Skripsi - Ake Saputra Hervin Guslika (3170120) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

IBM asmi ANALISIS KEBUTUHAN PELAUT INDONESIA TERHADAP PERMINTAAN PERUSAHAAN PEMILIK KAPAL ASING DI PT. INKOR DUNIA SAMUDERA



Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Skripsi di Program Studi S1 Manajemen



Disusun Oleh: AKE SAPUTRA HERVIN GUSLIKA 3170120



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI (FE) INSTITUT BISNIS DAN MULTIMEDIA asmi JAKARTA 2021



LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING DAN DEKAN FAKULTAS EKONOMI Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan diketahui oleh Dekan Fakultas Ekonomi karena sudah sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah dan ketentuan yang berlaku di IBM ASMI serta layak untuk diujikan.



Jakarta, 10 September 2021 Dosen Pembimbing



Dekan Fakultas Ekonomi



Imam Jayadi, S.E., M.M.



Dr. Jerry M. Logahan, M.Si



I



LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera” telah di perbaiki dan di setujui oleh penguji skripsi.



Penguji



: Hardianwati, S.Sos, MM



Pembimbing : Imam Jayadi, S.E, MM



…………………………



………………………….



III



LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera” Telah diujikan secara komprehensif pada:



Hari



: Sabtu



Tanggal



: 18 September 2021



Dinyatakan



: Lulus



PANITIA PENGUJI SKRIPSI



Penguji



: Hardianwati, S.Sos, MM



Pembimbing



: Imam Jayadi, S.E, MM



Dekan Fakultas Ekonomi



: Dr. Jerry M. Logahan, M.Si



IV



KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat kehendak-Nya penelitian dengan judul “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud penyusun skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Strata I Program Studi Manajemen Transportasi Laut Institut Bisnis dan Multimedia Jakarta. Banyak kesulitan dan hambatan yang ditemui penulis dalam pembuatan skripsi ini, namun berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya semua kesulitan dapat teratasi dengan baik. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1.



Dr. Freddy J Rumambi, M.M selaku Rektor Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



2.



Drs. Medi Purnomo, S.E, M.M selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



3.



Dr.Rudianto, S.E., M.M selaku Wakil Rektor II Bidang Pengelolaan Sumber Daya dan Keuangan Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



4.



Khairul Anwar, S.E., M.M selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



5.



Dr. Drs. Jerry M. Logahan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



6.



Dra. Mintarsih, M.M selaku Kepala Program Studi Manajemen Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta.



7.



Imam Jayadi, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Penulisan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.



8.



Seluruh Jajaran Dosen, Staff, Karyawan serta seluruh Akademika Institut Bisnis dan Multimedia ASMI Jakarta. V



9.



Seluruh Jajaran PT.Inkor Dunia Samudera, yang sangat membantu dan memberikan



kesempatan



serta



pengetahuan



kepada



Penulisuntuk



menyelesaikan Skripsi ini. 10.



Orang tua serta keluarga dekat yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil.



11.



Kepada Alvian, Bayu, Fathur, Hamim, Harry, Hendri, Iin, Musyafa, Rivaldo, Syahrul yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan menyemangati tanpa henti.



Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga mengharapkan kritik dan saran agar dapat membuat penelitian yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Jakarta,10 September 2021 Penyusun



AKE SAPUTRA H.G NIM.3170120



VI



ABSTRAK Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing di PT. Inkor Dunia Samudera. NIM (3170120) Ake Saputra Hervin Guslika & NIDN (0321016801) Imam Jayadi, SE, MM Penelitian ini di latar belakangi oleh proses kegiatan pemenuhan dan penempatan awak kapal Indonesia di kapal asing berbendara luar negeri. Dimana sumber daya manusia yaitu pelaut Indonesia yang menjadi komponen penting bagi kelancaran kegiatan tersebut, sekaligus menjadi salah satu hambatan dalam kegiatan pemenuhan permintaan yang datang dan harus dipenuhi oleh PT. Inkor Dunia Samudera yang makin meningkat tiap tahunnya dikarenkaan beberapa faktor penyebab. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Inkor Dunia Samudera dengan mengambil beberapa data primer dan sekunder. Data primer dari PT. Inkor Dunia Samudera melalui metode convenience sampling sebanyak 42 orang pelaut dan divisi rekrutmen yang diambil sebagai sampel. dengan menyebar kuesioner terhadap 42 responden menggunakan skala likert, lalu menggunakan metode analisis Regresi Linier Sederhana Dan analisis Koefisien Korelasi untuk mengetahui seberapa besar dan kuatnya pengaruh Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti melalui media perantara Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari Kebutuhan Pelaut Indonesia Tehadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing di PT. Inkor Dunia Samudera, Hasil analisis menunjukan pengaruh antara Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing sebesar 0,624 berada diantara 0,600-0,799 yang berarti memiliki pengaruh yang “kuat” dan memiliki kontribusi dengan Sig. 0,044 ≤ 0,05 atau t hitung ≥ t tabel (8,151 ≥ 1,00). Maka apa bila Kebutuhan Pelaut Indonesia atas Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing terpenuhi Maka Permintaan tersebut akan meningkat. Kata Kunci : Pelaut Indonesia, Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. 18 buku, 4 web, dan 5 jurnal



VII



ABSTRACT Analysis of Indonesian Seafarers Needs Againt the Demand of Foreign Ship Owners at PT. Inkor Dunia Samudera. NIM (3170120) Ake Saputra Hervin Guslika & NIDN (0321016801) Imam Jayadi, SE, MM This research was by the process of fulfilling and placing Indonesian crew members on foreign vessels with foreign flags. Where human resources, namely Indonesian seafarers, are an important component for the smooth running of these activities, as well as being one of the obstacles in fulfilling requests that come and must be met by PT. Inkor Dunia Sanudera which is increasing every year is due to several factors. This research was conducted at PT. Inkor Dunia Samudera by taking some primary and secondary data. Primary data from PT. Inkor Dunia Samudera through convenience sampling method as many as 42 seafarers and recruitment divisions were taken as samples. By distributing questionnaires to 42 respondents using a Likert scale, then using the method of simple linear regression analysis and correlation coefficient analysis to find out how big and strong the influence of the needs of Indonesian seafarers on the demand for foreign ship owners. While secondary data is a source of data obtained by researchers through intermediary media. The Conclusion of this study is that it was found that there was a significant effect of the needs of Indonesian seafarers on the demand of foreign ship owner companies at PT. Inkor Dunia Samudera. The results of the analysis show the influence of Indonesian Seafarers' Needs on the Demands of Foreign Ship Owners Companies of 0.624, between 0.600-0.799 which means it has a "strong" influence and has a contribution to Sig. 0.044 ≤ 0.05 or t count t table (8,151 ≥ 1.00). So what if the needs of Indonesian sailors at the request of foreign ship owner companies are met, then the demand will increase. Keywords: Indonesian Seafarers, Requests for Foreign Ship Owners. 18 books, 4 websites and 5 journals



VIII



DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Total Awak Kapal PT. Inkor Dunia Samudera 2021.…………………..4 Tabel 1.2 Total Perbandingan Awak Kapal Sampai April 2021…………….….....4 Table 1.3 Penelitian Terdahulu ……..……………………………………….……5 Tabel 2.1 Paradigma Penelitian …………………………………………….……30 Tabel 3.1 Operasional variable…………………………………………...………35 Tabel 3.2 Skala Likert Dengan Skor Tiap Pernyataan…………………………...35 Tabel 3.3 Interval Kelas Pengembangan…………………………………………36 Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas ………………………………………………….42 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) ……….43 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Permintaan Perusahaan (Y) …………….43 Tabel 3.7 Kriteria Uji Reliabilitas ……………………………………………….44 Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………..45 Tabel 3.9 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi ……...…47 Tabel 3.10 Jadwal kegiatan penelitian …………………………………………..48 Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Departemen Bagian …………..…… 53 Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan Profesi ………………..……54 Tebel 4.3 Jawaban dan Skor ……………………………………………….…….54 Tabel 4.4 Rekapitulasi data pemenuhan kebutuhan pelaut Indonesia……………55 Tabel 4.5 Hasil persentase tugas jaga (X1)………………………………….……56 Tabel 4.6 Hasil persentase tanggung jawab (X2) ………………………………..57 Tabel 4.7 Hasil persentase Disiplin (X3)…………………………………...…….58 Tabel 4.8 Hasil persentase Terlatih (X4)…………………………………...…….59 Tabel 4.9 Hasil persentase Upah (X5) ………………………………...…………59 Tabel 4.10 Hasil persentase Upah (X6)……………………………………….….60 Tabel 4.11 Rekapitulasi data Permintaa Perusahaan Pemilik Kapal Asing .…….61 Tabel 4.12 Hasil persentase Pendidikan (Y1) ……………………………………62 Tabel 4.13 Hasil Persentasi Keahlian (Y2) ………………………………………64 Tabel 4.14 Hasil persentase Tidak Melalui Agent Crewing (Y3)…………..……64 Tabel 4.15 Hasil persentase Melalui Agent Crewing (Y4) ………………...…….65 Tabel 4.16 Hasil persentase Melalui Serikat Pekerja Laut (Y5) …………..……..66 IX



Tabel 4.17 Hasil persentase Melalui Serikat Pekerja Laut (Y5) ……...….………67 Tabel 4.18 Hasil persentase Non Serikat Pekerja Laut (Y6) ……. ……….……..68 Tabel 4.19 Hasil Indeks Variabel Permintaan Perusahaan (Y)……………….….68 Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ………………………….....70 Tabel 4.21 Hasil Analisis Koefisien Korelasi ……………………………..…….71 Tabel 4.22 Hasil Uji thitung Antara Variabel Kebutuhan Pelaut (X) terhadap Variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y).……..….72



X



DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 SIUPPAK PT.Inkor Dunia Samudera …………………………….....1 Gambar 1.2 SIP3MI PT. Inkor Dunia Samudera …..…………………………..…2 Gambar 2.1 Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II ……………………….…………26 Gambar 2.2 Endorsment Ahli Nautika Tingkat II………………………………..27 Gambar 2.3 Sertifikat BST……………………………………………………….27



XI



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ I LEMBAR PLAGIARISME .............................................................................................. II LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI ................................................................................ III LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ................................................... IV KATA PENGANTAR ....................................................................................................... V ABSTRAK ....................................................................................................................... VII DAFTAR TABEL............................................................................................................. IX DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ XI DAFTAR ISI .................................................................................................................... XII BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang ........................................................................................... 1



1.2



Penelitian Terdahulu ................................................................................. 5



1.3



Rumusan Masalah...................................................................................... 8



1.4



Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 9



BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 10 2.1



ManajemenTransportasi ......................................................................... 10



2.2



Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal ................................................. 14



2.3



Pengertian Pelaut dan Awak Kapal ....................................................... 22



2.4



Hasil Penelitian Terkait ........................................................................... 26



2.5



Kerangka Pemikiran................................................................................ 29



BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 32 3.1



Jenis Penelitian ......................................................................................... 32



3.2



Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 32



3.3



Operasionalisasi Variabel Penelitian...................................................... 34



3.4



Model dan Hipotesis Penelitian............................................................... 37



3.5



Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 37



3.6



Metode Analisis Data ............................................................................... 40



3.7



Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 47 XII



BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 49 4.1



Objek Penelitian ....................................................................................... 49



4.2



Analisis Data Pemenuhan kebutuhan Pelaut Indonesia ....................... 55



4.3



Analisis Data Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing .............. 62



4.4



Analisis Pengaruh Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. .......................................................... 69



4.5



Hipotesis Penelitian .................................................................................. 72



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 75 5.1



Kesimpulan ............................................................................................... 75



5.2



Saran ......................................................................................................... 76



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... I LAMPIRAN ...................................................................................................................... III



XIII



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Perkembangan



industri



maritim



pada



tahun



2021



mengalami



perkembangan yang sangat pesat hal ini dibuktikan dengan bertambahnya perusahaan pemegang Surat Izin Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal (SIUPPAK) sebagaimana yang tercamtum pada website perhubungan laut www.pelaut.dephub.go.id PT. Inkor Dunia Samudera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang keagenan awak kapal (crew manning agency)dengan kepemilikan SIUPPAK No: SIUPPAK.102.01.TAHUN 2018 serta kepemilikan SIP3MI sebagaimana amanat Undang-Undang No.18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Gambar 1.1 SIUPPAK PT.Inkor Dunia Samudera.



1



Gambar 1.2 SIP3MI PT. Inkor Dunia Samudera



PT. Inkor Dunia Samudera didirikan pada tahun 2016 dan mulai menjalani pemenuhan terhadap permintaan perusahaan pemilik kapal negara Korea Selatan dengan bendera kapal Korea Selatan, Panama, dan kapal berdendera Marshal. Terhitung sejak perusahaan didirikan sampai dengan tahun 2021 PT. Inkor Dunia Samudera telah melakukan perekrutan dan penempatan pelaut Indonesia yang bekerja diluar negeri sebanyak 1200 lebih Pelaut Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa minat pelaut Indonesia untuk bekerja dikapal berbendera luar negeri sangatlah tinggidan seiring dengan bertambahnya crew manning agencyyang telah memnuhi PM 84 Tahun 2013.



2



Pemerintah Indonesia terus melakukan perubahan demi tercapainya poros maritime Indonesia yang mana pada tahun 2019 Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan Laut menyelenggarakan program diklat pemberdayaan masyarakat gratis terhadap pelaut Indonesia diantaranya sertifikat keselamatan dasar Basic Safety Training (BST), sertifikat penyelamatan dan bertahan hidup diatas kapal Proficiency Survival Craft and Rescue Boat (PSCRB), sertifikat pelatihan pemadam kebakaran Advance Fire Fighting (AFF), sertifikat pertolongan pertama pada kecelakaan Medical First Aid (MFA), sertifikat pelatihan kesadaran keamanan Security Awareness Training (SAT).



Hal ini menjadikan salah satu alasan perusahaan pemilik kapal negara Korea Selatan untuk mengajukan kerjasama dengan perusahaan crew manning agency di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan perusahaan pemilik kapal Ship Owners terhadap pelaut Indonesia.



Pada tahun 2021 mengalami peningkatan permintaan pelaut Indonesia yang mana pada tahun tahun sebelum nya pemenuhan permintaan pelaut untuk perusahaan pemilik kapal korea selatan sebagian besar menggunakan tenaga kerja pelaut dari negara Myanmar, Filiphina, dan Indonesia.



Di awal tahun 2021 terjadi krisis politik dan kudeta militer di negara Myanmar yang berdampak pada pelaut Myanmar sehingga harus terjadi pemulangan dan terisolasi nya seluruh pelaut yang berasal dari negara tersebut sampai saat ini. Hal ini menyebabkan melonjaknya kebutuhan perusahaan pemilik kapal untuk mengisi kekosongan jabatan diatas kapal terhadap pelaut Indonesia.



PT. Inkor Dunia Samudera telah melakukan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) Collective Bargaining Agreement (CBA) diantaranya Hana Marine Co., Ltd., KSS Marine Ltd., Fine Ocean Co.,Ltd., Woo Lim Shipping Ltd. dengan jumlah kapal sebanyak 69 buah. Berdasarkan perkembangan



3



perusahaan sampai dengan tahun 2021, Perusahaan pemilik kapal tersebut diatas menggunakan sebagian kecil pelaut Myanmar dan sebagian besar pelaut Indonesia hal ini adalah salah satu dampak terimplementasinya MLC 2006 di Indonesia, Dimana Pelatihan diklat dan sertifikasi kelautan mengalami beberapa perbaikan sesuai dengan regulasi MLC 2006.



Adapun peningkatan jumlah perekrutan dan penempatan awak kapal di PT. Inkor Dunia Samudera sebagai berikut:



Tabel 1.1 Total Awak Kapal PT. Inkor Dunia Samudera 2021. JUMLAH KAPAL



JUMLAH CREW KAPAL



JUMLAH CREW ON BOARD



JUMLAH CREW STAND BY



69 Kapal



1.369 Orang



1.242 Orang



127 Orang



Sumber: list data crew update PT.Inkor Dunia Samudera april2021.



Tabel 1.2 Total Perbandingan Awak Kapal Sampai april 2021. JUMLAH PERMINTAAN



JUMLAH PEMENUHAN



3.105 Orang



2.484 Orang



Sumber: Crew offering PT. IDS April 2021



Data tersebut di atas berdasarkan asumsi dari 69 kapal yang datangnya secara berangsur dalam tempo 4 tahun dimana dalam setiap tahun terdapat 17 kapal, dan pada setiap kapal dipenuhi oleh 18 awak kapal, sehingga nilai rata rata setiap tahunnya berjumlah 1.224 awak kapal belum termasuk dengan jumlah pergeseran awak kapal korea yg digantikan oleh awak kapal Indonesia serta kebutuhan terhadap pemenuhan awak kapal praktek laut / pelaut muda.



Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih judul “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera”



4



1.2



Penelitian Terdahulu Penelitian tedahulu merupakan sebuah karya tulis yang dapat di gunakan sebagai referensi untuk memperkaya teori yang di gunakan dalam menyusun skripsi. Adapun penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai referensi dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:



Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu. No Nama



Judul



Publikasi



1.



Fillip Hutomo



Pengaruh Komitmen Karir Terhadap Kualitas Kehidupan Kerja Pada Pelaut Di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap



2.



Nur Rohmah, Adhi Pratistha Silen, dan Yusuf Sutrisno



Mekanisme Replacement Crew Kapal Guna Memperlancar Crewing Management Di PT. Jasindo Duta Segara.



Skripsi Psikolog 2016 Universitas Negeri Semarang 1511411018, tahun 2016, Hal 24-29 Jurnal Politeknik 2017 Ilmu Pelayaran Semarang, Tahun 2017, Hal 19181929



3.



Muhammad Optimalisasi choirul anas Perbandingan Kebutuhan Kru Kapal Dengan Jumlah Awak Kapal yang Melamar di PT. Amas Samudera Jaya.



4.



Nina Farah Perlindungan Pelaut Adela Indonesia Di Luar Negeri Melalui Ratifikasi Maritime Labour Convention 2006. Hendro Analisis Proses Davos Rekrutmen, Seleksi, dan Pandapotan Penempatan Awak Kapal di PT. Inkor Dunia Samudera.



5.



5



Tahun



Skripsi 2018 Ketatalaksanaan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 511445540 K, Tahun 2018, Hal 7-13 Jurnal Universitas 2018 Airlangga, Tahun 2018, Hal 645667



Skripsi 2020 Ketatalaksanaan Akademi Maritim Indonesia 164038, Tahun 2020, Hal 18-34



Menurut Fillip Hutomo dengan judul Pengaruh Komitmen Karir Terhadap Kualitas Kehidupan Kerja Pada Pelaut Di Pelabuhan Intan Cilacap (2016). Hasil penelitian menjukkan bahwa perlunya motivasi dan gambaran proses kerja dari pihak perusahan keagenan awak kapal ketika Akan memberangkatkan awak kapal yang Akan bekerja diatas kapal luar negeri agar menjadi indikasi keminatan pelaut lain untuk bekerja diatas kapal luar negeri. Perbandingan dengan judul yang peneliti ambil yang berjudul Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera, dimana peneliti meneliti bagaimana gambaran Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing dan bentuk kerjasama yang akan disepakati oleh Pelaut Indonesia melalui perusahaan keagenan awak kapalserta memastikan alur efisien dari permintaan tersebut demi terpenuhinya permintaan tersebut.



Dari hasil penelitian yang ditelusuri, Nur Rohmah, Adhi Pratistha Silen, dan Yusuf Sutrisno dengan judul Mekanisme Replacement Crew Kapal Guna Memperlancar Crewing Management Di PT. Jasindo Duta Segara (2017). Hasil dari penelitiannya dengan menggunakan pendekatan kualitatif tidak berpengaruh signifikan namun memiliki arah yang positif terhadap Mekanisme Replacement Crew Kapal, namun memberikan efek saran yang baik secara struktural untuk alur kegiatannya agar menjadi efisien dan terarah. Perbandingan dengan judul yang peneliti ambil yang dimana berjudul Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera, dimana peneliti meneliti bagaimana gambaran Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing terhadap Pelaut Indonesia melalui perusahaan keagenan awak kapal apakah adanya pengaruh terhadap minat Pelaut Indonesia untuk Bergabung dan memenuhi permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing untuk mengisi posisi jabatan diatas kapal luar negeri demi terpenuhinya permintaan tersebut.



6



Menurut penilitianMuhammad Choirul Anas dengan judul Optimalisasi Perbandingan Kebutuhan Kru Kapal Dengan Jumlah Awak Kapal yang Melamar Di PT. Amas Samudra Jaya (2018), hasil penelitian menunjukan bahwa diperlukan standarisai dalam merekrut dan menseleksi para pelaut yang melamar di PT. Amas Samudra Jaya, agar sesuai dengan spesifikasi permitaan perusahaan pemilik kapal yang bekerjasama dengan PT. Amas Samudra Jaya serta memberikan bonus tambahan gaji untuk pelaut yang ingin bergabung kembali dengan perusahaan pemilik kapal sebelumnya melalui PT. Amas Samudra Jaya agar para mantan awak kapal tersebut minat untuk bergabung kembali.Perbandingan dengan judul yang peneliti ambil yang berjudul Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera, dimana peneliti meneliti bagaimana gambaran Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing terhadap Pelaut Indonesia melalui perusahaan keagenan awak kapal, apakah adanya pengaruh terhadap minat Pelaut Indonesia untuk Bergabung dan memenuhi permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Luar Negeri untuk mengisi posisi jabatan diatas kapal Asing demi terpenuhinya permintaan tersebut.



Menurut Nina Farah Adela dengan judul Perlindungan Pelaut Di Luar Negeri Melalui Ratifikasi Maritime Labour Convention 2006 (2018).Hasil dari penelitiannya menunjukan perlu adanya peran pemerintah Indonesia dan organisasi terkait dengan kesejahteraan para pekerja migran untuk memberikan perlindungan hukum khususnya terhadap pelaut yang bekerja diatas kapal asing agar mendaptkan hak dan kesejahteraan sebagai pekerja migran. Perbandingan dengan judul yang penulis ambil yang berjudul Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera, dimana peneliti meneliti bagaimana gambaran Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing dan bentuk kerjasama yang akan disepakati oleh Pelaut Indonesia melalui perusahaan keagenan awak kapal apakah adanya pengaruh terhadap minat Pelaut Indonesia untuk Bergabung dan memenuhi permintaan Perusahaan



7



Pemilik Kapal Asing dan mengisi posisi jabatan diatas kapal luar negeri demi terpenuhinya permintaan tersebut.



Menurut Hendro Davos Pandapotan dengan judul Analisi Proses Rekrutmen, Seleksi, dan Penempatan Awak Kapal Di PT. Inkor Dunia Samudera (2020), hasil penelitian menunjukkan bahwa proses rekrutmen, seleksi, dan penempatan awak kapal di PT. Inkor Dunia Samudera, terjadi kendala yaitu permintaan perusahaan pemilik kapal terhadap pelaut yang datang seceara mendadak dan tidak adanya pemberitahuan sebelumnya guna di optimalkan untuk mempersiapkan agar crew yang diminta sesuai kriteria yang di perlukan oleh pihak pemilik kapal agar permintaan tersebut terpenuhi.Perbandingan dengan judul yang penulis ambil yang berjudul Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera, dimana peneliti meneliti bagaimana gambaran Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing dan bentuk kerjasama yang akan disepakati oleh Pelaut Indonesia melalui perusahaan keagenan awak kapalserta memastikan alur efisien dari permintaan tersebut demi terpenuhinya permintaan tersebut. . 1.3



Rumusan Masalah Dalam suatu penelitian, perumusan masalah sangatlah penting. Perumusan masalah akan mempermudah dalam mencari jawaban yang tepat atau sesuai. Berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan pelaut Indonesia terhadap permintaan pemilik kapal asing di PT. Inkor Dunia Samudera ? 2. Bagaimana bentuk permintaan perusahaan pemilik kapal asing yang telah bekerja sama dengan PT. Inkor Dunia Samudera ? 3. Seberapa besar dan kuatnya pengaruh pemenuhan pelaut indonesia terhadap permintaan perusahaan pemilik kapal asing yang telah bekerjasama dengan PT. Inkor Dunia Samudera ?



8



1.4



Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pelaut Indonesia yang di butuhkan oleh pemilik kapal asing di PT. Inkor Dunia Samudera? 2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk permintaan perusahaan pemilik kapal asing yang telah bekerja sama dengan PT. Inkor Dunia Samudera? 3. Untuk mengetahui Seberapa besar dan kuatnya pengaruh bentuk pelaut indonesia yang dibutuhkan oleh PT. Inkor Dunia Samudera dalam memenuhi permintaan perusahaan pemilik kapal asing yang telah bekerjasama ?



Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Peneliti Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan guna dijadikan bahan acuan untuk penelitian berikutnya sehingga dapat dikembangkan pada penelitian yang lebih baik dan akurat dimasa yang Akan datang. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi para pembaca, termasuk instansi terkait dan diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang dapat berguna untuk pengembangan sumber daya manusia dan personal soft skill sehingga para pelaut siap menghadapi dunia kerja. 2. Manfaat Institusi Sebagai tambahan pengetahuan di Institut Bisnis dan Multimedia (IBM ASMI) mengenai manajemen perusahaan crew manning agency beserta permasalahan yang dihadapinya. 3. Manfaat Perusahaan Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai referensi bagi PT. Inkor Dunia Samudera untuk melakukan perbaikan dan koreksi dalam berkiprah di dunia bisnis yang bergerak di bidang crew manning agency. Dan



dalam



pelaksanaan



mekanisme



pemenuhan



terhadap



permintaanawak kapal,karena sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.



9



BAB II LANDASAN TEORI



2.1



ManajemenTransportasi 1. Konsep Dasar Manajemen Secara umum, manajemen dikenal sebagai sebuah proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek yang baik. Manajemen berasal dari bahasa perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya dengan cara yang efektif efisien.



Menurut George R. Terry (2012) dalam bukunya Principle of Manajemen menyebutkan pengertian manajemen. Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaa, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari definisi inilah kemudian dikenal dengan fungsi manajemen. George R Terry kemudian membagi empat fungsi dasar manajemen, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.



Planning (Perencanaan) George R. Terry dalam bukunya Principle of Management (Sukarna, 2011: 10) mengemukakan tentang Planning bahwa perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang di inginkan. Organizing (Pengorganisasian)



10



George R. Terry dalam bukunya Principles of Management(Sukarna, 2011: 38) mengemukakan tentang organizing bahwa pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokka, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan factor-faktor physic yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang di harapkan. Actuating (Pelaksanaan) George R. Terry dalam bukunya Principles of Management(Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Definisi tersebut terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasrannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu, dan materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of management. Controlling (Pengawasan) Control mempunyai peranan atau kedudukan yang penting sekali dalam manajemen,



mengingat



mempunyai



fungsi



untuk



menguji



apakah



pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegiatan agar tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110) mengemukakan bahwa controlling (pengawasan) dapat dirumuskan sebagai



11



proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan perbaikanperbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah



serangkaian



kegiatan



merencanakan,



mengorganisasikan,



menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.



2. Konsep Dasar Transportasi Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.



Menurut Andriansyah (2015) transportasi memiliki fungsi untuk menunjang perkembangan perekonomian dengan membuat keseimbangan antara penyedia dan permintaan transportasi karena kebutuhan transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditas atau jasa lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila terdapat factor-faktor pendorongnya. Dalam kerangka makro ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan local, baik di perkotaan maupun pedesaan.



Dari hasil pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian transportasi merupakan suatu proses pemindahan atau pengangkutan manusia, hewan, serta barang, dari satu (1) tempat menuju tempat lain dengan menggunakan alat transportasi.



12



3. Konsep Dasar Manajemen Transportasi Menurut Miro (2012), pengertian transportasi merupakan suatu usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau juga mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lainnya yang mana di tempat itu objek yang dipindahkan itu lebih bermanfaat atau juga bermanfaat untuk tujuantujuan tertentu.



Menurut Andriansyah (2015) transportasi memiliki fungsi untuk menunjang perkembangan perekonomian dengan membuat keseimbangan antara penyedia dan permintaan transportasi karena kebutuhan transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditas atau jasa lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila terdapat factor-faktor pendorongnya. Dalam kerangka makro ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan local, baik di perkotaan maupun pedesaan.



Transportasi



mempunyai



pengaruh



besar



terhadap



perorangan,



masyarakat pembagunan ekonomi, dan social politik suatu negara. Pengangkutan merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi negara yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi (Rate of Growth). Transportasi bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dipasarkan kepada perusahaan industry. Hasil-hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dipasarkan kepada perusahaan industri. Hasil-hasil barang jadi yang diproduksi oleh pabrik dijual oleh produsen kepada masyarakat atau perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran.



Untuk



mengangkut



bahan-bahan



baku



dan



barang-barang jadi



dibutuhkan jasa-jasa transportasi. Terdapat 3 (tiga) sistem pengangkutan dalam pemanfaatan transportasi yang dapat digunakan untuk kegiatan



13



ekonomi maupun kegiatan perpindahan secara menyeluruh yaitu moda transportasi laut, transportasi darat dan transportasi udara.



Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen transportasi laut adalah bagaimana mengelola perpindahan/pengiriman barang melalui moda transportasi laut dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien. Dimulai dari tempat pengiriman barang, pengangkutan, dan juga pergudangan. Pengiriman barang melalui kapal harus memperhatikan besarnya muatan dan pemenuhan muatan agar biaya pengiriman tidak tinggi.



2.2



Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal 1. Konsep Permintaan Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli untuk suatu komoditas barang dan jasa.



Dalam buku Ekonomi Mikro karya Sugiarto (2007) dan kawan-kawan, diterangkan bahwa teori permintaan juga menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan dalam kurva permintaan.



Posma Sariguna JK dalam Modul Ekonomi Mikro: Pasar (2017), menerangkan dalam melakukan analisis permintaan terdapat perbedaan pengertian mengenai permintaan dan jumlah komoditas yang diminta, yaitu: 1. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli konsumen pada tingkat harga selama periode tertentu. 2. Jumlah yang diminta adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada tingkat harga tertentu. Jumlah ini mungkin tidak sama dengan jumlah yang benar-benar dibeli.



Kurva permintaan adalah grafik yang menggambarkan hubungan anatara harga suatu barang dengan jumlah permintaan.



14



Jumlah permintaan dipasar adalah total semua barang permintaan pada berbagai tingkat harga. Sehingga, kurva permintaan diperoleh dengan menggabungkan kurva permintaan individu.



Kurva permintaan dibuat berdasarkan data riil di masyarakat mengenai jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam daftar permintaan berbentuk tabel.



2. Konsep Manajemen Perusahaan Pelayaran Manajemen menurut Kosasih dan Sowedo (2007:1) adalah penggerakan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Terry dalam Kosasih dan Sowedo (2007:1) manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha orang lain.



Di



dalam



Undang-Undang



Nomor



13



Tahun



2003



Tentang



Ketenagakerjaan perusaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/ buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.



Di dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran disebutkan bahwa pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan perairan, kepelabuhanan, keselamatan, dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.



Dari pendapat diatas di simpulkan manajemen perusahaan pelayaran merupakan proses perencanaan usaha berbadan hukum, milik orang perseorangan yang bergerak di bidang pelayaran.



15



3. Konsep Keagenan Awak Kapal Di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan bahwa Usaha Keagenan Awak Kapal (Ship Manning Agency) adalah usaha jasa keagenan awak kapal yang berbentuk badan hukum yang bergerak dibidang rekrutmen dan penempatan awak kapal di atas kapal sesuai kualifikasi. Kegiatan usaha keagenan awak kapal dilakukan oleh badan usaha yang didirikan khusus untuk usaha keagenan awak kapal. Dalam melaksanakan perekrutan dan penempatan awak kapal, pelaut di kapal wajib memiliki izin usaha keagenan awak kapal dari Menteri .



Di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan kewajiban dan tanggung jawab usaha keagenan awak kapal.



Perusahaan



keagenan



awak



kapal



melakukan



perekrutan



dan



penempatan pelaut wajib: 1. Mengurus seluruh dokumen yang diperlakukan di negara tujuan atau tempat kapal bersandar. 2. Menjamin kemanan dokumen kepelautan, dokumen perjalanan, dan dokumen lainnya yang terkait dengan hubungan kerja kedua belah pihak. 3. Memberikan



kesempatan



memperoleh



pekerjaan



sesuai



dengan



kualifikasi yang dimiliki. 4. Membebaskan atas pungutan biaya kepada pelaut kecuali untuk biaya dokumen perjalanan, biaya pembuatan dokumen pelaut, dan biaya pemeriksaan untuk penerbitan sertifikat kesehatan. 5. Menginformasikan hak-hak dan kewajiban pelaut berdasarkan Perjanjian Kerja Laut dan memberi kesempatan untuk membaca dan memhami isi perjanjian kerja laut sebelum ditandatangani.



16



Perusahaan keagenan awak kapal bertanggung jawab terhadap awak kapal yang ditempatkan dipekerjaan atas segala isi Perjanjian Kerja Laut (PKL) sejak penandatanganan PKL sampai habis masa berlaku PKL dan awak kapal tiba ditempatkan pemberangkatan pertama. Perusahaan keagenan awak kapal bertanggung jawab untuk: 1. Menjamin hak-hak pelaut sesuai isi perjanjian kerja laut yang telah ditandatangani oeleh para pihak. 2. Menjamin semua proses perawatan medis dan pengobatan terhadap pelaut yang cedera atau sakit selama dalam masa kontrak kerja sesuai Batasan dalam PKL. 3. Menyediakan bantuan hukum bagi pelaut yang terlibat maslah hukum. 4. Mengurus dokumen kepelautan, dokumen perjalanan, dan dokumen lainnya yang terkait dengan hubungan kerja kedua belah pihak yang dititipkan pelaut apabila dokumen tersebut hilang/rusak. 5. Membantu pengalaman sebagian gaji sesuai kesepakatan kedua bleah pihak kepada keluarga pelaut. 6. Menyampaikan laporan audit internal sebelum dilaksanakan verifikasi tahunan kepada Direktur Jenderal. 7. Mengasuransikan



pelaut



yang



ditempatkan



dipekerjaan



untuk



mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja.



4. Pengertian Rekrutmen Menurut Mardianto (2014:8) rekrutmen diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan organisasi/perusahaan. Tujuan dan rekrutmen menurut Samsudin (2009:81) adalah mendapatkan calon karyawan yang memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk memilih atau menyeleksi calon sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan.



Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan bahwa Awak Kapal



17



adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapak oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil dan atau perjanjian kerja laut.



Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa rekrutmen awak kapal adalah suatu proses untuk mendapatkan calon awak kapal yang memiliki kekmampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan suatu organisasi/perusahaan untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil dan atau perjanjian kerja laut.



Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapl, awak kapal yang dapat di rekrut dan di tempatkan oleh perusahaan keagenan awak kapal adalah pelaut: 1. Berusian minimum 18 tahun, kecuali praktek laut (PRALA). 2. Yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan jabatan diatas kapal. 3. Yang ditempatkan dibagian food and catering wajib memiliki ship’s cook certificate yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi di bidang pendidikan pariwisata atau maritim. 4. Yang memenuhi standar kesehatan untuk melakukan pekerjaan di atas kapal dan khusus wanita tidak di perkenakan dalam keadaan hamil. 5. Yang memiliki buku pelaut dan dokumen kepelautan yang di persyaratkan untuk bekerja di atas kapal.



5. Pengertian Seleksi Definisi proses seleksi menurut Rivai (2011:158) “proses seleksi merupakan rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan untuk metusukan pelamar mana yang akan diterima”. Definisi seleksi tenaga kerja menurut Ardana (2012:69) “Seleksi tenaga kerja adalah suatu kegiatan untuk menentukan dan memilih tenaga kerja yang memnuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan”. Definisi proses seleksi menurut



18



Marwansyah (2016:128) “proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekolompok pelamar yang paling cocok.



Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa seleksi awak kapal yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil dan atau perjanjian kerja laut.



6. Pengertian Penempatan Hasibuan (2008:32) mengungkapkan pendapatnya bahwa penempatan karyawan adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan atau pekerjaan yang dibutuhkannya dan sekaligus mendelgasikan authority kepada orang tersebut. Menurut Hariandja (2005:156) Penempatan merupakan proses penugasan/pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda.



Sehingga dapat disimpulkan bahwa penempatan karyawan adalah proses yang dilakukan oleh pihak manajemen sumber daya manusia setelah seleksi sebagai pencocokan karyawan kepada pekerjaan yang tetap sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan karena, pencocokan juga dilaksanakan agar berpengaruh



pada



kualitas



kerja



karyawam.



Siagian



(2016:169)



mengemukakan bahwa: “Penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru, akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi”.



7. Perjanjian Kerja Laut (Seafarers’s Employment Agreement) Perjanjian kerja laut (PKL) adalah perjanjian yang dibuat anatara seorang pengusaha kapal disatu pihak dengan seorang buruh dipihak lain, dengan mana pihak tersebut terakhir menyanggupi untuk dibawah perintah pengusaha itu melakukan pekerjaan dengan mendapat upah baik sebagai nahkoda atau anak buah kapal (KUHD ps 395).



19



Di dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran menyatakan perjanjian kerja laut (Seafarers’s Emplyment Agreement) adalah perjanjian kerja perseorangan yang dibuat oleh perusahaan angkutan laut atau perusahaan keagenan dengan pelaut yang akan dipekerjakan sebagai awak kapal.



Sedangkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan menyatakan Perjanjian Kerja Laut adalah perjanjian kerja perorangan yang ditandatangani oleh pelaut Indonesia dengan pengusaha angkutan di perairan.



Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan perjanjian kerja laut adalah perjanjian atau pernyataan tertulis yang dibuat oleh pengusaha kapal dan ditandatangani oleh pelaut yang mana pelaut menyanggupi bekerja dibawah perintah pengusaha kapal.



Dalam Peraturan Pemerintah Nomot 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan disebutkan bahwa Setiap pelaut yang akan disijil harus memiliki Perjanjian Kerja Laut yang masih berlaku. Perjanjian Kerja Laut sebagaimana dimaksud harus membuat hak-hak dan kewajiban dari masing-masing pihak dan memenuhi ketentuan hak-hak dan kewajiban dari masing-masing pihak sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya adalah: 1. Hak pelaut Menerima gaji, upah, lembur, uang pengganti hari-hari libur, uang delegasi, biaya pengangkutan dan upah saat diakhirinya pengerjaan, pertanggungan untuk barang-barang milik pribadi yang dibawa serta kecelakaan pribadi serta perlengkapan untuk musim dingin untuk yang bekerja di wilayah yang suhunya 15 derajat celcius atau kurang yang berupa pakaian dan peralatan musim dingin. 2. Kewajiban pelaut Melaksanakan tugas sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan



20



sesuai dengan perjanjian, menanggung biaya yang timbul karena kelebihan barang bawaan, di atas batas ketentuan yang ditetapkan perusahaan, menaati perintah perusahaan dan bekerja sesuai dengan jangka waktu perjanjian. 3. Hak pemilik/operator Memperkerjakan pelaut. 4. Kewajiban pemilik/operator Memenuhi



semua



kewajiban



yang



merupakan



hak-hak



pelaut



sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a. Di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan bahwa Isi Perjanjian Kerja Laut wajib sesuai dengan standar minimum yang berpedoman



kepada



peraturan



nasional



atau



internasional



mencantumkan hal-hal sebagai berikut : 1. Nama lengkap pelaut. 2. Tempat dan tanggal lahir. 3. Kode pelaut (seafarer code). 4. Nama dan bendera kapal (name and flag of vessel). 5. Nama pemilik operator kapal. 6. Alamat pemilik operator kapal. 7. Nama agen awak kapal. 8. Alamat agen awak kapal. 9. Jabatan di atas kapal (rank). 10. Gaji, upah lembur, dan upah cuti tahunan (leave). 11. Pemulangan (repatriation). 12. Jumlah jam kerja dan jam istirahat. 13. Asuransi, jaminan kesehatan, dan fasilitas keselmatan kerja. 14. Pemutusan Perjanjian Kerja Laut. 15. Referensi nomor Kesepakatan Kerja Bersama (KKB), jika ada. 16. Ketentuan lain yang diatur dalam peraturan nasional, jika ada.



21



dengan



Berdasarkan



pemaparan



diatas



penulis



menyimpulkan



bahwa



penempatan awak kapal adalah suatu kegiatan untuk menempatkan awak kapal sesuai dengan posisi dengan pekerjaan yang tepat sesuai dengan kualifikasi dan keterampilan awak kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai jabatan yang tercantum dalam buku sijil dan atau perjanjian kerja laut.



2.3



Pengertian Pelaut dan Awak Kapal 1. Pengertian Pelaut Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pelaut didefiniskan sebagai orang yang pekerjaannya berlayar di laut atau dapat diartikan juga sebagai nelayan 25 (kbbi.web.id, diakses 11 Februari 2016). Namun dalam penelitian ini definisi pelaut merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang kepelautan yang mendefinisikan pelaut sebagai orang yang mempunyai kualifikasi keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal dan memiliki kode pelaut. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaut merupakan orang yang pekerjaannya berlayar di laut dan memiliki kualifikasi keahlian dan keterampilan sebagai awak kapal, hal ini mencakup seluruh orang yang bekerja di atas kapal.



2. Pengertian Awak Kapal Di dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran disebutkan bahwa anak k apal adalah orang yang bekerja atau dipkerjakan diatas kapal oleh pemilik kapal atau operator kapal utuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jebatannya yang tercantum dalam buku sjil. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan, Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas diatas kapal sesuai jabatannya yang tercantum dalam buku sijil.



Di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan Awak Kapal



22



adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil dan atau perjanjian kerja laut.



Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan awak kapal adalah orang yang bekerja di atas kapal dan melakukan tugasnya sesuai jabatan dalam buku sijil atau perjanjian kerja laut.



Setiap awak kapal memiliki kesejahteraan awak kapal, di dalam UU 17 Tahun 2008 Tentang Pelayar menyatakan Setiap Awak Kapal berhak mendapatkan kesejahteraan yang meliputi: 1.



Gaji



2. Jam kerja dan istirahat. 3. Jaminan pemberangkatan ke tempat tujuan dan pemulangan ke tempat asal. 4. Kompensasi apabila kapal tidak dapat beroperasi karena mengalami kecelakaan. 5. Kesempatan mengembangkan karier. 6. Pemberian akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan atau minuman. 7. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta pemberian asuransi kecelakaan kerja. Di atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal disebutkan Setiap awak kapal harus memiliki sertifikat kepelautan. Jenis sertifikat kepelautan yang dimaksud dalam ayat terdiri dari: Sertifikat Keahlian Pelaut: Jenis Setifikat Keahlian Pelaut sebagaimana dimaksud terdiri dari : 1. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat I 2. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II 3. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat III 4. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV 5. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat V 23



6. Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar 7. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat I 8. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat II 9. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat III 10. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat IV 11. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat V 12. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar 13. Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika 14. Sertifikat Radio Elektronika Kelas I 15. Sertifikat Radio Elektronika Kelas II 16. Sertifikat Operator Umum 17. Sertifikat Operator Terbatas 18. Sertifikat Keterampilan Pelaut



Gambar 2.1 Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II



Gambar 2.2 Endorsment Ahli Nautika Tingkat II



24



Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut: Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut sebagaimana dimaksud adalah Sertifikat Keterampilan dasar Keselmatan (Basic Safety Training).



Gambar 2.3 Sertifikat BST



25



Sertfikat Keterampilan Khusus: Sertifikat keterampilan khusus terdiri dari: 1. Sertifikat Keselamatan Tanki (Tanker Safety). 2. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Roro. 3. Sertifkat Ketermapilan Penggunaan Pesawat Luput Maut dan Sekoci Penyelamatan (Survival Craft dan Rescue Boats). 4. Sertifikat Keterampilan Sekoci Penyelamat Cepat (Fast Rescue Boats). 5. Sertifikat



Keterampilan



Pemadaman



Kebakaran



Tingkat



Lanjut



(Advance Fire Fighting). 6. Sertigikat Keterampilan Pertolongan Pertama (Medical Emergency First Aid). 7. Sertifikat Keterampilan Perawatan Medis di atas kapal (Medical Care On Boat) 8. Sertifikat Radar Simulator. 9. Sertifikat ARPA Simulator.



2.4



Hasil Penelitian Terkait Pada penulisan skripsi, penulis menggunakan refrensi dari beberapa penelitian yang terkait dengan judul skripsi, antara lain:



1. Penelitian Fillip Hutomo Pada penelitian yang dilakukan oleh Fillip Hutomo tahun 2016 dengan judul “PENGARUH KOMITMEN KARIR TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PADA PELAUT DI PELABUHAN TANJUNG INTAN PACITAN“merupakan suatu peneilitian dengan metode kualitatif berbentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui komitmen para pelaut dalam karir dan pengaruh apa terhadap kualitas kehidupannya. Proses seleksi yang dilakukan adalah dengan wawancara dan ujian tertulis evaluasi tugas dan kemampuan bahasa.



2. Jurnal Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.



26



Pada penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmah, Adhi Pratistha, dan Yusuf Sutrisno Tahun 2017 dengan judul “MEKANISME REPLACEMENT CREW KAPAL GUNA MEMPERLANCAR CREWING MANAGEMENT DI PT. JASINDO DUTA SEGARA“merupakan suatu peneilitian dengan metode kualitatif berbentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui proses penempatan awak kapal di atas kapal. Proses penempatan yang dilakukan adalah dengan menyeleksi kandidat, wawancara, dan ujian tertulis evaluasi tugas dan kemampuan bahasa. Proses penempatan awak kapal akan dilihat dari buku sijil dan perjanjian kerja dan jabatan di atas kapal. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan upaya-upaya yang dikeluarkan oleh PT Jasindo Duta Segara untuk mengurangi kendala-kendala yang terjadi dalam proses rekrutmen, seleksi dan penempatan awak kapal.



3. Skripsi Ketatalaksanaan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Choirul Anas tahun 2018 dengan judul “OPTIMALISASI PERBANDINGAN KEBUTUHAN KRU KAPAL DENGAN JUMLAH AWAK KAPAL YANG MELAMR DI PT. AMAS SAMUDRA JAYA”merupakan suatu penelitian dengan metode kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan dan dan tingkat keminatan pelaut Indonesia untuk bekerja di atas kapal berbendera luar negeri. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa minat pelaut Indonesia untuk bekerja doatas kapal berbendera luar negeri sangat lah tinggi sehingga PT. Amas Samudra Jaya mengupayakan untuk mengurangi kendala-kendala yang terjadi dalam proses rekrut, seleksi, dan penempatan diatas kapal salah satunya dengan cara memperluas kerjasama terhadap perusahaan pemilik kapal di beberapa negara salah satunya Korea Selatan.



4. Jurnal Universitas Airlangga. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nina Farah Adela Tahun 2018 dengan judul “PERLINDUNGAN PELAUT INDONESIA DI LUAR NEGERI MELALUI RATIFIKASI MARITIME LABOUR CONVENTION 2006.”merupakan penelitian dengan metode kepustakaan yang bertujuan



27



untuk mengetahui pembelajaran dari MLC 2006 guna memberikan hak dan perlindungan hukum untuk pelaut Indonesia yang mengacu pada SOLAS 1974, STCW manila 1982, Undang-Undang nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan PM 84 Menteri Perhubungan Tahun 2013 tentang Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal. Dari hasil penelitian tersebutPengaturan nasional tentang hak-hak dasar pelaut meliputi UU Pelayaran,PP Kepelautan, Permenhub Nomor 84 Tahun 2003, Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER-03/KA/I/2013, Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER-12/KA/IV/2013 dan UU Nomor 15 Tahun 2016. Sebagian besar hakhak dasar pelaut yangdijelaskan dalam peraturan nasional tersebut mencakup hak-hak yang harus dimuatdalam perjanjian kerja laut (misalnya gaji, jam kerja dan jam istirahat, pemulangan,dll) dan hak-hak lainnya di luar perjanjian kerja. Pada pengaturan internasional,MLC 2006, hak-hak dasar yang dimiliki pelaut dalam konvensi ini, diatur dalamketentuan Pasal 3 dan Pasal 4.Pada kerangka hukum nasional diatur tentang perlindungan pelaut dalam UUPelayaran, PP Kepelautan, UU TPPO, PP Angkutan di Perairan, Permenhub Nomor84 Tahun 2013, SE Dirjen Hubla Nomor UK11/21/12/DJPL-06, Permen KKP Nomor35/Permen-KP/2015, Peraturan Kepala



BNP2TKI



Nomor



PER.13/KA/VII/2009,



Peraturan



Kepala



BNP2TKI Nomor PER.03/KA/I/2013, Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.12/KA/IV/2013. Perlunya konvensi MLC 2006 yang telah diratifikasi Indonesia melalui UU Nomor 15 Tahun 2016 untuk lebih menjamin perlindungan pelaut Indonesia dengan memberikan standar pedoman yang berlaku secarainternasional bagi negara dan pemilik kapal. MLC 2006 memuat 5 bab pokok yaitu: syarat minimum bagi para pelaut untuk bekerja di kapal,kondisi kerja, akomodasi,fasilitas-fasilitas rekreasi, makanan dan katering; perlindungan kesehatan, perawatanmedis, perlindungan keamanan dan kesejahteraan social, Penerapan dan penegakkan hukum. Apabila dibandingkan dengan melihat ketentuan Pasal dalam perundanganundangan nasional dan MLC 2006, konvensi ini dinilai lebih spesifik dan fleksibeldalam mengatur hal yang sama dengan ketentuan nasional.



28



5. Penelitian Hendro Davos Pandapotan Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendro Davos Pandapotan tahun 2020 dengan judul “ANALISIS PROSES REKRUTMEN SELEKSI DAN PENEMPATAN



AWAK



KAPAL



DI



PT



INKOR



DUNIA



SAMUDERA“merupakan suatu peneilitian dengan metode kualitatif berbentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui proses rekrutmen dengan recruitmen requisition dari ship owner. Proses seleksi yang dilakukan adalah dengan wawancara dan ujian tertulis evaluasi tugas dan kemampuan bahasa. Proses penempatan awak kapal akan dilihat dari buku sijil dan perjanjian kerja dan jabatan di atas kapal. Dari hasi penelitian diatas menunjukkan upaya-upaya yang dikeluarkan oleh PT Inkor Dunia Samudera untuk mengurangi kendala-kendala yang terjadi dalam proses rekrutmen, seleksi dan penempatan awak kapal.



2.5



Kerangka Pemikiran Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2016:60) kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.



Sedangkan menurut Sugiyono (2016:60) kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable independent dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.



Bogdan dan Biklen dalam moleong (2018:49) paradigma penelitian adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan menurut Moleong (2018:49) paradigma penelitian merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (prilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).



29



Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan kerangka berpikir dan paradigma merupakan gambaran tentang bagaimana teori berhubungan atau pola dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting dan cara berpikir dalam penelitian.



Tabel 2.1 Paradigma Penelitian Bentuk Pelaut Indonesia Yang Di Butuhkan



Bentuk Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing



Pada gambar 2.1 di jelaskan bagaimana proses permintaan pemenuhan posisi jabatan awak kapal pada PT Inkor Dunia Samudera yang disitu terdapat kendala-kendala dalam proses rekrutmen, seleksi dan penempatan awak kapal dan terdapat juga upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses rekrutmen seleksi dan penempatan awak kapal sehingga akan mendapatkan calon awak kapal yang kompeten dan menempatkan orang sesuai dengan keahliannya.



Dalam perekrutan penempatan awak kapal yang baik disebuah kapal laut Di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 84 Tahun 2013 Tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal. Tata cara Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal sebagai berikut: Awak kapal yang dapat direkrut dan di tempatkan oleh perusahaan keagenan awak kapal adalah pelaut: 1. Berusia minimum 18 (delapan belas) tahun kecuali Praktek Laut (Prala). 2. Yang mempunyai kualfikasi dan kompetensi sesuai dengan jabatan di atas kapal.



30



3. Yang menempatkan di bagian food and catering wajib memiliki Ship’s Cook certificate yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi dibidang pendidikan pariwisata atau maritim. 4. Yang memenuhi standar kesehatan untuk melakukan pekerjaan di atas kapal dan khusus wanita tidak diperkenankan dalam keadaan hamil. 5. Yang



memiliki



buku



pelaut



dan



dokumen



kepelautan



yang



dipersyaratkan untuk bekerja di atas kapal.



Seleksi awak kapal adalah suati kegiatan untuk menentukan dan memilih awak kapal yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan perusahaan untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil atau perjanjian kerja laut. Dalam proses perekrutan, seleksi, dan penempatan awak kapal yang dilakukan oleh perusahaan agen awak kapal tentu saja terdapat hambatanhambatan yang terjadi, oleh karena itu perusahaan memerlukan solusi atauupaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisirkan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam proses rekrutmen, seleksi, dan penempatan awak kapal dapat tercapai.



31



BAB III METODELOGI PENELITIAN



3.1



Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada fakta yang diteliti, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan



sampel



pada



umumnya



dilakukan



secara



random,



pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2015).



3.2



Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penyusunan proposal ini, peneliti memiliki objek-objek yang berhubungan dengan Permintaan Pemilik Kapal Asing, dengan penentuan jumlah objek penelitian sebagai berikut: 1. Populasi Menurut Sugiyono (2014: 215), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.” ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah Pelaut 32



Indonesia yang telah melamar di PT. Inkor Dunia Samudera dan menunggu penempatan diatas kapal sebanyak 127 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi, adapun teknik sampling yang digunakan yaitu sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel penelitian bila dipandang orang yang kebetulan ditemui sesuai sebagai sumber data. sampel penelitian Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Di PT. Inkor Dunia Samudera. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 42 koresponden. (Sugiyono 2015)



Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster random sampling, besar populasi 127 responden kemudian ditentukan perkelompok dengan masing-masing jabatan diatas kapal, PT. Inkor Dunia Samuderadalam merekrut pelaut membagi



menjadi 4 Departemen



Deck(Geladak), Departemen Engine(Mesin), Departemen Galley(Dapur), dan Departemen Crewing (Rekrutmen) .



Rumus pengambilan sampel: n=



N e n = 127 3 n = 42 keterangan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Departement bagian



Maka dapat disimpulkan, sampel pada penelitian ini menggunakan 42 responden.



33



42 responden atau pelaut sebagai anggota sample. dari 42 responden tersebut terdiri 6 orang mualim, 6 orang masinis, 4 orang juru masak, 10 orang jurumudi, 10 orang juru minyak, 2 orang kadet dek , 2 orang kadet mesin, dan 2 orang rekrutmen.



3.3



Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas/Independen (X) Dalam penelitian ini variabel bebas (X) yang akan diteliti adalah (Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Luar Negeri). Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal merupakan hal yang penting, Karena permintaan untuk memenuhi kekosongan posisi jabatan diatas kapal luar negeri terhadap pelaut Indonesia memberikan kesempatan untuk pelaut Indonesia bersaing secara kompetensi internasional dan tentunya akan memberikan peningkatan kompetensi, pengalaman, dan kesejahteraan kehidupan.



2. Variabel Tidak Bebas/Dependen (Y) Dalam penelitian ini variable tidak bebas yang berkaitan dengan judul penelitian adalah (Pelaut Indonesia). Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) Dalam hal ini Pelaut Indonesia merupakan tujuan dari dasar penelitian ini, untuk mengetahui besar dan kuat nya pengaruh dari permintaan perusahaan pemilik kapal luar negeri terhadap pelaut Indonesia indikasi apa yang membuat perusahaan pemilik kapal luar negeri meminta pelaut Indonesia untuk mengisi kekosongan jabatan diatas kapal melalui perusahaan agen awak kapal.



3. Kisi-Kisi Variabel Kisi-kisi variabel adalah hasil pemilahan variabel-variabel penelitian. Langkah awal adalah memilah variabel menjadi beberapa dimensi. Kisi-kisi variable pada penelitian ini terlihat pada table dibawah ini:



34



Table 3.1 Operasional variabel. Variabel Dimensi



Indikator



Kemampuan Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) sumber: Kesatuan Pelaut Indonesia(2004)



Pengembangan diri Kompensasi



Permintaan Perusahaan Standarisasi Pemilik Kapal Asing (Y) A sumber: Kesatuan Pelaut Ikatan kerja Indonesia(2004) Kesepakatan kerja bersama A Analis



ini



dilakukan



dengan



Skala



1. Tugas Jaga



Likert



2. Tanggung Jawab



Likert



3. Disiplin



Likert



4. Terlatih



Likert



5. Upah



Likert



6. 7. 8. 9.



Likert



Tunjangan Pendidikan Keahlian Tidak melalui agent crewing 10. Melalui agent crewing 11. Melalui Serikat pekerja laut 12. Non serikat pekerja laut



menggunkan



skala



likert



Likert



Likert Likert



untuk



mendapatkan data–data yang diperlukan, maka dilakukan penyebaran kuesioner pada responden. Dan kemudian untuk menyimpulkan tanggapan dan sikap responden. Dalam hal ini digunkan skala likert.



Tabel 3.2 Skala Likert Dengan Skor Tiap Pernyataan Alternatif Jawaban



Nilai Bobot



SS (Sangat Setuju) S (Setuju) KS (Kurang Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) Sumber : Sugiyono (2014: 92)



35



5 4 3 2 1



Rata –rata, indeks di ukur dengan rumus:



M 



F(X ) n



Keterangan : M



= Perolehan angka penafsiran (rata-rata)



F



= Frekuensi (banyaknya responden)



X



= Pembobotan (skala nilai)



Σ



= Penjumlahan



n



= Jumlah Responden



Dalam hal ini peneliti menggunakan perangkat lunak (software) SPSS versi 26. Setelah itu nilai rata-rata tersebut perlu di interprestasikan atas lima kriteria dengan internal satu kriteria dengan yang lainnya digunakan rumus sebagai berikut:



Interval



Skor tertinggi - Skor terendah Jumlahalternatifjawaban



Interval 



5 -1 4   0,08 5 5



Maka diperoleh untuk pengambilan keputusan ditentukan dengan lima kriteria penafsiran tersebut diperoleh sebagai berikut:



Table 3.3 Interval Kelas Pengembangan No



Interval Kelas



Kategori



1



1,00 - 1,79



Sangat Tidak Baik



2 3 4 5



1,80 – 2,59 2,60 – 3,39 3,40 – 4,19 4,20 – 5,00



Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik



36



3.4



Model dan Hipotesis Penelitian 1. Model penelitian Uji hipotesis yang peneliti gunakan adalah satu arah yaitu: Pengaruh Variabel (X) terhadap Variabel (Y). X



Y



Keterangan: X



= Kebutuhan Pelaut Indonesia



Y



= Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing = Arah hubungan (Pengaruh)



2. Hipotesis H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing



3.5



Metode Pengumpulan Data Terdapat dua cara untuk mengumpulkan data yang akan diperlukan untuk melakukan penelitian ini, yaitu:



1. Kepustakaan Metode pencarian informasi dari buku-buku yang relevan dan sumbersumber yang lain yang membahas masalah dalam penelitian ini. Teknik ini dilakukan dengan menelaah sejumlah literatur, buku, artikel, berita, mapupun refrensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Menurut Drs Mardilis, penelitian kepustakaan dapat didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, misalnya: buku-buku, majalah, dokumen, catatan, dan kisahkisah sejarah dan lain-lainnya. Jenis data yang digunakan penulis adalah



37



data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur baik berupa buku, jurnal, dokumen, berita, konvensi internasional, maupun referensi lainnya yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Penelitian kepustakaan memiliki empat ciri khusus, antara lain:



1. Penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka, bukan dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian orang atau benda-benda lain. 2. Data bersifat pakai (readymade), artinya peneliti tidak pergi kemanamana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di perpustakaan. 3. Data di perpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan kedua bukan asli dari tangan pertama di lapangan. 4. Kondisi data di perpustakaan tidak dibagi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statis, tetap.



2. Studi Lapangan Studi Lapangan adalah pengamatan secara langsung di lokasi kegiatan/proyek yang dilandasi pengalaman dan pengetahuan teoretis di kelas untuk menggali dan mengumpulkan data, serta melakukan Pengolahan & Analisis Data/Informasi yang diperoleh guna pemecahan masalah, yang dituangkan dalam bentuk suatu laporan.



Menurut Danang Sunyoto (2013:22), pengertian studi lapangan adalah : “ Studi lapangan adalah suatu metode yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ”.



38



1. Observasi Menurut Hadi (Sugiyono, 2014: 166), “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologis.”



2. Wawancara Menurut



Anas



Sudijono



(2010),



wawancara



adalah



cara



menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan metode wawancara langsung dengan subjek informan. Peneliti menggunakan wawancara bebas terpimpin. Arikunto (2013:199) menjelaskan bahwa wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan wawancara. Sehingga peneliti memperoleh kesempatan untuk mewawancarai narasumber yang berada di Rukan The Fifty, No 16, Jl. Arteri, Kelapa Gading, Rt 01/Rw 01, Kel. Pegangsaan Dua, Kec. Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250. Peneliti mendapatkan informasi langsung dengan teknik wawancara dengan Manajer Operasional. Hasil wawancara akan digunakan sebagai sumber penunjang dalam proses penganalisaan data secara deskriptif. Hal ini untuk mengetahui pandangan, pendapat, keterangan atau pertanyaan-pertanyaan yang dilihat dan dialami oleh narasumber.



3. Kuesioner Menurut Sugiyono (2014: 142), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member kesepakatan pertanyaan



atau



pernyataan



menjawabnya.”



39



tertulis



kepada



responder



untuk



3.6



Metode Analisis Data Berdasarkan perhitungan statistic untuk menjawab rumusan masalah. Analisa kuantitatif ini juga merupakan pengujian hipotesis untuk Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Luar Negeri Terhadap Pelaut Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pengisian angket yang terdiri dari beberapa pernyataan-pernyataan. Indikator-indikator diukur dengan menggunakan skala ordinal berdasarkan skala Likert.



Menurut Sugiyono (2014: 92), mengemukakan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut menjadi titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang berupa pertanyaan maupun pernyataan”.



Angket yang akan digunakan dalam penulis pengumpulan data terdiri: 1. Pertanyaan Umum Merupakan pertanyaan yang menyangkut identitas umum responden, antara lain; nama, usia, pendidikan terakhir, level manajemen, lama bekerja, yang dinyatakan melalui pertanyaan terbuka yang kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawabannya.



2. Pertanyaan Khusus Yaitu



pertanyaan



yang



berhubungan



dengan



pengaruh



Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan dengan menggunakan pernyataan tertutup. Skor bagi penilaian tersebut dihitung dengan kriteria sebagai berikut: 1. Skor 5, diberikan untuk jawaban, sangat setuju (SS). 2. Skor 4, diberikan untuk jawaban, setuju (S).



40



3. Skor 3, diberikan untuk jawaban, kurang setuju (KS). 4. Skor 2, diberikan untuk jawaban, tidak setuju (TS). 5. Skor 1, diberikan untuk jawaban, sangat tidak setuju (STS).



Dalam teknik analisis data ini, penulis mencantumkan berbagai rumus/formula untuk mengungkapan bagaimana caranya menganilisis atau mengolah data dalam bab IV kemudian. Rumus-rumus yang digunakan antara lain:



3. Uji Instrument Didalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan kuesioner. Karena itu diperlukan adanya alat ukur untuk menentukan validitas dan realibilitas. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu :



1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu data dihasilkan dari kuesioner. Menurut Soewadji (2012:173) uji validitas adalah persoalan berhubungan dengan pernyataan sejauh mana suatu alat ukur telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tangkat kevalidan suatu data berupa angka yang diperoleh dengan mengkorelasi setiap skor total masing-masing variabel jawaban setiap responden dengan skor masing-masing. Kemudian hasil korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 atau sebesar 5%. Tinggi atau rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran terkait variabel dimaksud. Jika suatu indikator memiliki korelasi antara skor masing-masing indikator terhadap skor total maka dapat disimpulkan bahwa indikator tersebut valid. Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data maka



41



terlebih dahulu diuji validitasnya dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: Koefisien korelasi dinyatakan dengan rumus:



Keterangan: r



: Koefisien validitas yang dicari



n



: Jumlah responden



Y



: Skor total yang diperoleh dari subjek seluruh item



∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X : Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y2 : Jumlah kuadrat pada masing-masing skor dalam distribusi Y ∑X2 : Jumlah kuadrat pada masing-masing skor dalam distribusi X



Jika hasil dari perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh rhitung ≥ rtabel maka data tersebut adalah data valid dan layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis, sedangkan jika rhitung < rtabel maka data tersebut adalah data tidak valid dan tidak layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis.



Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas.



rhitung



Keterangan



≥ 0,304



Valid Tidak Valid



< 0,304



Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan pada 42 (empat puluh dua) responden dengan hasil dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel berikut:



42



Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) Variabel



Indikator



rhitung



rtabel



Keterangan



Kebutuhan Pelaut



X1



0,433



0,304



Valid



Indonesia (X)



X2



0,478



0,304



Valid



X3



0,680



0,304



Valid



X4



0,383



0,304



Valid



X5



0,695



0,304



Valid



X6



0,728



0,304



Valid



Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021



Berdasarkan Tabel 3.5 hasil uji validitas pada variabel kebutuhan pelaut Indonesia dengan menggunakan product moment seluruh item instrumen yang berjumlah 6 (enam) dapat dinyatakan valid karena seluruh rhitung memenuhi syarat lebih besar dari rtabel yaitu 0,304.



Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) Variabel



Indikator



rhitung



rtabel



Keterangan



Permintaan Perusahaan



Y1



0,680



0,304



Valid



Pemilik Kapal Asing



Y2



0,789



0,304



Valid



(Y)



Y3



0,809



0,304



Valid



Y4



0,632



0,304



Valid



Y5



0,772



0,304



Valid



Y6



0,781



0,304



Valid



Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021



Berdasarkan Tabel 3.6 hasil uji validitas pada variabel permintaan perusahaan pemilik kapal asing dengan menggunakan product moment seluruh item instrumen yang berjumlah 6 (enam) dapat dinyatakan valid karena seluruh rhitung memenuhi syarat lebih besar dari rtabel yaitu 0,304.



43



2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur tersebut dilakukan secara berulang. Uji Reliabilitas menurut Soewadji (2012:184) adalah tingkat kemampuan suatu alat ukur atau instrumen penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tetap atau konsisten atau secara ajeg dalam individu. Pada penelitian ini rumus digunakan oleh peneliti adalah rumus Cronbach Alpha (α) karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angka atau daftar pernyataan dengan skornya merupakan rentangan angka antara 1-5 dengan uji validitas menggunakan product moment dimana untuk mencari reliabilitas instrumen dengan skornya bukan 1 dan 0 menggunakan rumus Cronbach Alpha (α). Adapun rumus Cronbach Alpha (α) adalah sebagai berikut:Dalam pengujian ini, utuk mengukur relibilitas digunakan uji Cronbach Alpha. r



=



n n−1



1−



Σσ σ



Keterangan: r11



: Reliabilitas yang dicari



n



: Jumlah item pertanyaan yang diuji



∑σb2



: Jumlah varian skor setiap item



σt 2



: Varian total



Adapun kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r11 ≥ rtabel maka data tersebut dinyatakan sebagai data yang reliabel, sedangkan jika r11 < rtabel maka data tersebut dinyatakan tidak relaibel.



Tabel 3.7 Kriteria Uji Reliabilitas Cronbach Alpha (α) ≥ 0,6 < 0,6 Sumber: Sinambela (2014:169)



44



Keterangan Reliabel Tidak Reliabel



Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran oleh item-item instrumen dapat konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali pada gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Untuk mengukur konsistensi interval penggunaan instrumen dapat menggunakan Cronbach Alpha dengan ketentuan dinyatakan reliabel apabila nilainya lebih besar atau sama dengan 0,6. Hasil uji reliabilitas untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:



Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas. Variabel



Cronbach



Ketetapan



Keterangan



0,6



Tidak



Alpha Kebutuhan Pelaut Indonesia



0,566



(X)



Reliabel



Permintaan Perusahaan



0,744



0,6



Reliabel



Pemilik Kapal Asing (Y) Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021



Berdasarkan Tabel 3.8 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel (X) dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbcah Alpha 0.60 sedangkan jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliable.



45



4. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dalam satu garis lurus yang dinyatakan sebagai variable X dan Variabel Y. (Supranto, 2009). Adapun rumus persamaan regresi adalah: Y=



+



Adapun rumus untuk mencari nilai a dan b adalah =







− ( ∑ )(∑ ) n∑ 2 − (∑ )2



α=







=∑ – ∑



Dimana: a



= Konstanta



b



= Koefisien regresi mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y



X = variabel bebas = Kebutuhan Pelaut Indonesia Y = variabel terikat = Permintaan Perusahaan Pemilik kapal Asing n



= Banyaknya sampel



5. Analisis Koefisien Korelasi Peneliti menggunakan koefisien korelasi person ini adalah untuk Mengetahui kuat tidaknya pengaruh Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y),



bahwa koefisien korelasi merupakan koefisien yang sesuai variable Y dianggap sebagai dependen terhadap X. nilai-nilai Y mungkin sebagian ditentukan atau disebabkan oleh X, seperti misalnya Y mungkin menyudahi X, dalam hal demikian, regresi dari Y terhadap X merupakan statistic yang memberikan keterangan-keterangan yang kita butuhkan. Jadi, korelasi merupakan rata-rata hubungan yang dua arah sifat. (Anto Dajan 2010).



46



Untuk



dapat



memberikan



interprestasi



terhadap



kuatnya



hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada table berikut: Tabel 3.9 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi



Koefisien Korelasi



Tingkat Hubungan



0,00 – 0,200 0,20 – 0,399



Sangat Rendah Rendah



0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000



Cukup Kuat Kuat Sangat Kuat



Sumber: Sugiyono,2018 Dengan demikian maka nilai r dinyatakan sebagai berikut : 1) Jika r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variabel X dan variable Y sangat kuat dan positif. 2) Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan anatar variabel X dan variabel Y sangat kuat tetapi negative. 3) Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan anatara variable X dan variabel Y atau hubungan sangat lemah.



3.7



Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Inkor Dunia Samudra. Alamat tempat penelitian adalah Rukan The Fifty, No 16, Jl. Arteri, Kelapa Gading, Rt 01/Rw 01, Kel. Pegangsaan Dua, Kec. Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250. 2.



Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021 hingga Mei 2021. Timeline pekerjaan skripsi sebagai berikut:



47



Tabel 3.10 Jadwal kegiatan penelitian No.



Kegiatan



1.



Persiapan



2.



Penelitian Pustaka Pembuatan Proposal Seminar Proposal Penyelesaian Bab I Penyelesaian Bab II Penyelesaian Bab III Penyelesaian Bab IV Penyelesaian Bab V Kelengkapan Skripsi Daftar Pustaka dan Lampiran Ujian Skripsi



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



April Mei Juni Juli Agustus September 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



48



BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1



Objek Penelitian 1. History of PT Inkor Dunia Samudera Industri pelayanan dikenal memiliki resiko tinggi terkait dengan keselamatan dan keamanan. Keselamatan dan keamanan pelayaran merupakan suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritime (Undang-Undang Pelayaran No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran).Untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang kelancaran lalu lintas kapal di laut diperlukan adanya awak kapal yang memiliki keahlian, kemampuan, dan terampil, dengan demikian setiap kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya di atas kapal sesuai jabatan dengan mempertimbangkan tonase kapal, tata susunan permesinan kapal, dan daerah pelayaran.



Usaha Keagenan Awak Kapal (Ship Manning Agency) adalah usaha jasa keagenan awak kapal yang terbentuk badan hukum bergerak dibidang rekrutmen



dan



penempatan



awak



kapal



di



atas



kapal



sesuai



kualifikasi.Usaha keagenan awak kapal bertanggung jawab terhadap awak kapal yang ditempatkan di atras kapal segala isi Perjanjian kerja Laut (PKL) sejak penandatanganan perjanjian kerja laut sampai habis masa berlaku perjanjian kerja laut dan awak kapal tiba di tempat keberangkatan pertama.



PT Inkor Dunia Samudera adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha keagenan awak kapal yang telah memiliki Surat Izin Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal (SIUPPAK) No : SIUPPAK.102.01.TAHUN 2018, sertifikat registrasi untuk mengoperasikan sistem manajemen perekrutan anak buah kapal dengan No : ISO 9001:2015, dan pernyataan



49



kepatuhan terhadap layanan rekrutmen, Regulation 1.4, Maritime Labour Convention, 2006. Gambar 4.1 SIUPPAK PT Inkor Dunia Samudera



50



Gambar 4.2 Certificate of Registration PT Inkor Dunia Samudera



51



Gambar 4.3 Statement Of Compliance for Recruitment, and Placement Service, Regulation 1.4, Maritime Labour Convention, 2006.



2. Sturuktur Organisasi PT Inkor Dunia Samudera Dalam mengemban tugasnya, PT Inkor Dunia Samudera dipipmpin oleh President Director South East Asia Mr. Gang Daehyon dan dibantu dengan 3 manajer utama. Adapun struktur organisasinya sebagai berikut



52



Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT Inkor Dunia Samudera.



3. Deskriptif Responden Dalam bab ini akan diuraikan hasil berdasarkan kuesioner yang telah di sebar kepada responden PT Inkor Dunia Samudera. Kuesioner yang disebar sebanyak 42 dan diberikan kepada 42 pelaut dan staff yang menjadi responden.



Penulis menjabarkan jumlah karakteristik responden berdasarkan: 1. Department bagian 2. Jabatan profesi Untuk lebih jelas mengetahui distribusi profil data responden tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa table berikut : Table 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Departemen Bagian Departemen



Jumlah



Presentase



Departemen Geladak



18



42,8%



Departemen Mesin



18



42,8%



Departemen Dapur



4



9,6%



Departemen Rekrutmen



2



4,8%



Total



42



100%



Sumber: Data primer yang diolah oleh peneliti



53



Berdasarkan tabel 4.1 diatas telah dilihat bahwa responden berdasarkan departemen bagian, yaitu hasil jumlah responden departemen geladak dan mesin masing-masing 42,8% , departemen dapur sebanyak 9,6% , dan departemen rekrutmen sebanyak 4,8%. Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan Profesi Jabatan Profesi Mualim



Jumlah 6



Persentase 14,4%



Masinis



6



14,4%



Juru Mudi



10



23,8%



Juru Minyak



10



23,8%



Juru Masak



4



9,5%



Kadet Dek



2



4,7%



Kadet Mesin



2



4,7%



Crewing



2



4,7%



Total



42



100%



Sumber: Data primer yang diolah oleh peneliti Berdasarkan tabel 4.2 diatas telah dilihat bahwa responden berdasarkan Jabatan Profesi, yaitu hasil jumlah responden Mualim dan Masinis sebanyak masing-masing 6 orang atau 14,4% , Juru Mudi dan Juru Minyak sebanyak masing-masing 10 orang atau 23,8%, Juru Masak sebanyak 4 orang atau 9,5%. Mengenai rekapitulasi data jawaban dari 42 responden dengan 10 indikator pernyataan pemenuhan kebutuhan pelaut Indonesia terhadap permintaan perusahaan pemilik kapal asing di PT. Inkor Dunia Samudera, dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala likert dengan 5 kategori, (Sugiyono,2015), yaitu apa bila jawaban yang dipilih : Tabel 4.3 Jawaban dan Skor Jawaban Sangat setuju



54



Skor 5



4.2



Setuju



4



Ragu-ragu



3



Tidak setuju



2



Sangat tidak setuju



1



Analisis Data Pemenuhan kebutuhan Pelaut Indonesia Pada bagian ini membahas mengenai bagaimana menganalisis variable (X), untuk memperoleh data-data yang akan diolah, penjelasan mengenai rekapitulasi jawaban 42 responden dengan 6 indikator pernyataan kebutuhan pelaut indonesia. Dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala likert dengan 5 (lima) kategori. Dibawah ini adalah rekapitulasi jawaban dari 42 responden yang diisi oleh responden dengan 6 indikator pernyataan (X) Kebutuhan pelaut Indonesia di PT. Inkor Dunia Samudera sebagai berikut : Tabel 4.4 Rekapitulasi data pemenuhan kebutuhan pelaut Indonesia. Responden



PERNYATAAN X1



X2



X3



X4



Total X5



X6



1



5



5



5



5



5



5



30



2



4



4



2



4



4



4



22



3



5



5



5



4



5



5



29



4



4



5



2



4



4



4



23



5



4



4



3



4



3



3



21



6



4



5



4



4



4



3



24



7



4



5



5



5



2



2



23



8



4



5



4



5



3



2



23



9



3



3



1



3



3



3



16



10



4



5



5



3



3



3



23



11



4



5



5



5



5



5



29



12



3



3



5



3



3



3



20



13



4



5



5



4



5



5



28



14



4



4



4



4



2



2



20



15



4



5



5



4



3



3



24



55



16



2



2



1



2



2



2



11



17



4



4



3



4



4



4



23



18



4



5



2



5



4



2



22



19



4



4



5



4



5



5



27



20



5



5



5



5



5



5



30



21



5



5



4



4



5



2



25



22



3



5



3



4



5



5



25



23



4



5



5



4



2



2



22



24



5



5



4



5



4



4



27



25



4



4



3



4



3



3



21



26



4



5



3



5



5



5



27



27



4



4



2



5



2



3



20



28



4



4



5



4



3



2



22



29



4



4



1



3



2



1



15



30



4



4



5



3



2



5



23



31



4



4



2



4



2



3



19



32



5



5



1



4



1



1



17



33



5



5



5



4



2



2



23



34



5



4



4



4



5



5



27



35



5



4



5



4



2



2



22



36



4



4



5



4



5



5



27



37



2



4



2



4



1



1



14



38



1



4



2



4



5



5



21



39



5



4



5



3



5



5



27



40



5



4



2



4



2



2



19



41



4



4



2



3



2



1



16



42



3



4



2



3



5



5



22



Total



168



183



148



167



144



139



949



Rata-rata



4,0



4,4



3,5



4,0



3,4



3,3



22,6



1. Indikator Tugas Jaga (X1) Pernyataan X1 : Tugas jaga menjadi kewajiban setiap kru kapal sesuai tanggung jawab jabatannya.



Tabel 4.5 Hasil persentase tugas jaga (X1) Interval jawaban



Skala 56



Jml responden



Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



3



2



1



11



24



4



2



1



26,2% 57,1% 9,5% 4,8% 2,4%



42 100%



Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat jumlah responden



yang



memberikan penilaian 5 ada 11 orang (26,2%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 24 orang (57,1%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 4 orang (9,5%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 2 orang (4,8%), dan terakhir yang memberikan nilai 1 ada 1 orang (2,4%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Tugas Jaga” yang terbanyak adalah “setuju” dan “sangat setuju” lalu kriteria “ragu-ragu”, namun berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 4,0 yang berarti “baik”.



2. Indikator Tanggung Jawab (X2) Pernyataan X2 : Abk jaga, baik perwira maupun rating bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang timbul disaat tugas jaga berlangsung.



Tabel 4.6 Hasil persentase tanggung jawab (X2) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



19



20



Skala 3 2



Jml responden 2



1



1



0



42



0%



100%



45,2% 47,6% 4,8% 2,4%



Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat jumlah responden



yang



memberikan penilaian 5 ada 19 orang (45,2%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 20 orang (47,6%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 2 orang (4,8%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 1 orang (2,4%), dan terakhir untuk nilai 1 tidak ada responden yang memilihnya (0%). Dengan demikian penilaian responden terhadap



57



indicator “tanggung jawab” yang terbanyak adalah “setuju” dan “sangat setuju” lalu kriteria “ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 4,4yang berarti “sangat baik”.



3. Indikator Disiplin (X3) Pernyataan X3 : Pekerjaan yang dilakukan sesuai standar operasional dengan efisien dan efektif serta tercatat jelas dalam jurnal harian.



Tabel 4.7 Hasil persentase Disiplin (X3) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



2



1



17



6



5



10



4



40,5% 14,3% 11,9% 23,8% 9,5%



Jml responden 42 100%



Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 17 orang (40,5%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 6 orang (14,3%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 5 orang (11,9%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 10 orang (23,8%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 4 orang (9,5%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Disiplin” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria



“ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih,



sehingga berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,5 yang berarti “baik.



4. Indikator Terlatih (X4) Pernyataan X4 : Setiap ABK baik perwira maupun rating harus cakap dan terampil dalam mengoperasikan peralatan diatas kapal, terlebih saat keadaan darurat terjadi.



58



Tabel 4.8 Hasil persentase Terlatih (X4) Interval jawaban



Skala



Frekuensi (Orang) Persentase (%)



Jml responden



5



4



3



2



1



9



24



7



1



0



42



4,2%



0%



100%



21,4% 57,1% 16,7%



Berdasarkan tabel 4.8 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 9 orang (21,4%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 24 orang (57,1%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 7 orang (16,7%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 1 orang (4,2%), dan terakhir untuk nilai 1 tidak ada responden yang memilihnya (0%).Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Terlatih” yang terbanyak adalah “setuju” dan “sangat setuju” lalu kriteria “ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 4,0 yang berarti “baik”.



5. Indikator Upah (X5) Pernyataan X5 : Mendapatkan upah sesuai dengan resiko pekerjaan, dan dibayarkan tepat waktu karena berpengaruh terhadap kinerja kerja yang dihasilkan oleh pekerja.



Tabel 4.9 Hasil persentase Upah (X5) Interval jawaban Skala



Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



3



2



1



14



6



8



12



2



33,3% 14,3% 19,0% 28,6% 4,8%



Jml responden 42 100%



Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 14 orang (33,3%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 6 orang (14,3%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 8 orang



59



(19,0%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 12 orang (28,6%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 2 orang (4,8%).Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Upah” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria “ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,4 yang berarti “baik”.



6. Indikator Tunjangan (X6) Pernyataan X6 : Fasilitas tempat bekerja layak san asuransi jiwa sangat dibutuhkan karena mempengaruhi kinerja pekerja.



Tabel 4.10 Hasil persentase Upah (X6) Interval jawaban Skala



Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



3



2



1



14



4



9



11



4



33,3%



9,5%



Jml responden



21,0% 26,2% 9,5%



42 100%



Berdasarkan tabel 4.10 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 14 orang (33,3%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 4 orang (9,5%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 9 orang (21,0%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 11 orang (26,2%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 4 orang (9,5%).Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “tunjangan” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria



“ragu-



ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.4 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,3 yang berarti “baik”.



7. Nilai indeks dan rata-rata indikator kebutuhan pelaut Indonesia. Pada Variabel Pelayanan (X) ini terdapat 6 indikator. Berikut ini Tabel indeks beserta nilai rata-ratanya.



60



Tabel 4.11 Hasil Indeks Variabel Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) Variable X (Kebutuhan Pelaut Indonesia) Indikator



Pernyataan



Tugas Jaga X1



Tugas jaga menjadi kewajiban setiap kru kapal sesuai tanggung jawab jabatannya. Tanggung Abk jaga, baik perwira maupun Jawab X2 rating bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang timbul disaat tugas jaga berlangsung. Disiplin X3 Pekerjaan yang dilakukan sesuai standar operasional dengan efisien dan efektif serta tercatat jelas dalam jurnal harian. Terlatih X4 Setiap ABK baik perwira maupun rating harus cakap dan terampil dalam mengoperasikan peralatan diatas kapal, terlebih saat keadaan darurat terjadi. Upah X5 Mendapatkan upah sesuai dengan resiko pekerjaan, dan dibayarkan tepat waktu karena berpengaruh terhadap kinerja kerja yang dihasilkan oleh pekerja. Tunjangan X6 Fasilitas tempat bekerja layak san asuransi jiwa sangat dibutuhkan karena mempengaruhi kinerja pekerja. Nilai rata-rata Variable X



Indeks Kategori 4,0



Baik



4,4



Baik



3,5



Baik



4,0



Baik



3,4



Baik



3,3



Baik



3,8



Baik



Pada Tabel 4.11 diatas dapat dijelaskan bahwa untuk Variabel Pelayanan (X) memiliki kategori baik, indikator Tugas Jaga (X I) dengan indeks 4,0 pada kategori baik, pada indikator Tanggung Jawab (X2) dengan indeks 4,4 pada kategori baik, pada indikator Disiplin (X3) dengan indeks 3,5 pada kategori baik, pada indikator Terlatih (X4) dengan indeks 4,0 pada kategori baik, pada indikator Upah (X5) dengan indeks 3,4 pada kategori baik, terakhir pada indikator Tunjangan (X6) dengan indeks 3,3 pada kategori baik, dan untuk nilai rata-rata variabel Kebutuhan Pelaut (X) dalam kategori “Baik” dengan rata-rata indeks 3,8



61



4.3



Analisis Data Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing Pada bagian ini membahas mengenai bagaimana menganalisis variable (Y), untuk memperoleh data-data yang akan diolah, penjelasan mengenai rekapitulasi jawaban 42 responden dengan 6 indikator pernyataan permintaan perusahaan pemilik kapal asing. Dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala likert dengan 5 (lima) kategori. Dibawah ini adalah rekapitulasi jawaban dari 42 responden yang diisi oleh responden dengan 6 indikator pernyataan (Y) Permintaan Perussahaan Pemilik Kapal Asing di PT. Inkor Dunia Samudera sebagai berikut : Tabel 4.12 Rekapitulasi data Permintaa Perusahaan Pemilik Kapal Asing. Responden



PERNYATAAN Y1



Y2



Y3



Y4



Total Y5



Y6



1



5



5



5



5



5



5



30



2



2



2



2



2



4



2



14



3



5



5



5



4



5



5



29



4



2



2



1



5



3



2



15



5



3



5



4



3



4



4



23



6



4



5



5



5



5



5



29



7



5



2



2



2



2



2



15



8



4



4



4



4



4



4



24



9



1



1



1



1



3



4



11



10



5



5



3



5



2



5



25



11



5



5



4



5



5



5



29



12



5



1



1



1



4



4



16



13



5



4



3



4



4



5



25



14



4



2



2



1



4



3



16



15



5



5



5



5



5



5



30



16



1



1



1



4



2



2



11



17



3



4



3



2



4



5



21



18



2



2



2



2



5



5



18



19



5



5



5



5



5



3



28



20



5



5



5



5



5



5



30



21



4



4



3



2



2



4



19



62



22



3



4



4



5



5



5



26



23



5



5



2



2



2



2



18



24



4



4



3



1



5



5



22



25



3



1



1



1



4



4



14



26



3



5



5



5



5



5



28



27



2



2



2



2



2



4



14



28



5



5



5



2



3



5



25



29



1



3



2



1



3



3



13



30



5



5



5



5



5



5



30



31



2



4



4



2



4



4



20



32



1



1



2



1



1



1



7



33



5



2



4



5



5



4



25



34



4



5



5



4



5



5



28



35



5



2



2



1



1



1



12



36



5



5



5



5



5



5



30



37



2



2



2



2



2



2



12



38



2



2



2



2



4



3



15



39



5



5



5



5



5



5



30



40



2



1



5



5



2



4



19



41



2



3



3



1



1



1



11



42



2



5



4



5



5



5



26



Total



148



145



138



134



156



162



883



Rata-rata



3,5



3,5



3,3



3,2



3,7



3,9



21,0



1. Indikator Pendidikan (Y1) Pernyataan Y1 :



Perusahaan



berhak



memberikan



standarisasi



Pendidikan untuk pekerja, standarisasi Pendidikan mempengaruhi hasil kerja yang dihasilkan oleh pekerja.



Tabel 4.13 Hasil persentase Pendidikan (Y1) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



17



6



5



2



1



Jml responden



10



4



42



40,5% 14,3% 11,9% 23,8% 9,5%



63



100%



Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 17 orang (40,5%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 6 orang (14,3%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 5 orang (11,9%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 10 orang (23,8%), dan terakhir yang memberikan nilai 1 ada 4 orang (9,5%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Pendidikan” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria “ragu-ragu” hanya sedikit yang memilih, namun berdasarkan tabel 4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,5 yang berarti “baik”.



2. Indikator Keahlian (Y2) Pernyataan Y2 : Untuk memberikan hasil maksimal suatu pekerjaan, perusahaan memberikan standarisasi keahlian lebih dan wajib dibuktikan dengan sertifikasi resmi sebagai penunjang, (untuk jabatan khusus diatas kapal).



Tabel 4.14 Hasil Persentasi Keahlian (Y2) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



2



1



17



7



2



10



6



40,5% 16,6% 4,8% 23,8% 14,3%



Jml responden 42 100%



Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 17 orang (40,5%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 7 orang (16,6%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 2 orang (4,8%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 10 orang (23,8%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 6 orang (14,3%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indikator “Keahlian” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria “raguragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel



64



4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,5yang berarti “baik”.



3. Indikator Tidak Melalui Agent Crewing (Y3) Pernyataan Y3 : Permintaan tenaga pelaut untuk bekerja diatas kapa lasing secara terbuka, meningkatkan persaingan antar oelaut menjadi besar dan segala pengurusan repatriasi yang



timbul



atas



permintaan



tersebut



menjadi



tanggungan personal pelaut.



Tabel 4.15 Hasil persentase Tidak Melalui Agent Crewing (Y3) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



2



1



Jml responden



13



7



6



11



5



42



30,9% 16,7% 14,3% 26,2% 11,9%



100%



Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 13 orang (30,9%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 7 orang (16,7%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 6 orang (14,3%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 11 orang (26,2%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 5 orang (11,9%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indikator “Tidak Melalui Agent Crewing” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria



“ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga



berdasarkan tabel 4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,3 yang berarti “baik”.



4. Indikator Melalui Agent Crewing (Y4) Pernyataan Y4 : Permintaan tenaga kerja pelaut untuk bekerja diatas kapal asing secara tertutup dan seleksi sesuai standarisasi agent crewing sehingga persaingan antar pelaut menjadi kecil dan segala pengurusan repatriasi



65



yang timbul atas permintaan tersebut ditanggung penuh oleh agent crewing.



Tabel 4.16 Hasil persentase Melalui Agent Crewing (Y4) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



16



5



1



10



9



42



2,4%



23,8%



21,4%



100%



38,1% 11,9%



2



1



Jml responden



Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 16 orang (38,1%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 5 orang (11,9%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 1 orang (2,4%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 10 orang (23,8%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 9 orang (21,4%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Melalui Agent Crewing” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria



“ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga



berdasarkan tabel 4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,2 yang berarti “baik”.



5. Indikator Melalui Serikat Pekerja Laut (Y5) Pernyataan Y5 : Kerjasama antara perusahaan pemilik kapa lasing deng crew maining agent wajib diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut, dan setiap pelaut wajib menjadi anggota serikat dan membayar iuran anggota serikat dan membayar iuran tahunan.



Tabel 4.17 Hasil persentase Melalui Serikat Pekerja Laut (Y5) Interval jawaban Frekuensi (Orang) Persentase (%)



5



4



Skala 3



2



1



17



10



4



8



3



40,5% 23,8%



66



9,5%



19,1% 7,1%



Jml responden 42 100%



Berdasarkan tabel 4.17 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 17 orang (40,5%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 10 orang (23,8%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 4 orang (9,5%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 8 orang (19,1%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 3 orang (7,1%). Dengan demikian penilaian responden terhadap indickator “Melalui Serikat Pekerja Laut” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “tidak setuju” lalu kriteria “ragu-ragu” hampir hanya sedikit yang memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,7 yang berarti “baik”.



6. Indikator Non Serikat Pekerja Laut (Y6) Pernyataan Y6 : Kerjasama dilakukan tanpa diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut namun segala perihal baik menimbulkan kerugian atau lain sebagainya menjadi beban dan tanggung jawab personal antara perusahaan dan pekerja .



Tabel 4.18 Hasil persentase Non Serikat Pekerja Laut (Y6) Interval jawaban



Frekuensi (Orang) Persentase (%)



Skala 5



4



3



2



1



19



10



4



6



3



45,2% 23,8%



9,5%



14,3% 7,2%



Jml responden 42 100%



Berdasarkan tabel 4.18 diatas terlihat jumlah responden yang memberikan penilaian 5 ada 19 orang (45,2%), kemudian yang memberikan nilai 4 ada 10 orang (23,8%), selanjutnya yang memberikan nilai 3 ada 4 orang (9,5%), lalu yang memberikan nilai 2 ada 6 orang (14,3%), dan terakhir untuk nilai 1 ada 3 orang



67



(7,2%).Dengan demikian penilaian responden terhadap indicator “Non Serikat Pekerja Laut” yang terbanyak adalah “sangat setuju” dan “setuju” lalu kriteria



“ragu-ragu”hampir hanya sedikit yang



memilih, sehingga berdasarkan tabel 4.12 rata-rata indikator yang diberikan oleh responden sebesar 3,9 yang berarti “baik”.



7. Nilai indeks dan rata-rata indikator Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. Pada Variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) ini terdapat 6 indikator. Berikut ini Tabel indeks beserta nilai rata-ratanya.



Tabel 4.19 Hasil Indeks Variabel Permintaan Perusahaan (Y) Variable Y (Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing) Indikator



Pernyataan



Pendidikan Y1



Perusahaan berhak memberikan standarisasi Pendidikan untuk pekerja, standarisasi Pendidikan mempengaruhi hasil kerja yang dihasilkan oleh pekerja. Keahlian Y2 Untuk memberikan hasil maksimal suatu pekerjaan, perusahaan memberikan standarisasi keahlian lebih dan wajib dibuktikan dengan sertifikasi resmi sebagai penunjang, (untuk jabatan khusus diatas kapal). Tidak melalui Permintaan tenaga pelaut untuk agent crewing bekerja diatas kapa lasing secara Y3 terbuka, meningkatkan persaingan antar oelaut menjadi besar dan segala pengurusan repatriasi yang timbul atas permintaan tersebut menjadi tanggungan personal pelaut. Melalui agent Permintaan tenaga kerja pelaut crewing Y4 untuk bekerja diatas kapal asing secara tertutup dan seleksi sesuai standarisasi agent crewing sehingga persaingan antar pelaut menjadi kecil dan segala



68



Indeks Kategori 3,5



Baik



3,5



Baik



3,3



Baik



3,2



Baik



pengurusan repatriasi yang timbul atas permintaan tersebut ditanggung penuh oleh agent crewing. Melalui serikat Kerjasama antara perusahaan 3,7 pekerja lautY5 pemilik kapa lasing deng crew maining agent wajib diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut, dan setiap pelaut wajib menjadi anggota serikat dan membayar iuran anggota serikat dan membayar iuran tahunan. Non serikat Kerjasama dilakukan tanpa 3,8 pekerja laut Y6 diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut namun segala perihal baik menimbulkan kerugian atau lain sebagainya menjadi beban dan tanggung jawab personal antara perusahaan dan pekerja . Nilai rata-rata Variable Y 3,5



Baik



Baik



Baik



Pada Tabel 4.19 diatas dapat dijelaskan bahwa untuk Variabel Permintaan (Y) memiliki kategori baik, indikator Pendidikan (Y I) dengan indeks 3,5 pada kategori baik, pada indikator Keahlian (Y2) dengan indeks 3,5 pada kategori baik, pada indikator Tidak Melalui Agent Crewing (Y3) dengan indeks 3,3 pada kategori baik, pada indikator Melalui Agent Crewing (Y4) dengan indeks 3,2 pada kategori baik, pada indikator Melalui Serikat Pekerja Laut (Y5) dengan indeks 3,7 pada kategori baik, terakhir pada indikator Non Serikat Pekerja Laut (Y6) dengan indeks 3,8 pada kategori baik, dan untuk nilai ratarata variabel Permintaan (Y) dalam kategori “Baik” dengan rata-rata indeks 3,5



4.4



Analisis Pengaruh Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing.



69



1. Analisis Regresi Linier Sederhana Bentuk persamaan dihitung dengan menggunakan analisis regresi linear



sederhana.



Adapun



persamaan



tersebut



adalah



untuk



menunjukkan analisis bentuk kebutuhan pelaut Indonesia terhadap permintaan perusahaan pemilik kapal asing di PT. Inkor Dunia Samudera. Adapun hasil perhitungan dengan bantuan IBM SPSS 26 maka dapat diketahui hasil analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:



Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa



Unstandardized Coefficients



Model



Std. Error



B 1



Standardized Coefficients



(Constant)



7,388



3,550



Kebutuhan Pelaut Indonesia



1,255



0,154



t



Sig.



Beta



0,790



2,081



0,044



8,151



0,000



a. Dependent Variable: Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing



Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021 Berdasarkan Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana tersebut maka diperoleh suatu persamaan regresi dengan model taksiran sebagai berikut:



Y = 7,388 + 1,255X



Hasil dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta yang diperoleh yaitu 7,388, berarti pada saat kebutuhan pelaut Indonesia (X) = 0 maka permintaan perusahaan pemilik kapal asing (Y) bernilai negatif. 2. Koefisien regresi kebutuhan pelaut Indonesia (X) bernilai positif (1,255), berarti setiap terjadi peningkatan pada kebutuhan pelaut



70



Indonesia (X) maka akan diikuti oleh peningkatan permintaan perusahaan pemilik kapal asing (Y).



Berdasarkan persamaan regresi tersebut diketahui bahwa variabel kebutuhan pelaut Indonesia (X) bernilai positif (+) sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kebutuhan pelaut Indonesia (X) akan diikuti oleh peningkatan pada permintaan perusahaan pemilik kapal asing (Y).



2. Analisis Korelasi Besaran korelasi atau hubungan antara variabel independen yaitu kebutuhan pelaut Indonesia (X) dengan variabel dependen yaitu permintaan perusahaan pemilik kapal asing (Y) adalah dengan melihat nilai R pada tabel berikut:



Tabel 4.21 Hasil Analisis Koefisien Korelasi



Model Summaryb Model



R



R Square



Adjusted R Square



1 0.790a 0.624 0.615 a Predictors: (Constant), Kebutuhan Pelaut Indonesia



Std. Error of the Estimate 4.342



Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021



Berdasarkan perhitungan stastistik pada Tabel 4.21 maka dapat diketahui nilai R atau korelasi yaitu sebesar 0,624 yang menunjukkan korelasi atau hubungan dari variabel independen yaitu kebutuhan pelaut Indonesia (X) dengan variabel dependen yaitu permintaan perusahaan pemilik kapal asing (Y) memiliki korelasi yang kuat (0,600 – 0,799). Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai variabel X maka akan diikuti oleh meningginya nilai pada variabel Y dan sebaliknya.



71



4.5



Hipotesis Penelitian 1. Uji T Untuk menguji hipotesis atau dugaan adanya pengaruh secara parsial yaitu dengan membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dengan asumsi bahwa jika nilai thitung> ttabel , H0 ditolak, sedangkan H1 diterima maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya jika nilai thitung< ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Analisis Signifikan Hipotesis : Jika Sig ≤ 0,05 Maka H0 ditolak, H1 diterima Jika Sig ≥ 0,05 Maka H0 diterima, H1 ditolak



Tabel 4.22 Hasil Uji thitung Antara Variabel Kebutuhan Pelaut (X) terhadap Variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y). Coefficientsa Unstandarized Coefficient Model



Standarized Std.



B



Errror



1. (Constant)



7,388



3,550



Kebutuhan



1,255



0,154



Pelaut



Coefficient Beta



0,790



t



Sig.



2,081



0,044



8,151



< 0,001



Indonesia (X) Dependent Variable: Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) Sumber: Data Primer Diolah IBM SPSS 26, 2021 Untuk menguji hipotesis atau dugaan adanya pengaruh antara variable Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) terhadap variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) di PT. Inkor Dunia Samudera dengan rumusan statistiksebagai berikut :



1.) Hipotesis Awal



72



H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing.



2.) Hasil Observasi Dengan Uji Tabel Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa nilai thitung sebesar 8,151 langkah selanjutnya mencari nilai ttabel dengan rumus sebagai berikut : diketahui : a



= 5% = 0,05



df



= n – 2 = 42 – 2 = 40



nilai = a : 2 x df = 0,05 : 2 x 40 = 0,025 x 40 =1,0 3.) Hasil Uji Hipotesis Oleh karena thitung ≥ ttabel (8,151 ≥ 1,000) maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Kebutuhan Pelaut Indonesia (X) terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) di PT. Inkor Dunia Samudera.



2. Kesimpulan Jika thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel (X) terhadap Variabel (Y).



73



Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai thitung sebesar 8,151lebih besar dari ttabel sebesar 1,000 atau nilai 8,151 ≥ 1,000, berdasarkan tabel 4.22 nilai Sig, 0,044 nilai Sig, lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau nilai Sig, 0,04 ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima , sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelaut Indonesia berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing.



74



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1



Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpuplan sebagai berikut : 1. Terdapat nilai interval kelas paling rendah pada indikator “Tunjangan” dengan indeks 3,3 (Cukup Baik), Namun disisi lain ditemukan nilai interval kelas yang paling tinggi pada indikator “Tanggung Jawab” dengan indeks 4,4 (Sangat Baik). Dan untuk nilai interval rata-rata variabel Kebutuhan Pelaut (X) dalam kategori “Baik” dengan rata-rata indeks 3,8 yang artinya bentuk kebutuhan pelaut Indonesia dapat diterima dengan baik dalam kegiatan pemenuhan permintaan perusahaan pemilik kapal asing.



2. Ditemukan interval kelas terendah pada indikator “Permintaan Melalui Agent Crewing” dengan indeks 3,2 (Cukup Baik), Namun disisi lain ditemukan nilai interval kelas tertingi pada variabel ini dengan indeks 3,8 (Baik) pada indikator “Non Serikat Pekerja Laut”, Dan untuk nilai interval rata-rata variabel Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing (Y) dalam kategori “Baik” dengan rata-rata indeks 3,5 yang artinya bentuk Permintaan Perusahaan dapat diterima dengan baik dalam kegiatan pemenuhan permintaan perusahaan pemilik kapal asing Yang bekerjasama denga PT. Inkor Dunia Samudera..



3. Kebutuhan Pelaut Indonesia berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal asing. Hal ini dapat dilihat dari hasil Koefisien Korelasi ( R ) antara Kebutuhan Pelaut Indonesia terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing sebesar 0,624. Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat korelasi Kebutuhan Pelaut Indonesia terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing berhubungan kuat (0,790 berada antara



75



interval 0,60 – 0,799). Dan dilihat dari nilai thitung sebesar 8,151 lebih besar dari ttabel sebesar 1,00. Dan nilai Sig sebesar 0,044 lebih kecil dari probabilitas 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya bahwa Kebutuhan Pelaut Indonesia memiliki pengaruh signifikan terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing.



5.2



Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran yang mungkin bias digunakan sebagai referensi oleh perusahaan sebagai berikut : 1. Tunjangan kesejahteraan bagi para pekerja laut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat pelaut untuk begabung dengan sebuah perusahaan asing mengingat karena beban dan resiko pekerjaan sangat tinggi, disarankan untuk perusahaan yang berperan sebagai penyalur dan pemberi kerja terhadap para pekerja laut agar kiranya memperhatikan perihal tunjangan baik materi dan non materi agar para pekerja laut merasa nyaman menjalankan tugas tanggung jawabnya hingga masa kontrak kerja terselesaikan.



2. Melakukan perekrutan dan penempatan awak kapal secara efektif dan efisien agar kegiatan pemenuhan permintaan dari perusahaan pemilik kapal dapat terimplementasikan sesuai harapan.



3. Melakukan pengawasan terhadap setiap pelaut yang sudah ditempatkan diatas kapal agar kualitas para pelaut Indonesia terhadap tanggung jawab jabatan diatas kapal tetap komitmen dan terpercaya.



76



DAFTAR PUSTAKA Andriansyah. In Manajemen Transportasi dalam Kajian dan Teori. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo, 2015. Anonim.jdih.kemnaker.go.id.2019.https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/Permen_17 _2019.pdf. Anonim. International Labour Organitation. 2006.www.ilo.org. Anonim. jdih.dephub.go.id. 2014. jdih.dephub.go.id. Anonim. kpiunion.org. 2004. www.kpiunion.org. Anonim. pelaut.dephub.go.id. 2021. pelaut.dephub.go.id. Ardana. In Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Ardi, Mardianto. In Management Recruitmen. Jakarta: Pinasthika, 2014. Arikunto. In Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013. Dajan, Anto. In Pengantar Metode Statistik jilid II. Jakarta: Pustaka LP3ES, 2010. Danang, Sunyoto. In Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama Anggota Ikapi, 2013. Hariandja. In Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi AKsara, 2005. Hasibuan, Malayu. In Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. JK, Posma Sariguna. In Modul Ekonomi Mikro: Pasar . Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, 2017. Kosasih, Engkos, and Hananto Soewedo. In Manajemen Perusahaan Pelayaran. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, 2007. Marwansyah. In Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Alfabeta, 2016. Miro, Fidel. In Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga, 2012. Moleong. In Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya, 2018. Rivai, Veithzal. In Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Samsudin, Sadili. In Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia, 2009. Siagian. In Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.



I



Sudijono, Anas. In Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010. Sugiarto. In Ekonomi Mikro. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Sugiyono. In Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: PT Alfabet, 2015. Sugiyono. In Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: PT Alfabeta, 2018. Sugiyono. In Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet, 2016. Sugiyono. In Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Bandung: PT Alfabet, 2014. Sugiyono. In Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014. Sukarna. In Dasar –dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju, 2011. Supranto. In Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga, 2009. Terry, George R. In Prinsip-Prinsip Manajemen. jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.



II



LAMPIRAN



III



FORMULIR KONSULTASI SKRIPSI



Nama Mahasiswa NIM Program Studi Konsentrasi Judul Skripsi



: Ake Saputra Hervin Guslika : 3170120 : Manajemen : Transportasi Laut : Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing di PT. Inkor Dunia Samudera. Nama Pembimbing : Imam Jayadi, S.E, MM Waktu dan Materi Konsultasi No 1



Penyerahan Oleh Mahasiswa Bab Ke Tanggal Persiapan 4-Mar- 2021



2



Penelitian Pustaka



8-Apr-2021



Arahan



10-Apr-2021



3



Pembuatan Proposal



2-Apr-2021



Perbaikan



4-Apr-2021



4



Seminar Proposal



16-May-2021



Perbaikan



17-May-2021



5



Penyelewsaian Bab1



8-Mar-2021



Perbaikan



10-Mar-2021



6



Penyelesaian Bab II



2-Apr-2021



Perbaikan



3-Apr-2021



7



Penyelesaian Bab III



23-Apr-2021



Perbaikan



24-Apr-2021



8



Penyelesaian Bab IV



30-Jun-2021



Perbaikan



2-Jul-2021



9



Penyeleseai Bab V



23-Jul-2021



Perbaikan



25-Jul-2021



10



Penyelesain Daftar Pustaka Penyelesaian Lampiran Ujian Skripsi



20-Aug-2021



Perbaikan



22-Aug-2021



25-Aug-2021



Perbaikan



27-Aug-2021



5-Sep-2021



Acc



!0-Sep-2021



11 12



Pengembalian Oleh Dosen Perbaikan Tanggal Arahan 5-Mar-2021



Diterima, 10 September 2021 Dosen Pembimbing



Ketua Program Studi



Imam Jayadi, S.E, MM



Dra. Mintarsih, M.M



IV



DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama



: Ake Saputra Hervin Guslika



Tempat,Tanggal Lahir



: Jakarta, 20 Agustus 1995



Alamat



: Komp. Yong Ang Air rt011/002 Cilincing, Jakarta-Utara



Jenis Kelamin



: Laki-Laki



Agama



: Islam



Kewarganegaraan



: Indonesia



Email



: [email protected]



No.Handphone



: 0812 8178 0450



Pernah mengikuti masa Pendidikan sebagai berikut : Sekolah Dasar



: SDN. Semper Barat 03 (2001-2007)



Sekolah Menengah Pertama : Mts. ATTAQWA (2007-2010) Sekolah Menengah Atas



: SPM Dewaruci Jakarta (2010-2013)



Perguruan Tinggi



: IBM Asmi (2017-Sekarang)



V



Kepada Yth. Karywan PT. IPC TPK Tanjung Priok Bapak/Ibu/Saudara-i yang terhormat, Assalamualaikum wr wb. Perkenalkan saya Ake Saputra Hervin Guslika (3170120), Mahasiswa Institut Bisnis & Multimedia (IBM asmi), Fakultas Ekonomi, Program studi Manajemen, Konsentrasi Transportasi Laut. Pada saat ini akan melakukan penelitian akhir pada program studi tersebut diatas dengan judul: “Analisis Kebutuhan Pelaut Indonesia Terhadap Permintaan Perusahaan Pemilik Kapal Asing di PT. Inkor Dunia Samudera”. Kuesioner



ini



sudah



dalam



tahap



perbaikan



oleh



Dosen



Pembimbing.Untuk itu dimohon kesediaan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Pertanyaan yang diajukan meminta Bapak/Ibu/Saudara-i mengisi kotak pilihan yang telah tersedia dengan memberikan tanda silang (X). Terima kasih atas kesediaan waktu untuk berpartisipasi dalam survey ini. Jawaban yang diberikan hanya diperlukan untuk kepentingan survey, dan informasi yang telah diberikan akan sangat dirahasia.



Departemen Bagian : (



) Deck



(



) Galley



(



) Engine



(



) Recruitment



Jabatan : (



) Officer



(



) Ratting Deck



(



) Deck Cadet



(



) Engineer



(



) Ratting Engine



(



) Engine Cadet



(



) Cook



(



) Crewing



(



) Others



Nama :.................................................................................. VI



KUESIONER PENELITIAN



Keterangan Pegisian:



No



1



2



3



SS



= Sangat Setuju



S



= Setuju



RG



= Ragu - Ragu



TS



= Tidak Setuju



STS



= Sangat Tidak Setuju



Pernyataan



SS



Tugas jaga menjadi kewajiban setiap kru kapal sesuai tanggung jawab jabatannya. Abk jaga, baik perwira maupun rating bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang timbul disaat tugas jaga berlangsung. Pekerjaan yang dilakukan sesuai standar operasional dengan efisien dan efektif serta tercatat jelas dalam jurnal harian.



4



Setiap ABK baik perwira maupun rating harus cakap dan terampil dalam mengoperasikan peralatan diatas kapal, terlebih saat keadaan darurat terjadi.



5



Mendapatkan upah sesuai dengan resiko pekerjaan, dan dibayarkan tepat waktu karena berpengaruh terhadap kinerja kerja yang dihasilkan oleh pekerja.



6



Fasilitas tempat bekerja layak san asuransi jiwa sangat dibutuhkan karena mempengaruhi kinerja pekerja.



VII



S



RG



TS



STS



No



1



2



3



4



5



6



Pernyataan



SS



Perusahaan berhak memberikan standarisasi Pendidikan untuk pekerja, standarisasi Pendidikan mempengaruhi hasil kerja yang dihasilkan oleh pekerja. Untuk memberikan hasil maksimal suatu pekerjaan, perusahaan memberikan standarisasi keahlian lebih dan wajib dibuktikan dengan sertifikasi resmi sebagai penunjang, (untuk jabatan khusus diatas kapal). Permintaan tenaga pelaut untuk bekerja diatas kapa lasing secara terbuka, meningkatkan persaingan antar oelaut menjadi besar dan segala pengurusan repatriasi yang timbul atas permintaan tersebut menjadi tanggungan personal pelaut. Permintaan tenaga kerja pelaut untuk bekerja diatas kapal asing secara tertutup dan seleksi sesuai standarisasi agent crewing sehingga persaingan antar pelaut menjadi kecil dan segala pengurusan repatriasi yang timbul atas permintaan tersebut ditanggung penuh oleh agent crewing. Kerjasama antara perusahaan pemilik kapa lasing deng crew maining agent wajib diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut, dan setiap pelaut wajib menjadi anggota serikat dan membayar iuran anggota serikat dan membayar iuran tahunan. Kerjasama dilakukan tanpa diketahui dan disetujui oleh serikat pekerja laut namun segala perihal baik menimbulkan kerugian atau lain sebagainya menjadi beban dan tanggung jawab personal antara perusahaan dan pekerja .



VIII



S



RG



TS



STS



Data Responden



Responden



Nama Responden



Departemen



Jabatan



Bag. 1



Deny Andrianto



Deck Dept



Officer



2



Dicky Arwansyah



Deck Dept



Officer



3



Brendan Aldebaran Tanjung



Deck Dept



Officer



4



Syafri Andika



Deck Dept



Officer



5



Samsul Bahri Monggilo



Deck Dept



Officer



6



Wihdah Nur Muhammad



Deck Dept



Officer



7



Karyoto



Engine Dept



Engineer



8



Saeful Mumin



Engine Dept



Engineer



9



Cepi Ruli Lesmana



Engine Dept



Engineer



10



Toman Rolando



Engine Dept



Engineer



11



Fahmi Hidayatillah



Engine Dept



Engineer



12



Priyo Saptamapta



Engine Dept



Engineer



13



Amir Hasib Hutapea



Deck Dept



Ratting Deck



14



Yudhi Effin



Deck Dept



Ratting Deck



15



Adi Saputra



Deck Dept



Ratting Deck



16



Kharisma Bintang Saputra



Deck Dept



Ratting Deck



17



Mohammad Rofikul Umam



Deck Dept



Ratting Deck



18



Moh . Muham



Deck Dept



Ratting Deck



19



Muhammad Muslim



Deck Dept



Ratting Deck



20



Ruslan Rasyid



Deck Dept



Ratting Deck



21



Olip Haryanto



Deck Dept



Ratting Deck



22



Maryudi



Deck Dept



Ratting Deck



23



Muslimin tonggo



Engine Dept



Ratting Engine



24



Natanael Rorrong



Engine Dept



Ratting Engine



25



Bubun Buloh



Engine Dept



Ratting Engine



26



Achmad Chafidz



Engine Dept



Ratting Engine



27



Stevanus Eko



Engine Dept



Ratting Engine



28



Idaman Saleh Siregar



Engine Dept



Ratting Engine



IX



29



Julius Adrian



Engine Dept



Ratting Engine



30



Makmur Taruk limbong



Engine Dept



Ratting Engine



31



Ruslan Kaliambo Tuo



Engine Dept



Ratting Engine



32



Asep Fajar Kurniawam



Engine Dept



Ratting Engine



33



Imam Pranendya



Recruitment Dept



Crewing



34



Andi Lesmana



Recruitment Dept



Crewing



35



Sujono Arjo Ngadiso



Galley Dept



Cook



36



Munawir Peryayi



Galley Dept



Cook



37



Muhamad Ikhsan



Galley Dept



Cook



38



Alamsyah



Galley Dept



Cook



39



Bayu Sugara



Deck Dept



Deck Cadet



40



Akbar Madya Prawira



Deck Dept



Deck Cadet



41



Ryan Maarif



Engine Dept



Engine Cadet



42



Hakiki Umaryono



Engine Dept



Engine Cadet



X



XI