Skenario Konseling Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KONSELING PENDIDIKAN GIZI SKENARIO KONSELING GIZI KASUS OBESITAS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Pendidikan Gizi Dosen Pengampu : Gunarti Yahya, DCN.MM.RD



\



Kelas 5 B Disusun oleh : GAVITA OKTARIANA



1605025163



PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2020



STUDI KASUS Seorang klien (Dwi Mariam) yang memiliki masalah obesitas kemudian berkonsultasi dengan Ahli gizi. Konseling terbentuk berawal dari kekhawatiran Dwi Mariam akan mengalami kesulitan dalam berpenampilan dan juga kekhawatiran akan menderita penyakit lainnya yg disebabkan oleh obesitas dikarenakan Dwi Mariam memiliki riwayat keluarga (Ibu) penyakit Diabetes Melitus. Oleh karena itu Dwi Mariam sangat hati-hati dengan penyakit ini. Setelahnya Dwi Mariam memutuskan untuk bertemu Ahli Gizi. Pertemuan Dwi Mariam dengan seorang Konselor (Ahli Gizi) menghasilkan pemahaman yang cerah, di sini lah Dwi Mariam mendapatkan banyak pengalaman. ADEGAN KONSELING (RUANGAN KONSULTAN GIZI)  Dwi Mariam: Assalamu’alaikum...  Konselor: Wa’alaikum salam Warohmatullah... Silahkan duduk bu.. Setelah klien duduk  Konselor: oh.. baik, Perkenalkan nama saya Gavita Oktariana dan saya adalah Ahli Gizi diklinik ini. Oiya.. Sebelumnya ibu bisa mengisi formulir biodata singkat ini ya bu. (Formulir Singkat Berisi : Nama lengkap, Tanggal Lahir, Usia, BB biasanya, TB biasanya, Agama, dan Suku bangsa)



 Dwi Mariam : baik mbak.. Setelah Mengisi Formulir  Dwi Mariam: Ini mbak.. sudah saya isi..  Konselor: Terimkasih ibu.. oiya rumahnya dimana bu ?  Dwi Mariam: rumah saya tidak jauh dari sini mbak, didekat SMP 5 bekasi situ mbak, tadi saja saya kesini naik angkot.  Konselor: ohh.. lumayan dekat ya bu.. Baik ibu Jadi apa bu yang bias saya bantu?  Dwi Mariam: Jadi Gini mbak, orang tua saya kan DM, terus beberapa hari yang lalu saya sempat periksa ke dokter, dipaksa sama orang tua mbak, soalnya kan katanya DM tuh bisa turun temurun ya mbak, jadinya orang tua saya sedikit khawatir. Pas periksa ke dokter, kata dokter gula darah saya tinggi



mbak, saya harus berhati-hati katanya, apalagi saya obesitas mbak. Terus saya kan baca-baca informasi diinternet nih mbak untuk mengatasi obesitas, terus efek dari obesitas kaya penyakit apa saja yang akan diderita mbak. tapi terkadang saya bingung dengan maksud informasi itu mbak. Hmmm sebenarnya di samping itu juga saya takut mbak kena DM karena obesitas ini, jadi saya pengennn sekali punya tubuh yang ideal mbak, tidak gemuk kayak sekarang ini mbak. Tapi saya pusing mbak harus ngelakuin apa. Saya sudah melakukan semua cara berdasarkan informasi-informasi yang saya lihat diinternet dan saya terima mbak, tapi hasilnya yaa begini-begini aja mbak, nihilll,,,!! Saya tuh sudah mengurangi waktu makan sampai puasa juga sudah saya lakukan, tapi timbangan saya tetap saja mbak bahkan kadang bertambah 3 kg,,, Hmmm pusing saya mbak harus gimana lagi... ditambah saya kadang suka minum teh jati cina yang katanya bisa bikin bb turun juga.  Konselor: baik ibu, saya memahami apa yang ibu sampaikan. Ternyata sudah cukup banyak ya bu usaha dan kiat-kiat ibu untuk menurunkan berat badan. Oiya ibu, sebelumnya ibu sudah memeriksa gula darah, apakah boleh saya ketahui hasil pemeriksaannya bu?  Dwi Mariam: Boleh mbak, sebentar ya mbak.. nih mbak hasilnya (sambil memberikan selembar kertas)  Koselor: oh baik bu.. terimakasih.. saya catat terlebih dahulu ya bu… baik.. kalau gitu kita ukur BB, TB sama lingkar pinggang ibu dulu ya...  Dwi Mariam: iya mbak... kemudian mengukur antropometri Dwi Mariam oleh asisten  Asisten : silahkan bu...  Konselor: (mencatat, mengkaji, dan menghitung hasil pemeriksaan kemudian membandingkan dengan standar normal)  Konselor:



baik ibu, setelah melakukan pengukuran antopometri di sini



hasilnya BB ibu 89 kg, TB nya 170 cm, lingkar pinggang ibu 125 cm, dari pengukuran BB dan TB tadi kemudian dihitung IMT ibu hasilnya (30,8 kg/m2). Sekarang mari kita lihat dan kita bandingkan dengan standar normalnya ya bu.. berikut standar normalnya yang ditentukan oleh kementrian kesehatan republik indonesia tentang Angka Kecukupan Gizi tahun 2018 bu, nah.. pada ketentuan



yang tertera dengan TB 170 cm dan usia ibu 30 tahun maka BB ibu yang dianjurkan adalah 62 kg bu.. kemudian berdasarkan



IMT nya ini sudah



tergolong obesitas 2 ya bu.. oiya IMT ini adalah metode untuk mengetahui status gizi seseorang.. lalu untuk lingkar pinggang normal perempuan itu seharusnya maksimal 80 cm saja, sedangkan punya ibu sudah melebihinya yaitu 125 cm. Nah seperti yang ibu ketahui hal tersebut pastinya sudah melewati indikator normal ya bu.. artinya diperlukan untuk dilakukan proses asuhan gizi ibu..  Dwi Mariam: wahh.. ternyata sudah sebanyak itu ya mbak lebihnya..  Konselor: iya ibu.. Nah sekarang saya akan melakukan pencatatan terkait makanan yang ibu konsumsi 24 jam sebelumnya, dan sekarang pukul 10.00 WIB artinya ibu bisa menceritakan konsumsi makan ibu dimulai dari jam 10.00 WIB kemarin ibu. Apakah ibu masih mengingatnya ?  Dwi Mariam: wah saya sedikit lupa namun akan saya coba mengingat ya mbak.. (menyebutkan konsumsi makan 24 jam sebelum) Hasil : 10.00 WIB



2 gorengan dan teh manis



12.00 WIB



Nasi ½ piring dan lauk (tempe goreng, ayam goreng, dan



tumis kangkung) 15.00 WIB



1 gelas Es kopi susu



18.00 WIB



cemilan kripik kentang



20.00 WIB



1 potong roti bakar coklat



 Konselor: baik ibu.. sudah saya catat ya bu hasil pengkajian konsumsi makan 24 jam sebelum. oiya tadi sebelumnya ibu menceritakan bahwa ibu sudah mengurangi waktu makan sampai puasa dan mengkonsumsi teh jati cina ya bu, namun bb malah naik.  Dwi Mariam: Iya mbak betull,,,,,  Konselor: nah dalam pengurangan waktu makan, apakah ibu ngemil ?  Dwi Mariam: iya mbak, bahkan lebih sering ngemil mbak, kan saya fikir kalau makan berat porsinya banyak tuh takutnya nanti lebih cepat gemuk. Kalau ngemil kan porsinya sedikit, jadi perut tidak terasa full. Pola makan saya sehari-hari, kalau pagi biasanya makan donat, gorengan terus minumnya teh,



siangnya makan nasi sama lauk, kadang bakso, pas malamnya paling makan kue-kue saja mbak, kan siangnya sudah makan nasi mbak.  Konselor: (sambil mencatat semua informasi pasien) baik.. jadi lebih sering nyemil ya bu.. kalau konsumsi sayur dan buah bagaimana ibu ?  Dwi Mariam: jarang banget mbak... soalnya saya kurang suka masak sayur karena anak saya tidak menyukai sayur dan juga jarang sekali nyediain buah. sayur juga paling kalau beli diluar tuh kebanyakan tumis-tumisan terus diolah santan gitu-gitu, itu pun dapetnya dikit banget mbak..  Konseling: oooh baik bu.. lalu tadi ibu bilang ibu juga puasa ya.. nah kalau puasa biasanya menu buka puasa ibu apa saja ?  Dwi Mariam: pas buka puasa saya tuh makannya lebih banyak yang manismanis mbak, kayak puding coklat, es buah gitu-gitu, nanti pas tengah malam baru makan makanan berat lagi, soalnya rasanya cepet lapar sih mbak..  Konselor: mm baik.. kalau untuk olahraga atau aktvitas fisik biasanya apa yang ibu lakukan?  Dwi Mariam: wahhh saya malas sekali olahraga mbak hehe... paling seminggu cuma sekali aja mbak, itu pun tidak rutin hehe.. biasanya saya hanya jogging sebentar nah kalo aktivitas fisik biasanya saya melakukan kegiatan ibu rumah tangga, seperti berbenah rumah, memasak dan lain lainnya.  Konselor: baik ibu.. setelah saya melakukan pengkajian konsumsi makan ibu lebih sering jajan-jajanan yang notabennya memang terlihat kecil dan tidak pengaruh pada BB, padahal itu sangat membawa pengaruh yang besar, terus ketika ibu puasa, saat buka puasa makannya kebanyakan yang manis dan juga sering makan tengah malam. Kalo dalam teori gizi... makan tengah malam memang kebanyakan menambah berat badan, ditambah lagi ibu jarang olahraga, padahal dengan olahraga.. bisa banget tuh untuk bantu nurunin berat badan ibu.  Dwi Mariam: ooo.. gitu yah mbak. Pantesan yah mbak, berat badanku tidak mau turun, malah beratku bertambah.  Konselor: iya bu..jadi



begini bu dari hasil bincang-bincang kita tadi bisa



disimpulin kalau ibu ini ingin punya badan yang ideal, sudah melakukan banyak cara, mulai puasa sampai mengurangi waktu makan tapi berat



badannya tetap malah naik ya bu, terus ibu ini sukanya makan snack dari pada makan makanan berat, makan beratnya hanya sekali di siang hari saja, masih jarang konsumsi buah dan sayurnya, saat puasa sukanya buka pakek makanan ringan yang manis-manis dan makan utamanya di malam hari karena merasa cepat lapar, jarang olahraga dan hanya melakukan aktivitas fisik rumah tangga  Dwi Mariam: waahh.. iya mbak... lalu bagaimana ya mbak,, berarti saya harus merubah semua itu mbak?  Konselor: nah, tepat sekali... setelah kita mengetahui kesalahan pola makan ibu, jadi gimana bu? Apakah ibu betul-betul mau menurunkan berat badan?  Dwi Mariam: iyaa sih mbak…  Konselor: perlu diingat kembali ibu, ibu mau kan punya berat badan ideal? Nah yang terpenting adalah untuk kesehatan juga karena, ibu beresiko lebih besar untuk terkena penyakit diabetes dan penyakit degeneratif yaa kalau berat badan ibu tak kunjung turun. Jadi gimana?  Dwi Mariam : hmmm (mikir sejenak) iya dehh mbak… saya akan coba mengatur pola makan dan mengurangi makan makanan ringan sayaa...  Konselor : nah gitu dong… kalau begitu ibu siap berkomitmen untuk melaksanakan diet yang akan kita bahas kan?  Dwi Mariam: saya akan berusaha mbak..  Konselor: baik.. kira-kira ibu siap untuk mengurangi makanan ringannya, makanan manis saat buka puasa dan tidak makan di tengah malam lagi nggak? Bagaimana kalo kita coba sehari 2 kali makan snack saja?  Dwi Mariam: baik mbak akan saya coba..  Konselor: baik, kalau gitu kita sepakat yaa.. nah, untuk makan utamanya kirakira ibu bias nggak kalau tiap kali makan diusahakan selalu ada sayurnya, tetapi sayurnya yang berkuah dan bening-bening saja dulu, sayur tumisannya tidak apa-apa, tetapi 3 kali seminggu saja dan bukan sayur yang bersantan, bagaimana?  Dwi Mariam: emmm kalau itu sepertinya bisa mbak..  Konselor: nahh baguss... berarti sepakat yaa untuk konsumsi sayurnya tiap hari yang berkuah dan bening-bening, tidak bersantan dan yang tumis-tumisan hanya 2 kali saja dalam seminggu..



 Dwi Mariam: iya mbak sepakat mbak...  Konselor: okee.. lalu untuk olahraganya, bagaimana kalau kita coba untuk minimal olahraga 3 kali per 30 menit setiap minggunya, bagaimana bu?  Dwi Mariam: baik saya akan berusaha..  Konselor: okee... nah, sekarang ibu bisa mengulangi 4 poin kesepakatan kita tadi bu?  Dwi Mariam: (mengulangi 4 point tadi)  Konselor: wah ibu semangat sekali yaa, semoga semangat ini tetap terus terjaga dan ibu dapat melaksanakan diet sehingga keinginan-keinginan ibu untuk tetap sehat bisa lebih cepat..  Dwi Mariam : iya mbakkk siapppp...  Konselor: emmm kira-kira kalau 2 minggu lagi ibu datang ke sini lagi bagaimana? Kita lihat hasilnya, apakah kesepakatan-kesepakatan kita tadi sudah bisa membawa perubahan atau belum, bagaimana?  Dwi Mariam: baik mbak, 2 minggu lagi saya akan datang ke sini lagi... terimakasih banyak ya mbak atas bantuannya...  Konselor: sama-sama bu, terima kasih juga atas kerjasamanya hari ini (konselor dan klien kemudian berjabat tangan dan klien langsung pamit mengundurkan diriSelesai sudah konseling hari ini, konseling akan dilanjutkan kembali pada 2 minggu yang akan datang) TAMAT