Sinopsis Dan Review Naskah Drama Sobrat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Drama SOBRAT - Arthur S. Nalan



Naskah drama “SOBRAT” terdapat delapan belas adegan. tokoh utama didalam drama ini bernama Sobrat, seorang yang ingin menjadi kaya untuk membahagiakan miminya (ibunya), suatu ketika ada pertandingan Dogong kampong Lisung, sementara itu tampak pak Ngabihi kepala kampong ditemani Inang Honar, tamu istimewa dari seberang sekaligus seorang pencari tenaga kerja. Orang-orang berkerumun menikmati permainan Dogong. Pertandingan tersebut di menangkan Sobrat, yang telah berhasil mengalahkan Samolo. Tibatiba Inang Honar tamu istimewa tersebut, merayu semua pemuda kampung bahwa di bukit kemilau terdapat emas sebesar sebiji salak, gadis gadis cantik dan semok. Akhirnya Sobrat, Samolo, Sadang, dan Doyong ikut ke Bukit Kemilau. Sobrat mengikuti hawa nafsunya sebagai orang kaya dan tidak menghiraukan ibunya. Setelah di pertambangan emas. Tiba-tiba lewatlah dua kelasi dengan kasarnya membawa gadis kuli. Gadis itu tampak cantik, walaupun agak kusut yang bernama Rasminah. Sobrat pun menolongnya dan berhasil mencengkam kedua kelasi tersebut. Tiba-tiba nahkoda datang dengan memarahi Sobrat dan akan menembakan pistolnya, namun Inang



menahannya dan menjelaskan bahwa Rasminah adalah hartanya dan haknya. Sobrat mengikuti hawa nafsunya sebagai orang kaya dan tidak menghiraukan ibunya. Setelah di pertambangan emas, ketika para pekerja ( kuli ) akan memulai aktivitas seperti biasa, seorang kuli yang bernama Doyong yang memang kondisinya sedang sakit, yaitu sakit perut merasa tidak kuat bekerja dan ingin istirahat. Tetapi, tidak diperbolehkan karena kesombongan si mandor Burik. Sobrat yang mempunjyai rasa setia kawan yang tinggi membela temannya itu tetapi tetap tidak bisa merubah keputusan mandor Burik. Akhirnya Sobrat melawan kesewenang-wenangan yang dilakukan mandor Burik terhadap Doyong dengan cara berkelahi, mandor Burik berjaya selama dia memegang cambuk, tetapi setelah cambuk ada di tangan Sobrat, Mandor Burik tidak berkutik. Mandor tersebut Kalah, dan tiba-tiba mandor satunya menolongnya. Sobrat bertemu Bromo dan menawarkan biti-biti yaitu bernama Salmah, Sobrat menipunya bahwa akan memberinya emas tapi tidak karena Sobrat belum mendapatkan apa-apa dan Salmah marah, semua kuli tertawa termasuk Bromo. Akhirnya Bromo dan Sobrat berteman memmbentuk komplotan sama-sama jago Dogong. Lokasi penambangan emas bukit Kemilau, tiba tiba tali putus dan Sobrat masuk sumur dan ditolong oleh Silbi Gendruwi, seorang perempuan cantik berambut panjang dan berhiaskan mahkota kepala babi hutan dengan taring kembar yang melengkung. Seorang jin pemilik bukit Kemilau. Sobrat ingin kembali, namun Silbi tidak memperbolehkan karena roh Sobrat menjadi milik Silbi. Sobrat menolaknya, dia pengen kaya. Silbi bisa membuat kaya namun, ada perjajian bahwa Sobrat harus menikahiku dan Sobrat menerima perjajian tersebut. Akhirnya Sobrat dan Silbi menikah, Sobrat memakai makhota babi hutan dan mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu emas sebesar biji salak. Sobratpun keluar dari tempat itu dan menemui teman-temannya , ia ingin membalas semua orang yang telah merebut uangnya yaitu Ngabihi, dan para mandor , serta ingin menikahi Rusminah yang telah menjadi Nyai. Sobrat menemui para mandor bahwa ia bersama temannya ingin keluar dari penambangan emas ini, mandor tak percaya menantang Sobrat , Sobrat melemparmya dengan emas sebesar biji salak. Para mandor terpanah melihatnya . Sobrat pun menemukan rumah Rasminah di Bandar Blawan. Ia mengajak Rasminah pulang dan menikah dengannya . Di kampung Lesung Sobrat, Rusminah dan temantemannya mengejutkan kampungnya dengan membawa emas sebesar biji salak. Sobrat mencari miminya namun ternyata, mimi nya sudah meninggal saat dia pergi ke bukit Kemilau. Sobrat pun menangis dan menyesali apa yang dilakukan serta mengingat pada masa lalu saat masih dengan miminya .



Saat Sobrat tidur dia bermimpi Silbi marah karena dia telah mengikar janjinya dan menikah dengan yang lain. Silbi meniup telinga , Sobrat terbangun, dia tidak mendengar apa apa dan bisu. Kata yang terdengar terkahir suara miminya Sobrat, Sobrat! Mimi juga bilang apa, para nabi tidak pernah berjudi. Para nabi tidak pernah berjudi. TAMAT.



Naskah drama ini menarik dibaca apalagi didalamnnya terdapat unsur gaib, yang menjadi seru dan unik. masyarakat



Cerita yang memiliki amanat yang berkesan bagi kalangan



yang ingin menjadi kaya dengan mengandalkan hawa nafsu saja, dengan



berbagai cara dilakukan untuk menjadi kaya, dari naskah drama tersebut kita akan memahami nahwa serakah itu tidak baik, jadilah tolong menolong dengan sesama. Berjuang menjadi kaya itu boleh, asalkan dengan cara yang baik dan halal. Apapun yang kita lakukan harus dengan seizin orang tua, selagi orang tua masih ada sebaiknya kita berbakti dengannya. Alur yang digunakan dalam naskah drama ini yaitu alur mundur yang diakhir ada pembahasan dimasa lalu Sobrat yang menyesal dengan apa yang dilakukan dengan mengenang dimasa dulu bersama miminya. Namun, drama ini hanya cocok umur dewasa terdapat unsur fulgar didalamnya. Terdapat kata kata yang ada tidak paham yaitu “Kaki mimiku rorombeuheun dan bau!” . Selain itu dalam naskah dari Arthur S. Nalan menyisipkan unsur yang mengangkat nilai kebudayaan yang tersirat dan tersurat didalam drama Sobrat. Kebudayaan yang dimunculkan yang ada seperti benjang “Dogong” dari Cibolerang Cinunuk Bandung, di daerah Tapanuli (Sumut) disebut Marsurangut, di daerah Jawa Timur disebut Patol. Drama ini sangat menarik karena ada kelebihan yang membahas cerita masalalu tentang perbudakan oleh Belanda yang tidak jauh beda yaitu sekarang yang dikenal TKI. Kekuatan yang ada dalam drama ini yaitu menonjolkan berbagai keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam Sobrat. Di tambah lagi terdapat cerita mistisnya. Naskah drama ini cocok ditampilkan untuk mahasiswa untuk teater, termasuk pernah di tampilkan mahasiswa UNY.