8 0 84 KB
PENGOBATAN TB
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: : : :
UPT Puskesmas Garuda 1. Pengertian
dr. Nitta Kurniati NIP. 19720428 200604 2 009
Salah satu upaya upaya untuk mengobati pasien TB dan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB dengan memberikan OAT kepada pasien TB minimal 6 bulan dan diberikan dalam dosis yang tepat, sesuai paduan
2. Tujuan
OAT yang ada. 1. Memberi pedoman pengobatan kepada pasien yang telah didiagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta tipenya dengan mendapatkan obat anti TB (OAT). 2. Kegiatan ini meliputi : a. Menyembuhkan pasien TB b. Mencegah kematian akibat TB c. Mencegah kekambuhan d. Menurunkan resiko penularan
3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur /
e. Mencegah Resistensi OAT SK Kepala Puskesmas tentang TB DOTS Buku Pedoman Nasional Program TB tahun 2014 1. Semua pasien TB (termasuk mereka yang terinfeksi
Langkah –
HIV / AIDS) yang belum pernah diobati harus diberi
langkah
panduan obat lini pertama, terdiri fase awal (paduan : isoiazid,
rifampisin,
pirazinamid
dan
etambutol,
selama 2 bulan) dan fase lanjutan ( paduan : isoiazid, rifampisin selama 4 bulan ) 2. Tetapkan PMO (Pengawas Menelan Obat) yang dapat diterima dan dipercaya oleh pasien dan sistem kesehatan 3. Berikan OAT sesuai paduan regimen OAT a. kategori 1 : 2 (HRZE)/4(HR) Paduan OAT ini diberikan untuk Pasien Baru : Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis Pasien TB paru terdiagnosis klinis Pasien TB ekstra paru
Dosis Paduan OAT Kategori 1 : Berat Badan
Tahap Intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/ 275)
Tahap lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu
30 - 37 kg
2 tablet 4 KDT
2 tablet 2 KDT
38 - 54 kg
3 tablet 4 KDT
3 tablet 2 KDT
55 - 70 kg
4 tablet 4 KDT
4 tablet 2 KDT
≥ 71 kg
5 tablet 4 KDT
RH (150/150)
5 tablet 2 KDT
b. Kategori 2 : 3(RHZE) 2(S) /5 (RHE) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA Positif yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan Ulang) Pasien kambuh Pasien gagal pada pengobatan kat.1 sebelumnya Pasien yg diobati setelah putus berobat Dosis Paduan OAT KDT kategori 2 : Berat Badan
Tahap intensif tiap hari RHZE (150/75/400/275 )+S
Tahap lanjutan 3 kali seminggu RH (150/150)+E(400)
Selama 56 hari
Selama 28 hari
Selama 20 minggu
30 - 37 kg
2 tablet 4 KDT + 500 mg streptomisin inj.
2 tablet 2 KDT
2 tablet 2 KDT + 2 tab Etambutol
38 - 54 kg
3 tablet 4 KDT + 750 mg streptomisin inj.
3 tablet 2 KDT
3 tablet 2 KDT + 3 tab Etambutol
55 - 70 kg
4 tablet 4 KDT + 1000 mg streptomisin inj.
4 tablet 2 KDT
4 tablet 2 KDT + 4 tab Etambutol
≥ 71 kg
5 tablet 4 KDT + 1000 mg streptomisin inj.
5 tablet 2 KDT (> dosis maksimal)
5 tablet 2 KDT + 5 tab Etambutol
4. Catat Perjalanan pengobatan pasien TB dan hasil
No
Yang Diubah
pemeriksaan lainnya di FORM TB 01. Tanggal 5. Lakukan konseling dan edukasi pada pasien maupun Isi Perubahan Mulai kepada PMO (pengawas Menelan Obat), mengenai TB Diberlakukan dan pentingnya untuk berobat secarta teratur dan lengkap sampai masa pengobatan selesai. 6. Buatkan kartu kontrol TB (Form TB-02), yang akan dibawa pasien saat pasien kontrol yang digunakan untuk mengingat pasien jadwal kunjungan kontrol dan jadwal kunjungan pemeriksaan dahak ulang. 7. Simpan Form TB -01 di Poli DOTS 8. Lengkapi Form TB -01 setiap kali pasien berkunjung untuk kontrol sampai dengan akhir masa pengobatan.
6. Bagan Alur 7. Hal-hal yang perlu diperhatikan 8. Unit terkait
1. Ruang Pemeriksaan Umum 2. Ruang KIAm 3. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Laboratorium
9. Dokumen terkait 10. Rekaman historis perubahan
5. Ruang MTBS TB 01 dan TB 02m