Sistem Minapadi Dan Efeknya Terhadap Kualitas Air [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SA-3112 Teknologi Tepat Guna SDA



TUGAS SISTEM MINA PADI DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KUALITAS AIR



Disusun oleh: Abdan Malaka



15816006



PROGRAM STUDI TEKNIK DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019



Mina padi (dari mina = ikan dan padi) adalah suatu bentuk usaha tani gabungan (combined farming) yang memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya ikan yang memaksimalkan hasil tanah sawah. Mina padi dengan deminikan mampu meningkatkan efisiensi lahan karena dalam satu luasan lahan sawah dapat digunakan sebagai saran budidaya dua komoditas langsung, yaitu padi dan ikan. Dengan keunikan yang bisa menghasilkan keuntungan dari dua komoditas secara langsung, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengkampanyekan penggunaan teknik budidaya mina padi ke seluruh Indonesia. Tujuannya, selain untuk meningkatkan penghasilan petani ikan, juga untuk meningkatkan ketahanan pangan. Sistem budidaya padi dan ikan secara sekaligus dalam satu lahan memang belum terlalu populer di Indonesia. Meskipun kelebihan yang dimiliki sudah terjamin dengan adanya praktek yang telah dilakukan sejak lama, sistem ini masih belum terlalu diminati banyak petani padi dan ikan.



Gambar 1. Sistem Minapadi



Pada tahun 2015, KKP mengembangkan mina padi dengan menggandeng organisasi pangan dunia (FAO). Dari kerja sama tersebut, KKP mengembangkan dengan sistem kluster



dan menggunakan pola tanam padi jajar legowo. Jajar Legowo adalah salah satu sistem penanaman padi di Indonesia yang pada intinya dilakukan dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Sistem ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil padi dibanding dengan penggunaan sistem tradisional. Dengan mengombinasikan sistem mina padi, sistem penanaman jajar legowo, dan didukung dengan benih padi yang bagus, efektifitas dalam hasil komoditas suatu lahan sawah akan meningkat.



Gambar 2. Sistem tanam Jajar Legowo



Dengan menggunakan sistem jajar legowo, tanama padi yang berada pada daerah pinggir akan menghasilkan produksi yang lebih dan kualitas gabah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan padi yang berada pada daerah pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Sebagai rekomendasi, jenis padi yang telah terbukti cocok menggunakan sistem jajar legowo dan minapadi adalah padi varietas ciherang dengan jenis ikan nila. Manfaat dari inovasi mina padi berbasis kluster antara lain resiko serangan hama sangat rendah, nol pestisida, penggunaan pupuk kimia berkurang signifikan, dan pendapatan yang lebih tinggi. Dengan pengurangan penggunaan bahan kimia, air yang digunakan untuk mengaliri sawah juga tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia tersebut. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pencemaran air dikarenakan penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya. Air yang dilewatkan pada sawah yang menggunakan sistem mina padi akan memiliki kualitas yang masih tergolong aman, sehingga ketika air kembali masuk ke badan air/sungai,



air tidak akan memberikan efek negatif seperti eutrofikasi atau pencemaran bahan berbahaya. Dengan menggunakan sistem ini, daerah yang memiliki banyak lahan sawah tidak akan mengalami pencemaran yang dapat memperburuk kualitas air dibadan sungai. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah sistem mina padi ini dapat diterapkan di seluruh benua. Dengan besarnya efisiensi dan adanya peningkatan pendapatan hingga 40%, Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam lembaga pangan dunia PBB (FAO) kini mendapat sorotan khusus dari berbagai negara. Beberapa negara yang terlihat sangat antusias adalah mereka yang mengirimkan perwakilannya langsung ke Sukoharjo untuk melihat bagaimana sistem mina padi ini dikembangkan. Negara tersebut antara lain adalah Nigeria, Algeria, Thailand, Chili, Norwegia, Yordania, Amerika Serikat dan Australia. Kedelapan negara ini juga berhasil merepressantasikan dari negara yang ada di lima benua yaitu Afrika, Eropa, Asia, Amerika, dan Australia. Gagasan tentang minapadi yang relatif mudah untuk dilakukan oleh petani, didukung oleh keuntungan dan bagaimana petani dapat membudidayakan padi organik menjadi alasan utama sorotan besar dari berbagai macam negara. FAO pun telah memberikan dukungan penuh dalam kampanye minapadi sejak tahun 2016. Lokasi yang menjadi percontohan berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat. Di masing-masing daerah tersebut dibuka lahan seluas 25 hektar untuk sistem mina padi. Setelah itu kembali dibuka lahan seluas 18 hektar pada tahun 2018.



Gambar 3. Pembukaan puluhan ha lahan untuk minapadi



Berdasarkan keterangan Stephen Rugard, perwakilan FAO di Indonesia, keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan sistem minapadi patut ntuk disebarluaskan di seluruh dunia. Meskipun sistem tersebut menjadi yang pertama diterapkan didunia, tetapi itu ternyata memberikan keuntungan yang banyak dan sangat cocok untuk diterapkan di 193 negara yang ada di dunia. Sistem minapadi yang merupakan cara efektif untuk keberlanjutan usaha pertanian dan perikanan, dapat meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kedaulatan pangan. Hasil tanam yang berupa padi berkualitas dan merupakan pertanian organik ramah lingkungan menjadikannya sistem yang sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh petani diseluruh dunia



Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Mina_padi https://id.wikipedia.org/wiki/Jajar_legowo http://journal.umy.ac.id/index.php/ag/article/view/1129 http://jlsuboptimal.unsri.ac.id/index.php/jlso/article/view/144