15 0 2 MB
PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1236/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang berobat ke instalasi
Tujuan
rawat jalan Agar semua pasien semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk
Kebijakan
menyimpan catatan riwayat penyakit Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Tata cara penerimaan pasien baru a. Pasien/keluarga melapor keloket pendaftaran pasien baru b. Petugas rekam medis memberikan blangko biodata sosial kepada pasien/keluarga untuk diisi c. Petugas menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk pelayanan di instalasi rawat jalan dengan melengkapi data-data sosial yang telah diisi pasien dan diberi nomor registrasi pasien d. Petugas memindahkan data pasien ke dalam buku registrasi kunjungan pasien baru e. Petugas memberikan kartu kunjungan kepada pasien/keluarganya sambil menjelaskan kegunaan kartu tersebut f. Kemudian pasien disuruh menunggu diruang/poliklinik yang dituju g. Petugas mengantar dokumen rekam medis sesuai dengan tujuannya 2. Tata cara penerimaan pasien baru a. Pasien mendaftar diloker pendaftaran pasien lama dan menyerahkan kartu berobat serta persyaratan berobat lainnya b. Petugas mencatat identitas berdasarkan kartu kunjungan pada buku registrasi sambil dilakukan konfirmasi
1
PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1236/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo c. Petugas mengembalikan kartu kunjungan pasien menginstruksikan agar menunggu di poliklinik yang dituju d. Petugas mengantarkan dokumen rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju Unit Terkait
Pasien, petugas rekam medis dan perawat
2
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK PENYAKIT DALAM
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1237/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik penyakit dalam untuk
Tujuan Kebijakan
mendapatkan pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai b. Meja dan kursi c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : i. Tensimeter ii. Stetoskop iii. Termometer iv. Senter v. Timbangan vi. Ekg jika diperlukan vii. Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan 2. Pelaksanaan a. Memanggil pasien masuk ke poliklinik penyakit dalam sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis c. Mengukur tekanan darah,suhu dan dicatat dalam catatan perawatan d. Merumuskan masalah keperawatan e. Merencanakan tindakan keperawatan f. Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi g. Membuat evaluasi keperawatan
3
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK PENYAKIT DALAM
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1237/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo e. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas f. Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian Unit Terkait
1. 2. 3. 4. 5.
Rekam medik Keuangan Unit penunjang medik Apotik Spesialis lain
4
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK THT
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1238/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik THT untuk mendapatkan
Tujuan Kebijakan
pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai b. Meja dan kursi c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : i. Tensimeter ii. Stetoskop iii. Termometer iv. Senter v. Timbangan vi. Ekg jika diperlukan vii. Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan 2. Pelaksanaan
a. b. c. d. e. f. g. h.
Memanggil pasien masuk ke poliklinik penyakit dalam sesuai urutan Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis Mengukur tekanan darah,suhu dan dicatat dalam catatan perawatan Merumuskan masalah keperawatan Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi Membuat evaluasi keperawatan Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas
5
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK THT
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1238/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo i. Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian Unit Terkait
1. 2. 3. 4.
Rekam medik Keuangan Unit penunjang medik Apotik 5. Spesialis lain
6
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK ANAK
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1239/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik anak untuk mendapatkan
Tujuan Kebijakan
pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai b. Meja dan kursi c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : i. Tensimeter ii. Stetoskop iii. Termometer iv. Senter v. Timbangan bayi dan dewasa vi. Pita sentimeter vii. Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan 2. Pelaksanaan a. Memanggil pasien masuk ke poliklinik anak sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis c. Mengukur berat badan,suhu dan dicatat dalam catatan perawatan d. Merumuskan masalah keperawatan e. Merencanakan tindakan keperawatan f. Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi g. Membuat evaluasi keperawatan
7
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK ANAK
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1239/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo h. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertuga i. Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian Unit Terkait
1. 2. 3. 4.
Rekam medik Keuangan Unit penunjang medik Apotik 5. Spesialis lain
8
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK SARAF
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1240/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik saraf untuk mendapatkan
Tujuan Kebijakan
pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai b. Meja dan kursi c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : i. Tensimeter ii. Stetoskop iii. Termometer iv. Senter v. Timbangan vi. Ekg jika diperlukan vii. Reflek hamer viii. spatel ix. Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan 2. Pelaksanaan a. Memanggil pasien masuk ke poliklinik saraf sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis c. Mengukur tekanan darah,suhu dan dicatat dalam catatan perawatan d. Merumuskan masalah keperawatan e. Merencanakan tindakan keperawatan
9
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK SARAF
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1240/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo f. g. h. i. Unit Terkait
Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi Membuat evaluasi keperawatan Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian
1. 2. 3. 4.
Rekam medik Keuangan Unit penunjang medik Apotik 5. Spesialis lain
10
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK KULIT KELAMIN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1241/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik kulit kelamin untuk
Tujuan Kebijakan
mendapatkan pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. b. c. d.
Tempat tidur dalam keadaan siap pakai Meja dan kursi Berkas catatan medik pasien dan alat tulis Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : a) Tensimeter b) Stetoskop c) Termometer d) Senter e) Timbangan f) Ekg jika diperlukan g) Reflek hamer h) spatel i) Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan
2. Pelaksanaan a. b. c. d.
Memanggil pasien masuk ke poliklinik saraf sesuai urutan Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis Mengukur tekanan darah,suhu dan dicatat dalam catatan perawatan Merumuskan masalah keperawatan
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK KULIT KELAMIN
11
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1241/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo e. f. g. h. i.
Unit Terkait
Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi Membuat evaluasi keperawatan Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian
1. Rekam medik 2. Keuangan 3. Unit penunjang medik 4. Apotik 5. Spesialis lain
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK GIGI DAN MULUT
12
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1242/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut untuk
Tujuan Kebijakan
mendapatkan pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat e. f. g. h.
Dental unit dalam posisi normal,rapi dan bersih Meja dan kursi Berkas catatan medik pasien dan alat tulis Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : a) Kaca mulut b) Pinset c) Sonde d) Ekskafator e) Cotton roll,cotton pelet,tampon, dan gelas kumur f) Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan
2. Pelaksanaan j. k. l. m. n. o. p. q. r.
Memanggil pasien masuk ke poliklinik gigi dan mulut sesuai urutan Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis Mengukur tekanan darah dan dicatat dalam catatan perawatan Merumuskan masalah keperawatan Merencanakan tindakan keperawatan Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi Membuat evaluasi keperawatan Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK BEDAH
13
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1242/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
1. 2. 3. 4.
Keuangan Unit penunjang medik Apotik Spesialis lain
MENERIMA PASIEN DIPOLIKLINIK KEBIDANAN
14
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1243/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik kebidanan untuk
Tujuan Kebijakan
mendapatkan pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai b. Meja dan kursi c. Berkas catatan medik pasien dan alat tulis d. Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : a) Tensimeter b) Stetoskop c) Termometer d) Dopler/stetoskop bidan e) Senter f) Timbangan dewasa/tinggi badan g) Centimeter,handscoon h) Reflek hamer i) Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan 2. Pelaksanaan a. Memanggil pasien masuk ke poliklinik kebidanan sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis c. Mengukur tekanan darah,berat badan,tinggi badan dan dicatat dalam catatan perawatan
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK BEDAH
15
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
PKU Muhammadiyah
1243/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
Sukoharjo d. Melakukan pemeriksaan : palpasi dan auskultasi pada ibu hamil dan catat dalam catatan kebidana e. Merumuskan masalah kebidanan f. Merencanakan tindakan kebidanan g. Melaksanakan tindakan kebidanan mandiri dan kolaborasi h. Membuat evaluasi kebidanan i. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas j. Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian Unit Terkait
1. Rekam medik 2. Keuangan 3. Unit penunjang medik 4. Apotik 5. Spesialis lain
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK BEDAH
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1244/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
16
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik bedah untuk mendapatkan
Tujuan Kebijakan
pelayanan kesehatan Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. b. c. d.
Tempat tidur dalam keadaan siap pakai Meja dan kursi Berkas catatan medik pasien dan alat tulis Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari : a) Tensimeter b) Stetoskop c) Termometer d) Senter e) Timbangan f) Alat untuk tindakan perawatan luka g) Dll yang diperlukan sesuai dengan tindakan
2. Pelaksanaan a. Memanggil pasien masuk ke poliklinik bedah sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medis c. Mengukur tekanan darah dan dicatat dalam catatan perawatan d. Merumuskan masalah keperawatan e. Merencanakan tindakan keperawatan f. Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi g. Membuat evaluasi keperawatan h. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas i. Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK BEDAH
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1244/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah
17
Sukoharjo Unit Terkait
1. Rekam medik 2. Keuangan 3. Unit penunjang medik 4. Apotik 5. Spesialis lain
PEMBERSIHAN KARANG GIGI SCALLING
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1245/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT 18
STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Membersihkan permukaan gigi dari sisa makanan, plak,stain(kotoran yang berasal dari kafein) dan karang gigi.
Tujuan
Menghindari gigi goyang, bau mulut, gusi berdarah, periodontitis (peradangan pada jaringan periodontal).
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU
Prosedur
Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Dental unit dalam posisi normal,rapi,bersih. b. Instrumen diagnosa dan scaller. c. Catton roll, catton pelet. d. Antiseptik,larutan untuk menghilangkan stain pada gigi ( OCCO,dll). 2. Pelaksanaan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Mempersilahkan pasien duduk di dental chair ( kursi gigi). Petugas memasang masker dan handscoon. Pasien di suruh kumur-kumur. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi yang akan di scaling. Melakukan scaling. Jika masih ada karang gigi yang masih kuat menempel dipermukaan gigi (stain)oleskan OCCO dengan menggunakan catton pelet. Bersihkan kembali karang gigi sampai bersih. Pasien disuruh kumur-kumur. Oleskan antiseptik pada gusi disekitar gigi yang sudah discalling. Pasien disuruh pulang. Alat dicucidan disterilkan. Petugas melepaskan masker dan handscoon. Cuci tangan dengan sabun.
PEMBERSIHAN KARANG GIGI SCALLING
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1245/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
1. Instalasi gawat darurat 19
2. Spesialis lain
PENCABUTAN GIGI SUSU
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1246/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
20
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Melakukan tindakan pencabutan gigi susu persistensi (berdempet) dengan mobility (goyang) dengan topikal anestesi.
Tujuan
Mencegah terjadinya pertumbuhan gigi berdempet atau tidak beraturan.
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU
Prosedur
Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Dental unit dalam posisi normal,rapi,bersih. b. Instrumen diagnosa,tang gigi sesuai dengan gigi yang dicabut. c. Kapas,tampon, antiseptik, topical.
2. Pelaksanaan a. b. c. d.
Mempersilahkan pasien duduk di dental chair ( kursi gigi). Petugas memasang masker dan handscoon. Pasien di suruh kumur-kumur. Semprotkan chlor ethyl pada kapas dan rasakan pada kulit pasien (supaya pasien tidak kaget). e. Tempelkan dan tekan kapas yang sudah disemprot chlor ethyl pada kedua sisi gusi yang akan dicabut. f. Cabut gigi dengan tang. g. Socket ditutup dengan tampon yang telah diberi antiseptik. h. beri instruksi kepada pasien : » janggan sering berkumur – kumur. » Jangan makan dan minum yang panas. » Luka bekas pencabutan jangan dipegang/dimainkan dengan lidah. i. Pasien dipersilahkan pulang. j. Alat dicuci dan disterilkan.
PENCABUTAN GIGI SUSU
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1246/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
1. Instalasi gawat darurat 2. Instalasi rawat inap 3. Instalasi farmasi
21
4. Spesialis lain
PENGATURAN JADWAL DAN TUGAS JAGA PARAMEDIS
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1247/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
22
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian Tujuan Kebijakan
Pengaturan tugas jaga paramedis poliklinik Untuk kelancaran pelayanan pasien dan untuk kepuasn pasien Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU
Prosedur
Muhammadiyah Sukoharjo 1. Paramedis jaga diatur setiap bulan oleh koordinator paramedis jaga, dan disetujui/diketahui oleh Direktur 2. Paramedis jaga bertugas sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan yaitu : -
Pagi
: jam 07.00 – 14.00 WIB
-
Midle : Jam 10.00 – 17.00 WIB
-
Siang : Jam 12.00 – 19.00 WIB
3. Paramedis jaga diatur setiap bulan oleh bagian keperawatan, dan di sampaikan ke instalasi rawat jalan Unit Terkait
Bagian Kepegawaian
SERAH TERIMA PASIEN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1248/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – 23
Pengertian
Serah terima adalah pelimpahan atau penyerahan tugas perawatan pasien dari suatu unit ke unit lain sesuai kebutuhan pasien
Tujuan Kebijakan
Menjamin kontinuitas pelayanan pasien Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Pasien ditransfer oleh petugas sesuai dengan klasifikasi pasien 2. Petugas transfer menginformasikan kondisi pasien,pengobatan dan tindakan yang telah dilakukan kepada perawat jaga 3. Petugas tranfer menginformasikan rencana pengobatan daantindakan selanjutnya kepada perawat jaga unit yang dituju 4. Petugas transfer menginformasikan masalah non medis terkait kondisi pasien ( contoh status jaminan,keluarga,dll) 5. Perawat penerima mengkonfirmasi ulang kondisi pasien dan kelengkapan alat kesehatan yang terpasang pada pasien 6. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara informasi petugas transfer dengan kondisi pasien ataupun kelengkapan alkes, maka petugas transfer wajib mengkonfirmasi kepada dokter yang menangani pasien, dan segera menindaklanjuti 7. Apabila permasalahan sudah disesuaikan, maka perawat menandatangani lembar transfer/serah terima
SERAH TERIMA PASIEN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1248/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
1. Kelompok mstaf medis 2. Keperawatan 3. Instalasi rawat inap 4. Instalasi gawat darurat 5. Instalasi ruang operasi 6. Instalasi ICU
24
TRANSFER PASIEN INTERNAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1249/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Proses menindaklanjuti pasien dari satu unit/bagian/ruangan ke unit/bagian/ruangan yang lain dilalam satu rumah sakit
25
Tujuan
1. Agar pelayanan transfer pasien dilaksanakan secara profesional dan berdedikasi tinggi 2. Agar proses transfer pemindahan pasien berlangsung dengan aman dan lancar serta pelaksanaan sangat memperhatikan keselamatan pasien serta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Pasien yang akan ditransfer dilakukan levelisasi 2. Pengambilan keputusan untuk melakukan transfer dilakukan oleh DPJP atau jika dokter jaga maka harus sepengetahuan dan persetujuan DPJP 3. Transfer pasien dilakukan dalam kondisi pasein sudah stabil ( jika pasien berada di IGD dan kamar operasi) 4. Jika pasien berada dibangsal, segera ditransfer sesuai MEWS,kecuali pasien mengalami henti nafas dan atau jantung segera aktifkan Code Blue (lihat panduan Code Blue) 5. Menyampaikan kepada pasien (jika kondisi memungkinkan) dan keluarga pasien bahwa akan dilakukan transfer ke ruang rawat inap atau rawat intensif atau kamar operasi
TRANSFER PASIEN INTERNAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1249/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo 7. Jika pasien dan/atau keluarga pasien menyetujui dilakukan transfer maka dokumentasikan dalam persetujuan tindakan transfer, jika menolak maka dokumentasikan dalam penolakan tindakan tranfer 8. Saat pasien siap ditransfer DPJP atau dokter jaga atau perawat harus menghubungi bagian/unit/ruangan yang akan dituju dengan teknik SBAR 9. Seluruh peralatan dan obat-obatan dicek ulang oleh petgas transfer 10. Monitoring saat transfer 11. Petugas transfer melakukan serah terima dengan petugas di bagian/unit/ruangan yang dituju dengan teknik SBAR 12. Proses transfer didokumentasikan dilembar transfer pasien dalam rekam
26
Unit Terkait
medis 1. Staf medis rumah sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 2. Keperawatan 3. Instalasi rawat inap, 4. Instalasi gawat darurat, 5. Instalasi ICU 6. Instalasi kamar operasi
PENDISTRIBUSIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT JALAN Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1251/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1
Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Pengiriman berkas rekam medis baik rawat jalan dari penyimpanan/filling ke
Tujuan
poliklinik Untuk kelancaran proses pemeriksaan pasien supaya informasi yang dihasilkan berkesinambungan
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No
27
146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo Prosedur
1. Petugas filling mencari berkas pasien yang mendaftar 2. Berkas rekam medis dikelompokkan sesuai dengan poliklinik yang dituju 3. Petugas filling mendistribusikan berkas rekam medis ke masing-masing poliklinik 4. Berkas rekam medis yang telah selesai digunakan maka perawat mengembalikan kembali berkas rekam medis ke petugas filling untuk disimpan kembali di rak penyimpanan
Unit Terkait
Semua unit terkait
EKSTRAKSI BENDA ASING PADA HIDUNG DAN TELINGA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1252/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian Tujuan
Kebijakan
NBM. – Ekstraksi benda asing adalah suatu usaha atau tindakan mengeluarkan kotoran/benda asing di telinga atau hidung 1. Untuk mengangkat benda asing pada telinga dan hidung 2. Agar tidak terjadi infeksi lanjut 3. Mengembalikan fungsi indera Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan
28
Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo Prosedur
1. Persiapan alat Lampu kepala Kassa Cairan perhidrol/NaCl dalam spuit 10 cc Suction THT set Bengkok 2. Penatalaksanaan a. Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien b. Menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien c. Memeriksa lokasi benda asing di telinga dan hidung baik dengan langsung atau memakai lampu kepala d. Menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke telinga/hidung antara lain : a) Benda Padat
i. Memakai alat sonde telinga/hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam)
EKSTRAKSI BENDA ASING PADA HIDUNG DAN TELINGA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1252/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo ii. Memasukan sonde kedalam telinga/hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut. iii. Setelah sonde masuk kedalam telinga/hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian iv.
Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal
b) Binatang i. Memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar binatang tersebut. ii. Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi binatang, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan binatang iii. Memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran Binatang didalam) iv. Bila Binatang belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal v. Untuk serangga (semut) di telinga, bisa diolesi dengan minyak kelapa hangat di bagian luar telinga e. Untuk pasien anak kecil, perawat harus memegang erat pasien agar pergerakan pasien dpat dikendalaikan sehingga alat dapat dimassukan dengan tepat dan benar
Unit Terkait
1. Instalasi gawat darurat
29
2. Farmasi
MANTOUX TEST/TUBERKULIN TEST
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1255/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Mantoux test/tuberkulin tes adalahpemeriksaan yang bertujuan mendeteksi infeksi kuman tuberkulosis pada pasien. Tuberkulosis (TB atau TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri M. tuberculosis terutama menyerang paru-paru. Tapi bakteri ini juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti ginjal, otak, dan tulang belakang.
30
Tujuan
Pasien yang terpapar M. tuberculosis dapat mengalami penyakit TB aktif atau TB laten. TB aktif menimbulkan gejala. Sedangkan TB laten tidak memicu gejala apapun. Tes Mantoux dapat mendeteksi infeksi TB, sehingga keberadaan bakteri pada penderita TB laten pun bisa diketahui. Pasalnya, TB laten dapat menjadi aktif seiring berjalannya waktu, misalnya ketika imunitas penderita menurun.TB aktif membutuhkan pengobatan selama 6-9 bulan, sementara TB laten memerlukan pengobatan guna mencegah berkembangnya kondisi ini menjadi TB aktif.
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Yang membutuhkan test mantoux
Tes Mantoux merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis. Tes ini biasanya dilakukan pada pasien dengan beberapa kondisi-kondisi sebagai berikut: a. Mengalami kontak dekat dengan penderita TB b. Tenaga medis yang terpapar bakteri TB saat bekerja c. Memiliki gejala TB, seperti batuk menetap, keringat malam, dan turunnya berat badan tanpa penyebab yang jelas
MANTOUX TEST/TUBERKULIN TEST
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1255/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo d. Baru saja mendapat transplantasi organ atau memiliki kondisi medis yang mengganggu sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi HIV 2. Pelaksanaan
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dalam dua tahap di bawah ini: a.
Tahap pertama Pada tahap pertama, dokter akan menyuntikkan zat PPD di bawah kulit pasien, biasanya di bagian lengan. Zat ini dikenal juga dengan nama tuberkulin. Setelah tuberkulin disuntikkan, benjolan kecil berwarna pucat akan muncul pada area penyuntikan.
31
b. Tahap kedua 24 hingga 72 jam setelah penyuntikan, dokter akan melihat kondisi kulit pasien untuk memastikan ada tidaknya reaksi terhadap tuberkulin. Reaksi kulit yang timbul menandakan adanya infeksi bakteri TB pada pasien. Apabila pasien datang lebih dari 72 jam setelah penyuntikan, tes Mantoux harus diulang. Selain itu, jika tidak ada reaksi yang timbul pada tes Mantoux dan tes ini merupakan pemeriksaan pertama pasien, pemeriksaan perlu diulang dalam 1-3 minggu kemudian. Langkah ini bertujuan memastikan hasilnya benarbenar negatif. Seperti apa hasil test mantoux Hasil positif atau negatif pasa tes Mantoux tergantung pada ukuran indurasi yang muncul pada kulit pasien. Berikut penjelasannya: i. Hasil positif Hasil positif didapat bila ukuran indurasi lebih besar dari batas normal. Kondisi ini menandakan bahwa pasien telah terinfeksi oleh bakteri penyebab tuberkulosis. Pemeriksaan lain kemudian perlu dilakukan untuk memastikan apakah pasien mengalami penyakit TB aktif atau TB laten.
MANTOUX TEST/TUBERKULIN TEST
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1255/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
3 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo ii. Hasli positif palsu Tes Mantoux juga bisa memberikan hasil positif palsu. Hasil ini bisa disebabkan oleh pasien yang baru saja menerima vaksin BCG atau mengalami infeksi bakteri Mycobacterium dari jenis yang berbeda, prosedur dan teknik penyuntukan yang tidak tepat, serta penggunaan antigen yang salah. iii. Hasil negatif atau normal Hasil negatif didapatkan jika ukuran indurasi lebih kecil dari batas normal. Ini menandakan bahwa pasien tidak terinfeksi oleh bakteri TB. Tetapi pasien yang memiliki riwayat kontak dengan pengidap TB dalam waktu dekat, perlu mengulangi tes dalam 8-12 minggu sesudah tes pertama. iv. Hasil negatif palsu Hasil negatif palsu juga dapat terjadi, yakni hasil tes negatif pada pasien yang sebenarnya terinfeksi TB. Hasil ini bisa
32
muncul karena: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Pasien memiliki kondisi kurang sehat atau sistem kekebalan tubuh yang lemah Pasien mengalami infeksi TB yang baru terjadi di antara 810 bulan Pasien baru saja melakukan vaksin campak atau cacar Pasien mengalami penyakit yang disebabkan virus seperti campak atau cacar Pasien memiliki penyakit kanker atau HIV/AIDS Pasien mengidap infeksi TB yang sudah bertahun-tahun lamanya Prosedur dan teknik penyuntikan yang kurang tepat
Apa yang harus dilakukan bila hasil tes Mantoux positif? Hasil tes Mantoux positif biasanya akan dikonfirmasi dengan rontgen dada guna menentukan apakah infeksi tuberkulosis berupa TB aktif atau laten. Dokter juga mungkin menyarankan pemeriksaan CT scan dada karena hasilnya lebih akurat. Apabila pemeriksaan pencitraan tersebut mengindikasikan adanya penyakit tuberkulosis, dokter akan menyarankan Anda melakukan tes dahak. Dahak yang dikeluarkan ketika pasien batuk akan diperiksa di laboratorium untuk memastikan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Tes dahak dapat membantu dokter dalam menentukan strategi pengobatan.
MANTOUX TEST/TUBERKULIN TEST
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1255/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
4 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Apa saja yang perlu diperhatikan setelah tes Mantoux? Pasien dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari sesudah pemeriksaan. Namun beberapa hal di bawah ini sebaiknya Anda terapkan: 1) 2) 3) 4)
Hindari menggaruk atau menggosok area penyuntikan Jangan menutup area penyuntikan dengan perban maupun plester Hindari mengoleskan krim atau salep pada lokasi penyuntikan Apabila terbentuk gelembung berisi air di kulit, Anda bisa mengompresnya dengan air dingin
Apa saja risiko tes Mantoux? Secara umum, tes Mantoux tergolong pemeriksaan yang aman dan tidak menimbulkan efek samping yang serius. Meski begitu, kemungkinannya tetap ada. Efek samping yang mungkin terjadi meliputi reaksi kulit terhadap
33
Unit Terkait
tuberkulin yang ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada area penyuntikan. Reaksi ini lebih sering terjadi pada pasien yang pernah menerima vaksin BCG atau mengalami infeksi tuberkulosis. 1. Instalasi gawat darurat 2. Farmasi 3. Rekam medis
EPISTAKSIS
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1266/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Epistaksis adalah perdarahan yang mengalir keluar dari hidung yang berasal dari rongga hidung atau nasifaring.epistaksis bukan suatu penyakit,melainkan gejala dari suatu kelainan
Tujuan
Untuk memahami dan melakukan tindakan dengan benar dan tepat
34
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat a. Tempat tidur b. Stetoskop c. Arloji d. Termometer e. Tensimeter f. Tampon hidung 2. Penatalaksanaan a. Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis, yaitu menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis.
EPISTAKSIS
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1266/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo b. Perbaiki
keadaan umum
penderita,penderita diperiksa
dalamposisiduduk kecuali bila penderita sangat lemah atau keadaaan syo k, pasien bisa berbaring dengan kepala dimiringkan c. Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan, perdarahandapat dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan,kemudian cuping hidung ditekan ke arah septum selama 3-5 menit(metodeTrotter ) d. Bila perdarahan berhenti, dengan spekulum hidung dibuka dan dengan alat pengisap (suction)dibersihkan semua kotoran dalam hidung baik cairan, sekret maupun darah yang sudah membeku. e. Bila perdarahan tidak berhenti, kapas dimasukkan ke dalam hidung yang dibasahi dengan larutan anestesi lokal yaitu 2 cc larutan pantokain 2% atau 2 cc larutan lidokain 2% yang ditetesi 0,2 cc larutan adrenalin 1/1000. hal ini bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan membuat vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan dapat berhenti
35
sementara untuk mencari sumber perdarahan. sesudah 10 sampai 15 menit kapas dalam hidung dikeluarkan dan dilakukan evaluasi. f. Pada epistaksis anterior, jika sumber perdarahan dapat dilihat dengan jelas, dilakukan kaustik dengan lidi kapas yang dibasahi larutan nitrasargenti 20 -30% atau asam trikloroasetat 10%. Sesudahnya area tersebut diberi salep untuk mukosa dengan antibiotik. g. Bila
dengan
kaustik
perdarahan
anterior
masih
terus
berlangsung,diperlukan pemasangan tampon anterior dengan kapas atau kain kasayang diberi vaselin yang dicampur betadin atau zat antibiotika. dapat juga dipakai tampon rol yang dibuat dari kasa sehingga menyerupai pita dengan lebar kurang ½ cm, diletakkan berlapis-lapis mulai daridasar sampai ke puncak rongga hidung. tampon yang dipasang harusmenekan tempat asal perdarahan dan dapat dipertahankan selama 2 X 24 jam. selama 2 hari dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari faktor penyebab epistaksis. selama pemakaian tampon,diberikan antibiotik sistemik dan analgetik.
EPISTAKSIS
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1266/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
3 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo h. untuk perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior, yang disebut tampon Bellocq. Tampon ini terbuat darikasa padat berbentuk bulat atau kubus berdiameter kira-kira 3 cm.Pada tampon ini terdapat 3 buah benang, yaitu 2 buah pada satu sisi dan sebuah pada sisi lainnya. Tampon harus dapat menutupi koana(nares posterior). Teknik pemasangan tampon posterior, yaitu : i. masukkan kateter karet melalui kedua nares anterior sampai tampak di orofaring, lalu tarik keluar melalui mulut. j. Kaitkan kedua ujung kateter masing-masing pada 2 buah benangtampon Bellocq, kemudian tarik kembali kateter itu melalui hidung. k. Tarik kedua ujung benang yang sudah keluar melalui naresanterior dengan bantuan jari telunjuk, dorong tampon ke nasofaring. Jika dianggap perlu, jika masih tampak perdarahan keluar dari rongga hidung, maka dapat pula dimasukkan tampon anterior ke dalam cavum nasi. l. Ikat kedua benang yang keluar dari nares anterior pada sebuahgulungan 36
kain kasa di depan lubang hidung, supaya tampon yang terletak di nasofaring tidak bergerak. m. Lekatkan benang yang terdapat di rongga mulut dan terikat padasisi lain dari tampon Bellocq pada pipi pasien. Gunanya adalah untuk menarik tampon keluar melalui mulut setelah 2-3 hari n. Berikan juga obat hemostatik selain dari tindakan penghentian perdarahan itu 3. Rencana tindak lanjut Pasien yang dilakukan pemasangan tampon perlu tindak lanjut untuk mengeluarkan tampon dan mencari tahu penyebab epistaksis. 4. Konseling dan edukasi Memberitahu individu dan keluarga untuk : a. Mengidentifikasi penyebab epistaksis, karena hal ini adalah gejalasuatu penyakit sehingga dapat mencegah timbulnya kembali epistaksis.
EPISTAKSIS
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1266/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
4 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo b. Mengontrol tekanan darah pada penderita dengan hipertensi. c. Menghindari membuang lendir melalui hidung terlalu keras. d. Menghindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk jarisehingga dibutuhkan penga!asan yang lebih ketat pada pasien anak. e. Membatasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin atau ibuprofen. 5. Pemeriksaan penunjang lanjutan Pemeriksaan radiologi : foto sinus paranasal bila dicurigai sinusitis. 6. Kriteria rujukan a. Pasien dengan epistaksis yang curiga akibat tumor di rongga hidung atau nasofaring Unit Terkait
b. Epistaksis yang terus berulang 1. Instalasi gawat darurat 2. Instalasi rawat inap
37
3. Instalasi farmasi
IRIGASI/TOILET TELINGA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1267/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Irigasi telinga adalah tindakan yang bertujuan untuk membersihkan atau mengeluarkan kotoran telinga atau benda asing yang ada di dalam telinga dengan cara membilas saluran telinga luar dengan air yang steril.
Tujuan Kebijakan
Untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari dalam telinga Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat 38
a. Alas b. Bengkok c. Kassa d. Spuit 10 cc e. Cairan peryhidrol 3%/Nacl f. Suction g. Set THT 2. Penatalaksanaan a. Perawat memberitahu tujuan dan cara prosedur yang akan dilaksanakan dengan melakukan komunikasi selama pelaksanaan. b. Menyiapkan lingkungan pasien.
39
IRIGASI/TOILET TELINGA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1267/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo c. Mengatur posisi pasien, minta pasien duduk dengan kepala miring, telinga yang akan diobati menghadap ke atas. d. Mencuci tangan e. Memasang alas f. Memasang bengkok dibawah telinga pasienyang akan diirigasi g. Menyemprotkan cairan perihydrol 3% atau Nacl hangat ke dinding atas dari liang telinga h. Mengeringkan telinga dan hisap cairan sisa dengan suction Unit Terkait
i. Mencuci tangan 1. Rekam medis 2. Instalasi gawat darurat 3. Instalasi farmasi
40
TUTUL TCA(ASAM TRICLOROASETAT) ATAU PODOFILIN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1268/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Tutul TCA/podofilin adalah alternative terapi untuk pengobatan kandiloma berupa aplikasi solusio trichloroacetic acid 80 % atau podofilin 10-25 % hanya pada kutil
Tujuan Kebijakan
Untuk menghilangkan kandiloma secara destruktif fisik atau sitotoksik Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat dan lain-lain a. Alat disiapkan : berupa cuttun bud,vaselin b. Obat disiapkan : TCA 80% atau podofilin 10-25% c. Penderita dibaringkan diatas tempat tidur 2. Penatalaksanaan a. Setelah alat disiapkan,penderita dibaringkan diatas tempat tidur b. Operator siapmelakukan tindakan tutul c. Pasang handscoon d. Olesi kulit yang sehat disekeliling kutil dengan vaselin menggunakan cuttun bud e. Operator melakukan tutul TCA 80 % : cuttun bud yang telah mengandung TCA dioleskan secara hati-hati pada jaringan kutil f. Tutul selesai
41
TUTUL TCA(ASAM TRICLOROASETAT) ATAU PODOFILIN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1268/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo g. Atau operator melakukan tutul podifilin 10-25 % : cuttun bud yang telah mengandung podifilin dioleskan secara hati-hati pada jaringan kutil dengan menghindari daerah yang sehat h. Total volume podofilin10-25 % yang digunakan tidak boleh melebihi 0,5 ml per hari i. Tutul selesai j.
Tindakan selesai
k. Mencuci tangan
Unit Terkait
1. Rekam medis 2. Instalasi gawat darurat 3. Instalasi farmasi 4. Kasir
42
KESEHATAN JIWA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1269/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,mental,spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,dapat mengatasi tekanan,dapat bekerja secara produktif,dan mampu
Tujuan
memberikan kontribusi untuk komunitasnya Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dengan gangguan mental
Kebijakan
psikiatri,merencanakan secara sistematis Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat a. Tensimeter b. Alat tulis c. Timbangan 2. Penatalaksanaan a. Menerima
pendaftaran
pasien
kunjungan
baru/lama,memeriksa
persyaratan,menuliskan identitas pasien dibuku register dan memberikan kartu pendaftaran kepada pasien b. Memanggil pasien masuk sesuai urutan di poliklinik jiwa c. Pemeriksaan
pasien
meliputi
:
anamnese,pemeriksaan
vital,penentuan diagnosis,penulisan resep dan prognosis
43
tanda
KESEHATAN JIWA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1269/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo d. Pemeriksaan penunjang bila dibutuhkan meliputi : pemeriksaan laborat atau pemeriksaan radiologi e. Pemberian resep ke pasien untuk mengambil obat di instalasi farmasi f. Bila pasien dirujuk, petugas memberikan surat rujukan untuk dimintakan Unit Terkait
1.
nomor dan stempel serta pengantar BPJS ke pendaftaran. Rekam medis
2.
Instalasi gawat darurat
3.
Instalasi farmasi
4.
Kasir
44
SCRINING PASIEN RAWAT JALAN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1270/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Skrining pasien rawat jalan adalah Penilaian kondisi pasien dan skrining secara visual untuk menentukan prioritas pendaftaran pasien di administrasi rawat jalan
Tujuan
1. Menentukan prioritas pasien saat mendaftar diadministrasi rawat jalan 2. Sebagai acuan penerapan untuk menerima pendaftaran pasien dirawat jalan
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1.
Petugas skrining melakukan identifikasi pasien yang akan mendaftar di administrasi rawat jalan dan menilai kondisi pasien secara visual.kondisi pasien secara visual
2.
Skrining dilakukan dilakukan untuk memastikan adanya ketersediaan layanan sesuai kebutuhan pasien
3.
Menetapan Menetapan hasil skrining apakah membutuhkan pelayanan poliklinik atau pelayanan gawat darurat
4.
Pelaksanaan a. Ucapkan salam, perkenalkan diri dengan melakukan salam terapeutik(senyum, sapa,,perkenalan diri) b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien yang membutuhkan pelayanan kondisi pasien segera dipoliklinik atau pelayanan gawat darurat diinstalasi gawat instalasi gawat darurat
45
46
SCRINING PASIEN RAWAT JALAN
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1270/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo c. DPJP merekomendasikan pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium,
radiologi)
untuk menentukan tindak lanjut skrining
yang dilakukan d. DPJP memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan. e. Petugas skrining segera membantu mempercepat proses pendaftaran dan menghubungi poliklinik terkait dan memberikan data nama, tanggal lahir,nama ibu kandung dan nomor rekam medik f.
Pasien yang membutuhkan pelayanan gawat darurat, petugas segera mengantar pasien ke instalasi gawat darurat, dibantu oleh petugas pos dirawat jalan
Unit Terkait
1.
Rekam medis
2.
Instalasi gawat darurat
3.
Instalasi farmas
47
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK MATA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1271/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Menerima pasien yang datang berobat ke poliklinik Mata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Tujuan Kebijakan
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1.
Persiapan alat a.
Tempat tidur dalam keadaan siap pakai
b.
Meja,kursi dan alat tulis
c.
Berkas catatan rekam medik pasien
d.
Peralatan untuk pemeriksaan terdiri dari
a) Tensimeter/stetoskop b) Alat pemeriksaan visus : optotip, trial frame, trial lens set 20 dioptri, PD meter, kursi pasien 2.
Penatalaksanaan a. Memanggil pasien pasien masuk masuk ke poliklinik mata mata sesuai sesuai urutan b. Melakukan pengkajian dan dicatat dalam catatan rekam medik. c. Mengukur tekanan darah/suhu dan mencatat dalam rekam medik pasien. d. Mengecek visus semua pasien kecuali balita.
48
e. Merumuskan masalah keperawatan. f. Merencanakan tindakan keperawata.
MENERIMA PASIEN DI POLIKLINIK MATA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1271/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo g. Melaksanankan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi. h. Membuat evaluasi keperawatan. i. Menyerahkan berkas catatan medik pasien kepada dokter yang bertugas. j. Unit Terkait
1.
Mendokumentasikan data-data pasien pada registrasi harian. Rekam medik
2.
Keuangan
3.
Unit penunjang medik
4.
Spesialis lain
5.
Instalasi farmasi
49
IRIGASI MATA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1272/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian Irigasi mata adalah suatu tindakan pencucian kantung konjungtiva mata Tujuan
Irigasi mata bertujuan untuk membersihkan dan atau mengeluarkan benda asing
Kebijakan
dari dalam mata Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat a. Larutan irigasi yang diresepkan (untuk bilasan kimia : air hangat) b. Kom steril untuk larutan c. Bengkok, handuk, bola kapas d. Spuit dengan penetes mata
2. Penatalaksanaan a. Mencuci tangan b. Memakai sarung tangan c. Metakkan handuk dibawah wajah pasien d. Dengan bola kapas yang dibasahi dengan larutan irigasi bersihkan
kelopak mata dari bagiandalam keluar kantus e. Letakkan bengkok tepat dibawah dagu pasien pada sisi mata yang sakit
50
IRIGASI MATA
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1272/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo f.
Isi spuit dengan larutan irigasi,regangkan kelopak mata perlahan dengan memberikan tekanan pada bagian bawah tulang orbita dan tonjolan tulang dibawah lakrimalis(tidak boleh memberikan tekanan yang berlebihan pada bola mata)
g. Pegang spuit irigasi kurang lebih 2,5 cm diatas kantus dalam h. Minta pasien untuk melihat keatas dengan perlahan irigasi dengan
mengarahkan larutan kedalam sakus konjungtiva bawah ke arah kantus luar i.
Biarkan pasien memejamkan matanya secara periodic,terutama bila terasa panas
j.
Lakukan irigasi sampaisecret bersih(15 menit irigasi untuk membilas bahan kimia)
k. Keringkan kelopak mata dan area dengan bola kapas l.
Bereskan peralatan
m. Mencuci tangan n. Catat dalam catatan keperawatan
Unit Terkait
Instalasi gawat darurat dan Instalasi rawat inap
51
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1273/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Memasukkan
zat
cair/obat
tertentu
kedalam
jaringan
tubuh
dengan
mempergunakan semprit dan jarum suntikan yang steril Tujuan
Memberikan kenyamanan kepada pasien bila dengan obat peroral belum ada
Kebijakan
kemajuan pengobatan Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Prosedur
1. Persiapan alat a. Bak spuit dengan tutupnya b. Spuit disposible steril c. Alkohol swab d. Pelarut obat : aquabides/Nacl e. Obat yang diperlukan f. Handscoon g. Torniquet 2. Pelaksanaan a. Mengisi spuit injeksi a) Perawat/dokter spesialis mencuci tangan terlebih dahulu b) Membuka ampul/flakon dengan sebelumnya memeriksa etiket dan advis dokter spesialis c) Bak spuit dibuka tutupnya,diletakkan terbalik d) Alat-alat dijaga agar tetap steril,jarum dipasang dengan kokokdan bak ditutup.
52
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1273/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo e) Spuit diisi dengan memeriksa etikaet dengan hati-hati,jarum dimasukkan kedalam ampul/flakon lalu obat dihisap f) Udara didalam spuit dikeluarkan dengan menarik jarum tegak lurus keatas,sejajar dengan mata g) Jarum dijaga agar tetap steril,siap dibawa kepasien beserta alkohol swab b. Penderita diberi penjelasan tentang pengobatan yang akan dilakukan dan linkungan disiapkan c. Memberi suntikan a) Daerah yang akan disuntik disterilkan dengan alkohol swab lalu obat disuntikkan setelah terlebih dahulu mengeluarkan udaranya b) Lakukan aspirasi kemudian obat dimasukkan perlahan c) Bila obat telah masuk seluruhnya jarum diangkat dengan memegang pingstonnya sementara kulit ditahan dengan alkohol swab d) Bekas suntikan dihapus dengan alkohol swab dan dimassage perlahan e) Spuit bekas dimasukkan kedalam tempat yang sudah disediakan f) Perawat/dokter spesialis mencuci tangan 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan a. Mengetahui czrz melarutkan obat antibiotik yang umumnya dibuat dalam bentuk serbuk sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu b. Mengetahui cara penyuntikan obat apakah IC,IM,SC,IV dan lokasi yang tepat a) Bila IC : 1) Pemberian suntikan 1/3 bagian atas lengan bawah 2) Jumlah larutan 0,1cc 3) Sudut antara jarum injeksi dengan kulit adalah 15 derajat 4) Pergunakan jarum insulin b) Bila SC : 1) Pemberian suntikan 1/3 bagian tengah lengan atas bagian luar atau 1/3 bagian tengah paha bagian luar 2) Sudut antara jarum injeksi dengan kulit 45 derajat 3) Jarum dimasukkan ke otot 2/3 bagian c) Bila IM : 1) Pemberian suntikan pada dorso gluteal/ventro lateral gluteal/latero femoral
53
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1273/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
3 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo
c. d. e.
f.
g. h. i. j. k.
2) Cara menyuntik: jarum dimasukkan tegak lurus dengan cara memanah 3) Jarum dimasukkan ke otot 2/3 atau seluruhnya kedalam otot 4) Jangan lupa aspirasi terlebih dahulu,bila terdapat gelembunggelembung udara,bila dapat dimasukkan/diinjeksikan d) Bila IV : 1) Pemberian suntikan pada tempat yang venanya cukup besar 2) Sebelum jarum dimasukkan kedalam vena,lakukan pembendungan terlebih dahulu 3) Aspirasi sampai darah keluar,baru pembendung dilepas 4) Obat dimasukkan perlahan-lahan sementara pasien dianjurkan melemaskan badannya Mengetahui obat mana yang boleh dicampur dan mana yang tidak Alkhohol swab jangan terlalu basah atau terlalu kering Pada tiap botol obat periksa : 1) Etiket : nama obat,dosis obat,expired date, cara penyuntikan dan cara melarutkan dalam beberapa cc 2) Warna obat, bila berubah warna artinya obat sudah rusak dan jangan dipakai Harus mengetahui bahwa penyuntikan : Trauma,misalnya : 1) Jarum tertanan dalam tulang sehingga patah 2) Bila kena saraf dapat menyebabkan lumpuh 3) Infeksi karena kurang sterilisasi 4) Abses, karena teknik pemberian yang kurang baik,sehingga obat tetap/lama dalam jaringan lemak 5) Alergi 6) Emboli udara 7) Salah memberikan injeksi,misalnya tidak tepat atau salah memberikan kepada orang lain Pemberian suntikan harus seijin dokter Perhatikan kestrerilan alat,setiap pasien menggunakan satu jarum,khusus untuk IV setiap pasein mempunyai satu jarum atau spuit Perhatikan reaksi pasien setelah disuntik Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada orang lain Setiap selesai menyuntik pasien,beri tanda tangan pada buku catatan injeksi
54
PROSEDUR TINDAKAN INJEKSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1273/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
4 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo l. Bila pasien sering mendapat suntikan, usahakan agar tidak selalu ditempat yang sama m. Dosis obat dihitung dengan tepat n. Untuk obat flakon,jarum untuk menyedit usahakan lebih besar dan berbeda dengan jarum untuk menyuntik ke pasien,jarum penyedot ditutup dengan kassa steril o. Tidak semua obat dapat dicampur dalam satu spuit,juga dengan tempat penyuntikan(khusus IM) p. Waktu memasukkan obat, jangan terlalu cepat tetapi perlahan-lahan,baik intuk IM maupun IV q. Khusus untuk penderita hepatitis, spuit dan jarum dipisahkan dari spuit dan jarum pasien yang lain r. Pada pasien yang memakai infus,pemberian obat IV dilakukan melalui karet infus,perhatikan udara yang masuk s. Teknik pemberian obat secara IV,lubang jarum mengarah ke atas t. Bila pasien mempergunakan spuit disposible,jangan lupa mencatat pemakaiannya distatus pasien Unit Terkait
3. Instalasi gawat darurat 4. Instalasi rawat inap 5. Instalasi farmasi
55
AUSKULTASI IBU HAMIL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1274/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Auskultasi ibu hamil adalah melakukan pemeriksaan/mendengarkan denyut jantung janin dengan alat dopler atau stetoscope linen.
Tujuan
Kebijakan
1. Untuk nengetahui denyut jantung janin 2. Tanda pasti kehamilan 3. Anak hidup Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU
Prosedur
Unit Terkait
Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai. b. Meja dan kursi. c. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat tulis. d. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari: i. Dopler/stetoscope leneck 2. Pelaksanaan a. Pasien tidur telentang senyuman mungkin. b. Meletakkan dopler/setescope lencek pada punggung kanan/kiri anak. Pada patung maksimum(pada letak kepala). c. Meletakkan doppler/setestocope lincek diatas pusat (letak bokong/lintang). d. Mencari 2 bunyi jantung anak (kehilangan gemelli). 1.
Instalasi gawat darurat
2.
Instalasi rawat inap
56
AUSKULTASI IBU HAMIL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1274/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
3. Instalasi laboratorium 4. Instalasi radiologi
57
PALPASI IBU HAMIL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1275/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 3
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian
Melakukan pemeriksaan raba pada perut ibu hamil
Tujuan
Untuk menentukkan : 1. Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan 2. Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 419/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Keperawatan dan pelayanan tindakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit PKU
Prosedur
Muhammadiyah Sukoharjo 1. Persiapan alat a. Tempat tidur dalam keadaan siap pakai. b. Meja dan kursi. c. Berkas catatan rekam medik pasien dan alat tulis. d. Alat untuk pemeriksaan terdiri dari: i. Doppler ii. Stetoscope linel iii. centimeter 2. Pelaksanaan a. leopold I i. kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha. ii. Pemeriksaan berdiri sebelah kanan penderita dan melatih kearah penderita. iii. Rahim dibawa ketengah. iv. Tyingginya fundus uteri ditentukan. v. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. 1) Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting 2) Sifat bokong lunak, kurang bundar, dan melintang. 3) Pada letak lintang fundus uteri kosong.
58
PALPASI IBU HAMIL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1275/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 3
PKU Muhammadiyah Sukoharjo vi. Sebelum bulan ketiga fundus uteri belumdapat diraba dari luar. vii. Akhir bulan ke III ( 12 minggu) fundus uteri 1-2 jari atas syimpisis. viii. Akhir bulan ke IV ( 16 minggu) pertengahan antarab syimpisis pusat. ix. Akhir bulan V ( 20 minggu) 3 jari bawah pusat. x. Akhir bulan VI ( 24 minggu) setinggi pusaat. xi. Akhir bulan VII ( 28 minggu) 3 jari atas pusat. xii. Akhir bulan VIII (32minggu) pertengahan procxyhoideus pusat. xiii. Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arcus costarum atau 3 jari di bawah procxyphoideus. Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke IX, setelah bulan ke IX fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun kedalam rongga panggul. xiv. Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri setinggi arcus costrum dan menonjol kedepan. xv. Jadi leopol I untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa terdapat dalam fundus. b. Leopold II i. Keduatangan pindah kesamping ii. Tentukan dimana punggung anak iii. Punggung anak terdapat dipihak yang memberikan rintangan yang terbesar. Carilah bagian – abagian kecil biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberikan rintangan yang terbesar. iv. Kadang – kadang disamping terdapat kepala atau bokong jika letak lintang. v. Jadi leopold II untuk menentukan dimana letak punggung anak dan diamana letaknya bagian – bagian kecil. c. Leopold III i. Menggunakan satu tangan saja. ii. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari Lainnya . iii. Cobalah apakah bagian dawah masih dapat di goyangkan. iv. Jadi leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
59
PALPASI IBU HAMIL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1275/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
3 dari 3
PKU Muhammadiyah Sukoharjo d. Lepold IV i. Pemeriksa merubah sikapnya melihat kearah kaki si penderita ii. Dengan kedua tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah iii. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul iv. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan : 1) Kedua tangan itu convergent,maka hanya bagian kecil dari kepala turun kedalam ongga 2) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul 3) Jika kedua tangan divergent,maka bagian terbesar dari kepala masuk kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul. 4) Jika pada kepala yang sudah masuk dalam P.A.P kita masukkan tangan kedalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk,sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala 5) Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi,sedangkan pada letak defleksi oleh belakang kepala 6) Jika tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil,maka anak dalam letak defleksi 7) Jika tonjolan kepala sepihak dengan bagian kecil,maka anak dalam letak fleksi 8) Jadi leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul Unit Terkait
1. Instalasi gawat darurat 2. Instalasi rawat inap 3. Instalasi laboratorium 4. Instalasi radiologi
60
JALUR PELAYANAN CEPAT (FAST TRACK)
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1276/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Proses pengidentifikasian kebutuhan pasien rawat jalan dan memprioritaskan
Tujuan
pasien untuk mendapatkan pelayanan. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk proses pengidentifikasian kebutuhan pasien rawat jalan dan memprioritaskan pasien untuk mendapatkan
Kebijakan
pelayanan. Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Pasien rawat jalan tiba di droop zone diterima oleh Case Manager. 2. Case Manager melakukan pemeriksaan awal untuk menentukan kebutuhan pasien. 3. Case manager mengarahkan keluarga pasien atau pasien untuk mengambil nomor antrian pendaftaran rawat jalan. 4. Case manager memberi kartu fast track pada keluarga pasien atau pasien yang memenuhi kriteria fast track yaitu: a. Indikasi non medis i. Pasien usia diatas 65 tahun. ii. Pasien yang menggunakan kursi roda, brankart. iii. Pasien dengan prioritas. b. Indikasi Medis i. Batuk hebat tidak berhenti-henti ii. Pernafasan >24x/menit dewasa, >30x/menit anak, >40x/menit bayi iii. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) iv. Nadi >120x/menit v. Anak-anakrewel dengan suhu>38ᵒ C
61
JALUR PELAYANAN CEPAT (FAST TRACK)
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1276/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo vi. Pasien dari unit layanan terpadu-perlindungan sosial anak integratif (PSAI) 5.
Dalam keadaan tertentu portir dapat mengantarkan pasien yang mendapat kartu fast track ke poliklinik yang dituju dan keluarga pasien menuju loket pendaftaran fast track rawat jalan. 6. Petugas pendaftaran melakukan entry data pasien fast track ke dalam Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS). 7. Petugas rekam medis mendahulukan mencarikan berkas pasien yang ada bertanda fast track. 8. Petugas rekam medis memberi tanda fast track yang ditempel pada berkas rekam medis pasien dan mendistribusikan ke pelayanan rawat jalan yang dituju. 9. Petugas Instalasi Rawat Jalan mendahulukan pemeriksaan dan pelayanan medis yang dibutuhkan, dan tetap memberi tanda fast track yang ditempel pada formulir permintaan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan sesuai dengan perintah dokter. 10. Petugas di pelayanan penunjang mendahulukan pemeriksaan pasien yang membawa label fast track pada lembar permintaan pemeriksaan. 11. Dokter menyimpulkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, serta menentukan tindakan selanjutnya, yakni: a. b. c. d. e. Unit Terkait
Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan Rawat inap ruang biasa Rawat inap ruang khusus atau intensive Konsultasi atau alih rawat ke spesialis lain Di rujuk ke rumah sakit lain
1. Intalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rekam Medis 4. Instalasi Laboratorium 5. Instalasi Farmasi 6. Instalasi Radiologi 7. Instalasi Paraklinik
62
SCRINING PASIEN BATUK
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1277/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS NBM. – Pengertian Tujuan
Pemilahan pasien dengan keluhan batuk yang diduga suspek TB (batuk ≥ 10 hari) Sebagai acuan penerapanlangkah-langkah untuk : 1. Mengidentifikasi pasien batuk 2. Mengurangi transmisi penyakit melalui airborn (udara)
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Lakukan anamnese diloket pendaftaran,kepada pasien dengan keluhan batuk : “selamat pagi/siang/malam,perkenalkan nama saya..........,saya petugas pendaftaran/customer servie di RS PKU Muhammadiyah sukoharjo,Bapak/ibu/sdr mau menuju ke poli mana dan apakah keluhannya?” 2. Bila keluhannya batuk,maka dilanjutkan dengan pertanyaan : apakah batuknya berdahak,bila jawabannya Ya ditanyakan kembali dahaknya bercampur darah atau berwarna kecoklatan,bila jawabannya Ya,petugas pendaftaran memberikan masker secara Cuma-Cuma kepada pasien yang pertama kali datang ke RS PKUMuhammadiyah Sukoharjo dengan edukasi : a.
Etika batuk (leaflet)
63
SCRINING PASIEN BATUK
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1277/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo b.
Cara penggunaan masker (anjurkan kepada pasien tersebut untuk mengenakan masker yang sudah disediakan dengan ketentuan bahwa masker digunakan untuk menutupi daerah hidung,mulut,dan bagian dagu dan edukasi kepada pasien pemakaian masker tidak boleh dilepas selama berada didalam lingkungan RS
c.
Unit Terkait
Untuk kedatangan selanjutnya pasien diminta untuk sudah mengenakan masker sebelum masuk lingkungan RS dan apabila tidak menggunakan masker pasien akan diberikan masker berbayar Rp 2.000
1. Pendaftaran 2. Customer service 3. IPRS 4. Kasir
64
PENGOPERASIAN TERMOMETER DIGITAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1075/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Pengukuran termometer digital adalah tindakan pengukuran suhu tubuh
Tujuan
seseorang dengan menggunakan termometer digital 1. Untuk mempermudah jalannya penggunaan alat 2. Sebagai pedoman petugas didalam penggunaaan termometer digital yang
Kebijakan
benar Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo A. Petugas mempersiapkan pasien 1. Petugas mengidentifikasi pasien yang memerlukan pengukuran suhu tubuh. 2. Petugas memberitahukan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan. B. Langkah-langkah kegiatan: 1. Petugas cuci tangan sebelum melakukan tindakan. 2. Petugas menekan tombol power,(LCD diaktifkan), menampilkan semua simbol, nilai pengukuran terbaru ditampilkan untuk kedua kalinya. Ketika simbol ditampilkan termometer siap digunakan. 3. Petugas meletakkan termometer pada dahi rata dengan kulit. 4. Petugas menekan tombol.
65
PENGOPERASIAN TERMOMETER DIGITAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
1075/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo 5. Petugas cuci tangan sebelum melakukan tindakan. 6. Petugas menekan tombol power,(LCD diaktifkan), menampilkan semua simbol, nilai pengukuran terbaru ditampilkan untuk kedua kalinya. Ketika simbol ditampilkan termometer siap digunakan. 7. Ptugas meletakkan termometer pada dahi rata dengan kulit. 8. Petugas menekan tombol. 9. Petugas menggeser perlahan-lahan dari dahi ke garis rambut sisi temporal dengan menjaga termometer tetap menempel rata pada kulit 3-4 detik. 10. Terdengar suara Bip per 0,5 detik seluruh pengukuran, waktu pengukuran total membutuhkan waktu 3-5 detik. 11. Petugas membaca temperatur pada layar. 12. Petugas cuci tangan setelah melakukan tindakan. C. Pengukuran dibelakang telinga (jika dahi basah karena keringat): 1. Petugas berusaha menyingkirkan rambut jika menutupi telinga dan menunggu sekitar 30 detik untuk pengukuran yang lebih akurat. 2. Petugas menempelkan termometer digital di leher tepat di belakang cuping telinga dan geser ke atas sekitar 1-2cm. 3. Petugas menekan tombol. 4. Terdengar suara bip per 0,5 detik seluruh pengukuran.Waktu pengukuran total membutuhkan waktu 3-5 detik. Unit Terkait
5. Petugas membaca temperatur pada layar. 1. Instalasi gawad darurat 2.
Instalasi care unit
3.
Instalasi rawat inap anak
4.
Instalasi rawat inap dewasa
5.
Instalasi bedah sentral
66
PENGOPERASIAN TENSIMETER DIGITAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM. – Pengukuran tensimeter digital adalah tindakan pengukuran tekanan darah seseorang dengan menggunakan tensimeter digital untuk menilai sistem
Tujuan
kardiovaskuler Sebagai petunjuk untuk penggunaan tensimeter digital
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo 1. Jelaskan prosedur pada pasien 2. Cuci tangan 3. Atur posisi pasien 4. Letakkan tangan pasien yang hendak diukkur pada posisi terlentang 5. Pasang manimeter pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (siku lengan bagian dalam) jangan terlalu ketat atau terlalu longgar 6. Tekan tombol START/STOP 7. Tunggu alat memompa secara otomatis 8. Lihat angka yang tertera pada monitor tensimeter (tekanan darah,nadi) 9. Catat hasil dan dokumentasikan
67
PENGOPERASIAN TENSIMETER DIGITAL
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
6.
Instalasi gawad darurat
7.
Instalasi care unit
8.
Instalasi rawat inap anak
9.
Instalasi rawat inap dewasa
10.
Instalasi bedah sentral
68
PENGOPERASIAN USG 4 DIMENSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
1 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT STANDAR
Tanggal Terbit
PKU MUHAMMADIYAH
PROSEDUR
07/01/2020
SUKOHARJO
OPERASIONAL
dr. Indarto Pengertian
NBM. – Sama seperti USG 2 dimensi atau 3 dimensi,USG 4 dimensi menggunakan gelombang suara untuk menampilan kondisi kehamilan mulai dari keadaan rahim,wujud janin,hingga gangguan yang terjadi didalam kandungan. Teknologi pada USG 4 dimensi lebih canggih guna mendapatkan hasil pemindaian yang
Tujuan
lebih jelas 1. Mampu menyajikan gambar bergerak seperti video 2. Melihat bagian tubuh janin secara lebih nyata 3. Mendeteksi kemungkinan adanya gangguan atau abnormalitas pada janin
Kebijakan
Keputusan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo No 146/KEP/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020 tentang Pedoman Pelayanan Instalasi
Prosedur
Rawat Jalan(Poliklinik) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sukoharjo Langkah –langkah melakukan USG 2D/4D padaa SG90 1. Pasang kabel power dan sambungkan probe ke unit USG, kemudian hidupkan dengan menekan tombol power. 2. Tekan tombol patient untuk mengisi data pasien, lalu tekan tombol Enter. 3. Tekan tombol probe untuk memilih probe dan pemeriksaan. 4. Tekan tombol Dual Display untuk menampilkan 2 gambar, dan tekan kembali untuk pindah gambar ke kiri/kanan.
69
PENGOPERASIAN USG 4 DIMENSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
Halaman 2 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo
5. Tekan tombol Quad Display untuk tampilan 4 gambar, dan tekan kembali untuk pindah ke gambar berikutnya. 6. Tekan tombol Single Display untuk kembali ke tampilan 1 gambar. 7. Tekan tombol B untuk 2D mode dan putar tombol untuk pengaturan gain. 8. Setelah setting 2D, Pilih menu 4D kemudian tekan Live.
9. Setelah itu akan muncul kotak ROI pada layar monitor, lalu ambil potongan 2D dengan baik agar hasil 4D yang didapat maksimal. Lalu tekan Size untuk memperbesar atau memperkecil luas. 10. Tekan tombol C untuk color mode dan putar tombol untuk pengaturan gain. Untuk pengaturan color box tekan Enter lalu geser Trackball kemudian tekan Enter kembali. 11. Tekan tombol PW untuk Doppler mode dan putar tombol untuk pengaturan again. Untuk pengaturan Sample volume, tekan tombol Enter dan tekan tombol Update untuk memunculkan grafik (Doppler). 12. Tekan tombol Color Power Angio untuk Power Doppler. 13. Tekan Tombol untuk M mode (pemeriksaan jantung), dan putar tombol untuk pengaturan gain. Untuk mengurangi volume apabila gambaran tertutupi. 14. Tombol M,D/PW,dan C berfungsi sebagai sumbu memutar posisi gambaran: M
: memutar gamabaran ke atas dan bawah.
PW
: memutar gambaran ke kanan dan kiri.
C
: memutar gambaran secara melingkar.
15. Tekan tombol Distance untuk mengukur panjang. 16. Tekan tombol Calculations untuk pengukuran OB.
70
PENGOPERASIAN USG 4 DIMENSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
3 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Prosedur
17. Tekan tombol Calculations untuk pengukuran OB. 18. Pilih pengukuran GS, CRL, BPD, HC, AC, FL dll (tekan Enter)
Contoh : a. Pilih BPD (tekan Enter) b. Arahkan titik pengukuran 1 (tekan Enter) c. Arahkan titik pengukuran 2 d. Untuk merubah letak titik pengukuran 1 (tekan Update) kemudian (tekan Enter) 19. Tekan tombol Report untuk melihat laporan hasil pengukuran. 20. Untuk memunculkan bodymark tekan tombol Bodymark, lalu gambar bodymark yang diinginkan menggunakan tombol Select Key yang berada pada pagian atas keyboard, kamudian arahkan posisi probe menggunakan Trackball dan memutar tombol Menu. 21. Untuk menulis text pada tampilan USG tekan tombol Comment, lalu ketik text yang diinginkan menggunakan keyboard. 22. Untuk menghilangkan text, bodymark, dan hasil perhitungan yang terdapat pada tampilan USG tekan tombol Delete. 23. Untuk menyimpan gambar tekan tombol Save. 24. Untuk menyimpan video tekan tombol Save Clip. 25. Tekan tombol Print untuk cetak hasil pemeriksaan. 26. Untuk mengakhiri pemeriksaan tekan tombol End. 27. Untuk mematikan unit USG, tekan tombol Probe terlebih dahulu kemudian tekan tombol Power, pilih Yes lalu tekan Enter.
71
PENGOPERASIAN USG 4 DIMENSI
Rumah Sakit
No Dokumen
No Revisi
Halaman
/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
-
4 dari 4
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Unit Terkait
1. Instalasi gawad darurat 2. Instalasi care unit 3. Instalasi rawat inap anak 4. Instalasi rawat inap dewasa 5. Instalasi bedah sentral
PENGOPERASIAN TIMBANGAN BAYI
72
Ru
ma
h Saki
t
No Dokumen
Revisi
Halaman
1216/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
0
1 dari 1
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Tanggal Terbit
Plt DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
STANDAR
SUKOHARJO
14/05/2020
PROSEDUR OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM.Timbangan bayi pada umumnya sangat diperlukan bagi setiap orang, guna untuk
Tujuan
mengetahui perkembangan berat badan pada sibayi. 1. Untuk mempermudah jalannya penggunaan alat 2. Agar semua user dapat memakai dengan benar dan tepat
Kebijakan
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan alat-alat kesehatan.
Prosedur
Pelaksanan :
Unit Terkait
1.
Siapkan alat
2.
Pasang alas bayi
3.
Cek dan pastikan jarum penunjuk pada angka 0 (nol)
4.
Lakukan tindakan penimbangan
5.
Bersihkan dan rapihkan alat
6.
Simpan alat pada tempatnya
Semua Unit Ruang Rumah Sakit
73
Ru
ma
PENGOPERASIAN ELECTROCARDIOGRAPH
h Saki
t
No Dokumen
Revisi
Halaman
1073/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
0
1 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Tanggal Terbit
Plt DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
STANDAR
SUKOHARJO
14/05/2020
PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Indarto Pengertian
NBM. – Alat untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktifitas listrik yang dihasilkan oleh jantung dan menghasilkan rekaman berupa grafik pada kertas
Tujuan
perekam sehingga bisa di diagnosa. 1. Untuk mempermudah jalannya penggunaan alat 2. Agar semua user dapat memakai dengan benar dan tepat
Kebijakan
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan alat-alat kesehatan.
Prosedur
Pelaksanan : 1. 2.
Tempatkan alat pada ruang pelayanan / tindakan. Siapkan electroda)
aksesoris
(Patientcable,
Suctionelectrode,
dan
3.
Pasang kertas rekam pada alat.
4.
Siapkan bahan operasional.
5.
Hubungkan alat dengan catu daya.
6.
Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
7.
Lakukan pemanasan secukupnya.
8.
Perhatikan protap pelayanan
9.
Oleskan Jelly atau semprot Alkohol pada pasien
10.
Pasang limb electrode dan chest electrode pada pasien
11.
Masukkan data pasien.
12.
Pilih program ( auto atau manual )
13.
Tekan tombol“RUN/STOP“
14.
klem
Kemudian amati apakah ada penyimpangan pada printer, apabila ada penyimpangan tekan tombol “RUN/STOP“
74
Ru
ma
PENGOPERASIAN ELECTROCARDIOGRAPH
h Saki
t
No Dokumen
Revisi
Halaman
1073/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
0
2 dari 2
PKU Muhammadiyah Sukoharjo Prosedur
Unit Terkait
13.
Cek rekaman hasil pemeriksaan
14.
Matikan Alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
15.
Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.
16.
Lepaskan limb electrode dan chest electrode dari patient
17.
Lepaskan patient cable dari alat.
18.
Bersihkan patien cable, strap electrode, chest electrode pada tempatnya
19.
Simpan alat dan aksesori ketempat semula
Semua Unit Ruang Rumah Sakit
75
Ru
ma
PENGOPERASIAN FILM VIEWER
h Saki
t
No Dokumen
Revisi
Halaman
1071/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
0
1 dari 1
PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Tanggal Terbit
Plt DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
STANDAR
SUKOHARJO
14/05/2020
PROSEDUR OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM.Suatu alat yang berfungsi untuk melihat hasil dari pemeriksaan rontgen dengan
Tujuan
jernih, jelas dan terang. 1. Untuk mempermudah jalannya penggunaan alat 2. Agar semua user dapat memakai dengan benar dan tepat
Kebijakan
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan alat-alat kesehatan.
Prosedur
Pelaksanan :
Unit Terkait
1.
Pastikan alat terhubung ke sumber listrik
2.
Nyalakan alat dengan menekan tombol power.
3.
Pasang film x-ray ke bagian alat yang bersinar.
4.
Apabila telah selesai, lepas film x-ray dari alat
5.
Matikan alat dengan menekan tombol power
Semua Unit Ruang Rumah Sakit
PENGOPERASIAN PULSE OXIMETRI
76
No Dokumen
Revisi
Halaman
1228/SPO/DIR/III.6.AU/PKUSKH/2020
0
1 dari 1
Tanggal Terbit
Plt DIREKTUR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
STANDAR
SUKOHARJO
14/05/2020
PROSEDUR OPERASIONAL
Prof. Dr. Suradi, dr. Sp.P(K), MARS Pengertian
NBM.Alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan nadi.
Tujuan
1. Untuk mempermudah jalannya penggunaan alat 2. Agar semua user dapat memakai dengan benar dan tepat
Kebijakan
Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan perawatan alat-alat kesehatan
Prosedur
Pelaksanan : 1. Siapkan alat 2. Tekan tombol On/Off 3 detik, display akan menyala. 3. Masukkan jari tangan ke alat, tunggu beberapa detik akan muncul nilai saturasi O2 dan heartrate 4. Keluarkan jari tangan dari alat 5. Tekan tombol On/Off 3 detik alat akan mati 6. Simpan alat ke tempat semula
Unit Terkait
Semua Unit Ruang Rumah Sakit
77