Sop Pemasangan Kateter Dan Infus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS Nama Mahasiswa NIM Semester/Program No



I



: : :



Komponen Penilaian (Aspek-aspek yang di nilai)



Keterampilan (Bobot 60%) A. Tahap Preinteraksi 1. Mahasiswa menyiapkan diri 2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien 3. Cuci tangan 4. Menyiapkan alat dan bahan a. Standar infus b. Set infus c. Cairan infus sesuai program medik d. Jarum infus/abocath dengan ukuran yang sesuai e. Pengalas/perlak f. Tourniquet g. Kapas Alkohol h. Plester i. Gunting j. Kassa Steril k. Bethadine l. Sarung tangan m. Bengkok B. Tahap Orientasi 1. Beri salam, panggil klien dengan namanya 2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan: tujuan, cara, waktu 3. Menutup sampiran/jaga privacy pasien 4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai 5. Tanyakan keluhan klien dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien C. Tahap Kerja 1. Dekatkan alat ke samping klien 2. Cuci tangan 3. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infus 4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan



Komponen Ya Tida k



Keteranga n



memenuhi slang dan udara slang keluar 5. letakkan pengalas/perlak di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan penginfusan 6. lakukan pembendungan dengan tourniquet pembendung 10-12 cm di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkulasi (bila sadar). 7. pakai sarung tangan 8. Desinfeksi daerah yang akan di tusuk dengan kapas alkohol 9. lakukan penusukan pada vena dengan letakkan ibu jari di bagian bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas membentuk sudut 30-40 derajat. 10. perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath/surflo). Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum (abocath) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena. 11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/keluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan slang infus. 12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan 13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril 14. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum 15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran, dan tipe jarum infuse pada catatan perawatan. D. Tahap Terminasi 1. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah selesai dilkakukan 2. Beri reinforcement positif kepada klien 3. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya 4. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan tepat:  Respon klien  Tanggal dan waktu pemasangan infus Jumlah skor I II Pengetahuan (bobot 20%) 1. Tujuan pemasangan 2. Jenis dan fungsi cairan. 2. Alat dan bahan serta fungsinya 3. Prosedur kerja Jumlah skor II III Sikap (bobot 20%) 1. Komunikasi terapeutik 2. Menaati SOP 3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat 4. Tanggap terhadap respon klien 5. Bekerja sistemastis Jumlah skor III



Nilai akhir = (60% x Nilai keterampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai sikap) = ………………. Catatan:



Otorisasi: Ujian



Tanggal



Nama Penguji



Paraf Penguji



Mahasiswa



Nilai



Keterangan



Utama Remidial 1 Remidial 2



Catatan: Pengertian: Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan berupa cairan, darah maupun obat-obatan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Indikasi pemasangan infus terdiri dari 4 situasi yaitu, kebutuhan pemberian obat intravena, hidrasi intravena, transfusi darah atau komponen darah dan situasi lain di mana akses langsung ke aliran darah diperlukan Tujuan: 1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral 2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit 3. Memperbaiki keseimbangan asam basa 4. Memberikan tranfusi darah 5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena 6. Membantu pemberian nutrisi parenteral



Perhatian: Pemasangan infus tidak boleh dilakukan jika: 1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis vena, luka bakar dan infeksi di area yang hendak di pasang infus. 2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah). 3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki). 4. Pemilihan abocath harus disesuaikan 5. Sterilitas alat dijaga Referensi: Ariningrum, D. & Subandono, J. 2018. Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dougherty L., et al. 2010. Standards for infusion therapy. Third edition. Royal College of Nursing.



FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU



PEMASANGAN KATETERISASI URINE Nama Mahasiswa NIM Semester/Program No I



: : :



Komponen Penilaian (Aspek-aspek yang dinilai) Ketrampilan ( Bobot 60%) A. Tahap Preinteraksi 1. Mahasiswa menyiapkan diri 2. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien 3. Cuci tangan 4. Menyiapkan alat dan bahan a. Set ganti kateter: 1. 1 duk alas steril 2. 1 duk berlubang steril 3. 1 piala ginjal steril 4. 1 mangkok steril 5. 4 kapas steril 6. 1 pinset steril 7. 1 pasang sarung tangan steril b. Kateter foley sesuai dengan ukuran c. Korentang steril d. Urine bag e. Xylocain steril f. NaCl 0,9% atau aquadest steril 20-30cc g. Spuit 20 cc h. Perlak i. Plester j. Urine bag k. Alkohol 70% l. Kapas sublimat B. Tahap Orientasi 1. Beri salam, panggil klien dengan namanya 2. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan: tujuan, cara, waktu 3. Menutup sampiran/jaga privacy pasien 4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai 5. Tanyakan keluhan klien dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien C. Tahap Kerja 1. Cuci tangan 2. Atur posisi untuk pemasangan kateter:  Wanita : dorsal recumbent  Pria : supine



Komponen Ya Tidak



Keteranga n



3. Letakkan set kateter diantara tungkai bawah pasien dengan jarak minimal 45 cm dari perineum pasien 4. Buka set kateter 5. Gunakan sarung tangan steril 6. Tes balon kateter 7. Pasang duk berlubang didaerah genitalia pasien 8. Membuka daerah meatus:  Wanita : buka labia dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, lalu sedikit ditarik keatas  Pria: pegang daerah dibawah glands penis dengan ibu jari dan telunjuk, preputium ditarik kebawah 9. Membuka daerah meatus dengan kapas sublimat dan pinset:  Wanita: bersihkan daerah labia luar, terakhir bagian meatus, kapas hanya sekali  Pria: bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar mnimum 3 kali. 10. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly:  Wanita : 4-5 cm  Pria : 15-18 cm 11. Memasukkan kateter:  Wanita: sepanjang 5-7 cm sampai urine keluar  Pria: sepanjang 18-20 sampai urine keluar, tegakkan penis dengan sudut 900 12. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tahanan jangan dilanjutkan 13. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk napas dalam 14. Masukkan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar 15. Isi balon kateter dengan NaCl sebanyak yang ditentukan menggunakan spuit tanpa jarum 16. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon 17. Fiksasi kateter menggunakan plester 18. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada vesika urinari 19. Beri posisi yang nyaman untuk klien D. Tahap Terminasi 1. Beritahu klien bahwa prosedur tindakan telah selesai dilakukan 2. Rapikan alat-alat 3. Cuci tangan 4. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya 5. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan:  Catat prosedur pemasangan, ondisi perineum dan meatus  Catat waktu pemasangan, konsistensi urine, warna, bau, jumlah  Respon klien terhadap pemasangan kateterisasi urine



Jumlah skor I Pengetahuan ( bobot 20%) 1. Pengetahuan tentang tujuan pemasangan kateterisasi urine 2. Pengetahuan tentang alat dan bahan serta fungsinya 3. Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan 4. Komunikasi terapeutik Jumlah skor II Sikap ( bobot 20%) 1. Komunikasi terapeutik 2. Mantaati SOP 3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat 4. Tanggap terhadap respon klien 5. Bekerja sistematis Jumlah skor III



II



III



Nilai akhir = (60% x Nilai keterampilan) + (20% x Nilai Pengetahuan) + (20% x Nilai sikap) = ………………. Catatan: Otorisasi: Ujian Utama Remidial 1 Remidial 2



Catatan: Pengertian:



Tanggal



Nama Penguji



Paraf Penguji



Mahasiswa



Nilai



Keterangan



Pemasangan kateterisasi urin merupakaan suatu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra. Penggunaan kateter memungkinkan pengeluaran urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Tujuan: Untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi urin, untuk pengambilan specimen pemeriksaan, pengkajian residu urine, penatalaksanaan pasien yang menderita inkompeten kandung kemih, mengatasi obtruksi aliran urine dan menagatasi retensi perkemihan. Perhatian:  Penggunaan kateter dengan ukuran yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi ataupun trauma pada uretra  Terbentuknya krusta yang dapat menutup area lumen kateter dapat merusak kateter  Kateter yang pada bagian balon tidak terfikasasi dengan baik dapat menyebabkan pengeluaran urin yang tidak tepat  Pemasangan kateter akan menurunkan sebagian besar daya tahan alami pada saluran kemih bawah dengan menyumbat duktus periuretralis, mengiritasi mukosa kandung kemih dan menimbulkan jalur artificial untuk masuknya kuman ke dalam kandung kemih sehingga risiko infeksi saluran kemih tinggi Referensi: Marlina & Samad, R. A. 2013. Hubungan pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih pada pasien di ruang rawat inap penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh tahun 2012. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Vol.1, No.1: 35-47