10 0 81 KB
HERPES ZOSTER (KODE ICD X: B02.9)
SOP Ditetapkan Kepala Puskesmas Bulu
Nomor Terbit ke No.Revisi Tgl.Diberlakukan Halaman
: C/VII/SOP(KU)/1/2016/051 : : : 10 Maret 2016 :1/3
Tanda tangan:
drg. Siti Rohmi NIP. 19641230 199203 2 005
............................................
A. PENGERTIAN Herpes Zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan virus varisela-zoster, yang merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. B. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani herpes zoster.
C. KEBIJAKAN
Surat Keputusan C/VII/SK/7/2015/002 Puskesmas Bulu.
D. REFERENSI
Peraturan Menteri Kesehatan no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
E. LANGKAHLANGKAH/ PROSEDUR
1. Anamnesis Keluhan: nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Dapat disertai gejala prodromal sistemik berupa pusing, demam dan malaise. Setelah itu timbul gejal kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.
Kepala tentang
Puskesmas Bulu Nomor Kebijakan Pelayanan Klinis
2. Pemeriksaan Fisik Sekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf spinal atau kranialis. Lesi bilateral jarang terjadi, namun seringkali erupsi juga terjadi pada dermaton di dekatnya. 3. Penegakan Diagnosis (assessment) Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis banding: herpes simpleks, dermatitis venenata. Komplikasi: a. Neuralgia pasca-herpetik b. Ramsay Hunt Syndrome (herpes pada ganglion genikulatum, ditandai dengan gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan paralisis parsial)
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Tim Akreditasi Puskesmas Bulu
HERPES ZOSTER (KODE ICD X: B02.9)
SOP
Nomor Terbit ke No.Revisi Tgl.Diberlakukan Halaman
: C/VII/SOP(KU)/1/2016/051 : : : 10 Maret 2016 :2/3
c. Pada pasien imunodefisiensi vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik dapat terjadi infeksi sistemik d. Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, serta neuritis optik. e. Paralisis motoric 4. Penatalaksanaan a. Terapi suportif dengan menghindari gesekan kulit yang mengakibatkan pecahnya vesikel, pemberian nutrisi TKTP, istirahat dan mencegah kontak dengan orang lain. b. Gejala prodromal diatasi sesuai indikasi (hindari penggunaan aspirin) c. Topikal: 1) Pada stadium vesikel: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin. 2) Apabila erosive, diberikan kompres terbuka. 3) Apabila terjadi ulserasi, pertimbangan pemberian salep antibiotik. d. Pengobatan antivirus oral: Acyclovir 5x800 mg/hari(dewasa), 4x20 mg/kgBB (anak, dosis maksimal 800 mg) selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam. 5. Kriteria Rujukan: bila penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi, pada pasien bayi, anak dan geriatric (imunokompromais), terjadi komplikasi, terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka. F. UNIT TERKAIT G. DOKUMEN TERKAIT
Klinik Umum - Rekam Medis - Register Rawat Jalan
H. Rekaman Historis: Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Tim Akreditasi Puskesmas Bulu
HERPES ZOSTER (KODE ICD X: B02.9)
SOP No
Halaman
Nomor Terbit ke No.Revisi Tgl.Diberlakukan Halaman
Yang dirubah
: C/VII/SOP(KU)/1/2016/051 : : : 10 Maret 2016 :3/3
Isi Perubahan
Tgl.mulai diberlakukan
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Tim Akreditasi Puskesmas Bulu