Sni 8605-2018 H2S [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Standar Nasional Indonesia



Pengukuran kadar hidrogen sulfida di udara tempat kerja dengan metode biru metilen menggunakan spektrofotometer visibel



ICS 13.040.30



Badan Standardisasi Nasional



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: [email protected] www.bsn.go.id



Diterbitkan di Jakarta



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



© BSN 2018



Daftar isi



Daftar isi .................................................................................................................................. i  Prakata



................................................................................................................................. ii 



Pendahuluan............................................................................................................................ iii  1



Ruang lingkup .....................................................................................................................1 



2



Acuan normatif....................................................................................................................1 



3



Istilah dan definisi ...............................................................................................................1 



4



Metode uji ...........................................................................................................................2 



5



Persiapan analisis...............................................................................................................4 



6



Pengambilan contoh uji ......................................................................................................6 



7



Analisis ...............................................................................................................................7 



8



Jaminan mutu dan pengendalian mutu...............................................................................9 



Lampiran A (normatif) Formulir pengambilan contoh uji hidrogen sulfida di udara tempat kerja ...............................................................................................................................11  Lampiran B (normatif) Pelaporan hasil analisis ......................................................................12  Bibliografi ...............................................................................................................................13  Gambar 1 – Rangkaian peralatan pengambil contoh uji hidrogen sulfida (H2S).......................6 



© BSN 2018



i



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Prakata



Standar Nasional Indonesia SNI 8605:2018, dengan judul Pengukuran kadar hidrogen sulfida di udara tempat kerja dengan metode biru metilen menggunakan spektrofotometer visibel, merupakan SNI baru yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Standar ini dirumuskan dan diuji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi metode uji. Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar ini telah dibahas dan disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta, pada tanggal 19 Desember 2017. Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dab pakar. Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 10 Agustus 2018 sampai dengan 9 Oktober 2018 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.



© BSN 2018



ii



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Pendahuluan



Perkembangan industri yang makin pesat membawa dampak positif pada kehidupan, tetapi juga berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Sebagian penyebabnya adalah uap atau gas yang timbul akibat proses produksi di tempat kerja, seperti gas H2S. Efek yang timbul akibat paparan uap dan gas H2S di tempat kerja dapat mengurangi kenyamanan ketika bekerja, bahkan dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan tenaga kerja seperti iritasi dan gangguan pernafasan. Pajanan uap dan gas H2S jangka panjang dan berulang belum dapat ditentukan tetapi gejala berupa sakit kepala atau pusing dan kelelahan ditemukan di tempat kerja. Gejala yang muncul akibat paparan 5 ppm sampai 2000 ppm, adalah sebagai berikut : 5 ppm sampai 50 ppm



: Iritasi mata.



50 ppm sampai 500 ppm



: Pajanan terus menerus pada konsentrasi antara 50 ppm sampai 600 ppm dapat menyebabkan edema paru (pembengkakan dan penumpukan cairan didalam paru). Ketidakmampuan sementara untuk membedakan bau tertentu timbul pada pajanan antara 150 ppm sampai 200 ppm.



500 ppm sampai 1000 ppm : Iritasi saluran pernafasan. 1000 ppm sampai 2000 ppm : Kelumpuhan sistem pernafasan sampai dengan menimbulkan kematian. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh risiko bahaya terhadap tenaga kerja, diperlukan pengukuran kadar gas H2S di udara tempat kerja dengan cara yang benar, sehingga diperlukan metoda standar pengukuran. Standar ini menetapkan metoda pengukuran kadar H2S di udara tempat kerja yang terkait terhadap dampak kesehatan tenaga kerja untuk mewujudkan keseragaman dalam melakukan pengujian secara Nasional dan dalam rangka melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Metode dalam Standar ini mengacu dari MASA Method 701 tahun 1988 tentang Determination of Hydrogen Sulfide Content of the Atmosphere dengan perubahan yaitu tidak menggunakan Arabinogalactan karena tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada absorben.



© BSN 2018



iii



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



Pengukuran kadar hidrogen sulfida di udara tempat kerja dengan metode biru metilen menggunakan spektrofotometer visibel



1



Ruang lingkup



Standar ini menetapkan metode pengukuran kadar hidrogen sulfida di udara tempat kerja dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer visibel, meliputi tahap persiapan, pengambilan contoh uji, analisis dan perhitungan kadar hidrogen sulfida (0,0016-1,0040) bds. Standar ini tidak berlaku pada tempat kerja yang memerlukan hasil pengukuran secara langsung untuk keperluan prakerja dan selama kerja. 2



Acuan normatif



SNI 7230, Teknik penentuan titik pengambilan sampel udara di tempat kerja 3



Istilah dan definisi



3.1 analit zat kimia yang diuji pada contoh uji udara 3.2 blanko laboratorium larutan penyerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium 3.3 blanko lapangan larutan penyerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan contoh uji 3.4 buret alat untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi seperti pada titrasi 3.5 erlenmeyer asah wadah yang digunakan untuk melakukan reaksi antar senyawa kimia, dan juga sebagai alat yang digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi (menggunakan penutup) 3.6 flowmeter alat untuk mengukur laju aliran udara



© BSN 2018



1 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



3.7 hidrogen sulfida (H2S) persenyawaan hidrogen dan belerang berbentuk gas memiliki sifat tidak berwarna, berbau seperti telur busuk, mudah terbakar dan beracun 3.8 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan deret standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus 3.9 larutan induk larutan standar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah 3.10 larutan standar larutan yang diperoleh dari pengenceran larutan induk dengan kadar yang diketahui secara tepat yang akan digunakan untuk membuat kurva kalibrasi 3.11 larutan penyerap larutan yang dapat menyerap analit 3.12 midget impinger tabung pengambil contoh uji yang dilengkapi dengan ujung silinder gelas yang berada di dasar tabung dengan maksimum diameter dalam 1 mm 3.13 pipet volumetrik alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume 3.14 pengendalian mutu kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan metoda, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan perjalanan ke laboratorium 4 4.1



Metode uji Prinsip



Hidrogen sulfida dari udara tempat kerja diserap oleh larutan campuran dari suspensi alkali kadmium hidroksida di dalam midget impinger. Ion sulfida bereaksi dengan pereaksi campuran dari p-aminodimetilanilina, ferri klorida dan ion klorida membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru. Selanjutnya intensitas warna dari senyawa kompleks tersebut di ukur serapannya dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 670 nm.



© BSN 2018



2 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



4.2



Bahan



Bahan yang digunakan untuk pengujian terdiri dari: a)



Kadmium sulfat heksahidrat (CdSO4.6H2O)



b)



Natrium hidroksida (NaOH)



c)



Asam sulfat pekat (H2SO4 80 % sampai 90 %)



d)



p-aminodimetilanilina (nomor CAS 99989)



e)



Ferri klorida (FeCl3.6 H2O)



f)



Kalium iodat (KIO3)



g)



Indikator kanji



h)



Merkuri iodida (HgI2)



i)



Asam klorida pekat (HCl 32 %)



j)



Kalium iodida (KI)



k)



Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5 H2O)



l)



Natrium karbonat (Na2CO3)



m)



Iod (I2)



n)



Natrium sulfida (Na2S.9H2O)



o)



Air suling



4.3



Peralatan



Peralatan yang digunakan terdiri dari: a)



midget impinger diselimuti aluminium foil/kertas karbon



b)



selang silikon



c)



kran pengatur laju alir



d)



pompa vakum



e)



labu ukur 50 mL; 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL;



f)



pipet volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL dan 50 mL;



g)



gelas ukur 100 mL;



h)



gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL;



i)



tabung reaksi bertutup 25 mL;



© BSN 2018



3 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



j)



spektrofotometer visibel;



k)



timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg;



l)



buret 50 mL;



m) statif; n)



klem;



o)



labu Erlenmeyer asah 250 mL;



p)



oven;



q)



kaca arloji;



r)



termometer;



s)



barometer;



t)



pengaduk;



u)



botol larutan uji; dan



v)



botol pereaksi



5



Persiapan analisis



5.1 5.1.1



Pembuatan larutan dan pereaksi Larutan penyerap hidrogen sulfida



Larutkan 4,3 g kadmium sulfat (CdSO4.6H2O) dengan air suling, lalu larutkan 0,3 g natrium hidroksida (NaOH) dengan air suling. Campurkan kedua larutan tersebut dengan air suling sampai volume 1 l. CATATAN Campuran larutan ini harus diaduk sebelum digunakan dan tidak boleh disimpan dalam waktu yang lama (maksimal 3 hari).



5.1.2



Amine-sulfuric acid stock solution



Masukkan 50 ml asam sulfat pekat (H2SO4) ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi 30 ml air suling. Dinginkan larutan dan ke dalam larutan tersebut tambahkan 12 g p-aminodimetilanilina dan dihomogenkan. 5.1.3



Larutan asam sulfat (H2SO4) (1+1)



Masukkan 50 ml H2SO4 pekat ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi 40 ml air suling secara perlahan-lahan dan letakkan dalam wadah berisi air es. Biarkan larutan hingga dingin, kemudian tambahkan air suling sampai 100 ml, dan dihomogenkan. 5.1.4



Amine-sulfuric acid test solution



Encerkan 2,5 mL stock solution (4.1.2) di atas dengan larutan H2SO4 1+1, tepatkan volume sampai 100 mL, dan dihomogenkan. © BSN 2018



4 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



5.1.5



Larutan Ferri klorida



Larutkan 100 g FeCl3.6H2O dengan air suling hingga 100 ml larutan, dan dihomogenkan. CATATAN



Semua bahan (5.1.1 sampai 5.1.5) tetap dalam kondisi dingin dalam penyimpanan.



Larutan kalium iodat (KIO3)



5.1.6



Panaskan KIO3 pada suhu 180 °C selama 2 jam dalam oven dan dinginkan dalam desikator. Kemudian larutkan 0,35 g KIO3 ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan air suling sampai tanda tera, dan homogenkan. Normalitasnya dihitung berdasarkan persamaan rumus 1. 𝑁



𝑊 3.56667



(1)



Keterangan: adalah konsentrasi larutan KIO3 (N) N1 W adalah berat KIO3 (g)



5.1.7



Larutan indikator kanji



Masukkan dalam gelas piala berturut-turut 0,4 g kanji dan 0,002 g mercuri (II) iodida, larutkan secara hati-hati dengan air mendidih sampai volume 200 ml. Panaskan larutan tersebut sampai larutan jernih, lalu dinginkan dan pindahkan ke dalam botol pereaksi, dan homogenkan. 5.1.8



Larutan asam klorida (HCl) (1+10)



Encerkan 10 mL HCl 32 % dengan 100 ml air suling di dalam gelas piala, dan homogenkan. 5.1.9



Larutan induk natrium tio sulfat (Na2S2O3.5H2O) 0,1 N



Larutkan 25 g Na2S2O3.5H2O dengan 200 ml air suling yang baru dididihkan dan sudah dingin, tambahkan 0,1 g natrium karbonat (Na2CO3) kemudian jadikan volumenya menjadi 1 l, dan homogenkan. Biarkan larutan ini selama 1 hari sebelum dibakukan. 5.1.10



Larutan Na2S2O3.5H2O 0,01 N



Pipet 50 ml larutan induk Na2S2O3 dan masukkan ke labu ukur 500 ml, kemudian tambahkan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. 5.1.11



Larutan induk iod (I2) 0,1 N



Masukkan dalam gelas piala berturut-turut 12,7 g iod (I2) dan 40 g kalium iodida (KI), larutkan campuran tersebut dengan 25 ml air suling. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 1 l, tambahkan air suling sampai tanda tera dan homogenkan. 5.1.12



Larutan induk iod (I2) 0,01 N



Pipet 50 ml larutan induk I2 dan masukkan ke labu ukur 500 ml kemudian tambahkan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. 5.1.13



Larutan induk natrium sulfida (Na2S. 9H2O)



Larutkan 0,3529 g Na2S.9H2O dalam gelas piala 100 ml. Pindahkan ke dalam labu ukur 500 ml, kemudian tambahkan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan. © BSN 2018



5 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



5.1.14



Larutan standar



Pipet 1 ml larutan induk natrium sulfida ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan larutan penyerap sampai tanda tera dan homogenkan. 6



Pengambilan contoh uji



Untuk pengambilan contoh uji dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a) b) c)



Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada Gambar 1; Masukkan larutan penyerap H2S sebanyak 20 ml ke midget impinger. Atur midget impinger agar terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung; Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 1 l/menit, setelah stabil catat laju alir awal F1 (l/menit); CATATAN Laju alir harus dicek secara berkala, jika pengambilan contoh uji selama 1 jam diperiksa setiap 15 menit.



d) e) f)



Lakukan pengambilan contoh uji selama 60 menit dan catat data contoh uji menggunakan formulir pengambilan contoh uji (lihat Lampiran A); Setelah selesai pengambilan contoh uji, catat laju alir akhir F2 (l/menit) dan kemudian matikan pompa penghisap; Pindahkan larutan contoh uji ke botol uji, simpan di dalam wadah berpendingin, bawa ke laboratorium untuk dianalisis.



Keterangan gambar: A midget impinger B perangkap uap C serat kaca (glass wool) D flow meter yang mampu mengukur laju alir 1 l/menit sampai 5 l/menit E kran pengatur F pompa



Gambar 1 – Rangkaian peralatan pengambil contoh uji hidrogen sulfida (H2S) © BSN 2018



6 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



7 7.1



Analisis Penentuan larutan baku natrium tiosulfat 0,1 N



Untuk menentukan larutan baku natrium tio sulfat 0,1 N dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a)



Ambil 25 ml larutan kalium iodat (butir 5.1.6) menggunakan pipet kemudian masukan ke dalam labu Erlenmeyer asah 250 ml;



b)



Tambahkan 1 g KI dan 10 ml HCl (1+10) ke dalam labu erlenmeyer asah tersebut;



c)



Tutup labu erlenmeyer dan tunggu 5 menit, titrasi larutan dalam labu erlenmeyer asah dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna larutan berubah menjadi kuning muda;



d)



Tambahkan 5 ml indikator kanji, dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir (warna biru tepat hilang), catat volume larutan penitar yang diperlukan (V2);



e)



Hitung normalitas larutan natrium tio sulfat tersebut dengan rumus (2) sebagai berikut:



𝑁



25



𝑁



(2)



𝑉



Keterangan: adalah konsentrasi larutan KIO3 dalam grek/l (N); N1 adalah konsentrasi larutan natrium tio sulfat tio sulfat dalam grek/l (N); N2 adalah volume larutan natrium tio sulfat hasil titrasi (ml); V2



7.2



Penentuan konsentrasi H2S dalam larutan induk Na2S.9H2O



Untuk menentukan konsentrasi H2S dalam larutan induk, dilakukan langkah-langkah berikut: a)



Pipet 25 ml larutan induk Na2S.9H2O pada 5.1.13 ke dalam labu Erlenmeyer asah;



b)



Pipet 50 ml larutan iod 0,01 N ke dalam labu erlenmeyer asah tertutup dan simpan dalam ruang tertutup selama 5 menit;



c)



Titrasi larutan dalam labu erlenmeyer asah dengan larutan natrium tio sulfat 0,01 N (langkah 5.1.10) sampai warna larutan berubah menjadi kuning muda;



d)



Tambahkan 5 ml indikator kanji, dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir (warna biru tepat hilang), catat volume larutan penitar yang diperlukan (Vc);



e)



Ambil 25 ml air suling sebagai blanko dengan menggunakan pipet kemudian masukkan ke dalam labu erlenmeyer asah dan lakukan langkah-langkah di atas dari 6.2.a sampai 6.2.d. (Vb);



f)



Hitung konsentrasi H2S dalam larutan induk tersebut dengan rumus (3) sebagai berikut:



𝐶



680



𝑁



𝑉



𝑉



(3)



Keterangan: C adalah konsentrasi H2S dalam larutan induk Na2S.9H2O (μg/ml); adalah volume natrium tio sulfat hasil titrasi blanko (ml); Vb adalah volume natrium tio sulfat hasil titrasi larutan induk Na2S.9H2O (ml); Vc adalah normalitas larutan natrium tio sulfat 0,01 N (N); N2



© BSN 2018



7 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



7.3



Pembuatan kurva kalibrasi



Untuk mendapatkan kurva kalibrasi dilakukan tahapan sebagai berikut: a)



Hidupkan spektrofotometer visibel sesuai instruksi kerja alat. Pastikan panjang gelombang 670 nm;



b)



Masukkan secara kuantitatif masing-masing 0 ml; 1 mL; 2 ml; 3 ml; 4 ml; 5 ml; 6 ml larutan standar Na2S.9H2O pada 5.1.14 ke dalam labu ukur 10 ml;



c)



Jadikan volume larutan standar pada masing-masing labu ukur sampai 10 ml dengan larutan penyerap;



d)



Pada masing-masing labu ukur tambahkan 0,6 ml Amine-sulfuric acid test solution, kemudian tambahkan 1 tetes larutan ferri klorida secara berurutan, selanjutnya tutup rapat;



e)



Campuran segera diinversikan secara perlahan-lahan (dibalik satu kali saja) dan diamkan selama 20 menit di tempat gelap;



f)



Ukur serapan masing-masing larutan;



g)



Buat kurva kalibrasi standar H2S (konsentrasi vs serapan H2S).



7.4



Penentuan contoh uji



Untuk menentukan contoh uji dilakukan langkah-langkah berikut: a)



Siapkan tabung reaksi bertutup untuk blangko dan contoh uji sebanyak jumlah contoh uji;



b)



Urutkan botol contoh uji H2S sesuai kode sambil di kocok sampai homogen;



c)



Pipet masing-masing contoh uji sebanyak 10 ml, masukkan ke dalam tabung reaksi;



d)



Ambil sebanyak 10 ml larutan penyerap untuk blangko;



e)



Lakukan langkah-langkah yang sama seperti langkah d) sampai f) pada 7.3;



f)



Hitung konsentrasi contoh uji dengan menggunakan rumus (5).



7.5



Perhitungan



7.5.1



Perhitungan volume udara contoh uji



Volume contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25 °C, 760 mmHg) dengan menggunakan rumus (4) sebagai berikut: 𝑉



𝑓



𝑓 2



𝑡



𝑃 𝑇



298 760



(4)



Keterangan: V adalah volume udara yang dihisap (l); adalah laju alir awal (l/menit); f1 adalah laju alir akhir (l/menit); f2 t adalah durasi pengambilan contoh uji (menit); © BSN 2018



8 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Pa Ta 298 760



adalah tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg); adalah suhu rata-rata selama pengambilan contoh uji (K); adalah suhu pada kondisi normal (K) adalah tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg)



7.5.2



Perhitungan kadar hidrogen sulfida di udara tempat kerja



Kadar H2S dalam contoh uji dihitung dengan rumus (5). 𝐶



𝑎 𝑉



1.000



20 10



(5)



Keterangan: C adalah kadar H2S di udara tempat kerja (µg/m3) 𝒂 adalah konsentrasi H2S contoh uji dari hasil pembacaan spektrofotometer visibel (µg) V adalah volume udara pada kondisi normal (l) 1.000 adalah konversi liter (l) ke m3 20 adalah volume total larutan penyerap yang digunakan untuk pengambilan contoh uji (ml) 10 adalah volume yang dipipet untuk analisis dengan spektrofotometer visibel (ml)



7.6



Pelaporan



Hasil analisis dilaporkan dengan menggunakan lembar kerja dengan memuat informasi seperti pada Lampiran B. 8 8.1



Jaminan mutu dan pengendalian mutu Jaminan mutu



Untuk mendapatkan hasil pengujian yang benar: a)



Gunakan spektrofotometer visibel yang sudah dikalibrasi.



b)



Gunakan termometer dan barometer yang sudah dikalibrasi.



c)



Gunakan alat ukur laju alir (flow meter) yang sudah dikalibrasi.



d)



Gunakan alat ukur waktu (stopwatch) yang sudah dikalibrasi.



e)



Gunakan bahan kimia kualitas pro analisis.



f)



Hindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan penyerap dalam midget impinger, gunakan aluminium foil atau box pendingin sebagai pelindung terhadap cahaya matahari.



g)



Pertahankan suhu larutan penyerap di bawah ±5°C selama pengangkutan ke laboratorium dan penyimpanan sebelum analisis, untuk menghindari kehilangan H2S.



h)



Hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan, kecepatan angin melebihi 15 m/s jika pengambilan contoh uji di lakukan di tempat kerja terbuka.



i)



Hindari contoh uji dari terpajan panas dan cahaya matahari.



© BSN 2018



9 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



8.2



Pengendalian mutu



8.2.1



Linieritas kurva kalibrasi



Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,998 (atau sesuai dengan kemampuan laboratorium yang bersangkutan dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. 8.2.2 8.2.1.1



Uji blangko Uji blangko laboratorium



Uji blangko laboratorium menggunakan larutan penyerap sebagai contoh uji (blangko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama analisis di laboratorium. 8.2.1.2



Uji blanko lapangan



Uji blangko lapangan menggunakan larutan penyerap sebagai contoh uji (blangko) dan dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap tahap-tahap selama pengambilan contoh uji di lapangan. CATATAN Jaminan dan pengendalian mutu dilakukan sesuai dengan kebijakan laboratorium yang bersangkutan.



© BSN 2018



10 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Lampiran A (normatif) Formulir pengambilan contoh uji hidrogen sulfida di udara tempat kerja



Nomor



Nama perusahaan



: …………………………………………………………



Alamat perusahaan



: …………………………………………………………



Jenis perusahaan



: …………………………………………………………



Lokasi Pengukuran



Lama pengukuran, t (menit)



Laju aliran udara awal, f1 (L/menit)



Laju aliran udara akhir, f2 (L/menit)



SK (°C)



Kelembapan (%)



Keterangan



………………. , ………………………… Petugas pengambil contoh uji



(………………………….)



© BSN 2018



11 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Lampiran B (normatif) Pelaporan hasil analisis



Pelaporan hasil analisis sekurang-kurangnya harus mencantumkan: 1)



Parameter yang dianalisis



2)



Nama analis



3)



Tanggal analisis



4)



Batas deteksi



5)



Rekaman kurva kalibrasi



6)



Data pengambilan contoh uji



7)



Data proses



8)



Hasil pengukuran blangko



9)



Hasil pengukuran contoh uji



10) Kadar H2S dalam contoh uji



© BSN 2018



12 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



Bibliografi



[1]



Arthur C Stern, Air Pollution second edition, Academic Press New York London, 1968.



[2]



James P. Lodge Jr, Methods of Air Sampling and Analysis third edition, Lewis Publisher, 1988.



[3]



United States Department of Labor, Hidrogen sulfida, http://www.osha.gov



© BSN 2018



13 dari 13



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



SNI 8605:2018



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



[1] Komtek Perumusan SNI  Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja   [2] Susunan keanggotaan Komtek Perumusan SNI  Ketua : Fahrul Azwar Sekretaris : Muhamad Idham Anggota : 1. Ikhwan Bukhori 2. Muhammad Isnaini 3. Agus Nurhadi 4. Djamal Thaib 5. Waluyo 6. Widarto 7. Supandi 8. Audist Indirasari Subekti 9. Agustin Wahyu Ernawati 10. Muhammad Fertiaz 11. Fatma Lestari   [3] Konseptor Rancangan SNI  Tomy Mismahendra Sylvia Halsa Aryani   [4] Sekretariat pengelola Komtek Perumusan SNI  Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan



“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 13-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”



Informasi pendukung terkait perumusan standar