Sap Obesitas Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN Alamat : JL. Raya Puputan Renon, Denpasar. Telp : 0361-235014 Website : www. Poltekkes-denpasar.ac.id



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan



: Asuhan Kebidanan Pada Remaja dan Pranikah



Sub Pokok Bahasan



: Obesitas Pada Remaja



Sasaran



: Remaja



Tempat



: SMP Darmasastra



Hari/Tanggal



: Senin, 16 Desember 2019



Waktu



: Pukul 08.00 WITA s.d selesai



OBESITAS PADA REMAJA A. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan remaja dapat mengerti dan menjelaskan obesitas pada remaja.



B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan tentang obesitas pada remaja, diharapkan peserta dapat: 1. Menjelaskan pengertian obesitas. 2. Menjelaskan penyebab dari obesitas. 3. Menjelaskan faktor komplikasi dari obesitas. 4. Menjelaskam pencegahan yang akan dilakukan untuk meminimalisir obesitas. 5. Menjelaskan dan meyebutkan penanganan obesitas. 6. Menyebutkan klasifikasi obesitas.



C. Materi (Terlampir)



D. Proses Belajar Mengajar No.



Topik



1.



Pembukaan



2.



Waktu



Kegiatan Diskusi



Kegiatan Peserta



5 menit



a. Mengucapkan salam 



a. Menjawab salam



b. Memperkenalkan diri



b. Memperhatikan



c. Memberikan leaflet



c. Menerima dan



a. Menyampaikan materi



membaca leaflet a. Memperhatikan



Pelaksanaan 15 menit



tentang tentang obesitas pada remaja b. Memberikan kesempatan 3.



Evaluasi



5 menit



peserta untuk bertanya a. Mengevaluasi hasil diskusi dari peserta b. Memberi pujian dan



4.



Penutup



5 menit



a. Menjelaskan kembali secara singkat materi yang telah



kurang



disampaikan



a. Kesimpulan dari penyuluhan a. Mendengarkan penutup, mengakhiri pertemuan serta mengucapkan terima kasih



Kegiatan Belajar Mengajar



E. Alat/Sarana dan Sumber : Materi dan Leaflet.



2. Sumber : Buku dan Jurnal F. Pengorganisasian 1. Pengaturan Tempat Penyuluhan : Duduk berhadapan



2. Proses



pertanyaan



melengkapi jawaban yang



b. Mengucapkan salam



1. Alat



b. Menyampaikan



b. Menjawab salam



a. Penyampaian informasi b. Kehadiran peserta : Baik (100%) c. Evaluasi proses : selama penyampaian materi, para remaja terlihat sangat antusias dan aktif untuk bertanya. 3. Hasil a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan b. Peserta dapat memahami tentang obesitas pada remaja, dampak serta kerugiannya.



G. Evaluasi 1. Prosedur : Post tes 2. Cara



: Test lisan



Mengetahui, Pembimbing Praktik



Mengwi, 14 Desember 2019 Pembuat Laporan



(Ni Putu Julitasari Kesuma, A.Md.Keb) NIP. 197207131993012001



(Kadek Devi Ary Suta) NIM. P07124319010



Mengetahui, Pembimbing Institusi



(DR. Ni Komang Yuni Rahyani, S.Si.T, M.Kes) NIP. 197306261992032001



Lampiran



MATERI OBESITAS PADA REMAJA A. Definisi Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Seiring dengan meningkatnya obesitas, juga terjadinya peningkatan pada penyakit-penyakit yang terkait dengannya. Peran dokter dan perawat anak dalam mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik seharihari, dan menangani obesitas beserta penyakit yang sering kali menyertainya menjadi sangat penting. Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang dapat dicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja harus didorong untuk mencapai berat badan yang sehat dan membiasakan remaja untuk sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggap sepele, namun sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akan memberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegah remaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya. Bekali juga remaja dengan cemilan sehat seperti buah-buahan. (Soetjiningsih, 1995). B. Faktor Penyebab 1. Kebiasaan makan yang buruk Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat adalah alasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan cepat saji dan minuman ringan adalah penyebab utama. Di samping itu, remaja cenderung makan yang cukup kuantitas tetapi gagal untuk mendapatkan nutrisi yang tepat dari makanan yang mereka konsumsi.



2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga. Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala sesuatu yang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam mengerahkan upaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang berteknologi tinggilainnya. 3. Faktor psikologis Stres, kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk makan hanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada akhirnya akan menyebabkan kegemukan di remaja. 4. Kondisi-kondisi medis. Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat badan seperti masalah tiroid 5. Heredity Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di dalam keluarga.. C. Komplikasi Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas antara lain: 1. Terhadap kesehatan Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitas akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respon imunologi sel T dan aktivitas sel polimorfonnuklear. 2. Saluran pernafasan Pada remaja obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan pada bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan akan mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal dikenal dengan sebutan sindrom chubby puffer. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.



3. Kulit Kulit sering lecet karena gesekan. Badan merasa gerah atau panas sering disertai miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit. 4. Ortopedi Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti legg-perthee, gemu valgum, slippedfemoral capital epiphyses, tibia vara. 5. Efek psikologis Kurang percaya diri, Anak pada masa remaja yang obesitas  biasanya  pasif dan  depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman- temannya. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapatmengakibatkan: a. Hipertensi pada masa adolesensi b. Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensimaligna pada dewasa c. Diabetes 6. Diabetes tipe 2 (timbul saat dewasa) 7. Tekanan darah tinggi (hipertensi) 8. Stroke 9. Serangan jantung (infark miokardium) 10. Gagal jantung 11. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar) 12. Batu kandung empedu dan kandung kemih 13. Gout dan artritis gout 14. Osteoartritis 15. Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah) 16. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan mengantuk)



D. Pencegahan 1. Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan. 2. Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang orang tua makan sehingga hal itu dapat tetap konsisten menjaga berat badan ideal. 3. Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang sehat bersama-sama. 4. Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan dan berat badan anak dapat memberi efek terbalik dimana sianak makan terlalu banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan pada pola makan. 5. Tidak perlu menjadi terlalu kritis, orang tua hanya perlu menekankan pada apa yang baik. 6. Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari membantu mereka untuk menjaga berat badan. E. Penanganan 1. Makan dengan Pola Makan yang Sehat Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga memasak makanan dan mereka juga yang menentukan makanan mana yang akan dimakan. Bahkan perubahan sekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar pada kesehatan anak. a. Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman. b. Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yang memiliki rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisi dibandingkan dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini juga dapat membuat anak anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan yang lebih sehat.



c. Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikit mungkin. Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya. d. Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning, buah aneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup). e. Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan bersama sebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di depan televisi



atau



komputer,



yang akan menyebabkan



anak mengunyah



tanpa berpikir. f. Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori. g. Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video game. Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburuburu dan menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan. 2. Meningkatkan Aktivitas Fisik Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama padaanak-anak, adalah aktivitas fisik.Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak anda: a. Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari. b. Tekankan pada aktivitas bukan olahraga. c. Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda. d. Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif e. Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga. f. Buat aktivitas yang bervariasi g. Buat sebagai komitmen keluarga h. Pembedahan dan penggunaan obat



F. Klasifikasi Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok: 1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% 2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% 3. Obesitas berat : kebelihan berat badan >100% (obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)



DAFTAR PUSTAKA 1. IDAI.



2017.



Pencegahan



Obesitas



Pada



Remaja.



Tersedia



dalam



http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pencegahan-obesitaspada-remaja. Diakses pada tanggal 11 Desember 2019. 2. Rahmawati, Nuri. 2009. Aktifitas Fisik, Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dan Keterpaparan Media Serta Faktor-Faktor Lain yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Islam Al-Azhar 1 Jakarta Selatan. Universitas Indonesia. 3. Sartika, Ratu A D. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anaka 5-15 Tahun di Indonesia. Makara. Kesehatan. Vol. 15 No. 1. 4. Septiani, R. dan Raharjo, Bambang Budi. 2017. Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas. Public Health Perspective Journal 2 (3) p.262-269.



DAFTAR HADIR PENYULUHAN Tempat



:



Tanggal



:



Kegiatan



:



NO 1



NAMA



TANDA TANGAN 1.



2 3



2. 3.



4 5



4. 5.



6 7



6. 7.



8 9



8. 9.



10 11



10. 11.



12 13



12. 13.



14 15



14. 15.



16 17



16. 17.



18 19



18. 19.



20 21



20. 21.



22 23



22. 23.



24 25



24. 25.



26 27



26. 27.



28 29



28. 29.



30 31



30. 31.



32 33



32. 33.



34 35



34. 35.



36 37



36. 37.



38 39 40



38. 39. 40.