Sop Manajemen Nyeri Revisi Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN NYERI



No. Dokumen SPO/287/PAP/II/2019



No. Revisi 01



Halaman 1/3



RS Tk. II 02.05.01 dr. AK GANI Tanggal terbit 22-02-2919 SPO



PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



PROSEDUR



Pemantauan nyeri yang dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan dengan melakukan pengamatan atas perubahan yang terjadi sampai nyeri bisa teratasi.. 1. Memantau perkembangan nyeri pada pasien untuk diberikan pengobatan sesuai tingkat nyeri yang dirasakan pasien 2. Pasien mendapat penatalaksanaan nyeri dengan tepat 3. Kualitas mutu penatalaksanaan nyeri terjamin konsistensinya Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II 02.05.01 dr. AK Gani Nomor : Kep / 491 /I/ 2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Asuhan Pasien 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri,termasuk lokasi karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intensitas,atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. Skala nyeri Numerik Rating Scale / Wong Baker Faces Pain Rating Scale untuk usia dewasa : 0: TidakNyeri 1–3 : NyeriRingan 4–6 : NyeriSedang 7 – 10 : NyeriBerat Untuk Neonatus (0-6 bulan) menggunakan NIPS Pain Scale: 0 -1 = tidak nyeri 2-4 = nyeri ringan-sedang >4 = nyeri berat Untuk Anak menggunakan FLACC Pain Scale Rendah : < 4/10 Sedang : 4-6 Berat: 7/10



MANAJEMEN NYERI



No. Dokumen SPO/287/PAP/II/2019



No. Revisi 01



Halaman 2/3



RS Tk. II 02.05.01 dr. AK GANI



PROSEDUR



2. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri,termasuk lokasi karakteristik,onset/durasi,frekuensi,kualitas,intensitas,atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi. 3. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan,khususnya ketidakmampuan komunikasi efektif. 4. Lakukan assesmen nyeri untuk dewasa + anak > 3 tahun dengan Wong Baker, anak < 3 tahun dengan FLACC, neonatus dengan NIPS dan pasien tidak sadar dengan COMFORT SCALE. 5. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat di terima tentang pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri. 6. Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup 7. Penatalaksanaan nyeri a. Tidak nyeri – ringan : dilakukan tindakan non farmakologis b. Nyeri ringan – sedang : konsul DPJP (kombinasi tindakan farmakologis dan non farmakologis serta monitoring nyeri berkala) c. Nyeri sedang – berat : konsul DPJP (tindakan farmakologis dan monitoring nyeri berkala) dan jika perlu atas instruksi DPJP konsul tim manajemen nyeri) 8. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan ketidakmampuan. 9. Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran kontrol pasca nyeri yang dapat di gunakan. 10. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan. 11. Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring tindakan. 12. Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,berapa lama berakhir,antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur 13. Ajarkan pasien untuk mengontrol faktorlingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien mengalami ketidaknyamanan (misal:temperatur ruangan,cahaya,kebisingan).



MANAJEMEN NYERI



RS Tk. II 02.05.01 dr. AK GANI



PROSEDUR



UNIT TERKAIT



No. Dokumen SPO/287/PAP/II/2019



No. Revisi 01



Halaman 3/3



14. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal:farmakologi,nonfarmakologi)untuk memfasilitasi penurun nyeri. 15. Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi. 16. Jelaskan tentang penggunaan analgesik untuk penurun nyeri yang optimal. 17. Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat. 18. Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien,catat perubahan pada rekam medik. 19. Lakukan monitoring berkala manajemen nyeri : a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi b. 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya c. 1x / shift bilanyeriringan d. Setiap 3 jam bila nyeri sedang e. setiap 1 jam bila nyeri berat f. Dihentikan bila tidak nyeri 20. Jika dalam monitoring 15 menit tidak didapatkan penurunan rasa nyeri segera dilaporkan ke DPJP 21. Jika sudah dilakukan manajemen nyeri sesuai skala nyeri dua kali masa monitoring didapatkan nyeri menetap atau mengalami perburukan dilaporkan ke DPJP dan disarankan untuk konsul tim manajemen nyeri 22. Konsul tim manajemen nyeri dengan menghubungi koordinator tim manajemen nyeri dr. Jumbo Utomo, SpAn 23. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan dengan pengkajian terus menerus terhadap pengalaman nyeri. 24. Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan nyeri. 25. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri,sesuai keperluan. 26. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga dan respon untuk pengalaman nyeri. 27. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang spesifik 1. 2. 3. 4. 5.



Instalasi Gizi Komite Keperawatan Komite Medik Instalasi Rawat Inap InstalasiRawatJalan