kedua, bermukim didalam satu rumah honai, berarti semua penghuninya mempunyai ikatan sehati. Dalam hal berpandangan pun berada dalam satu pemikiran untuk menuju satu tujuan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari fungsi rumah honai sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah mengenai semua aspek persoalan kehidupan. Ketiga, rumah honai menjadi simbol nyata kepribadian dan martabat suku Dani yang harus dijaga terus dimasa mendatang. Nilai-nilai kehidupan diajarkan kepada anak-anak agar kelak menjadi generasi yang berguna dan melestarikan kebudayaan suku Dani.  Denah Dengan tinggi sekitar 2 – 2.5 meter, rumah adat dari Papua terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama biasanya terdiri dari kamar-kamar dan digunakan sebagai tempat tidur, dan lantai kedua digunakan sebagai tempat beraktifitas: ruang santai dan lain-lain. Di tengah ruangan di lantai pertama terdapat api unggun yang digunakan untuk menghangatkan diri. Rumah adat Papua Honai merupakan rumah dengan arsitektur yang sederhana, inti dari rumah ini adalah rumah yang melindungi orang-orang yang tinggal di dalamnya dari udara dingin, tanpa fungsi rumit lainnya. Kesederhanaan ini mungkin yang dijadikan patokan utama bagi suku Dani untuk membangun rumah Honai mereka, karena mereka termasuk jenis suku yang kerap kali berpindah tempat. Kesederhanaan desain dan bentuk Honai memudahkan mobilitas mereka



 Struktur atap



Atap rumah honai berbentuk bulat kerucut dengan lingkaran-lingkaran besar dari kayu yang dibakar sebagai kerangka atapnya, yang kemudian diikatmenjadi satu di bagian atas (membentuk dome). Terdapat 4 pohon muda yang berfungsi sebagai kolom penyangga utama yang diikat di atas dan vertikal ke bawah menancap ke dalam tanah. Pada lantai 1, ruang yang terbentuk diantara 4 kolom ini difungsikan sebagai tempat meletakkan perapian untuk menghangatkan honai. Bahan penutup atap terbuat dari jerami/rumbia (rumput alangalang), dengan pertimbangan bahwa material tersebut ringan, lentur, menyerap goncangan gempa, serta dapat menghangatkan dan melindungi dari hujan dan panas matahari.



 Struktur dinding Pada rumah honai, dinding terbuat dari bahan papan kayu kasar, dan terdiridari 2 lapis, dengan tujuan untuk menahan udara dingin dan angin kencangdari luar. Di sekeliling dinding rumah, terdapat bukaan yang sangat minim,yaitu berupa sebuah pintu masuk yang sempit dan rendah sehingga penghunirumah harus membungkuk untuk melewatinya. Terkadang terdapat sebuah jendela sempit pada honai lakilaki, agar dapat mengetahui jika ada tamu yang berkunjung atau musuh yang memasuki silimo. Sedangkan pada honai perempuan, sama sekali tidak terdapat bukaan berupa jendela. Jadi, suasana didalam honai adalah remangremang atau bahkan gelap. Pada malam hari,hanya diterangi oleh nyala api dari perapian yang terdapat di tengah honai.



 Struktur Lantai Honai, honai terdiri dari dua lantai, yaitu lantai satu yang digunakan sebagai tempat bersantai dan mengobrol di sekeliling perapian, serta lantai panggung yangdigunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga dan istirahat/tidur.Lantai honai dialasi dengan rumput atau jerami yang diganti secara berkala jika sudah rusak/kotor.



 Tahapan Konstruksi



Pada proses pembangunan honai, terdapat beberapa tahapan konstruksi yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pengukuran, pembersihan, pemerataan tanah sebelum mendirikan suatu silimo, maka dilakukan musyawarah antaraanggota keluarga dan klen untuk menentukan lokasi yang tepat. Kemudiandilakukan pembersihan dan pemerataan tanah di lokasi tersebut, dandilakukan pengukuran. Penentuan diameter honai didasarkan pada ukurantinggi badan anggota keluarga yang paling tinggi, dikarenakan masyarakatsuku Dani tidur dengan tubuh membujur dari dinding dan kaki ke arah perapian (bagian pusat honai).



2. Tahappemasangan tiang-tiang utama dan pembagianlantai atas dan bawah



3. Tahap pekerjaan rangka rumah



4. Tahap penyelesaian akhir.



Daftar pustaka http://dokumen.tips/documents/makalah-rumah-honai-papua.html http://dokumen.tips/documents/arsitektur-tradisional-papua-honai.html https://arsitekturberkelanjutan.wordpress.com http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/?p=292 http://www.anneahira.com/rumah-adat-irian-jaya.htm http://www.hdesignideas.com/2010/09/rumah-tradisional-honai-di-wamena-papua.html https://othisarch07.wordpress.com/arsitektur-tradisional-papua/