SOP Membangun Gardu Induk (GI) Dan Transmisi Tegangan Tinggi / Tegangan Ekstra Tinggi (TT/TET) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP Membangun Gardu Induk (GI) dan Transmisi Tegangan Tinggi / Tegangan Ekstra Tinggi (TT/TET)



1. SOP Membangun Gardu Induk (GI) 1.1 Personil Terkait Untuk pelaksanaan pekerjaan membangun gardu induk, dibutuhkan personil dengan kemampuan sebagai berikut : a. Superintendent Electrical 1 orang b. Supervisor Electrical 2 orang c. Supervisor Rigging 1 orang d. Supervisor Civil 1 orang e. Surveyor 1 orang f. Engineer Electrical 2 orang g. Engineer Civil 1 orang h. Drafter / Designer 2 orang i. Worker 30 orang j. HSE 2 orang 1.2 Alat K3/ APD Untuk pelaksanaan pekerjaan membangun gardu induk, alat alat keselamatan / alat pelindung diri adalah sebagai berikut : a. Helm Proyek b. Sepatu safety /sapatu boat c. Rompi proyek d. Sarung tangan e. Kaca mata safety f. Body hardness (bekerja diketinggian) 1.3 Alat Kerja Untuk pelaksanaan pekerjaan membangun gardu induk, alat kerja yang diperlukan adalah sebagai berikut : a. Mobile Crane 25 Ton (tergantung beban material) b. Hyap Crane Ton c. Kunci torsi d. Kunci Sock e. Taspen f. Multitester g. Megger meter h. Peralatan tukang sipil



1.4 Material Material yang diperlukan dalam membangun gardu listrik adalah sebagai berikut: a. Transformator Daya Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran tegangannya, sedangkan frequensinya tetap. Tranformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan. Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT).



b. Neutral Grounding Resistance (NGR) Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan. Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.



c. Circuit Breaker (CB) CB adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api berupa : a. Minyak (OCB). b. Udara (ACB). c. Gas (GCB).



d. Disconnecting Switch (DS) DS adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Dalam GI, DS terpasang di : a. Transformator Bay (TR Bay). b. Transmission Line Bay (TL Bay). c. Busbar. d. Bus Couple. Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.



e. Lightning Arrester (LA) Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.



f. Current Transformer (CT) Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.



g. Potential Transformer (PT) Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik,menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.



h. Trafo Pemakaian Sendiri (TPS) Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk :



a. b. c. d. e.



Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling GI. Alat pendingin (AC). Rectifier. Pompa air dan motor-motor listrik. Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.



i. Rel (Busbar) Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yard. Komponen rel (busbar) antara lain : a. Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC). b. Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer).



1.5 Persiapan Kerja Untuk pelaksanaan pekerjaan didalam gardu induk, dapat dibagi menjadi beberapa urutan pekerjaan antara lain : a. Pemasangan Panel Kontrol Sebelum Panel dipasang; perlu dilakukan pemeriksaan seperti : Kelengkapannya dan Kondisi dari panel tersebut, bila terdapat kerusakan atau kekurangan komponennya, segera buat catatan untuk laporan. Setelah itu lakukan persiapan untuk alat yang dipakai untuk pemasangan panel seperti : Obeng, Linggis, Pipa, untuk menggeser panel, Seling kain, waterpas, mesin bor serta cutter. Mula-mula panel diungkit dengan menggunakan linggis dan masukan pipa dibawahnya, kemudian lakukan penggeseran hingga pada posisinya, kemudian pasang baut angkurnya yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian buka tutup panel bagian bawah untuk dibuatkan lubang kabel (cable gland), setelah itu pasang kabel gland sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang dibutuhkan.



b. Pemasangan Panel Marshalling Kiost Lakukan pemeriksaan pada panel yang akan dipasang dari kelengkapan dan kerusakan. Angkat panel marshalling kiost dan letakan diatas pondasi / support yang telah



dipersiapkan sebelumnya, atur posisi panel dengan cara mengungkit dengan linggis yang diinginkan (cek kelurusan dan kemiringannya dengan menggunakan waterpas, kemudian pasang baut angkurnya agar tidak bergeser/bergerak; buka tutup panel bagian bawah untuk dibuatkan lubang kebel (Cable gland), setelah itu pasang kabel gland sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang dibutuhkan. c. Pemasangan Panel Incoming 20 kV Lakukan pemeriksaan pada panel Incoming atas kelengkapan dan kerusakannya. Untuk memudahkan dan mengurangi beban dalalm pemasangan sebelumnya breaker dan CT dikeluarkan dari dalam panel; ungkit ujung panel dengan linggis untuk memasukan pipa kebawahnya, kemudian geser panel keposisi yang diinginkan, cek kelurusan terhadap panel yang sudah terpasang dengan menggunakn waterpas, jaga posisi horizontalnya agar memudahkan dalam mengeluarkan dan memasukan breaker dan CT ke dalam panel. Pasang baut angkurnya agar panel tidak dapat bergerak/begeser. Lakukan pemasangan kabel gland dan buka tutup panel bagian bawah untuk pemasangan kabel. d. Pemasangan Panel Interface Lakukan pemeriksaan awal untuk kondisi panel, kerusakan serta kekurangan kelengkapannya. Periksa juga posisi lubang-lubang dinding panel apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian letakkan panel pada tempat, yaitu dengan cara mengungkitnya dengan menggunakan linggis dan pipa yang diletakan dibawahnya; cek kelurusan dan kemiringannya dengan memakai alat waterpass. Pasang baut angkurangkurnya. e. Pemasangan Lightning Arrester (LA) Untuk meletakkan LA pada posissinya diperlukan alat berat seperti Krane, adapun pemasangannnya mula-mula bagian atas LA diikat dengan seling kain dan tambang, kemudian LA diangkat dengan mengunakan krane, apabila LA terdiri dari 2 Bagian, terlebih dahulu dilakuan penyambunagn antara bagian bawah dan bagian atasnya, sebelum LA diangkat sebaiknya dilakukan pemeriksaan untuk supportnya yaitu kelurusan dan kekencangan baut-bautnya. Kencangkan baut-baut penghubung antara LA dan supportnya, pasang counter LA pada tempatnya;; sambungkan counter LA dengan kabel Grounding (kabel NYY) dengan LA yang telah terpasang. f. Pemasangan Current Transformer (CT) Lakukan pemeriksaan sebagaimana mestinya yaitu untuk kelengkapan serta kondisinya. Lakukan pemeriksaan pada supportnya yaitu dengan memeriksa kelurusan serta kencangkan baut-bautnya. Untuk meletakkan CT pada tempatnya digunakan Krane yaitu dengan mengikat bagian atasnya dengan menggunakan seling kain, kemudian dihubungkan ke krane untuk kemudian diangkat keposisinya.



Kencangkan baut-baut pengubung antara CT dan supportnya. g. Pemasangan Circut Breaker (CB) atau Pemutus (PMT) Pemasangan sama sebagaimana pemasangan LA dan CT, yaitu dengan mengikat bagian atas dari isolator CB dan mengangkatnya dengan menggunakan Krane. Sesuaikan dengan nomor serienya agar memudahkan dalam penyetelan rod nya. Kencangkan baut-baut penghubung antatra CB dengan Framernya, pasang rod sesuai dengan nomor serienya. Isikan SF 6 yang telah disiapkan sesuai dengan ukuran/takaran yang diperlukan. h. Pemasangan Disconecting Swich (DS) atau pemisah (PMS) Lakukan pemeriksaan pendahuluan untuk kondisi dan kelengkapannya; catat dan laporkan bila ada kerusakan atau kekurangan peralatannya. Ikat frame PMS dengan seling kain, kemudian tarik ujung tali untuk mengangkat frame tersebut dan kemudian pasang pada support yang telah dipersiapkan.. Kencangkan baut-baut penghubung antara isolator DS dengan framenya; pasang Pisau (balde) DS sesuai dengan gambar atau samakan dengan DS yang sudah terpasang sebelumnya (existing). Setel bukaan kedua pisau (balde) sesuai dengan ukuran yang diharapkan sehingga mudah untuk membuka dan menutupnya. Pasang motor Drive dan Rodnya untuk membuka/menutup pisau-pisaunya. i. Instalasi OHL Busbar Gantungkan salah ujung konduktor dan isolator/string set yang telah disusun sebelumnya (di press ataupun di baut) dengan bantuan roll yang dipasang atau digantungkan pada beam. Angkat pada ujung yang lain dengan bantuan Bivi atau alat angkat sejenisnya; pasang atau gantungkan isolator tersebut pada beam, lakukan pemeriksaan pada baut-bautnya (kencangan dengan kunci momen). j. Penarikan Kabel Power dan Kabel Kontrol Dalam penarikan kabel power dan kabel control harus hati-hati, diusahakan kabel yang ditarik tidak luka atau kulit kabelnya sobek, karena akan menyebabkan panas dan kabel tersebut akan terbakar. Setelah kabel ditarik dan di raycem pada kedua ujungnya kabel power tersebut harus dilakukan pengetesan kekuatan tahanan isolasi, arus dan tegangan dari kabel tersebut (Hight Voltage Test). Ujung-ujung kabel harus diberi tanda atau nomer kabel sehingga memudahkan dalam pemasangannya kedalam panel atau peralatan. Setelah kabel-kabel tersebut terpasang pada panel atau peralatan harus dilakukan pengetesan untuk memastikan kebenaran pemasangannya (sesuai dengan gambar atau kegunaannya).



k. Pemasangan / pergeseran Trafo Trafo diangkat pada kedua sisinya secara bersamaan dengan menggunakan dongkrak untuk memasukkan plat dan roda besi dibawah trafo. Kemudian kedua sisi yang lain diangkat juga untuk memasukkan plat besi dan roda besi. Trafo ditarik diatas plat dan roda besi dengan menggunakan Tirfor dan chain block. Setelah trafo mendekati pada pondasi trafo, untuk menggesernya keatas pondasi, masukkan rel dibawah trafo dan as besi (rol) kemudian trafo didorong dengan menggunak jack. Setelah Trafo ditempatkan pada pondasi kemudian dilakukan pemasangan asesorisnya a.l. ; HV Bushing, Sirip-sirip Pendingin, Conservator, LV Bushingm dan asesoris lainnya serta writing kabel control. Setelah selesai trafo diisi dengan minyak



2. SOP Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)/Ekstra Tinggi (SUTET) 2.1 Personil Terkait Untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan SUTT/SUTET, dibutuhkan personil dengan kemampuan sebagai berikut : a. Superintendent Electrical 1 orang b. Supervisor Electrical 1 orang c. Supervisor Rigging 1 orang d. Supervisor Civil 1 orang e. Surveyor 1 orang f. Engineer Electrical 2 orang g. Engineer Civil 1 orang h. Drafter / Designer 2 orang i. Worker 50 orang j. HSE 2 orang 2.2 Alat K3/ APD Untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan SUTT/SUTET, alat alat keselamatan / alat pelindung diri adalah sebagai berikut : g. Helm Proyek h. Sepatu safety /sapatu boat i. Rompi proyek j. Sarung tangan k. Kaca mata safety l. Body hardness (bekerja diketinggian) 2.3 Alat Kerja Untuk adalah i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t.



pelaksanaan pekerjaan pembangunan SUTT/SUTET, alat kerja yang diperlukan sebagai berikut : Mobile Crane 25 Ton (tergantung beban material) Hyap Crane Ton Eksavator Alat Pancang Ready Mix Dump Truck Tension Meter Kunci torsi Kunci Sock Taspen Multitester Megger meter



2.4 Material Material yang diperlukan dalam pembangunan SUTT/SUTET adalah sebagai berikut: a. Tiang Pancang untuk tower b. Beton c. Steel Structure Tower d. Kabel Konductor e. Grounding f. Isolator 2.5 Persiapan Kerja Merupakan tahap pembangunan secara fisik berupa pondasi tower dan erection serta penarikan kabel transmisi. a. Mobilisasi tenaga kerja Tenaga kerja disini meliputi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, tenaga pelaksana sekitar 50 orang serta tenaga pengawas. Untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar lokasi pembangunan tower, disarankan agar pelaksana lapangan juga melakukan perekrutan tenaga kerja kasar dr penduduk sekitar. Tenaga kerja dr warga sekitar dapat diperbantukan sebagai helper untuk melangsir material ke lokasi pembangunan tower (site). b. Mobilisasi alat dan material Alat dan material yang digunakan dalam pembangunan tower dibawa sampai ke lokasi yang terdekat dengan site. Selanjutnya, jika tidak memungkinkan dapat diangkut dengan tenaga manusia. c. Pematangan lahan Ada kalanya lokasi site pembangunan tower merupakan lahan yanga masih alami ataupun merupakan lahan garapan warga. Lokasi tersebut harus terlebih dahulu di”matangkan” sebelum dimulai pekerjaan fisik. Hal ini meliputi land clearing berupa penebangan pohon/tanaman yang ada di lokasi tapak tower, juga pekerjaan cut and fill jika memang diperlukan. Untuk mempermudah transportasi, juga harus dibuat temporary road untuk kelancaran angkutan material ke lokasi. d. Pondasi dan erection Setelah pekerjaan pematangan lahan selesai dilakukan, selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan galian tapak pondasi. Bagian ini lebih terkonsentrasi pada pekerjaan sipil dimana seluruh pekerjaaannya mengacu pada gambar kerja. Peralatan utama yang digunakan disini adalah backhoe, alat pancang dan ready mix. Usai pengecoran pondasi, maka erection tower dapat dilakukan minimal 14 hari setelah pengecoran (untuk mencapai kuat tekan beton). Erection tower dilakukan potong demi potong perbagian tower dimulai dari bawah ke atas, cross arm dimulai dr bagian atas ke bawah, dirangkai dengan system baut dan dilakukan pengikatan dengan baut.