Sintaksis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Nim M.k



: Christina Febri Lora br Bangun : 216 33 11 007 : Sintaksis Bahasa Indonesia



UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS) PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Mata Kuliah : Sintaksis Bahasa Indonesia Prodi/Sem :PBI/IV Waktu : 80 Menit Dosen : Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. Drs. Azhar Umar, M.Pd. Frinawaty L. Barus, M.Pd. 1. Sintaksis mengalami perkembangan (pandangan) dari setiap aliran lingusitik. Coba Saudara jelaskan bagaimana kedudukan sintaksis dalam aliran linguistik tradisional, struktural, dan transformasi! 2. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa juga mengalami keterkaitan dengan ilmu bahasa yang lain. Jelaskan hubungan sintaksis dengan fonologi, morfologi, semantik, dan wacana disertai contoh! 3. Tentukanlah fungsi sintaksis dari kalimat di bawah ini! a. Masakan yang sudah disediakan sedang dimakan semua tamu undangan. b. Adik saya sekarang ini sedang memasak kare, soto, dan lodeh. c. Mereka itu sedang mengerjakan tugas CBR (Critical Book Report) di perpustakaan. d. Jokowi, Presiden Republik Indonesia sedang mengunjungi pengungsi Sinabung di Siosar. 4. Tentukanlan berapa satuan kata, frasa, dan klausa pada kalimat di bawah ini a. Masakan yang sudah disediakan sedang dimakan semua tamu undangan . b. Adik saya sekarang ini sedang memasak kare, soto, dan lodeh . c. Mereka semua diharapkan hadir pada acara upacara peringatan kemerdekaan RI besok. d. Semua dosen dan mahasiswa sedang mengadakan upacara. Jawaban 1. a. Aliran Tradisional Aliran Tradisional merupakan aliran pertama yang paling awal muncul sebelum aliran-aliran lainya. Sebagai aliran yang pertama, aliran ini banyak diwarnai oleh pemikiran pilsafat hal Ini tidak mengherankan karena cikal bakal aliran tradisional ada saat berkembangnya ilmu filsafat. Dengan demikian, sangat wajar cikal bakal aliran ini dihasilakan dengan oleh aliran pilsafat yaitu Plato yang pertama kali membicarakan tentang bahasa dengan mengemukakan dua konsep jenis kata, ini selanjutnya berkembang pesat dan menjadi cirri aliran tradisional.



Namun kerangka piker dalam menelaah jenis kata masih dipengaruhi oleh cara berpikir filsafat permasalahan itulah yang akan dibahas lebih lanjut. Sebagaimana dinilai para ahli bahasa, aliran ini didasarkan atas hasil studi bahasa yang umumnya dikenal sebagai perspektif student sehingga tata bahasanya disebut perspektif grammer. Inti dari tata bahasa perspektif ini adalah menghakimi benar salah pemakaian bahasa. Setiap berbahasa dan dimana pun tempatnya harus sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditetapkan. Apabila tidak, akan diyatakan salah, bila sesuia akan diyatakan benar. Dalam hal ini akan terasa benar kedudukan asli tata bahasa sebagai penguasa karena mereka membuat bahasa. Salah satu ciri yang menonjol adalah mengutamakan kajian pada penjenisan kata. Hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan hal ini dapat dibuktikan dari awal perkembangan melalui pendapat Plato yang membagi jenis kata bahasa yunani manjadi dua yaitu onoma dan rhema, dan kemudian muridnya, yaitu Aristoteles menambah satu golongan lagi sydesmos tradisi penjenisan kata ini dilanjutkan lagi Dyomsius Thrax yang membagi jenis kata menjadi delapan, yaitu (1) kata benda, (2) kata b. Aliran Struktur Menurut Ferdinand De Saussure dengan bukunya Course De Linguistique Generale (1916). Dia adalah bapak structural dengan teori-teorinya, ia mendobrak tradisi linguistic tradisional menjadi linguistic modern.  Di samping dia, pada perkembangan selanjutnya, anda tentu juga pernah mendengar atau membaca nama Bloomfield. Dia satu diantara tokoh structural Amerika yang terkenal dengan pengaruh dalam menentukan arah structural. Pikiran-pikirannya banyak dijadikan dasar pengenbangan konsep-konsep kebahasaan berikutnya. Gramatgikal structural memandang bahasa terdiri atas satuan-satuan. Satuan-satuan teersebut terbagi menjadi 2 golongan, yaitu: A.    Fonologi 1.         Fon 2.         Fonem B.     Gramatika 1.      Morf 2.      Morfem 3.      Kata 4.      Frasa 5.      Klausa 6.      Kalimat Analisis unsur langsung merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika structural sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan dan menentukan struktur hierarki pembentukan bentuk bahasa yang lebih besar. Untuk menganalisis konstruksi  sintaksis, terlebih dahulu kita menmahami criteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.



c. Aliran Transformasi Aliran ini juga menyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya terdiri atas dua lapisan dalam (deep structure) dan lapisan permukaan (surface structure). Dengan kaidah transformasi struktur dalam dapat diubah manjadi struktur permukaan. Kaidah transformasi ini yang kemudian menjadi salah satu cirri khusus aliran transformasi. Komponen bahasa hanya terdiri atas komponen struktur gatra, transformasi, dan komponen morfofonemik. Dengan kata lain, komponen tata bahasa terdiri atas dua komponen, taitu komponen sintaksis yang berupa struktur gatra dan transformasi serta komponen fonologi. Kaidah leksikon adalah daftar semua keterangan morfem yang ada dan semua keterangan yang dibutuhkan untuk interprestasi semantic, sintaksis, dan fonologis (Suhardi 1988). Kaidah leksikon harus sudah mencerminkan keterangan-keterangan seperti jenis kata, baik abstrak maupun konkret, walaupun belum diketahui dengan jelas betul leksikon yang ada, termasuk juga sudah tergambar cirri khusus yang membedakan antara morfem yang sejenis. Komponen tata bahasa selanjutnya adalah komponen semantic. Komponen semantic sangat menentukan interprestasi makna suatu kalimat (Chomsky, 1965). Interprestasi makna sangat berkaitan erat dengan struktur yang dihasilkan komponen sintaksis, sedangkan komponen fonologi diatas menentukan bunyi pada suatu kalimat yang dihasilkan oleh kaidah sintaksis, juga memberi penafsiran atau interprestasi bunyi pada sederetan unsur yang dihasilkan oleh kaidah transformasi. 2. Yang dimaksud kedudukan sintaksis ialah keberadaan dan keterkaitan sintaksis di antara cabang ilmu bahasa yang lain, yaitu fonologi, morfologi, dan semantik. Pada umumnya, dalam linguistik abad ke-19 (atau linguistic tradisional) dan linguistik awal abad ke-20, morfologi dianggap dan diperlakukan sama dengan tatabahasa (Bauer, 1988). Namun, pada abad ke- 20, seiring dengan munculnya gagasan Bloomfield dalam bukunya Language (1933), tatabahasa dianggap terdiri atas morfologi dan sintaksis. Dengan demikian, morfologi hanya merupakan bagian dari tatabahasa yang menangani bentuk dan atau struktur kata, sedangkan sintaksis merupakan bagian tatabahasa yang menangani frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Fonologi juga merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk-beluk bunyi bahasa, yaitu fon dan fonem. Fonologi membicarakan (i) bagaimana bunyi bahasa diciptakan, (ii) alat-alat ucap yang digunakan, (iii) bagaimana bunyi bahasa dapat sampai kepada telinga pendengarnya, (iv) bagaimana bunyi bahasa mengalami decoding sebagai pesan, dan (v) bagaimana bunyi bahasa itu berfungsi membedakan makna. Oleh karena itu, fonologi kemudian dibedakan atas fonetik dan fonemik. Fonetik, yang terdiri



atas fonetik artikulatoris, fonetik akustis, dan fonetik auditoris, dikenal sebagai ilmu fon dan fonemik dikenal sebagai ilmu fonem. Semantik sebagai cabang ilmu bahasa bertugas membicarakan makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal ialah makna yang dimiliki oleh leksem secara otonom, sedangkan makna gramatikal ialah makna yang timbul atau terjadi sebagai akibat berbagai proses gramatikal. Secara otonom masing-masing kata adik, susu, dan minum dapat dipahami maknanya sebagaimana telah ditulis di dalam kamus. Setelah kata-kata itu dirangkai menjadi sebuah kalimat, misalnya Adik minum susu, di samping masing-masing kata masih bisa dikenali makna leksikalnya, secara gramatikal adik memiliki makna ‘pelaku’, minum memiliki makna ‘tindakan’, dan susu memiliki makna ‘penderita’. Kata sepeda dan paman secara leksikal masingmasing memiliki makna sebagaimana tertulis di dalam kamus. Apabila kedua kata itu dirangkai menjadi sebuah frase sepeda paman, kata sepeda di samping memiliki makna leksikal seperti tertulis di dalam kamus juga memiliki makna gramatikal ‘termilik’ dan kata paman juga memiliki makna gramatikal ‘pemilik’. Morfologi dan sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa. Sebagai cabang ilmu bahasa, morfologi mengkaji bentuk atau struktur kata. Satuan terkecil dalam kajian morfologi ialah morfem dan satuan terbesarnya adalah kata. Dalam kajian sintaksis, kata menjadi satuan terkecil, sedangkan satuan terbesarnya ialah wacana. Jelasnya, morfologi mengkaji bagaimana kata-kata terbentuk, sedangkan sintaksis mengkaji bagaimana kata-kata berjalin dalam konstruksi yang lebih besar (frase, klausa, kalimat, dan wacana). Berdasarkan hierarki kebahasaan, kajian antara morfologi dan sintaksis dapat dibedakan melalui bagan berikut ini. Pada bagan di atas seolah-olah batas kajian antara morfologi dan sintaksis itu tampak tegas. Kenyataannya, dalam kajian yang sesungguhnya ada fenomena kebahasaan yang berkenaan dengan kedua kajian itu. Adanya kata-kata yang unsur utamanya berupa “frasa” merupakan bukti adanya tumpang tindih kepentingan seperti itu. Kata kebelumtuntasan memiliki unsur dasar yang berupa frasa, yaitu belum tuntas. Frasa seperti itu pada umumnya merupakan bidang atau objek kajian sintaksis, padahal bentuk kebelumtuntasan sebagai kata merupakan objek kajian morfologi. Demikian pula keberadaan kata majemuk. Kata majemuk memiliki unsur dua kata atau kata dan pokok kata. Berdasarkan ciri bentuknya, kajian tentang kata majemuk termasuk bidang sintaksis, tetapi karena arti dan sifat kata majemuk sama atau mirip dengan arti dan sifat kata pada umumnya, kajian tentang kata majemuk termasuk dalam bidang morfologi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis, morfologi, fonologi, dan semantik merupakan cabang ilmu bahasa yang sama-sama menangani bahasa tetapi memiliki objek kajian yang berbeda. Dengan demikian, kedudukan sintaksis di antara cabang ilmu bahasa yang lain bersifat komplementer atau saling melengkapi. Fenomena bahasa yang tidak dapat diselesaikan atau dijelaskan melalui prinsip-prinsip morfologis, misalnya, dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip fonologis dan sintaktis. Demikian pula sebaliknya, hal-hal yang tidak dapat diselesaikan secara sintaktis dapat dijelaskan secara morfologis.



3. a. Masakan (s) yang sudah disediakan (p) sedang dimakan (o) semua tamu undangan (k) b. Adik saya (s) sekarang ini sedang memasak (p) kare, soto, dan lodeh. (k) c Mereka itu (s) sedang mengerjakan (p) tugas CBR (Critical Book Report) (o) di perpustakaan (k.tempat) d.Jokowi (s) Presiden Republik Indonesia (p) sedang mengunjungi pengungsi Sinabung (o) di Siosar (k.tempat) 4.a. Masakan yang sudah disediakan klausa sedang dimakan kata semua tamu undangan frasa b. Adik saya (kata) sekarang ini sedang memasak (klausa) kare, soto, dan lodeh (frasa) c.Mereka semua (kata) diharapkan hadir pada acara upacara peringatan kemerdekaan RI (klausa) besok(frasa) c. Semua (kata) dosen dan mahasiswa (klausa) sedang mengadakan upacara (frasa)