10 0 400 KB
Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia - Berikut ini adalah materi lengkapnya : 1. Sifat Senyawa Alkana a. Sifat Fisik Alkana 1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena). 2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik. [1] Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. [1] 3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH 4 sampai C4H10 berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat. Alkana lebih ringan dari air. [2] b. Sifat Kimia Alkana 1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2] 2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule. Reaksi pembakaran sempurna : CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi Reaksi pembakaran tak sempurna: 2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi 3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl CH2Cl2 + Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl CHCl3 + Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl 4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1] Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam. 800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 propana
→
CH3 - CH = CH2 + H2 propena
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 propana
→
CH2 = CH2 etena
+
CH4 metana
2. Sifat Senyawa Alkena a.
Sifat
Fisik
Alkena
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian. 2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi. b. Sifat Kimia Alkena Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi-reaksi a)
alkena
Reaksi
Adisi
sebagai (penambahan
berikut. atau
penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat
yang
dapat
mengadisi
alkena
adalah
:
(1)
Gas
hidrogen
(H2)
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. [2] a) b) (2)
CH2 CH2
= =
CH
CH2 –
(etena)
CH3
Halogen (F2,
+
(propena)
+ Cl2,
H2 H2
→ →
CH3
CH3 –
– CH2
Br2,
–
CH3
(etana)
CH3
(propana)
dan
I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2] a)
b)
(3)
Asam
halida
(HCl,
HBr,
HF,
dan
HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak. Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom C yang paling panjang. [2] a)
b.
Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga simetris.
Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga tidak simetris. Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom H. Sedangkan Br terikat pada atomC2. b)
Reaksi
1)
Pembakaran
C2H4 2)
+
Pembakaran
C2H4
sempurna
3
Pembakaran +
(oksidasi
O2 tidak
2
alkena
→
2
sempurna O2
alkena
→
c)
dengan
2
oksigen)
menghasilkan CO2 dan H2O. CO2
+
menghasilkan CO
2 CO
+
H2O dan H2O.
2
Reaksi
H 2O Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar (polimer). Contoh
:
Polimerisasi n
CH2
etena =
CH2
3. Sifat Senyawa Alkuna a. Sifat Fisik Alkuna
→
–
CH2
menjadi –
CH2–
→
[–
polietena CH2
–
CH2
–]n
1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air. 2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi. b. Sifat
Kimia
Alkuna
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama. Contoh
:
Reaksi CH2
=
penjenuhan
etena
CH2
+
(etena)
a)
oleh H2→
gas
CH3
–
hidrogen CH3
(etana)
Oksidasi
[2]
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan CO2 dan H2O. C3H4
+
4O2
→
3CO2
+
b) Alkuna
2H2O Adisi H2 [2]
mengalami
dua
kali
adisi
oleh
H2
untuk
menghasilkan
alkana.
Contoh HC ≡ C – CH3 propuna
: +
c) Adisi Halogen [2]
H2
→
H2C = CH – CH3 propena
+
H2
→
H3C – CH2 – CH3 propana
d)
Adisi
Asam
halida
[2]
Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.
Anda sekarang sudah mengetahui Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber. Referensi : Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250. Referensi Lainnya : [1] Harnanto, A. dan Ruminten. 2009. Kimia 1 : untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 194. [2] Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186. Share ke:
Artikel Terkait Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia :
Tata Nama Senyawa Alkena, Aturan Penamaan, Rumus Struktur, Contoh Soal, Kunci Jawaban, Kimia Tata Nama Senyawa Alkena, Aturan Penamaan, Rumus Struktur, Contoh Soal, Kunci Jawaban, Kimia - Secara umum, penamaan alkena tida ...
Pengertian dan Contoh Isomer Senyawa Hidrokarbon Pengertian dan Contoh Isomer Senyawa Hidrokarbon - Pada senyawa kidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer adalah suatu keadaan ...
Penamaan Senyawa Hidrokarbon Berhubungan dengan Jenis Ikatan dan Jumlah Atom C Penamaan Senyawa Hidrokarbon Berhubungan dengan Jenis Ikatan dan Jumlah Atom C - Jika diperhatikan secara saksama, perbedaan yan ...
Contoh Gugus Alkil Alkana, Alkena, dan Alkuna, Pengertian, Senyawa Kimia Contoh Gugus Alkil Alkana, Alkena, dan Alkuna, Pengertian, Senyawa Kimia - Alkana, alkena dan alkuna bercabang (memiliki rantai ...
Rumus Umum Alkana, Alkena, Alkuna, Molekul, Struktur, Senyawa Kimia Rumus Umum Alkana, Alkena, Alkuna, Molekul, Struktur, Senyawa Kimia - Sebelumnya bacalah terlebih dahulu materi mengenai Rumus M ...
0 komentar: Post a Comment Berkomentarlah secara bijak. Komentar yang tidak sesuai materi akan dianggap sebagai SPAM dan akan dihapus. Aturan Berkomentar : 1. Gunakan nama anda (jangan anonymous), jika ingin berinteraksi dengan pengelola blog ini. 2. Jangan meninggalkan link yang tidak ada kaitannya dengan materi artikel. Terima kasih.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadangkadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai. Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama alkana adalah metana, CH4. Dalam molekul metana satu atom C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6. Perhatikan suku-suku alkana berikut. ISOMER ALKANA Atom C mampu membentuk senyawa hidrokarbon rantai lurus maupun bercabang. Alkana dengan jumlah C yang sama akan mempunyai struktur yang berbeda. Semakin banyak jumlah atom C, semakin banyak struktur molekul yang dapat dibentuk. Dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai struktur molekul berbeda dinamakan isomer. Metana (CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8) tidak mempunyai isomer, karena hanya ada satu struktur.
TATA NAMA Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kem ung kinan struktur senyawa karbon, menyeba bkan perlu nya pem berian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat digunakan secara internasional. Gugus alkil :