SAP FLOUR ALBUS (Keputihan) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HENY APRILYANTI 163010018 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) FLOUR ALBUS



BAB I SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) FLOUR ALBUS A. IDENTIFIKASI MASALAH Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap enteng persoalan keputihan ini. Padahal keputihan tidak bisa dianggap enteng, karena akibat dari keputihan ini bisa sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian. Nn “KN” dan Ibu “N” mengalami keputihan oleh karena ibu agar ibu dan anak remajanya bisa membedakan keputihan yang normal dan tidak sebagai upaya prefentif dari suatau penyakit. B. PENGANTAR Bidang studi



: Promosi Kesehatan



Topik



: Keputihan (flour albus)



Subtopik



: Keputihan Fisiologis dan Patologis



Sasaran



: Nn “KN” dan Ibu “N”



Hari / Tanggal



: 21 Maret 2017



Jam



: 09.00 WIB.



Waktu



: 35 menit.



C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Nn “KN” dan Ibu “N” dapat mengetahui tentang jenis Keputihan Fisiologis dan Patologis. D. TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Nn “KN” dan Ibu “N” dapat menjelaskan kembali : 1.      Pengetian tentang Keputihan 2.      Jenis dan Ciri Keputihan Fisiologis dan Patologis 3.      Penyebab Keputihan Patologis 4.      Cara Pencegahan E. MATERI Terlampir. F. METODE 1.      Ceramah 2.      Tanya Jawab G. MEDIA 1.      Materi SAP 2.      PPT



H. KEGIATAN PEMBELAJARAN No



Waktu



Kegiatan Penyuluhan



1



1 menit



Pembukaan:



Kegiatan Peserta



Memberi Salam Menyebutkan



2.



25 menit



Menjawab salam Materi



atau



pokok Mendengarkan dan



pembahasan yang akan disampaikan



memperhatikan



Pelaksanaan:



Menyimak



Menjelaskan materi penyuluhan secara



memperhatikan



berurutan dan teratur



Evaluasi: 3



6 menit



Meminta



Menjawab warga



menjelaskan pengertian



menjelaskan



kembali



mengenai



keputihan,



jenis-jenis



keputihan



dan



terjadinya



keputihan



upaya



atau



cirinya,



pencegahan



penyebab



patologis, keputihan



dan yang



bersifat patologis Memberikan pujian atas keberhasilan dalam



menjelaskan



memperbaiki menyimpulkan.



pertanyaan



kesalahan,



dan serta



Pertanyaan



dan



Penutup: Mengucapkan



terimakasih



mengucapkan salam 4



I.



J.



dan Menjawab salam



2 menit



EVALUASI 1.      Jenis



: Tanya Jawab



2.      Teknik



: Lisan



3.      Jumlah



: 3 buah



LAMPIRAN MATERI 1.



Pengetian tentang Keputihan Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.



2. Jenis dan Ciri Keputihan Fisiologis dan Patologis Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, ahli kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan seks, keputihan fisiologis biasanya terjadi pada masa subur, juga sebelum dan sesudah menstruasi, hamil, terangsang, keletihan dan mengkonsumsi obat-obat hormonal (pil KB) Kadang saat itu ada lendir yang berlebihan, itu semua adalah normal. Biasanya tidak terasa gatal dan tidak berbau. Sedangkan keputihan patologis , adalah keputihan yang terjadi karena infeksi pada vagina, adanya benda asing dalam vagina (spiral, kondom), serta keputihan akibat stress, atau karena keganasan. Infeksi ini bisa sebagai akibat dari bakteri, jamur atau protozoa. Ciri-ciri keputihan patologis , warnanya tidak seperti lendir.



Keputihan patologis biasanya, warnanya seperti kepala susu, atau hijau kekuningkuningan, atau bercampur darah, jika keputihan tersebut sudah menjadi suatu penyakit. Wanita yang menderita keputihan patologis ini akan merasa gatal atau panas pada daerah vagina, dan lendir yang keluar berbau, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman. 3.



Penyebab Keputihan Patologis Banyak hal yang membuat wanita rawan terkena keputihan patologis. Biasanya penyebab keputihan patologis ini dikarenakan kuman. Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang steril. Berbagai macam kuman ada di dalamnya. Flora normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman pH vagina, pada keadaan yang optimal. pH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. flora normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kumankuman yang lain. Padahal dengan adanya flora normal akan dibutuhkan untuk menekan flora-flora yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan. Begitupula jika seorang wanita melakukan hubungan seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang berasal dari luar. Karena itu keputihan pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut. Keputihan patologis juga bisa terjadi karena proses keganasan. Salah satu Tanda dari kanker leher rahim adalah, adanya keputihan yang berbau busuk bahkan berdarah. Pada wanita yang belum melakukan hubungan seksual, bisa juga terjadi keputihan. Namun penyebab keputihan bisa terjadi karena menggunakan celana dalam bersama, memakai handuk bersama, kurangnya menjaga kebersihan daerah vagina, lalu cara cebok yang salah. Keputihan bisa karena banyak hal. Benda asing, luka pada vagina, kotoran dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian tampon atau pantyliner berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur, bakteri, virus, dan parasit : a. Jamur Candidas atau Monilia Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya,



kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut b. Parasit Trichomonas Vaginalis Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan. c. Bakteri Gardnella Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoea. d. Virus Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin, seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan badan. Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat virus juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim. 4.



Cara Pencegahan Keputihan sebaiknya diobati sejak dini, begitu timbul gejala. Karena keputihan jika sudah menjadi kronis dan berlangsung lama akan lebih susah diobati. Selain itu jika keputihan yang dibiarkan bisa merembet ke rongga rahim kemudian kesaluran indung telur dan sampai ke indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul. Tidak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronis (bertahuntahun) bisa menjadi mandul bahkan bisa berakibat kematian. Selain itu yang harus diwaspadai, keputihan adalah gejala awal dari kanker mulut rahim. Jadi jangan sampai terlambat untuk tahu apa yang menjadi penyebab keputihan. Yang pasti jangan anggap remeh keputihan. Supaya tidak menyesal di belakang hari nanti, karena akibat yang ditimbulkan oleh penyakit keputihan ini. Keputihan dapat terjadi karena hubungan seks, oleh karena itu, sebaiknya hindari gonta ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual. Atau lebih baik



tidak melakukan hubungan seks saebelum menikah. Karena biasanya pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seks, dan hygienenya baik, jarang sekali terkena keputihan patologis . Keputihan bisa dihindari jika kita menjaga kesehatan diri sendiri, tidak menggunakan celana dalam bersama, jangan memakai handuk bersama, menjaga kebersihan daerah vagina, memperbaiki cara cebok setiap harinya. Pemakaian sabun antiseptik untuk daerah vagina, sebenarnya tidak masalah bila dipakai sebagai obat luar. Pembilasan vagina (douchi) dengan anti septik sebaiknya atas dasar indikasi bila terkena keputihan, sebaiknya konsultasi ke dokter, daripada mengatasinya sendiri dengan obat-obatan antiseptik yang dimasukkan ke dalam vagina, karena keputihan patologi harus diobati sesuai dengan penyebabnya. Cara mencegah keputihan: 1.



Menjaga kebersihan daerah vagina



2.



Menggunting atau membersihkan bulu vagina (pubis) yang terlampau tebal, karena bisa dijadikan tempat sembunyi kuman.



3.



Membilas vagina dengan cara yang benar (depan-belakang, ke arah anus)



4.



Jangan suka tukar-tukaran celana dalam menggunakan celana dalam bersama dengan teman wanita lainnya



5.



Jangan menggunakan handuk bersamaan (suka tukar-tukaran handuk)



6.



Hindari terlalu sering memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.



7.



Hindari suasana vagina lembap berkepanjangan karena pemakaian celana dalam yang basah, jarang diganti, tidak menyerap keringat, atau memakai celana jins terlalu ketat.



8.



Lebih berhati – hati dalam menggunakan sarana toilet umum



9.



Jalani Pola hidup sehat, cukup tidur, olah raga teratur, makan makanan dengan gizi yang seimbang.



10. Hindari gonta ganti pasangan seksual (seks bebas) 11. Bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual, setiap tahun harus



melakukan papsmear untuk mendeteksi perangai sel-sel yang ada di mulut dan leher rahim.