Rumah Yang Diberkati Tuhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rumah yang Diberkati Tuhan (Perspektif kristen) 15 Juni 2013 08:52 Diperbarui: 24 Juni 2015 12:00 7134 0 0 Banyakorang percaya melihat rumah mereka tidak sesuci dan ”sepenting” gereja. Banyak orang kristen telah mengabaikan peran penting rumah sebagai sumber berkat Tuhan.Padahal dalam banyak teks di Perjanjian Lama, Tuhan sering berkata tentang berkatdi dalam rumah umat-Nya! Mis. Ul. 6:4-9; Bil.18:31;Ul.12:7.Itu artinya Tuhan memandang rumah dan keluarga sebagai hal yang amat penting!Tuhan memulai kehidupan manusia dengan perkawinan dan keluarga. Komunitas pertama yang Tuhan bangun adalah keluarga dan rumah tangga!Jadi, rumah (dimana di dalamnya keluarga tinggal) adalah sesuatu yang sangat penting.Oleh sebab itu kita perlu tahu bagaimana agar rumah (keluarga) kita diberkati Tuhan! BAGAIMANA MENDATANGKAN BERKAT TUHAN ATAS RUMAH KITA 1. Jadikan rumah anda sebagai ”rumah Tuhan” – Maz.101:2Selama ini kita sering salah kaprah menilai bahwa rumah Tuhan itu hanya gereja. Tapi sebenarnya rumah dimana kita tinggal pun adalah rumah Tuhan. Artinya, ”tempat” dimana Tuhan mau tinggal dan berdiamdisana! Perilaku kita di rumah seharusnya sama seperti perilaku kita di gereja – menyembah, mengasihi, melayani, berdoa dsb. Kalau ini terjadi, hasilnya akan luar biasa – lih Maz.128:1-6 : (a) Berbahagia dan baik keadaannya (sehat, damai sejahtera, banyak berkat) (b) Isteri akan menjadi seperti pohon anggur (sumber sukacita) dalam keluarga. (c) Anak-anak seperti tunas pohon zaitun ( memiliki masa depan yang gemilang seperti tunas yang sedang tumbuh). (d) Laki-laki (suami) diberkati Tuhan (pekerjaan dan usahanya maju). 2.Undanglah hadirat Tuhan dalam rumah anda – 2 Sam.6:9-11 Jadikan rumah anda sebagai altar doa bagi Tuhan. Ini tidak berbicara tentang altar harafiah, tetapi hati yang dipenuhi kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan! Kalau ada doa yang dinaikkan dalam rumah, maka hadirat Tuhan akan hadir. Dan kalau hadirat Tuhan hadir, maka mujizat pasti terjadi: (a) Yang sakit menjadi sembuh (b) Yang susah menjadi senang (c) Yang lemah menjadi kuat (d) Yang kekurangan menjadi kelimpahan. dsb. Orang yang rumahnya dipenuhi hadirat Tuhanakan merasa betah dan nyaman tingal dirumahnya! 3. Bangunlah bahtera keselamatan dalam rumah anda – Ibr.11:7 Dari kisah hidup Nuh kita tahu bahwa ia melakukan segala macam cara untuk menyelamatkan keluarganya dari bahaya banjir bandang. Nah, orang tua juga harus melakukan hal yang sama untuk anak-anaknya. Kita memang tidak bisa menyelamatkan jiwa anak kita (hanya Tuhan yang bisa), tapi kita bisa (malahan harus) mendekatkan anak kita kepada Tuhan. Bagaimana caranya ? (a) Sering-seringlah mengajak ngobrol anak anda tentang Tuhan dan karyaNya yang ajaib dalam hidup keluarga anda. (b) Tunjukkanlah teladan iman kepada anak-anak anda, seperti : sering berdoa, tetap tenang ketika ada masalah, baca Firman Tuhan setiap hari dsb. (c) Bangunlah prinsip-prinsip Firman Tuhan dalam hidup berkeluarga, seperti : cinta kasih, kesetiaaan, penghormatan akan orang lain, pengampunan dsb.



(d) Doronglah anak-anak anda untuk beribadah. Kalau sejak dini kita lakukan , hasilnya anakanak akan merasakan beribadah sebagai sebuah kebutuhan! (e) Ajarlah anak-anak anda dengan cara yang sesuai Firman Tuhan di rumah anda! 4. Jadikan rumah anda benar-benar sebuah ”rumah” (home) Jadikan rumah anda sebuah home, dan bukan house. Artinya, sebuah home adalah sebuah tempat tinggal yang nyaman, damai, ada kasih, ada suasana kekeluargaan di dalamnya. Sementara sebuah house hanyalah sebuah tempat untuk tinggal bersama tanpa ada suasana kekeluargaan di sana. Kalau rumah anda adalah sebuah home, maka berkat Tuhan akan mengalir kesana ! Kalau semua anggota keluarga rukun dan damai (suasana home), maka kesanalah berkat-berkat Tuhan akan dilimpahkan! – Maz.133:1-3 5. Jadikan rumah anda tempat ”pelatihan” untuk melayani – Yos.24:15 Rumah kita harus menjadi seperti gereja, yaitu tempat untuk latihan melayani! Yosua berkomitmen bahwa ia dan seisi rumahnya akan melayani Tuhan! Nah, kita pun harus berkomitmen bahwa seisi rumah kita akan melayani Tuhan. Di rumah kita bisa belajar melayani lewat : (a)Doa bersama – dengan doa bersama kita akan terlatih untuk suka dan bisa berdoa. (b)Saling melayani – sebagai sesama anggota keluarga kita bisa berlatih untuk saling melayani. Ini modal yang luar biasa agar memiliki hati seorang hamba! (c)Saling mengasihi – kasih harus menjadi landasan dalam umah kita. Dengan demikian kita nanti akan terbiasa hidup dalam kasih. Ini modal hebat untuk menjadi pelayan Tuhan yang sejati! (d)Saling mengampuni – seperti gereja adalah komunitas orang-orang yang sudah diampuni, maka keluarga juga harusnya menjadi komunitas orang-orang yang saling mengampuni. Rumah yang penghuninya belajar untuk melayani Tuhan dan sesamanya akan menjadi rumah yang sangat diberkati Tuhan! Akhirul kalam, rumah dimana kita tinggal adalah tempat dimana Tuhan juga mau tinggal! Oleh sebab itu jadikan rumah anda sebuah home (suasananya damai dan penuh kekeluargaan), maka berkat-berkat Tuhan akan dicurahkan di sana!



Mezbah Keluarga Untuk Berdoa dan Menyembah Bersama Gereja adalah keluarga Allah yang berdiam di dunia. Sebagai keluarga Allah kita dimaksudkan untuk menikmati Tuhan dan menikmati relasi kasih persaudaraan di dalam kehidupan bergereja. Kita beruntung memiliki gereja untuk menjadi wadah bagi kita untuk menikmati kehidupan sebagai keluarga Tuhan. Namun, tidak berhenti sampai di sana… Tuhan pun memberikan kepada kita masing-masing keluarga dalam ikatan darah dan daging. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Masing-masing kita sekaligus adalah anak dan orang tua. Dan penting bagi kita untuk menjaga kehidupan rohani keluarga kita di rumah. Disinilah pentingnya membangun mezbah keluarga. Keluaran 6: 4-7 4



Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Sebagaimana Kristus adalah kepada gereja, Kristus seharusnya juga adalah kepala agung dalam keluarga Kristen. Kristus adalah pusat kehidupan dalam keluarga. Dia yang menjadi alasan keluarga berdiri, dan Tuhan juga yang menjadi sumber kebahagiaan dalam keluarga. Mezbah keluarga dimaksudkan untuk menempatkan Kristus sebagai yang utama dalam keluarga orang percaya. Inilah yang disebut sebagai mezbah keluarga. Sederhananya, mezbah keluarga merupakan waktu yang dikhususkan oleh seisi rumah untuk menyembah Tuhan bersama sebagai keluarga. Seluruh anggota keluarga dapat: [1] memuji Tuhan, [2] merenungkan firman Tuhan dan [3] berdoa bersama. Tiga hal ini kelihatannya sama saja dengan aktifitas kita di gereja. Jika memang sama, lalu mengapa harus dilakukan di rumah lagi? Apa istimewanya ibadah dalam keluarga? Mezbah keluarga merupakan pengingatan bahwa Kristus sebagai yang utama keluarga. Kristus tinggal dalam rumah kita. Dia adalah Kepala Keluarga Agung yang dibutuhkan oleh seluruh anggota keluarga. Mezbah keluarga merupakan saat perhentian dimana seluruh anggota keluarga diingatkan kembali bahwa Kristus hadir dalam rumah tangga kita. Tidak ada perselisihan sebesar apa pun yang boleh meretakkan hubungan kasih di antara ayah, ibu dan anak-anak. Tidak ada masalah seberat apapun yang sanggup menghancurkan rumah tangga kita. Tidak ada masalah ekonomi sehebat apa pun yang dapat memporak-porandakan keluarga kita. Tidak ada alasan untuk kuatir akan kehidupan kita—Kristus, Dia Allah yang menyediakan. Tuhanlah alasan untuk menjaga kekudusan hidup suami istri. Kristuslah alasan untuk menjaga perkataan satu sama lain. Semua ini hanya dapat terjadi jika keluarga kristen sungguh-sungguh meninggikan Kristus dalam keluarga kita! Dengan Kristus sebagai Kepala Keluarga yang Agung dalam mezbah keluarga, rumah kita akan menjadi rumah berkat. Rumah kita tidak akan menjadi rumah yang penuh dengan kutuk, sumpah serapah, perselisihan, permasalahan; jika Kristus berdiam di dalamnya.



Dunia saat berada dalam titik terendah kehancuran moral masyarakatnya. Kita hampir tidak dapat menyebutkan satu dosa pun yang belum pernah dilakukan oleh manusia. Segala hukum yang pernah Allah berikan telah dilanggar seluruhnya. Manusia—bahkan orang-orang yang mengaku diri Kristen— tidak lagi terlalu peduli dengan “kehendak Tuhan”, yang terpenting adalah “kehendak saya” yang terpenuhi. Seks bebas kaum muda. Perselingkuhan dalam rumah tangga. Ijin menikah bagi pasangan gay dan lesbian yang mulai banyak disetujui di banyak negara. Anak berusia 11-12 tahun memperkosa tetangganya yang berusia 6 tahun. Sampai kakek-kakek yang tega memperkosa cucunya sendiri. Kecurangan-kecurangan dalam usaha. Kotornya politik. Korupsi yang terbuka. Polisi yang mudah disuap. Hakim yang selalu menunggu uang untuk memenangkan perkara. Bahkan ada pendeta yang menggelapkan uang gereja di Jakarta. Ada juga pendeta ketahuan berselingkuh dengan jemaatnya, tetapi tetap saja santai berkhotbah dan “melayani” tanpa merasa bersalah. Dunia ini celaka. Bangsa kita Indonesia celaka. Keluarga kita pun terancam. Anak-anak kita terancam. Semuanya terancam oleh kehancuran moralitas dunia di segala aspek. Apa yang dapat kita lakukan bagi keluarga kita? Anak-anak kita? Bagaimana kehidupan generasi masa depan? Hai, para orang tua—dan hai kamu anak-anak muda yang akan menjadi orang tua kelak—, engkau bertanggung jawab kepada Tuhan akan kehidupan keluargamu!Akan menjadi apakah anak-anakmu kelak, akan sangat tergantung pada apa yang kita berikan bagi mereka sebagai modal hidup? Mezbah keluarga merupakan sarana terbaik untuk membangun kehidupan rohani yang baik bagi seluruh anggota keluarga. Renungan firman dan doa yang dinaikkan akan memberikan Alkitab sebagai firman Tuhan menjadi standar kebenaran yang mutlak bagi kehidupan anak-anak. Orangtua, sebagaimana layaknya pendeta atau hamba Tuhan dalam gereja, memiliki tanggung jawab untuk menggembalakan kawanan umat Allah yang berada dalam rumah tangganya. Ayah harus bertanggungjawab mengambil keputusan sebagai kepala keluarga untuk memulai mezbah keluarga. Dengan demikian, Saudara dapat menemukan peran sebagai gembala keluarga untuk dapat mewariskan iman kita kepada istri dan anak-anak—serta seluruh anggota keluarga. Tiga petunjuk praktis untuk memulai kehidupan mezbah keluarga. Mulailah Sedikit demi Sedikit. Ingatlah bahwa tidak seorang pun mampu lari marathon tanpa berlatih sedikit demi sedikit terlebih dahulu. Hal yang sama berlaku untuk memulai kehidupan doa dalam keluarga. Tidak perlu mengumumkan bahwa kita akan mengambil setengah jam setiap hari untuk berdoa bersama, mulai hari ini! Ini sangat tidak bijaksana, karena akan terdengar saat otoriter dan memaksa. Ayah dan ibu dapat memberitahukan kepada anak-anak bahwa kita akan mencoba mulai berdoa bersama sebagai keluarga. Seminggu sekali selama 15 menit saja pada malam hari. Tentukan waktu yang nyaman untuk semua anggota keluarga. Jika ada anak yang bertanya, “Ngapain sich tiba-tiba aneh begini? Buat apa menghabiskan waktu untuk itu?” Jawablah dengan bijak, “Papa mama ingin berdoa bagi kamu (semua anak-anak); dan papa mama ingin mendengar kamu berdoa bagi papa mama.” Pekalah terhadap kenyamanan anak-anak. Ketika memulai mezbah keluarga, belajarlah untuk peka terhadap kenyamanan anak-anak dan semua yang ikut dalam ibadah itu. Pada prinsipnya, jangan sampai kehidupan doa keluarga ini menjadi hal yang bertele-tele dan malah dibenci oleh anak-anak. Jangan membaca Alkitab panjang-panjang karena akan mengantukkan. Jangan pula berdoa terlalu panjang sendirian. Ingatlah bahwa penjahat di sisi Tuhan Yesus yang bertobat hanya mengucapkan satu kalimat sebagai doanya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Lukas 23:42). Aturlah agar semuanya terlibat. Walaupun mungkin si papa merasa keluarganya yang lain belum siap terlibat, jangan memaksa memimpin seluruh ibadah keluarga itu sendirian. Misalnya, berikan kesempatan membaca Alkitab kepada mama. Lalu, ketika berdoa… mintalah anak-anak berdoa untuk papa mama dan keluarga. Baik sekali jika sebelum saling mendoakan, masing-masing anggota keluarga mensharingkan apa yang menjadi pergumulan mereka untuk didoakan. Dengan cara demikian, orang tua dapat lebih mengerti pergumulan anak dan anak pun mengerti pergumulan orang tuanya.



PENTINGNYA DOA DALAM KELUARGA Definisi Doa: Doa adalah komunikasi umat Allah(manusia) dengan Allah, dan didalam doa orang Kristen membuka dirinya kepada Allah. Didalam doa kuasa Allah akan bekerja (Yakobus 5:16-18). DOA ADALAH KEKUATAN TERBESAR ORANG KRISTEN. Jika ingin keluarga kita menjadi seperti yang Allah inginkan, hanya ketika kita mengangkat doa-doa kita kepada Tuhan. Perlu sekali sebagai orang tua (ayah/ibu) mengajarkan pentingnya berdoa, dan dalam keluarga harus punya jadwal doa, contoh: Doa mau makan, Doa mau tidur/bangun tidur, Doa mau sekolah atau mau berangkat kerja dll. Biasakan melakukan segala sesuatu dimulai dengan doa. Dalam session ini kita ingin belajar bagaimana berdoa bagi anak-anak kita, istri/suami kita, kehidupan keluarga kita. Jika anda menginginkan mereka bisa berhasil didalam kehidupan ini, Anda harus tahu bagaimana berdoa secara efektif bagi mereka. Rasul Paulus mengajarkan caranya dalam Efesus 6:18, yaitu: 1. Berdoa Secara Luas: “dalam segala doa dan permohonan” kita bisa bikin ujud-ujud (pokokpokok)/susunan doa. Contoh Doa Tuhan Yesus, yaitu “Doa Bapa Kami” (Lukas 11:2-4). Menurut ajaran Tuhan Yesus ada lima (5) kategori mendasar dari doa: Pertama, Pujian. Yesus berkata bahwa kita harus mengawali doa-doa dengan “Bapa, dikuduskanlah namaMu” (ayat 2). Ini bearti memuji Tuhan sebagaimana Ia ada dan untuk apa yang telah dilakukanNya terutama untuk keluarga kita. Juga berarti meninggikan namaNya, menghormati karakterNya, mengagungkan kebesaranNya. Kedua, Penundukan, setelah kita memuji kebesaran Tuhan, kita harus merendahkan diri dan mencari kehendakNya atas keluarga kita. Yesus berkata bahwa kita harus berdoa, “Datanglah KerajaanMu” (ayat 2). Unsur doa ini memohon agar kekuasaan dan pemerintahan Allah terwujud,terutama didalam kehidupan keluarga kita. Tujuan doa tidak untuk kehendak kita tetapi agar kehendak Tuhan dilaksanakan dibumi. Kita harus meminta kepada Allah agar Ia kehendakNya yang terjadi dirumah kita. Doa bukan mendikte Allah agar meberitahukan apa yang kita inginkan, melainkan bertanya kepadaNya apa yang Ia inginkan dan kemudian dengan rendah hati kita tunduk untuk melakukan itu. Ketiga, Permohonan. Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, “Berikanlah kami setiap hari makanan yang secukupnya”. Setelah kita tunduk pada rencana Allah (ayat 2) barulah kita dapat meminta pemeliharaanNya (ayat 3). Kita harus mengetahui kehendakNya sebelum kita tahu apa yang harus kita minta. “Berilah kami Makanan” mengacu kepada kebutuhan yang kita miliki sebagai keluarga, entah itu dalam segi fisik, emosional, atau rohani. Apakah itu besar atau kecil, kita harus menyerahkannya kepada Allah ketika kita berdoa. Jadi, mintalah agar Allah memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga Anda. Bagi Dia tidak ada yang terlalu besar, tidak ada yang terlalu kecil untuk Dia perhatikan. (Lukas 11:5-6). Keempat pengakuan. Yesus mengajar kita untuk berdoa, “Dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami” (ayat 4). Sebagai ayah, kita sendiri perlu mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan sambil mencari pengampunaNya atas banyak kegagalan kita. Ketika kita menyebutkan dosa-dosa kita kepada Tuhan, Ia menyucikan kita dan memulihkan kita sambil membuat kita menjadi ayah sebagaimana mestinya. Hati yang tidak mengampuni membatalkan pengampunan Allah. Namun hati yang dengan laluasa mengampuni orang orang lain akan menerima pengampunan dari Allah dengan leluasa pula (matius 6:14-15). Jangan sekali-sekali mendendam, terutama terhadap suami/istri atau anak-anak kita, sebab Allah tidak akan mengampuni dosa kita. Ada saatnya kita perlu mengampuni anak-anak kita, dan ada saat-saatnya kita perlu meminta pengampunan mereka. Pengakuan seperti ini menghasilkan doa yang dijawab. Alkitab berkata, “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu…Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16) Kelima, Perlindungan. Yesus mengajarkan kita untuk berdoa, “Dan janganlah membawa kami kedalam pencobaan” (ayat 4). Kita perlu memohon kepada Allah agar Ia memagari anak-anak kita dan meluputkan mereka kondisi lemah yang bisa membuat mereka melakukan dosa. Kita harus bersafaat bagi keluarga kita dan meminta Allah untuk menjaga mereka dari godaan-godaan semacam ini.



2. Berdoa secara konsisten: “berdoa setiap waktu” setiap hari harus berdoa. Berdoa setiap waktu berarti hidup dengan sikap doa, selalu bergantung kepada Tuhan dalam doa, selalu siap menghadapi apapun yang menghadang langkah kita dengan doa kepada Allah. Begitu kita menghadapi rintangan, pada saat itulah kita harus berdoa. Dengan kata lain, kita harus senantiasa hidup dengan kesadaran bahwa Allah itu ada. Artinya membawa kebutuhan-kebutuhan keluarga, anak kepada Tuhan didalam doa. 3. Berdoa dengan keyakinan: “didalam Roh Kudus” Roma 8:26. Rasul Yohanes menulis, “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya” (1 Yohanes 5:14-15) itulah yang dimaksud berdoa dengan nyakin. Semua ini berarti bahwa kita harus mempunyai kenyakinan yang besar di dalam doa kita bagi keluarga, anak-anak kita. Ketika kita berdoa didalam Roh, kita punya keberanian untuk menghampiri takhta Tuhan dan meminta apapun yang kita butuhkan setelah kita tahu bahwa kita menginginkan apa yang Roh inginkan. Jika itu kehendak Allah, maka kita boleh memintanya dengan berani dan berharap untuk melihat Dia bekerja dengan kuasaNya didalam kehidupan keluarga kita. Allah berjanji untuk menjawab doa-doa kita sesuai dengan kehendakNya (Lukas 11:11-13). 4. Berdoa dengan saksama: “berjaga-jagalah” Iblis tidak suka dengan orang yang suka berdoa dan iblis akan berusaha membuat gangguan untuk tidak berdoa. Ini berarti kita harus selalu waspada demi keluarga kita dengan selalu membawakan kepada Tuhan berbagai kebutuhan pribadi serta pergumulan-pergumulan yang sedang menekan mereka. Kewaspadaan mengambarkan cara yang digunakan ketika seorang penjaga memperhatikan posisi musuh. Setap kita harus berjaga-jaga dalam doa. Rasul Paulus menambahkan; “Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” (1 Petrus 4:7). Dengan kata lain, kita berdoa tidak dengan pandangan yang samar-samar tetapi dengan pandangan yang jelas selalu mengawasi posisi musuh. Keluarga kita senantiasa diperhadapkan dengan segala bentuk kejahatan, tekanan dan godaan. Peperangan rohanni mengharuskan kita berada dalam posisi doa bagi mereka dengan kesiagaan penuh. 5. Dengan secara teratur: “dengan tak putus-putusnya” (ayat 18) jangan pernah bosan atau kecewa kalau doa belum dijawab tapi terus berdoa sampai terjawab. Dengan kata lain kita harus senantiasa berdoa, tidak boleh sesekali berhenti. Yang selalu sering terjadi kita menganggap penundaan jawaban Tuhan sebagai penolakkan Tuhan. Kita mengira bahwa doa-doa kita pasti bukan kehendak Tuhan kalau tidak dijawab hari itu juga begitu kita berdoa pertama kalinya. Jika jawaban Tuhan tidak sesuai dengan jadwal waktu kita, maka kita ingin berhenti berdoa dan beralih ke hal lain. Sebaliknya kita harus terus mencari, terus mengetuk, terus meminta atas nama keluarga kita (Matius 7:7-11). 6. Tetap Berdoa (1 Tesalonika 5:17). 7. Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh dalam pencobaan (Matius 26:41) 8. Doa harus dilakukan dengan setia sebagai tanda ketaatan dan iman kepada Tuhan. 9. Doa memiliki daya cakup yang cukup luas (1 Timotius 2:1-4). Kehebatan kita dapat diraih manakala kita secara konstan bertekun dalam doa, siang dan malam bersafaat bagi kebutuhan-kebutuhan keluarga kita. Tidak perlu bagaimana hasilnya anda harus berdoa dan keberhasilan dalam keluarga anda hanya dapat terwujud lewat doa-doa anda.