Studi Kasus (Bored Pile) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN JAKARTA



STUDI KASUS PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORE PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK PAKET 5 SECTION NS DIRECT



Disusun oleh : Kelompok 2



1.



MAULANA ASRAFI



2.



RIZKY PUTRA ALFIANTO



3.



SITI NUR SARAH MAYANGSARI



4.



HANUM GUSBIY W



5.



SENO MARIS UTOMO



6.



FATIMAH AZ ZAHRAH



7.



MOHAMMAD FAUZAN KASYFI



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014



DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................



i



BAB I PENDAHULUAN .....................................................................



1



1.1 Latar Belakang ...............................................................................



1



1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................



2



1.3 Batasan Masalah .............................................................................



2



1.4 Sistematika Penulisan .....................................................................



2



BAB II PENGENALAN PROYEK ....................................................



3



2.1 Tinjauan Umum ....................................................................



3



2.2 Gambaran Umum Proyek........................................................



3



2.3 Data Umum ...........................................................................



7



2.3.1 Data Umum Proyek .......................................................



7



2.3.2 Data Teknis Proyek .......................................................



8



2.4 Pekerjaan Teknis .....................................................................



10



BAB III PEMBAHASAN ....................................................................



11



3.1 Pekerjaan Konstuksi Pondasi Bore Pile ................................



11



3.2 Metode Pelaksanaan ..............................................................



13



3.3 Test Bore Pile ........................................................................



24



3.4 Kendala Pada Pelaksanaan Bore Pile ......................................



24



BAB IV KESIMPULAN ......................................................................



26



4.1 Kesimpulan ...........................................................................



26



iii



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kemacetan pada jalan dikota-kota besar seperti Jakarta khususnya di Jl. Yos Sudarso, yang disebabkan oleh lalu lintas yang kebanyakan dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat. dan kurang tertibnya para pengguna jalan yang merupakan persoalan utama dibanyak negara. Urbanisasi meningkat dikarenakan Jakarta memiliki daya tarik bagi seluruh penduduk Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan dalam bidang ekonomi maupun sosial. Hal ini merupakan salah satu faktor meningkatnya kebutuhan kendaraan dan bertambahnya volume lalu lintas dan menyebabkan terjadinya kemacetan. Kondisi ini menuntut pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana penunjang untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah sehari-hari penduduk Jakarta. Karena volume lalu lintas yang rata-rata dilalui kendaraan berat dan luas jalan yang tidak seimbang, kemacetan merupakan fenomena yang tidak dapat di hindarkan dalam hiruk pikuknya Jakarta. Dalam hal ini jalan layang bebas hambatan sebagai alternatif pilihan yang diharapkan menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta. Proyek yang kami amati ini adalah jalan layang bebas hambatan / access road Tanjung Priok Paket 5 section NS Direct dan judul dari studi kasus ini adalah “STUDI KASUS PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORE PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK PAKET 5 SECTION NS DIRECT”



1



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari penulisan ini ialah -



Menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan Bored Pile pada Proyek NS Direct.



-



Menguraikan kendala yang terjadi pada pelaksanaan Bored Pile Proyek NS Direct.



-



Menguraikan solusi pada kendala yang terjadi pada pelaksanaan Bored Pile Proyek.



1.3. Batasan Masalah Dalam Studi Kasus ini dibatasi hanya pelaksanaan pekerjaan Bored Pile pada lokasi Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok Seksi NS Direct.



1.4. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan dalam penulisan ini ialah ; BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika penyusunan dalam penulisan ini. BAB II PENGENALAN PROYEK Menjelaskan mengenai gambaran umum Jalan Bebas Hambatan Tajung Priok Seksi NS Direct. BAB III PEMBAHASAN Menjelaskan tahapan pelaksanaan dan kendala yang terdapat pada pelaksanaan Bored Pile Proyek Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok Seksi NS Direct. BAB IV KESIMPULAN Menguraikan kesimpulan berdasarkan tujuan dan uraian pembahasan.



2



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



BAB II PENGENALAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Proyek tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp adalah proyek jalan layang yang dimiliki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan nilai Proyek senilai Rp. 291.000.000.000,- (dua ratus sembilan puluh satu milyar rupiah). Proyek ini dapat terealisasi berkat pinjaman dana dari Japan Bank for International Coorperation (JBIC). Sebagai syarat kerjasama antara kementerian pekerjaan umum dan JBIC tersebut, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya: -



Penyedia jasa konstruksi dalam proyek tersebut harus merupakan kerja sama antara kontraktor dari Jepang dan Indonesia.



-



Penyedia jasa konstruksi yang berasal dari Indonesia harus berupa BUMN atau BUMD yang berpengalaman menangani proyek sejenis dengan nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,-



-



Sebesar 30% pengadaan material untuk proyek tersebut harus didatangkan dari jepang.



2.2. Gambaran Umum Proyek Pembangunan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp merupakan pekerjaan dari kementerian pekerjaan umum dengan sumber dana pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC Loan). Rencana waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 540 hari kalender.



3



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



Pembangunan Access Road ini merupakan konstruksi fly over yang menggunakan pondasi dalam berupa bore pile beton bertulang, Pile Cap, Pilar, Pile Slab, Pier Head, Concrete Girder, Steel Girder dan Concrete Barier yang lokasinya berada di atas Jalan Raya Yos Sudarso. Lingkup pekerjaan Pembangunan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp, adalah : 1.



Umum (Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas, Laboratorium,



mobilisasi serta pekerjaan penangann aliran air yang sudah ada). 2.



Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja



3.



Pekerjaan Pembongkaran



4.



Pekerjaan Tanah



5.



Pekerjaan Galian Struktur



6.



Pekerjaan Widening



7.



Pekerjaan Pile Slab



8.



Pekerjaan Instalasi Bore Pile



9.



Pekerjaan Instalasi Pile cap



10.



Pekerjaan Instalasi Kolom Beton



11.



Pekerjaan Instalasi Pier Head



12.



Pekerjaan Instalasi Girder



13.



Pekerjaan Plat Beton ( Concrete Barrier )



14.



Pekerjaan Drainase



15.



Pekerjaan Struktur Beton



Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi lainnya. Dalam menempatkan



4



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga : -



Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan disekitar proyek.



-



Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas.



-



Memudahkan pelaksanaan tahap lanjutannya.



-



Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.



-



Terjamin kebersihannya. Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik dari PLN



melalui unit kerja yang terkait di lingkungan proyek atau menggunakan Genset terutama untuk pekerjaan lapangan. Kebutuhan air bersih, bila mungkin akan dicukupi dari sambungan lokal seijin pemegang otoritas yang mengurusi air bersih, bila hal tersebut tidak memungkinkan maka kebutuhan air akan dicukupi dari sumur dalam yang dibuat ditempat. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site, dan seandainya masih bisa dimanfaatkan akan digunakan di dalam areal proyek dengan seijin Direksi lapangan. Berikut ini adalah site plan pada pembangunan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp.



5



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



Gambar 2.1 Lokasi proyek tanjung priok access road



Gambar 2.2 Letak direksi kit pada proyek tanjung priok access road



6



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



2.3. Data Umum 2.3.1. Data Umum Proyek Data umum proyek mengacu pada dokumen kontrak pembangunan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp No: HK.02.03/Bv.PJBHTP-PLN/NS-DIRECT/XI/2013. 1.



Nama Proyek



: Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp.



2.



Lokasi



: Jalan Yos Sudarso



3.



Pemilik Proyek



: Kementerian pekerjaan umum.



4.



Konsultan Perencana : Katahira Associate.



5.



Konsultan Pengawas : Katahira Associate.



6.



Kontraktor Utama



7.



Sub Kontraktor



: Tobishima Corporation - PT.Wijaya Karya :



-



PT. Berdikari Pondasi Perkasa (Bore pile dan Tiang pancang)



-



PT. DCA dan PT. WIKA KOBE (PCU Girder)



-



IHI Co. Ltd. (Steel Girder)



-



PT. Cigading H-beam Centre (Fabrication Steel)



-



PT. DCA (Beton Ready Mix)



8.



Masa Pelaksanaan



: 540 (Lima Ratus Empat Puluh) hari



Kalender dimulai pada 6 Januari 2014 9.



Masa Pemeliharaan



: 365 (Tiga Ratus Enam Puluh



Lima) hari



kalender, terhitung



sejak tanggal serah terima pertama (PHO) 10.



Kontrak -



Sifat Kontrak : Fixed Unit Price



-



No. Kontrak



: HK.02.03/Bv.PJBHTP-PLN/NS-DIRECT/XI/2013



7



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



-



-



Tanggal Kontrak o Kontrak awal



: 18 November 2013



o Addendum I



: 18 Desember 2013



Nilai Kontrak : Rp. 291.000.000.000,-, sudah termasuk PPN 10%, pajak-pajak lainnya dan biaya asuransi.



2.3.2. Data Teknis Proyek Pekerjaan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp terdiri dari dari 2 Ramp yaitu Ramp A dan Ramp B RAMP A 



Panjang



: 1519 m







Kecepatan rencana



: 80 km/jam







Lebar lajur



:3m







Lebar jalur



: 9 – 12,25 m







Tebal pelat lantai



: 0,25 m







Panjang pile slab



: 260 m







Jumlah pilar



: 20







Panjang



: 1727 m







Kecepatan rencana



: 80 km/jam







Lebar lajur



:3m







Lebar jalur



: 9 – 12,25 m







Tebal pelat lantai



: 0,25 m







Panjang pile slab



:240 m







Jumlah pilar



: 22



RAMP B



Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar,



8



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



Gambar 2.3 Layout Pekerjaan dan Tampak Samping



9



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



2.4. Pekerjaan Teknis Secara teknis jenis-jenis pekerjaan pada proyek pembangunan Tanjung Priok Access Road Construction Project (Phase-2) Package 5, Section NS Direct Ramp dapat diuraikan sesuai flowchart pekerjaan berikut:



Gambar 2.4 Flow chart pekerjaan



10



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



BAB III PEMBAHASAN Pondasi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok Section NS Direct adalah tipe pondasi Bore Pile. Pemilihan tipe Pondasi Bore Pile dikarenakan kondisi proyek yang berdekatan dengan bangunan lain sehingga pelaksanaan pekerjaan pondasi diharapkan tidak menimbulkan kebisingan atau getaran yang mengganggu bangunan lain disekitarnya. Pondasi Bore Pile yang digunakan memiliki diameter 1,2 m dan kedalaman sesuai dengan hasil N-SPT perencanaan atau yang tertera pada gambar. Proses pelaksanaan pekerjaan pondasi Bore Pile yaitu dimulai dari survey/pengukuran, perakitan tulangan, pekerjaan preboring, pemasangan casing sementara, pekerjaan pengeboran & pembersihan lubang bor, instalasi tulangan pada lubang bor, pekerjaan pengecoran, dan pekerjaan uninstall casing sementara. Selama melakukan kegiatan Studi Kasus di Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok Section NS Direct ini, kami mengamati berbagai macam kegiatan konstruksi namun tidak semua kegiatan yang terlibat dalam proyek ini kami amati dikarenakan terbatasnya waktu kegiatan. Pembahasan yang akan dibahas pada penulisan ini hanya Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile dan Kendala yang terjadi pada Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile.



3.1. Pekerjaan Konstruksi Pondasi Bored Pile Pada proyek yang kami amati dilaksanakan pekerjaan Bore Pile dengan metode casing dikarenakan struktur tanah dan kondisi tanah yang dinilai kurang bagus sehingga dimungkinkan terjadinya keruntuhan pada lubang bor. Peralatan yang digunakan



11



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



1. Drilling machine (Diameter 1200 mm)



7. Truck mixer 7m3



2. Service crane (35 Ton)



8. Ultrasonic measurement



3. Excavator (0.60 m3)



9. Genset



4. Dump truck (11 Ton)



10. Vibro



5. Pipa tremie (untuk pengecoran, D 0,26)



11. Mixing tank



6. Pipa tremie (untuk airlifting, D 0,14)



12. Chasing



Berikut ini penjelasan dan urutan proses pekerjaan bore pile yang berlangsung dilapangan.



Gambar 3.1. Flow Chart Pelaksanaan Bore Pile



12



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



3.2. Metode Pelaksanaan A. Penentuan Titik Bore Pile Setelah pekerjaan mobilisasi selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menentukan titik bored pile dengan menggunakan alat theodolit. Penentuan titik bored pile mengacu pada data perencanaan yang sebelumnya sudah dilakukan untuk menentukan titik Bench Mark (BM) dilapangan. Perhitungan kembali sangat mungkin dilakukan pada pekerjaan ini, agar titik yang akan digali sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja.



Gambar 3.2. Pekerjaan Survey/Penentuan Titik



B. Pengeboran Awal ( Pre Boring) Setelah pekerjaan penentuan titik stake out bore pile telah selesai dan titik sudah ditetapkan maka tahap selanjutnya adalah pemasangan chasing, sebelum pemasangan chasing tahap sebelumnya adalah pengeboran awal dengan menggunakan mata bor augher. Augher sendiri adalah mata bor yang berbentuk spiral, digunakan karena tanah permukaan yang dinilai cukup keras sehingga lebih efektif menggunakan mata bor augher. Selain itu, mata bor augher juga memiliki titik sentris, sehingga bisa menancapkan mata bor tepat di atas titik yang telah ditentukan. Pengeboran awal dilakukan untuk membuat casing dapat berdiri dan tidak menyimpang dari titik yang direncanakan, tidak 13



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



ada batasan khusus berapa kedalaman pengeboran awal, namun menurut site engineer pengeboran awal ini sebaiknya sedalam 1-1,5 meter. Pipa casing yang dipasang memiliki diameter 1300 mm dan memiliki panjang 7 dan 9 meter, panjang 9 meter digunakan apabila tanah yang nantinya akan dibor memiliki kemungkinan keruntuhuan yang tinggi hal ini terlihat pada jenis tanah di lapisan permukaan. Mata bor augher pada saat pengeboran awal dapat dilihat pada gambar 1.



Gambar 3.3. Mata Bor Augher Pada Saat Pengeboran Awal



C. Pemasangan Casing Pemasangan casing dilakukan dengan menggunakan alat vibrator, alat ini diletakan diatas casing dengan bantuan mobile crane. Pengendalian kemiringan juga harus dilakukan dengan menggunakan alat water pass atau bias juga menggunakan unting – unting, namun dalam hal ini tidak memiliki batasan berapa kali harus dilakukan. Pemasangan pipa casing dihentikan apabila tinggi atas pipa casing sudah berada 0,5 m dari dasar tanah dan setelah pipa casing terpasang maka tahap selanjutnya adalah menimbun kembali galian disekitar pipa casing. Setelah semua selesai maka tugas seorang surveyor mencari data elevasi top casing yang nantinya data tersebut akan digunakan site



14



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



engineer untuk menentukan kedalaman lubang dilapangan. Pemasangan chasing dapat dilihat pada gambar 2.



Gambar 3.4. Pemasangan Chasing



D. Pekerjaan Pengeboran Pengeboran adalah proses pengerjaan penggalian menggunakan mata bor untuk menghasilkan lubang yang bulat pada lahan atau tanah yang sudah rencanakan. Penggalian dilakukan dengan drilling bucket dengan mata bor diameter 1200 mm. Tahap sebelum melakukan pengeboran adalah dengan meletakan plat baja untuk menjadi pijakan mesin bor yang apabila tidak dilakukan



ditakutkan



akan



mengakibatkan



runtuhnya



tanah



disekitar



pengeboran. Ketika penggalian berlangsung untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan didalam lubang galian maka ketika proses ini berlangsung ditambahkan air yang mengandung polimer ke dalam lubang galian, air polimer ini sebelumnya diaduk pada mixing tank dan diuji terlebih dahulu spesifikasinya, spesifikasi yang disyaratkan adalah viscosity >42 detik, pH > 8, dan Density 1,03-1,05 g/cm3. Selama proses pengeboran berlangsung pengendalian kedalaman dilakukan secara manual dengan memasukan meteran



15



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



ke dalam lubang galian dan toleransi galian yang dapat diterima adalah ± 10 cm dari kedalaman rencana.



Gambar 3.5. Pekerjaan Pengeboran dengan Drilling Bucket



Setelah selesainya pekerjaan galian dengan menggunakan Drilling Bucket, lubang galian harus segera dibersihkan dari lumpur dikarenakan lumpur yang berada digalian apabila tidak dibersihkan nantinya akan mempengaruhi kualitas dari beton bore pile. Metode yang digunakan adalah dengan mengganti mata bor pada Drilling Bucket dengan Clearing Bucket. Ketebalan lumpur pun dapat dihitung dengan menggunakan meteran hasil perbandingan tinggi lubang sebelum di bersihkan dengan tinggi lubang setelah dibersihkan.



E. Pekerjaan Air-Lift 1 Setelah pembersihan dasar galian selesai dengan Cleaning Bucket, dasar galian perlu dibersihkan kembali untuk meyakinkan lubang galian bersih dari



16



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



lumpur. Pada proyek ini pembersihan menggunakan metode Air-Lift, prinsip kerja air lift adalah memasukan air bersih kedalam lubang dan menekan air dengan udara melalui pipa tremie diameter 0.14 m yang berada dibawahnya dengan tekanan dari kompresor dengan cara tersebut diharapkan air yang mengandung lumpur akan terangkat keluar dan mengalir ke water pit atau penampungan air semetara.



Gambar 3.6. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lubang Bor dengan Metode Air Lift



D. Pekerjaan Polymer Ketika penggalian berlangsung untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan didalam lubang galian maka ketika proses ini berlangsung ditambahkan air yang mengandung polimer ke dalam lubang galian, air polimer ini sebelumnya diaduk pada mixing tank dan diuji terlebih dahulu spesifikasinya. Pada proyek NS Direct digunakan jenis polymer Bentonite. Bubuk Bentonite dicampur dengan air didalam penampung air dengan kapasitas 2m per satu kali batching.



17



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



Pada dasarnya , adukan terdiri dari campuran yang seragam dalam air. Tempat pengujian Bentonite Slurry dilakukan di mixing tank dan pengujian bentonite slurry dilakukan bila proses casting bored pile akan di mulai. Proses pencatatan laporan lab hasil pengujian bentonite slurry disimpan dan kemudian dilampirkan dengan Bore Log. Peralatan pengujian Bentonite Slurry terdiri dari: 1. Mud Balance (Density Test) 2. March Cone (Viscosity Test) 3. pH paper (mengukur pH) dengan spesifikasi yang disyaratkan adalah viscosity >42 detik, pH > 8, dan Density 1,03-1,05 g/cm3.



F. Pekerjaan Air Lift 2 Pada metode Air Lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam lubang galian dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan Air Lift ini dilakukan mulai dari interval saringan atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam. Setelah terpasangnya pipa tramie maka sebelum dilakukan pengecoran sebaiknya dilakukan pembersihan secara Air-Lift yang dimaksudkan agar lubang galian benar-benar tidak memiliki endapan lumpur, berbeda dengan AirLift sebelumnya pada tahapan kali ini tidak digunakan pipa Air-Lift diameter 0.14 namun langsung menggunakan pipa tramie untuk pengecoran diameter 0.26 hal ini dimaksudkan agar pekerjaan berjalan secara efektif. Prinsip kerja Air-Lift adalah dengan memasukan air bersih kedalam lubang dan menekan air dengan udara melalui pipa tremie diameter 0.26 m yang berada dibawahnya dengan tekanan dari kompresor untuk memastikan sudah tidak ada lagi kandungan lumpur didalamnya. Proses Air-Lift selesai ketika air buangan telah bersih.



18



STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN TANJUNG PRIOK SECTION NS DIRECT



G. Test Ultrasonic Measurement Setelah proses Air-Lift selesai dan diperkirakan sudah tidak ada lagi lumpur didalam lubang bore pile maka langkah selanjutnya adalah melakukan Test Ultrasonic Measurement (KODEN) pada tahapan ini seorang quality control bertugas melakukan pengujian Non Destructive terhadap lubang yang nantinya akan dilakukan pengecoran. Test Ultrasonic Measurement adalah suatu alat dengan menggunakan gelombang ultrasonic sebagai untuk mengetahui bentuk dari lubang bore plie dengan cara mengukur kecepatan dari frekuensi gelombang yang ada dalam lubang ke alat penerima gelombang. Syarat dari test ini adalah titik sensor harus berada tepat ditengah-tengah lubang, dan persyaratan kemiringan yang diizinkan adalah