SIM Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN



Oleh : Kelompok III 1. Ngakan Raka Saputra (21) 2. Ni Kadek Suliani (22) 3. Ni Made Ayu Chintya Dewi Arjana (23) 4. Ayu Indah Agustini (24) 5. Putu Pertiwi Rahayu (25) 6. Ni Nengah Dwi Pratiwi (26) 7. Ni Putu Ayu Savitri (27) 8. I Wayan Kardana Putra (28) 9. Ni Putu Restu Dwi Krisnanda Cahyani (29) 10. I Gusti Ayu Putu Nila Adhiliani (30)



KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN 2019



BAB II PEMBAHASAN



A. Manajemen Sistem Informasi Keperawatan 1.



Sistem Informasi Keperawatan Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999) Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi. Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun (2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan



2.



Hal yang Disiapkan Dalam Penerapan Sistem Informasi Keperawatan Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM Keperawatan ialah :



a. Hard Ware 1) Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi, yang terhubung dengan jaringan. 2) Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat.. 3) Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian di samping pasien. Dengan menggunakan Note Book diharapkan pengkajian menjadi valid. 4) WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan, sehingga tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless. b. Soft Ware Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat. c. Brain Ware Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi d. Skill Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan, mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam.



3.



Manajemen



Sistem



Informasi



Keperawatan



dalam



Asuhan



Keperawatan a. Dokumen proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implemetasi dan evaluasi b. Dokumentasi keselamatan pasien (patient safety) yang terdiri dari ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, ketepatan pasien yang di operasi, pengurangan resiko infeksi, pengurangan



resiko pasien jatuh. Aplikasi ini memfasilitasi dalam pengkajian pasien resiko jatuh, menampilkan dalam dashdoard monitoring pasien yang beresiko sekaligus memfasilitasi form KTD/KNC yang dikeluarkan oleh KKPRS c. Dokumentasi indikator mutu pelayanan keperawatan klinik. Poinpoin indikator mutu pelayanan keperawatan adalah keselamatan pasien (patient



safety), perawatan



diri,



kepuasan



pasien,



kecemasan, kenyamanan, pengetahuan. Agar pelaporan indikator mutu pelayanan keperawatan menjadi valid, maka sistem didesain agar data yang ditampilkan oleh sistem dapat diklarifikasi mengenai sumber data dasarnya (nama pasien, ruang, tanggal kejadian dll). d. Dan yang terbaru untuk saat ini adalah Dashboard Keperawatan.



4.



Manajemen Sistem



Informasi Keperawatan Dalam Pelayanan



Keperawatan a. Ketenagaan. Sistem didesain untuk memenuhi data base tenaga, standar ketenagaan keperawatan, pola ketenagaan, jenjang karir, perencanan pengembangan tenaga, perencanaan kebutuhan, kompetensi, rekrutmen, mutasi, rotasi, jadwal dinas, angka kredit perawat, kinerja perawat. Sistem juga mampu menampilkan pelaporan ketenagaan sesuai kebutuhan (customize). b. Fasilitas keperawatan. Sistem didesain untuk memfasilitasi standar peralatan keperawatan, perencanaan kebutuhan, pemakaian, mutasi dan pemeliharaan fasilitas keperawatan c. Metode. Sistem juga memfasilitasi Model Pelayanan Keperawatan, Standar Prosedur Operasional, Standar Asuhan Keperawatan berdasarkan Evidance Base Nursing, Pedoman pengelolaan etik, supervisi keperawatan d. Keuangan.



Sistem mampu memfasilitasi remunerasi tenaga



keperawatan, pembiyaan pasien dari pelayanan keperawatan, analisis base costing, unit cost



e. Laporan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Perawatan Khusus f. Dokumen kinerja perawat g. Dokumen efisiensi pembiayaan pasien h. Akreditasi Rumah Sakit



5.



Langkah implementasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dalam era globalisasi sekarang ini, unit pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Hal ini berarti bahwa unit pelayanan kesehatan harus melakukan kebijakan kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil



keputusan-keputusan



strategis



untuk



peningkatan



pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi badan usaha yang responsif, inovatif, efektif dan efisien. Sistem Informasi Keperawatan berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan pendekatan Standar Nursing Language (SNL) telah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi profesi terbesar di unit pelayanan ksehatan dan telah menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan di era globalisasi bagi profesi perawat. Sistem Informasi Keperawatan dengan memanfaatkan teknologi jaringan komunikasi (network) dan sistem informasi akan secara cepat, tepat, dan akurat dapat menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen keperawatan di rumah sakit guna pengambilan keputusan. SIM Keperawatan



menggunakan pendekatan ilmiah dan



menggunakan system pakar membantu unit pelayanan khususnya profesi perawatan dalam mencapai sasaran utama sebagai berikut: a. Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan Efisiensi, Kemudahan Operasional, dan Standard Praktek Keperawatan yang baik dan benar. b. Mendukung proses Dokumentasi yang Auditable dan Accountable.



c. Mendukung Pemasaran Jasa unit pelayanan kesehatan dengan meningkatkan mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian biaya, bahkan gengsi pelayanan. d. Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen dan profesi perawatan. e. Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit. f. Meningkatkan



pendapatan



unit pelayanan kesehatan



dari



komponen profesi perawat SIM



Kep



(Sistem



Informasi Manajemen



Keperawatan)



merupakan paket system aplikasi yang terpadu dan terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada fungsi pelayanan rumah sakit, mulai dari transaksi pendaftaran, perawatan, sampai dengan chek-out pasien. Pemanfaatan Aplikasi SIM Keperawatan SIM Keperawatan yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai berikut: Bagian Front Office , yang meliputi: a. Unit pendaftaran pasien rawat inap b. Unit pendaftaran pasien rawat darurat c. Unit pendaftaran pasien di ruangan Bagian Pelayanan meliputi : a. Unit pelayanan rawat jalan b. Unit pelayanan rawat darurat c. Unit pelayanan rawat inap d. Unit pelayanan Bedah Sentral e. Unit perawatan intensif f. Unit Hemodialisis Disamping



menggunakan



Teknologi



Three



Tier,



dalam



pembangunan aplikasi SIM Keperawatan ini juga dipakai user interaction analysis. Disadari bahwa interaksi user merupakan hal yang sangat diperlukan digunakan diantaranya :



untuk



mewujudkan



aplikasi



yang



mudah



dan tepat guna. Keunggulan user interaction analysis



a. Cara Akses Salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk membuat aplikasi yang mudah digunakan oleh user adalah rancangan user interface. Rancangan ini dibuat dengan meminimalkan cara akses user ke menu-menu yang disediakan. b. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar yang baku dan dipakai sebagai standar untuk semua bagian. c. Rancangan Grafis Rancangan grafis dibuat seragam sesuai standar yang berlaku dan disesuaikan perpaduannya untuk tetap menjaga kemudahan penggunaan aplikasi oleh user. d. Pedoman Aplikasi Pedoman aplikasi dibuat untuk setiap form aplikasi yang berisi cara menggunakan fungsi-fungsi yang terdapat pada form untuk memberikan panduan penggunaan kepada user. Cara ini akan sangat membantu user untuk mengoperasikan tiap form dalam aplikasi.



6.



Program Yang Dirancang Dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara lain : a. Standar Asuhan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome



keperawatan



mengacu



pada



Nursing



Outcome



Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu



pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring. b. Standart Operating Procedure (SOP) Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC. c. Discharge Planning Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang. d. Jadwal dinas perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print. e. Penghitungan angka kredit perawat. Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan. f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak. Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.



g. Daftar NIC terbanyak Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada. h. Laporan Implementasi Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang



kebutuhan



pembelajaran



bagi



perawat.



Laporan



implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift. i. Laporan statistik Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut. j. Resume Perawatan Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan. k. Daftar SAK Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat. l. Presentasi Kasus On Line



Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat m. Mengetahui Jasa Perawat Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya. n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakantindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa o. Laporan Shift Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien. p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum



7.



Implementasi Sistem Informasi Keperawatan a. Implementasi Sistem Infrastruktur Langkah yang dilakukan meliputi : 1) Checking Network Operational Center / Data Server. Network Operational Center/ Data center sebagai pusat data dan aplikasi SI Keperawatan yang sudah ada. Checking server Network Operational Center / Data center hanya untuk memastikan bahwa computer server dikonfigurasi sesuai dengan peruntukannya, sebagai



server



aplikasi,



server



basisdata, server backup dan sebagainya. 2) Checking sistem jaringan LAN di lingkungan Rumah Sakit. Konfigurasi sistem perkabelan jaringan yang ada, perlu



diperhatikan sebagai perhitungan kebutuhan aplikasi di lapangan. Penambahan dan membangun sistem perkabelan jaringan yang baru sangat dimungkinkan apabila kebutuhan aplikasi masih kurang. 3) Segmentasi terhadap kelompok komputer disetiap unit kerja akan memproteksi network Operational Center / Data Server dari akses pengguna ilegal yang tidak bertanggung jawab. Setiap Komputer yang ada disetup dengan konfigurasi IP yang telah ditetapkan sesuai dengan segmentasinya. b. Implementasi sistem aplikasi Langkah yang dilakukan meliputi : 1) Pemasangan sistem basis data pada komputer server. Untuk dapat mengintegrasikan dengan system yang sudah ada sebelumnya (billing), maka diperlukan open source data basis. 2) Pemasangan sistem aplikasi SI Keperawatan sesuai dengan alokasi komputer servernya. 3) Setup komputer client / workstation c. Training Langkah yang dilakukan meliputi : 1) Analisa kompetensi Sumber Daya Manusia – SDM yang dimiliki ditiap unit kerja, untuk penanganan pelayanan. 2) Persiapan



pelaksanaan



pelatihan



untuk



meningkatkan



kompetesi dan kemampuan sumber daya manusia calon pengguna SI Keperawatan. 3) Pelaksanakan pelatihan secara bertahap sesuai dengan rencana pelaksanaan dan



implementasi



SI Keperawatan



yang



direncanakan d. Persiapan data master dan data awal Langkah yang dilakukan meliputi : 1) Mengumpulkan dan menyiapkan kebutuhan data master untuk pelaksanaan dan implementasi SI Keperawatan. Data master merupakan data pokok rumah sakit. Setiap rumah



sakit akan memiliki data master yang berbeda beda. Nama perawat,



nama pelayanan,



nama



ruangan,



diagnosa



perawatan, tindakan yang populer dan lain lain merupakan data master yang perlu disiapkan sebalum SI Keperawatan di jalankan. 2) Menginput data master. Data master yang telah disiapkan, diinputkan



ke



dalam



SI



Keperawatan,



sehingga



SI



Keperawatan dapat segera dipakai dan dimanfaatkan. 3) Perubahan yang akan terjadi pada data master akan diupdate ketika data tersebut ditetapkan. 4) Input data awal. Input awal merupakan langkah awal dalam menjalankan SI Keperawatan. Input awal ini dilakukan berdampingan dengan SI Keperawatan yang eksisting (bila ada) selama beberapa waktu. Hasil perbandingan dari palarel running (menjalankan bersama) akan menjadi referensi untuk



melihat



kesiapan



SI Keperawatan



yang



akan



menggantikan kondisi yang eksisting. 5) Proses cut off. Proses cut off merupakan proses untuk menghentikan pemakaian sistem aplikasi yang lama, dan berpindah dengan menggunakan sistem aplikasi yang baru. Proses paralel perlu dilakukan sebelum dilakukan cut off ini. Selama periode tertentu data dan aplikasi pada sistem yang lama tidak boleh dimatikan untuk kebutuhan analisa dan pencarian data lama. Sedangkan sistem aplikasi baru masih belum mempunyai banyak data dan informasi.



e. Dukungan Implementasi SI Keperawatan 1) Pemeliharaan Sistem Infrastuktur Selama SI Keperawatan dijalankan, perlu ada nya teknisi yang akan memelihara system infrastruktur. Network Operational Center / Data Center, Sistem jaringan LAN dan WLAn, Sistem komputer client / workstation perlu dipelihara setiap waktu.



Memonitor pengguna yang mengakses jaringan, memonitor pengguna yang mengakses Network Operational Center / Data Center, melakukan pemeriksaan terhadap virus dll. 2) Pendampingan dan pemeliharaan Sistem aplikasi Pendampingan sistem aplikasi dilakukan selama operator masih belum lancar dalam menggunakan sistem aplikasi. Kesalahan dalam memasukkan data perlu dikoreksi dan diubah sesuai data yang benar. Kebutuhan format laporan dan kebutuhan penyesuaian data perlu terus dijaga. Perkembangan organisasi, perubahan data, dapat



menimbulkan



proses.



Perubahan



adanya perubahan kebijakan dan bisnis tersebut



tetap



dapat



diikuti



dan



diimplementasikan kedalam sistem aplikasi f. Verifikasi dan pemeliharaan data Pemeriksaan data dilakukan secara periodik. Semua data yang telah dimasukkan perlu diperiksa. Data yang masuk ke dalam sistem aplikasi adalah data yang valid dan relevan. Data yang tidak valid perlu dilakukan koreksi dan koreksi dilakukan secara periodik. Setiap periode tertentu data yang ada perlu dipelihara. Pemeliharaan data dapat dilakukan dengan membackup data tersebut ke suatu media tertentu dan disimpan di tempat



tertentu.



Backup



data



perlu



dilakukan untuk



menyelamatkan data maupun untuk mengarsip data.



B. Manfaat Sistem Informasi Keperawatan Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit



salah



satunya



pendokumentasian



adalah



asuhan



membantu



keperawatan.



perawat Asuhan



dalam



melakukan



keperawatan



dalam



memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan. Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan keperawatan. Perawat dapat memiliki pandangan terhadap data secara terintegrasi (misalnya integrasi antara perawat dan dokter dalam rencana perawatan pasien). Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Disamping itu, data yang tercatat dengan menggunakan



sistem



informasi



keperawatan



akan



lebih



terjamin



keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari tenaga keperawatan. Manfaat sistem informasi keperawatan, yaitu: 1. Manajemen lebih efisien 2. Penggunaan sumber biaya lebih efektif (mengurangi biaya) 3. Meningkatkan program perencanaan 4. Meningkatkan pendayagunaan perawat, dimana waktu perawat lebih banyak dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station. 5. Mengurangi penggunaan kertas 6. Dokumentasi keperawatan secara automatis 7. Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan) 8. Kualitas pelayanan keperawatan dapat diukur



Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba & McCormick (2001) mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi, yaitu: 1. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat 2. Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien 3. Meningkatkan dokumentasi 4. Meningkatkan komunikasi 5. Meningkatkan perencanaan 6. Meningkatkan standar praktik keperawatan 7. Kemampuan menetapkan masalah 8. Meningkatkan evaluasi keperawatan 9. Mendukung organisasi yang dinamik Dalam masa serba teknologi seperti saat ini, kiranya hampir semua perawat dapatmengoperasikan komputer sebagai sebuah perangkat dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini merupakan sebuah modal yang sangat besar yang sangat mendukung penerapan sistem informasi keperawatan. Tinggal masalahnya sekarang adalah bagaimana komitmen kita bersama, mulai dari manajemen level atas sampai dengan manajemen level paling bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem informasi keperawatan di setiap unit pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana untuk mengembangkan sistem informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik yang tidak boleh ada lagi. Apalagi melihat akan pentingnya sistem informasi keperawatan bagi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya. Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni mengkombinasikan ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang didesain untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan data, informasi, keperawatan



dan pengetahuan untuk (Davis,



2002).



Sistem



mendukung pelaksanaan asuhan informasi



keperawatan



sedang



dikembangkan secara terus menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan bersandar pada kemampuan sistem informasi untuk memudahkan hasil diagnosa, manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja



sama/kolaborasi. Saba dan McCormick (2001) mengatakan bahwa integrasi ilmu keperawatan, ilmu komputer dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, mengatur data dan informasi untuk menyokong praktek keperawatan, administrasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu keperawatan. Kebutuhan akan sistem informasi manajemen mendukung perawat dalam membantu pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi di rumah sakit memungkinkan perawat menggunakan sistem informasi manajemen untuk mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga tercapainya mutu asuhan keperawatan yang lebih baik. Menurut Anita (2008) yang melakukan penelitian difokuskan pada eksplorasi Computerized Provider Order Entry (CPOE) dan dampaknya terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat. Hasilnya CPOE adalah teknologi yang dirancang mengganti paperbased proses order entry, komunikasi, dan koordinasi dengan metode otomatis, salah satunya dalam implementasi kolaborasi untuk pemberian resep obat di perawatan akut. CPOE terbukti dapat meningkatkan efisiensi komunikasi dan mengurangi kesalahan transkripsi obat-obatan serta mengurangi waktu perawatan pada pasien, sehingga angka kesakitan dan kematian pasien menurun.



C. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan 1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan 2. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip. 3. Penyimpanan



data



pasien



menjadi



lebih



lama.



Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan. 4. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan keputusan secara cepat 5. Meningkatkan produktivitas kerja. 6. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan 7. Membantu memonitor nilai kridit kinerja perawat



8. Membantu menentukan jadwal dinas perawat



Sedangkan menurut Holmes (2003, dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu: 1. Standarisisasi : terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui. 2. Kualitas : meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. 3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi. D. Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan – Hambatan Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga mengakibatkan : 1.



Redudansi



:



Data



pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.



2. Unintegrated



:



Data



penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.



3. Human Error



:



proses



pencatatan



yang



dilakukan



secara



manual



menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah sodaranya makan dengan



seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah sakit. 4. Terlambatnya Informasi



:



dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.



E. Hambatan - Hambatan Dalam Sistem Informasi Keperawatan 1. Hambatan di bidang Infrastruktur Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak pelaporan-pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih berfungsi sebagai pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber daya listrik juga sering menjadi masalah. Puskesmas di daerah-daerah tertentu sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin sehingga pengoperasian komputer menjadi terganggu. Dari segi keamanan, banyak gedung puskesmas yang kurang aman, sering terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer. 2. Hambatan di bidang Manajemen a. Masih jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau bahkan unit kerja yang khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. b. Pada kondisi seperti ini nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan pemeliharaan data, maupun dari segi koordinasi antar bagian.



3. Hambatan di bidang Sumber Daya Manusia a. Bidang SDM sering ditemui di puskesmas. Banyak staf puskesmas yang belum maksimal dalam mengoperasikan komputer.



b. Kemampuan operasional komputer didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal. c. Pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak pada fungsi yang sebenarnya.



F. Kendala - Kendala Sistem Informasi Keperawatan 1. Kurang siapnya rumah sakit dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 2. Data yang tersedia belum dalam bentuk elektronik 3. Pergantian kebijakan yang sering dilakukan secara tiba-tiba dapat menimbulkan kekacauan. 4. Koordinasi unit lebih terfokus pada unit masing-masing 5. Penyesuaian petugas dengan perbuhanan pola kerja dari manual ke komputerisasi 6. Pemahaman SDM yang belum merata G. Aplikasi Sistem Informasi Dalam Pelayanan Pasien Penggunaan sistem informasi pada sarana pelayanan kesehatan bisa memudahkan dan mempercepat kerja para tenaga administrasi kesehatan. Selain mudah dalam pencarian data pasien, juga sangat menghemat waktu. Dengan demikian, dapat dipastikan akan mengurangi beban kerja para tenaga administrasi. Secara tidak langsung ini dapat berdampak pada kinerja petugas dalam melayani pasien dan dapat meningkatkan mutu layanan suatu Rumah Sakit. Di sisi lain, pendaftaran berobat pasien dengan pemanfaatan IT ini sangat jitu menghindari risiko terjadinya duplikasi data pasien suatu Rumah Sakit. Dengan demikian, keakuratan data dapat terjamin untuk keperluan analisa penyebaran penyakit atau penyusunan laporan 10 penyakit terbesar juga laporanlaporan lain ke Dinas Kesehatan. Laporan ini berperan penting untuk menganalisis permasalahan-permasalahan kesehatan di masyarakat dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, penggunaan teknologi dalam menunjang Jaminan Kesehatan juga bisa dimanfaatkan untuk membangun sebuah Integrated Healthcare



Information System (Sistem Informasi Layanan Kesehatan Terpadu) guna menghubungkan data antar Rumah Sakit kabupaten, provinsi dan nasional. Ini dapat menunjang pelayanan kesehatan secara menyeluruh misalnya dalam hal pengurusan surat rujukan pasien Rumah Sakit dari Puskesmas atau klinik ke RSU Kabupaten/Provinsi dan nasional. Tidak perlu lagi terjadi masalah penundaan pemberian layanan kesehatan dikarenakan persyaratan administratif berupa surat rujukan dan identitas pribadi yang tidak lengkap jika setiap data antar Rumah Sakit dan Puskesmas telah saling terhubung. Untuk melakukan penerapan sistem informasi sarana pelayanan kesehatan dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan : 1) Software (Sistem Informasi Manajemen Sarana Pelayanan Kesehatan) 2) Hardware (seperangkat komputer) 3) Networking (Jaringan LAN, wireless) 4) SOP (Standar Operasional Prosedur) 5) SDM (Sumber Daya Manusia) Salah satu institusi sarana pelayanan kesehatan adalah institusi rumah sakit. Karena kompleksitas sangat tinggi dalam penanganan operasional rumah sakit, tidak heran didalam manajemen rumah sakit terdapat hampir semua disiplin ilmu pengetahuan dan salah satunya adalah bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat yakni bidang teknologi informasi. Diantara sarana prasarana penunjang operasional rumah sakit bidang teknologi informasi adalah software rumah sakit sebagai salah satu bagian dari sistem informasi manajemen rumah sakit. Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting



menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Ketika sistem informasi telah siap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak sarana pelayanan kesehatan dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan sistem manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data. Untuk itu dibutuhkan pelatihan dalam bidang teknologi informasi pada petugas. Aplikasi yang dapat mempermudah pelayanan pasien diantaranya aplikasi Microsoft Visual Studio 2008, Microsoft Office Access 2007 dan Crystal Report 8.5. 1.



Microsoft Visual Studio 2008 (VB.Net) Microsoft Visual Studio 2008 (VB.Net) merupakan sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Hampir sebagian besar pengguna komputer di dunia sudah mengenal produk-produk Microsoft, salah satunya adalah Microsoft Visual Basic.Net. VB.Net merupakan pengembangan dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya. Membangun suatu program aplikasi dengan VB.Net lebih mudah dan menyenangkan, karena selain dilengkapi fitur-fitur baru juga tersedia bermacam-macam toolbars, komponen, class, object dan sebagainya. Jika sudah terbiasa dengan Visual Basic kemungkinan besar untuk migrasi ke VB.Net tidak akan mengalami kesulitan, karena hampir semua komponen di Visual Basic versi sebelumnya masih bisa digunakan. Sebagai contoh untuk membuat suatu Project 17 dengan VB.Net Anda tinggal klik Menu File, kemudian pilih Project dan akan keluar kotak dialog. Setelah itu pilih Windows Application, kemudian beri nama Project tersebut. Untuk melihat dan mengetahui lebih jelas tentang tampilan program aplikasi VB.Net, perhatikan gambar berikut ini.



Gambar 1 Tampilan Microsoft Visual Studio 2008 “Visual” menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan Cara ini, kita tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Desaign Form/Aplikasi. Tetapi dengan sangat mudah yakni kita cukup melakukan Drag and drop object-object yang akan kita gunakan. Ada beberapa edisi yang merangkul visual basic 2008 ini, adalah sebagai berikut : a. LINQ (Language Integrated Query), salah satu fitur yang tidak ada dalam Visual Basic edisi sebelumnya. Di paparkan dalam bentuk Hands On Labs ini, Hafiz berusaha untuk merangkum teknologi Windows Presentation Foundation. b. Teknologi ASP.NET 3.5 dan Silverlight dengan Visual Studio 2008 Express Edition. bagaimana membuat aplikasi web yang indah dan menawan dengan beberapa teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan secara gratis. c. Teknologi C# 3.0 dengan bantuan Visual Studio C# Express Edition, salah satu family dari Visual Studio Express Edition. C# 3.0 dalam format membuat



desktop



mengkombinasikan



application. semua



Kresna



teknologi



juga terbaru



sangat seperti



jeli



dalam



Windows



Communication Foundation, Windows Workflow Foundation, eXtensible Markup Language, dan Speech Recognition.



Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 2008 ini adalah sebagai berikut : a. Lebih mudah untuk dibaca oleh programmer dan komputer. b. Kemampuan untuk menambah styles, linking dan referencing. c. Dapat dipergunakan berbagia platform dan tool. Kemampuan pemrograman prosedural tetap dipertahankan dan dilengkapi dengan pemrograman berorientasi objek. Visual Basic 2008 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan produk desktop dan elient/ server lain dan juga dapat membangun aplikasi yang berbasis Web.



2. Microsoft Office Access 2007 Microsoft Office Access 2007 adalah salah satu program basis data komputer yang mengatur data-data sehingga tersusun dengan baik dan benar. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi microsoft office. Aplikasi ini menggunakan basis data microsoft jet database engine, dan juga menggunakan tampilan grafis sehingga memudahkan pengguna. Berikut tampilan Microsoft Office Access 2007:



Gambar 2.4 Tampilan Microsoft Office Access 2007



Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan berkenaan dengan basis data meliputi : a. Pembuatan basis data baru (create database)



b. Penghapusan basis data (drop database) a. Pembuatan file atau tabel baru ke suatu basis data (create table) b. Penghapusan file atau tabel dari suatu basis data (drop table) c. Pengambilan data dari sebuah file atau tabel (retieve atau search) d. Perubahan data dari sebuah file atau tabel (update) e. Penghapusan data dari sebuah file atau tabel (delete)



File



adalah



tempat



penyimpanan



informasi.



Agar



file



mutakhir/uptodate maka file harus di mutakhirkan/update. Update terdiri dari: a. Insert : menambahkan data (record) baru b. Delete : Menghapus data (record) c. Modify : Mengubah data (field)



Terdapat beberapa konsep yang perlu diketahui pada penyimpanan data antara lain : a.



File adalah Sekumpulan record dari tipe tunggal yang berisi elemenelemen data yang menggambarkan himpunan entitas.



b.



Record adalah rangkaian field yang berisi elemen-elemen data yang menggambarkan beberapa entitas. Suatu record mengandung informasi dari suatu isian tunggal dalam suatu tabel. Sebagai contoh, sebuah record dalam suatu tabel Karyawan akan mengandung informasi dari karyawan-karyawan.



c.



Field adalah suatu elemen yang memiliki atribut (panjang, tipe data, dll) dan harga dan merupakan unit informasi terkecil yang bisa diakses. Suatu record dibentuk oleh banyak field. Setiap field dalam suatu record mengandung suatu potongan tunggal dari informasi tentang record. Sebagai contoh, suatu record Karyawan memiliki No Induk Karyawan, Nama, Marga dan yang lainnya.



d.



Key adalah elemen record yang dipakai untuk menemukan record pada waktu akses. Untuk secara unik mengenali suatu baris (record), setiap tabel harus memiliki suatu primary key.



Dalam konsep database, dikenal beberapa key, antara lain : a.



Primary Key, Primary key adalah suatu field, atau kombinasi dari field-field, yang mana nilainya bersifat unik untuk tiap baris atau record dalam tabel. Key merupakan field yang mengidentifikasikan sebuah record dalam file dan bersifat unik.



b.



Secondary Key, berbeda dengan primary key, secondary key merupakan field yang mengidentifikasikan sebuah record dalam file yangt idak bersifat unik.



c.



Candidate Key, merupakan field-field yang bisa dipilih (dipakai) menjadi primary key.



d.



Alternate Key, merupakan Candidate key yang tidak terpilih menjadi Primary key



e.



Composite Key, yang dimaksud dengan Composite Key adalah primary key yang dibentuk dari beberapa Field



f.



Foreign Key, adalah field yang bukan key, tapi key pada file yang lain



3. Crystal Report 8.5 Crystal report 8.5 merupakan suatu program aplikasi windows yang dikembangkan oleh seagate. Software yang berfungsi untuk membuat format laporan yang diperlukan oleh suatu program aplikasi database atau aplikasi lain yang membutuhkan tampilan suatu laporan dari suatu data. Crystal report adalah salah satu program tunggal yang telah terintegrasi dengan microsoft visual studio 2008, sehingga dengan menggunakan crystal report ini memungkingkan bagi seorang programmer menciptakan sebuah program yang lengkap dan memiliki laporan, yang didesain secara terpisah dan pada akhirnya dapat ditampilkan melalui microsoft visual studio 2008. H. Sistem Informasi Dalam Perawatan Pasien Perkembangan teknologi informasi dunia yang begitu pesat sekarang ini telah merambah ke berbagai secktor termasuk kesehatan yang menuntut tenaga kesehatan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut.



Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana pelayanan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, hal ini terkait erat dengan tugas perawat yang selama 24 jam melayani klien dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit. Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan proses perawatan pasien menggunakan asuhan keperawatan. 1. Unsur-unsur sistem informasi dalam perawatan pasien Unsur sistem informasi dalam perawatan pasien, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Desain, pilih, penggunaan, dan mengevaluasi program-program yang mengevaluasi dan memonitor hasil perawatan, sistem perawatan, dan peningkatan kualitas penggunaan sistem informasi kesehatan. b. Menganalisis elemen penting yang diperlukan untuk pemilihan, penggunaan, dan evaluasi sistem informasi kesehatan dan teknologi dalam melakukan kegiatan perawatan pasien c. Menunjukkan kemampuan konseptual dan keterampilan teknis yang melibatkan dalam proses ekstraksi data dari praktek sistem informasi dan database d. Evaluasi masalah etika dan hukum dalam sistem penggunaan informasi, dan teknologi perawatan pasien e. Mengevaluasi sumber informasi kesehatan konsumen dalam tingkat akurasi, ketepatan waktu, dan kesesuaian



2. Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan Pada



pengkajian



keperawatan,



penerapan



Standar



Nursing



Language (SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis menganalisa



data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku. Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan secara otomatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat. Tujuan



Keperawatan



dalam



sistem



informasi



keperawatan



menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan. Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan. Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan



aktifitas-aktifitas



perawatan



yang



telah



dilakukan,



menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah



memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka Sinar Harapan Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2003. Bastiamsah, Tommi. 2012. Makalah Sistem Informasi Manajemen. Available at https://www.academia.edu/5751263/Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen, Diakses tanggal 4 Juli 2019 Ball, J. M., & Hannah, J. K. (2004). Nursing informatics where technology and caring meet. (4thed.). New York: British Library Cataloguing in Publication Data Darmadi,



Farida.



2018.



KonsepSistem



Informasi



Keperawatan.



Available:https://docplayer.info/69727792-Konsep-sistem-informasikeperawatan.html. Diakses pada 4 Juli 2019 Fauzan, Rian. 2012. Makalah Sistem Informasi Keperawatan. Available at https://www.academia.edu/34884447/MAKALAH_SISTEM_INFORMASI _KEPERAWATAN_Medical_information_system, di akses tanggal 4 Juli 2019 Greef, Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku.Djokjakarta: Gadjah Mada University Press. Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di RS.Bhakti Yudha. Tidak dipublikasikan. Jasun. (2006). Aplikasi proses keerawatan dengan pendekatan, Nanda NIC, NOC dalam sistem informasi manajemen keperawatan. Disampaikan pada seminar di RSU Banyumas. Baturaden, 11 Desember 2006. Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Laurie, et al. (2008). Nursing Resource Considerations for Implementing an Electronic Documentation System. AORN Journal Vol 87 No 3. Diakses 3 Juli 2019 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index=11&did=14428 66771&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT= 309&Vname



Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC Maria, M.S. (2009). Evaluation of the Implementation of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes. International Journal of Nursing Terminologies and Classifications Volume 20. Diakses 3 Juli 2019 dari http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=3&hid=106 &sid=f6272a2c-8102-4957-8a68-2988Cad9e0d8%40sessionmgr113



Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Prof. Dr.Sri Mulyani, Ak.,CA., “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit : Analisis dan Perancangan”, 2nd ed, Bandung: Abdi Sistematika, 2016. Sumedi. 2008. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan. Jakarta : Universitas Indonesia Sutabri Tata, 2005, Sistem Informasi Manajemen, Andi, 2005, Jakarta Steven. P.J.M., Ilmu Keperawatan Jilid 2, Jakarta: EGC, 1999 http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?pId=1052&pRegionCode=PLTKB& pClientId=133, Diakses pada 3 Juli 2019 Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.