SAP Perawatan Luka Perineum FIX [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MATERNITAS MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI PERAWATAN LUKA PERINEUM Dosen Pembimbing : Ellya Netty, SKp, M.Kes Kordinator : Ns. Fenti Hasnani, S.Kep., MA.Kes



DISUSUN OLEH : Detri Anti ( P17120019053 ) Putri Adila Fatin ( P17120019070 ) TINGKAT II B Jurusan Keperawatan



PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1 TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penugasan memberikan pendidikan kesehatan tentang “ Perawatan Luka Perineum ”. Pembuatan penugasan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan kerendahan hati dan sikap terbuka , saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun.       Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.



Jakarta, 19 Januari 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masa nifas (perineum) dimulai setelah 2 jam post partum dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologis maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan. Jika secara fisiologis sudah terjadi perubahan pada bentuk semula (sebelum hamil), tetapi secara psikologis masih terganggu maka dikatakan masa nifas tersebut belum berjalan dengan normal atau sempurna. Masa nifas atau post partum disebut juga perineum yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. (Nurjannah, dkk, 2013: 2). Persalinan sering menyebabkan perlukaan jalan lahir sehingga harus dirawat dengan baik dan benar (Prawirohardjo, 2008). Luka atau ruptur perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir yang terjadi secara spontan maupun karena episiotomi pada saat melahirkan janin (Winjosastro, 2008). . Luka perineum yang disebabkan oleh proses persalinan harus dirawat dengan baik sehingga luka dapat sembuh dengan sempurna dan tidak menyebabkan infeksi atau mengganggu rasa nyaman ibu (Purwaningsih, 2010). Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Infeksi masa nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu terutama di negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah itu terjadi akibat dari pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna. Faktor penyebab lain terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi / mal nutrisi, anemia, hygiene yang kurang baik, serta kelelahan (Tulas, dkk, 2017: 2). Perawatan perineum yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya infeksi masa postpartum (Manuaba, 2009). Akibat perawatan perineum yang kurang baik mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhia menjadi lembab dan akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum yang dapat menghambat proses penyembuhan luka. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini



akan sembuh bervariasi, ada yang sembuh normal dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Ma’rifa dan yeni, 2015:2) . Menurut World Health Organitation (WHO) setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan post partum. Dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut Admin (2011) Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), infeksi (11%), komplikasi perineum (8%), eklamsia (24%), partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (Rosmawar, 2013: 28). Menurut Yeti (2014) Untuk mencegah timbulnya infeksi atau komplikasi lainnya pada masa nifas utamanya dengan ruptur pada perineum dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan antara lain perawatan perineum secara intensif. Asuhan masa nifas ini sangat diperlukan terutama pada 24-48 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan, infeksi masa nifas, demam, payudara berubah merah, panas, nyeri, infeksi pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium adalah perubahan yang dapat terjadi pada mada nifas. Oleh karna itu, menurut Afandi dkk, 2014. Ibu post partum membutuhkan mobilisasi dini untuk mempercepat pemulihan ruptur perineum, karena Mobilisasi yang cukup lebih berpeluang mempercepat kesembuhan luka perineum dibandingkan dengan mobilisasi yang kurang. (Wulansari, dkk, 2016: 2). Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang luas dalam melakukan pelayanan kesehatan seperti upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Perawat menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan perawatan langsung, pendidik, konsultan, kolaborasi, penemu kasus, dan advokat. Perawat dalam area keperawatan maternitas memiliki peran yang sama dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan fokus nya pada pada ibu hamil, melahirkan, dan ibu postpartum. Salah satu peran perawat dalam perawatan ibu postpartum adalah sebagai pemberi pendidikan kesehatan. Perawat sebagai edukator dalam praktiknya memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu postpartum dan keluarga menggunakan leaflet dan alat peraga. Leaflet digunakan karena memiliki kelebihan yaitu informasi yang ada lebih mendetail dan mudah untuk dibawa kemanamana, sedangkan alat peraga digunakan agar mempermudah klien memahami informasi yang diberikan. Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan leaflet dan alat peraga, pengetahuan ibu postpartum dan keluarga akan meningkat.



1.2



Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan memahami tentang pentingnya perawatan luka perineum. Serta melakukan perawatan luka perineum agar terhindar dari infeksi. 2. Tujuan Khusus 1)



Mengetahui pengertian dari perawatan luka perineum



2)



Mengetahui waktu perawatan luka perineum



3)



Mengetahui manfaat perawatan luka perineum



4)



Memahami cara perawatan luka perineum



5)



Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan perineum



6)



Mengetahui dampak dari tidak dilakukannya perawatan perineum



BAB II GAMBARAN KASUS



2.1



Pengkajian Kebutuhan Belajar Pada Puskesmas Jakarta 1, diruang Rawat Lily No. 717 Seorang perawat melakukan pengkajian terhadap Ny. A yang berusia 26 tahun, pendidikan terkhir D3 Akuntansi, klien adalah seorang karyawan swasta. Klien beragama Islam. Klien tinggal bersama keluarga inti di daerah Tanah Baru, Depok. Klien baru saja melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki dengan BB 3,5 kg dan panjang 50 cm. Di bawah ini disajikan sebagai data hasil pengkajian yang didapatkan. Hasil pengkajian itu mendukung adanya masalah tentang kurangnya pengetahuan tentang pentingnya perawatan perineum.



2.2



Aspek Yang Dikaji 1. Faktor Presdiposisi a. Riwayat Keperawatan Klien saat ini mempunyai keluhan nyeri pada luka jahitan post partum spontan. Klien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pada trimester 3 klien mengalami pre-eklamsia. Serta ia tidak banyak tahu tentang merawat luka setelah melahirkan. b. Pengkajian Fisik Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital: Tekanan Darah 130/90 Mmhg, Suhu tubuh 37O C, Nadi dengat denyut kuat 90x/ menit, Pernafasan 20x/menit. Berat badan Ny. A 70 kg, Tinggi badan 160 cm. Klien tampak lemas, wajah tampak meringis, klien tampak bingung, terdapat rupture pada daerah perineum, skala nyeri 4. c. Kesiapan Belajar Klien mengatakan belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang perawatan luka perineum. Klien tertarik dan ingin mempelajarinya. Klien mengatakan mampu menerima pembelajaran dengan membacara disertai gambar untuk memperjelas.



d. Pengkajian Motivasi Klien sangat antusias dan ingin mengetahui bagaimana merawat luka perineum dengan baik agar dapat dilakukan sendiri ketika dirumah. e. Kemampuan membaca Klien mempunyai kemampuan membaca dan menulis dengan baik. Klien mengatakan lebih menyukai membaca dengan banyak gambar, karena tidak membuat bosan dan mudah diingat. 2. Pengkajian Faktor Pemungkin Keterampilan perawat serta adanya rasa ingin tahu pada klien dapat mendukung untuk diadakannya penyuluhan tentang perawatan luka perineum. 3. Pengkajian Faktor Penguat Klien lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor untuk mengerjakan tugas kantornya, teman dekat dikantornya selalu mengingatkan untuk menjaga pola hidup sehat dan berolahraga setiap libur kantor. 2.3



Diagnosis Keperawatan Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan , perawat membuat diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut sebagai berikut : Defisit Pengetahuan ( Perawatan Luka Perineum ) berhubungan dengan Kurang terpaparnya informasi.



2.4



Perencanaan Tindakan Keperawatan Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditunjukkan kepada Ny. A tentang pentingnya Perawatan Luka Perineum agar terhindar dari infeksi. Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu Rancangan Pembelajaran (Satpel) .Berikut adalah rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh perawat untuk diagnosis keperawatan.



Rancangan Diagnosa Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan (Perawatan Luka Perineum) berhubungan dengan Kurang terpaparnya informasi. a. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan umum Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, Klien mampu mengetahui dan memahami tentang pentingnya perawatan luka perineum. Serta melakukan perawatan luka perineum secara mandiri. 2. Tujuan khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 20 menit, Klien akan mampu : a. Menjelaskan kembali pengertian dari perawatan luka perineum dalam bahasanya sendiri dengan benar. b. Mengetahui waktu jadwal perawatan perineum c. Menjelasakan manfaat perawatan luka perineum dengan bahasanya sendiri d. Mengaplikasikan cara perawatan luka perineum dirumah secara mandiri e. Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam perawatan luka perineum f. Mengetahui dampak tidak dilakukannya perawatan perineum b. Materi Belajar a) Pengertian perawatan luka perineum b) Waktu perawatan luka perineum c) Manfaat perawatan luka perineum d) Cara perawatan luka perineum e) Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan perineum f) Dampak tidak dilakukannya perawatan luka perineum c. Metode Belajar a) Metode ceramah dan Tutorial Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas dan mengasah pemahaman klien terhadap materi yang sudah dijelaskan.



d. Alat Bantu a) Leaflet berisi gambar dan point-point tentang Perawatan luka perineum b) Lembar Balik e. Evaluasi Belajar Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan di lakukan dengan mengajukan pertanyaan dan peragaan tindakan. 1. Pertanyaan Lisan a) Ibu bisa menjelaskan kembali pengertian dari perawatan luka perineum? b) Manfaatnya apa yaa bu jika kita melakukan perawatan luka perineum? c) Apa sih bu dampak jika tidak dilakukannya perawatan luka perineum? 2. Mempraktikan cara melakukan perawatan luka perineum



BAB III SATUAN ACARA PEMBELAJARAN



Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan ( Perawatan luka perineum) berhubungan dengan Kurang terpaparnya informasi Pokok Bahasan



: Perawatan luka perineum



Sasaran



: Ny. Anis



Tempat



: Di Puskesmas Jakarta 1, Ruang Lily No. 171



Hari/tanggal



: Rabu, 20 Januari 2021



Waktu



: ± 30 menit



Pemberi Penkes



: Detri Anti dan Putri Adila Fatin ( Mahasiswa Tk.II B Jurusan Keperawatan Poltekkes Jakarta 1)



3.1



Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan umum Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, Klien mampu mengetahui dan memahami tentang pentingnya perawatan luka perineum. Serta melakukan perawatan luka perineum secara mandiri. 2. Tujuan khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 20 menit, Klien akan mampu : a.



Menjelaskan kembali pengertian dari perawatan luka perineum dalam bahasanya sendiri dengan benar.



b.



Mengetahui waktu jadwal perawatan perineum



c.



Menjelasakan manfaat perawatan luka perineum dengan bahasanya sendiri



d.



Mengaplikasikan cara perawatan luka perineum dirumah secara mandiri



e.



Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan dalam perawatan luka perineum



f.



Mengetahui dampak tidak dilakukannya perawatan perineum



3.2



3.3



Materi Belajar a.



Pengertian perawatan luka perineum



b.



Waktu perawatan luka perineum



c.



Manfaat perawatan luka perineum



d.



Cara perawatan luka perineum



e.



Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan perineum



f.



Dampak tidak dilakukannya perawatan luka perineum



Metode Belajar a)



Metode ceramah dan Tutorial Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas dan mengasah pemahaman klien terhadap materi yang sudah dijelaskan.



3.4



3.5



Alat Bantu a)



Leaflet



b)



Lembar Balik



Rancangan Setting/ Tempat Keterangan: : Alat Peraga : Klien



: Pemateri



3.6 No 1.



Kegiatan Pembelajaran Tahapan Fase Pra-



Waktu 5 menit



Interaksi



Kegiatan Penyuluhan



Audience



a. Mempersiapkan diri b. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan c. Mempersiapkan media & alat yang akan digunakan d. Mempersiapkan ruangan mempersiapkan klien



2.



Fase Orientasi



5 menit



a. Mengucapkan salam



a. Menjawab salam



b. Memperkenalkan diri



b. Menyimak



c. Kontak waktu



c. Menyepakati



d. Menyampaikan tujuan pertemuan e. Menyampaikan topik yang 3.



Fase Kerja



15 menit



penyuluhan Menyampaikan materi dengan klien dengan menjawab setiap point materi a. Definisi Hipertensi



a. Menyimak dan mengikuti b. bertanya dan menjawab



b. Faktor penyebab Hipertensi c. Gejala dan tanda dari Hipertensi d. Upaya mengubah perilaku 4.



Fase Terminasi



5 menit



e. Diet Hipertensi a. Menyimpulkan materi bersama



a. Menyimak b. Menjawab



b. Memberi evaluasi secara lisan c. Bertanya c. Memberi rencana tindakan d. Memberi reward kepada klien jika dapat menjawab pertanyaan dengan benar



d. Klien merasa senang



e. Memberi salam penutup



3.7



Evaluasi 1.



Bentuk evaluasi : Lisan



2.



Alat Alat evaluasi



: Pertanyaan



a. Ibu bisa menjelaskan kembali pengertian dari perawatan luka perineum? Perawatan luka di area vagina pada orang yang habis melahirkan normal b. Manfaatnya apa yaa bu jika kita melakukan perawatan luka perineum? Terhindar dari kuman, lebih nyaman dan bersih serta mempercepat proses penyembuhan c. Apa sih bu dampak jika tidak dilakukannya perawatan luka perineum? Terdapat infeksi, munculnya penyakit lain dan menjadi kotor. 3.



Tutorial : Klien mulai melakukan perawatan luka perineum sendiri dan didampingi perawat



4.



Bentuk soal: Lisan, tanya jawab



5.



Jumlah soal : 3



BAB IV



MATERI PENYULUHAN 5.1



Pengertian Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Anonimity,2009).



5.2



Indikasi dan Kontra indikasi Adapun indikasi dan kontraindikasi pada perawatan luka perineum menurut Dayu ( 2012 ), yaitu : 1. Indikasi : Pada ibu nifas yang memiliki jahitan pada prineum (episiotomi) atau pada wanita yang tidak bisa melakukannya 2. Kontraindikasi : Pada wanita yang sedang menstruasi



5.3



Waktu Perawatan Luka Perineum Menurut Wilujeng (2011) waktu untuk melakukan perawatan perineum dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut. Demikian pula pada perineum ibu,untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 2) Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.



3) Setelah buang air besar.



Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus.Untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan 5.4



Manfaat Perawatan Luka Perineum Manfaat dilakukannya melakukan perineum adalah : 1) Mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus. 2) Penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum. 3) Kebersihan perineum dan vulva. 4) Memberikan rasa nyaman pasien.



5.5



Cara Perawatan Luka Perineum  Persiapan Alat : 1. Bak Instrument berisi kassa dan pinset anatomis 2. Perlak dan pengalas 3. Selimut mandi 4. Handscoen 5. 2 buah bengkok 6. 2 buah tas plastic 7. Kom berisi kapas basah ( air dan kapas direbus bersama ) 8. Celana dalam dan pembalut wanita 9. Pispot 10. Botol cebok berisi air hangat 11. Obat luka perineum  Langkah Langkah Perawatan Perineum : 1. Cuci tangan 2. Menjelaskan prosedur Tindakan 3. Memasang sampiran / menjaga privasi 4. Memasang selimut mandi 5. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent 6. Memasang alas dan perlak dibawah bokong klien 7. Memasang pispot dibawah bokong klien 8. Melepas celana dan pembalut kemudian memasang pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut dimasukkan kedalam tas dan plastic yang berbeda.



9. Mempersilahkan pasien untuk BAB /BAK ( bila pasien ingin BAK / BAB ) 10. Memasang handscoen kiri 11. Mengguyur vulva dengan air hangat 12. Mengambil pispot 13. Meletakkan bengkok dekat vulva 14. Memasang handscoen kanan, kemudian mengambil kapas basah 15. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telujuk kiri 16. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah ( 1 kapas, 1 kali usap ) 17. Memakaikan Kembali celana dan pembalut dan pakaian klien 18. Cuci tangan 19. Membereskan alat 20. Dokumentasi 5.6



Hal Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Perawatan Luka Perineum Hal – hal yang harus diperhatikan saat perawatan luka perineum adalah sebagai berikut: a) Untuk mengurangi rasa sakit saat BAB, dianjurkan untuk mengkonsumsi serat seperti sayur dan buah buahan. b) Hindari penggunaan obat obat tradisonal pada perineum c) Cuci perineum dengan air dan sabun yang mengandung basa 3 – 4x dalam sehari d) Hindari pemakaian air panas untuk berendam ketika nyeri e) Menjaga agar daerah disekitar kemaluan agar selalu bersih dan kering



5.7



Dampak Tidak Melakukan Perawatan Luka Perineum Dampak yang terjadi apabila tidak melakukan perawatan luka perineum adalah sebagai berikut :



a. Infeksi Infeksi merupakan kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat beresiko terjadinya perkembangbiakkan bakteri yang menimbulkan infeksi pada perineum b. Komplikasi Adanya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kemih atau jalan lahir yang dapat berakibat adanya komplikasi infeksi saluran kemih maupun infeksi jalan lahir c. Kematian Menurut Setiady ( 2006 ) penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan kematian pada ibu post partum dikarenakan kondisi ibu post partum yang masih lemah.



DAFTAR PUSTAKA



Ambarwati, Retna, E. & Sunarsih, T. (2009). KDPK kebidanan teori dan aplikasi. Yogyakarta. Danis, D. (2001). Kamus istilah kedokteran. Gita Media Press. Kusmiyati, Y. (2009). Ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Musrifatul, U. & Hidayat, A.A. (2008). Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Potter, P.A & Perry A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta: EGC. Wilujeng, C.S. (2011). Different intake of micronutrient (na, k, ca,mg) in overweight and non overweight elderly with essential hypertension at griya sehat lansia (gsl) Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Retrieved August 18, 2013, from http://www.phgmu.org/CaturSaptaningWilujeng.pd diakses pada tanggal 20 Januari 2021 pada pukul 21.00 WIB Rahmadani, S., & Sudiyati. (2017). Bahan Ajar Kebidanan Praktik Klinik Kebidanan I. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (pp. 10–11).