Sap Perencanaan Kehamilan 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PADA PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT



Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktek Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Prakonsepsi dan perencanaan Kehamilan Sehat Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Disusun Oleh: KELAS A Defi.D Erfina Lily Sarah Putri Sri mulyatun Rina Irianti



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Hari Tanggal : Senin, 20 September 2021 Jam / Waktu : 15.00 wib Sub Bahasan :- Perencanaan Kehamilan Sehat - Gizi Prakonsepsi Sasaran



: PUS



Penyaji



: Srimulyatun,Erfina



Moderator



: Rina Irianti



MC



: Mika



Waktu



: 50 menit



A. Latar Belakang Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik maupun mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan serta kondisi janin yang baik (Oktalia dan Herizasyam, 2016). Berdasarkan data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan intervensi kesehatan esensial saat kehamilan hingga 40%. Perencanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah dengan melakukan skrining prakonsepsi. Skrining Prakonsepsi dapat mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang mungkin bisa terjadi seperti ibu yang mengalami kekurangan hemoglobin, kekurangan asam folat, dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan (Williams et al, 2012). Kesehatan ibu selama kehamilan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap bayi, karena jika ibu menjaga kesehatannya sebelum dan selama kehamilan maka akan melahirkan bayi dalam keadaan normal dan bisa



mencegah bayi lahir premature dan berat badan rendah, sehingga memberikan kesempatan kepada bayi untuk memulai kehidupan yang sehat (CDC, 2006). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah



mengikuti



penyuluhan



ini



diharapkan



sasaran



mampu



mengetahui dan memahami tentang perencanaan kehamilan sehat dan Gizi Persiapan kehamilan. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan PUS mampu mengetahui: a. Prakehamilan sehat b. Persiapan Kehamilan sehat c. Kehamilan yang tidak diinginkan d. Gizi Prakonsepsi e. Konseling Gizi pada masa Prakonsepsi C. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab D. Alat/ Media 1. Zoom E. Proses kegiatan penyuluhan No 1.



2.



Kegiatan Pendahuluan a. Menyampaikan salam b. Menjelaskan tujuan c. Kontrak waktu Inti: A.Perencanaan kehamilan a. Pengertian b. Persiapan kehamilan c. Kehamilan yang diiginkan B. Gizi Prakonsepsi C. Konseling Gizi pada Masa Prakonsepsi



Respon Waktu a. Membalas 10 menit salam b. Mendengarkan c. Memberi respon Mendengarkan 30 menit dengan penuh perhatian. tidak



3.



Penutup a. Tanya jawab b. Menyimpulkan hasil penyuluhan c. Memberi salam penutup



a. Menanyakan yang belum jelas b. Aktif bersama menyimpulkan c. Membalas salam



10 menit



MATERI



A. Perencanaan Kehamilan 1. Pengertian Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Perencanaan kehamilan



merupakan



perencanaan



berkeluarga



yang



optimal



melalui



perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2018). Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013). Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014). 2. Persiapan Kehamilan BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang sehat diantaranya: a. Pemeriksaan kesehatan



Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat badan. Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko leb ih besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan. c. Menghentikan kebiasaan buruk K ebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada perempuan maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan kerusakan



kromosom



pada



telur,



dan



melemahkan



kemampuan



untuk



menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemauan sperma membuahi sel telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa. d. Meningkatkan asupan makanan bergizi Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah



mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,



memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik, dan cacat kongenital. Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos dengan nutrisi yang dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung : 1. Protein Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe. 2. Asam folat Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.



Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu mengurangi



rasa



untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk



mual,



serta



tentu



merupakan



produk



yang



berkualitas tinggi.



3. Konsumsi berbagai Vitamin 1)



Vitamin A Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.



2)



Vitamin D Kekurangan



vitamin



D



akan



menurunkan



tingkat



kesuburan hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon. 3)



Vitamin E Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.



4)



Vitamin B6 Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.



5)



Vitamin C



Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan



radikal



bebas



(oksidan)



yang



mempengaruhi



kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai merah. 6)



Cukupi zat seng Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan



pembentukan



sperma.



Sumber seng antara lain makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu. 7)



Cukupi zat besi Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur) ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung



zat



besi akan membantu dalam persiapan



kehamilan dan menghindari anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi. 8)



Fosfor Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di susu, dan ikan teri.



9)



Selenium (Se) Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara



lain adalah beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka. 10)



Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang terkandung di dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang sehat.



11)



Membatasi Kafein Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan.



Rekomendasi



mengawali



kehamilan



dari dapat



pakar



kesehatan



dilakukan



bahwa



dengan



batas



mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai kehamilan. 12)



Hindari konsumsi a) Daging



mentah,



karena



berisiko



mengandung



virus



penyebab toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin. b) Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat mengandung virus penyebab toksoplasma. c) Daging



ayam



dan



telur



½



matang



atau



mentah,



kemungkinan ada bakteri salmonella penyebab diare berat. d) Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan kualitas air maupun rantai makanan. e. Persiapan secara psikologis dan mental



Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkahlangkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya. Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan, hindari buruk



hal







hal



yang



akan



memberi



pengaruh



dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus



bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi



kesehatan



reproduksi.



Sebaiknya



ibu



mulai



mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus mendapat dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan keluarga sehingga semakin siap menjadi ibu baru. f. Perencanaan financial/keuangan Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan sebagian besar disebabkan karena ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan.



Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan



ini,



diantaranya



mencakup



biaya



kesehatan



(biaya



konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga.



g. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai kesehatan reproduksi ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan saran mengenai masalah yang dkeluhkan. Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan keluarga yang perlu mendapat perhatian. Selain



itu,



jika



mengalami



kekerasan



dalam



rumah



tangga (KDRT), maka ibu disarankan untuk meminta bantuan. KDRT yang tidak diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk selama kehamilan (BKKBN, 2014). 3. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut. beresiko fisik, psikis dan sosial. a. Faktor penyebabnya: 1. Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan & metode2 pencegahannya 2. Kegagalan alat kontrasepsi b. Risiko Fisik



Karena faktor psikis ibu hamil dapat mengalami kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian c. Risiko Psikis/Psikologis Dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll) 􀃆hingga gangguan kejiwaan yg parah d. Risiko social Ekonomi Merawat



kehamilan,



melahirkan



&



membesarkan



bayi/anak



membutuhkan biaya besar



B. Gizi pada masa prakonsepsi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organorgan serta menghasilkan energy (Anggraeny Olivia, 2017) Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein, oksidasi zatzat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam pangan dan disebut juga zat pembakar Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal Secara



umum



terdapat



pesan



khusus



gizi



seimbang



yang perlu



diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi



makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi Berikut merupakan anjuran Angka Kecukupan Gizi bagi WUS yang telah ditetapkan Kemenkes: Angka Kecukupan Gizi bagi WUS Zat Gizi Energi



13-15 tahun



16-18 tahun



19-29 tahun



30-49 tahun



(kkal) Protein



2125



2125



2250



2150



69



59



56



57



(g) Folat



400



400



400



400



(meg) B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 B12 (mg) 2,4 2,4 2,4 Besi (mg) 26 26 26 Sumber : (Doloksaribu and Simatupang, 2019)



1,3 2,4 26



Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan omega-3. Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan menjadi teratur dan baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi: 1. Karbohidrat Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi, jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi konsumsi monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan minuman yang tinggi gula). 2. Protein



Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein bisa diperoleh dari telur, daging, tempe, dan tahu. serangan radikal bebas (oksidan) yang memengaruhi kesehatan reproduksi. 3. Asam Folat Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir kecacatan system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina bifida sebanyak 70%. 4. Vitamin B6 Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol. 5. Vitamin D Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon. 6. Zinc Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi berfungsi normal. 7. Zat besi Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan ibu dan kandungannya Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi hingga masa kehamilan Sumber Nutrisi Bagi Wanita Prakonsepsi



Vitamin A Vitamin B1



Sumber Nutrisi Penting Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur, minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan kuning. Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang- kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan hijau.



Vitamin B2 Vitamin B3 Vitamin B5



Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dan telur. Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan, telur, dan susu. Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-



Vitamin B6



berasan atau gandum, alpukat. Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.



Vitamin B12



Telur, daging, tiram, susu.



Asam folat Vitamin C Vitamin D Vitamin E



Kalsium



Besi Seng



Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang- kacangan. Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang. Susu asam, minyak ikan (sarden), margarin, kuning telur, sinar matahari. Minyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, biji bunga matahari, brokoli. Produk susu, sardin



kalengan,



salmon



termasuk



tulangnya, sayur dan daun-daunan hijau, kacangkacangan. Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daundaunan hijau. Biji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacangkacangan, bawang, tiram.



B. Konseling Gizi pada masa Prakonsepsi Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai gizi adalah melalui konseling gizi. Secara umum, definisi konseling adalah suatu proses dua arah yang terjadi antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu klien mengatasi dan mengambil keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi (Anggraeny Olivia, 2017) Konseling gizi adalah suatu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga melalui bentuk pendekatan guna mendapatkan pengertian yang lebih baik, sehingga diharapkan individu atau keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi



termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Doloksaribu and Simatupang, 2019) Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuhkembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Doloksaribu and Simatupang, 2019) Bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan selama masa janin, berwujud kecil untuk masa kehamilan (small for gestational age), beresiko tinggi untuk mengalami gagal tumbuh dalam 2 tahun pertama kehidupan. Diestimasi sekitar 20% yang mengalami stunting ditandai oleh gangguan pertumbuhan



selama



masa



janin.



Gangguan



pertumbuhan



janin



dan



pertumbuhan yang buruk di masa bayi saat ini diakui sebagai determinan penting dari kematian neonatal dan bayi, stunting, berat badan lebih dan obesitas pada masa kanakkanak dan usia dewasa. Oleh karena itu, intervensi gizi harus ditekankan pada masa sebelum hamil dan selama hamil (Doloksaribu and Simatupang, 2019) Berbagai faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita pranikah sebelum kehamilan. Faktor-faktor yang mempengaruh adalah umur, pendidikan, dan



status gizi. Sedangkan selama kehamilan beberapa faktor yang mempengaruhi adalah frekuensi kehamilan, derajat aktivitas fisik, komplikasi penyakit saat hamil, kondisi psikologis dan asupan pangan (Doloksaribu and Simatupang, 2019) Pengetahuan



mengenai



gizi



berperan



penting



dalam



pemenuhan



kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang memiliki kemampuan yang optimal berupa pengetahuan dan sikap. Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang dalam memahami konsep dan perinsip serta informasi yang berhubungan dengan gizi. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi. Pendidikan gizi mendorong seseorang berupa pengetahuan, dan perubahan sikap (Doloksaribu and Simatupang, 2019) Pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kandungan gizi makanan serta keguanaan zat gizi tersebut dalam tubuh. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya. Pengetahuan tentang gizi yang harus dimiliki masyarakat antara lain kebutuhan-kebutuhan bagi tubuh (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral). Selain itu, jenis-jenis makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh tersebut, baik secara kualitataif dan kuantitatif, akibat atau penyakit-penyakit yang disebabkan karena kekurangan gizi dan sebagainya. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan



semua



zat



gizi



yang



dibutuhkan



untuk



fungsi



normal



tubuh.Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh.Status gizi kurang tejadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential.Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang membahayakan (Augustine, Sulandjari and Timur, 2021)



Pengetahuan gizi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang, sebab hal ini akan mempengaruhi seseorang dalam memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan, yaitu: 1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. 2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi. 3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi. Menurut Khomsan (Doloksaribu and Simatupang, 2019) individu memiliki pengetahuan yang baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengolahan pangan, sehingga konsumsi pangan mencakupi kebutuhan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan gizi dapat dilakukan dengan menggunakan instrument berbentuk pertanyaan pilihan dan berganda (multiple choice test), instrumen ini merupakan bentuk tes obyektif yang paling sering digunakan. Di dalam menyusun instrument ini diperlukan jaw



DAFTAR PUSTAKA Aeni, Nurul. 2013. “Faktor Risiko Kematian Ibu”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 7 nomor 10 BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN dan UMM. Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/ file/informasi%20progra %20insentif%20istek/modul%20pengajaran%20menjaga%20 kehamila %20sehat.pdf. Idrissi, K. E., dkk. 2015. Effecr of Physical Activity on Sex Hormones in Women: A Systematic Review and Meta-Analysis of randomize Controlled Trials. Breast Cancer Research. 17 (139): 4 – 11. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian Agama. Maulana, Mirza. 2018. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta : Kata hati



Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR.