SUMBER Kesalahan Lab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MANAGEMEN LABORATORIUM NAMA:FITRAH NIM :PO 714203182 007 SUMBER-SUMBER KESALAHAN DI LABORATORIUM A. PENDAHULUN Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti epat dan tepat. Hasil pemeriksaan merupakan bukti kualitas suatu laboratorium, apakah laboratorium berpotensi dengan baik dan sesuai standar sehingga hasil pemeriksaan dapat dipecaya oleh konsumen. Kualitas suatu hasil pemeriksaan laboratorium sangat ditentukan oleh tahapan-tahapan pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium,baik tahap pra analitik, analtik dan pasca analitik.semua tahapantahapan ini sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium apabila terdapat kesalahan yang terjadi di salah satu tahapan pemeriksaan.



B.PEMBAHASAN -Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen. Disetiap Laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat harus mengacu kepada GLP (Good laboratory Procedure) yaitu melalui tahapan Pra Analitik, Analitik dan Pasca Analitik. 1. Pra Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan. 2. Analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. 3. Paska Analitik ialah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar – benar valid atau benar. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa tahap preanalitik sangat berpengaruh terhadap kualitas sampel walaupun tidak dapat dinyatakan secara kuantitas.



1.TAHAP PRA ANALITIk -Sumber Kesalahan Tahap Pra Analitik:



A.Persiapan Pasien Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik. Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variable: 1. Kondisi pasien antara lain: a. Riwayat penyakit yang diderita pasien, penyakit turunan ataupun kelainan bawaan tentunya akan mempengaruhi kondisi tubuh pasien tersebut b. Berat badan, tinggi badan, luas permukaan tubuh. Kondisi fisik pasien secara spesifik tentunya akan berbeda dan memberi pengaruh antar individu. c. Kondisi pasien yang sedang fit atau tidak. Kondisi pasien saat pemeriksaan tentunya akan mempengaruhi kondisi sampel yang diberikan. d. Kelainan – kelainan yang diderita oleh pasien. Jika pasien memiliki kelainan maka tentunya akan mempengaruhi kondisi pasien juga sampel dari pasien tersebut. e. Aktivitas fisik pasien. Aktifitas yang dilakukan pasien dapat meningkatkan kadar – kadar tes tertentu, contohnya jika pasien habis berolahraga maka kadar CK akan meningkat f. Gaya hidup pasien, kebiasaan pasien yang tentunya juga akan mempengaruhi kondisi sampel, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan merokok, hal ini dapat meningkatkan hasil/kadar pada pemeriksaan tumor marker.



2. Lama puasa pasien (Untuk pemeriksaan tertentu yang memerlukan puasa) Lama puasa pasien sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, misalnya pada pemeriksaan glukosa puasa jika pasien berpuasa > 14 jam maka hasil pemeriksaan glukosa tidak akan memperlihatkan kondisi sebenarnya, begitu juga pada pemeriksaan gula 2 jam PP jika pasien diambil darah > 10 menit pada 2 jam setelah makan maka hasil pemeriksaan tidak akan menggambarkan kondisi glukosa darah pasien yang sesungguhnya. 3. Asupan makanan dan obat – obatan yang dikonsumsi Asupan makanan dan obat – obatan tentunya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, contohnya : obat – obatan penurun kadar lemak ternyata mempengaruhi hasil pemeriksaan kretinin kinase; makan makanan yang berlemak tentunya akan mempengaruhi kolesterol total; kopi dapat meningkatkan kadar kreatinin. B. Pengambilan dan Penamungan Specimen -Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah : Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada. -Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung: a.Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi. b.Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah. -Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti berikut : a.Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling. b.Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak terjadi hemolisis. c.Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel ke dalam media dilakukan dengan cara aseptik d.Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan tidak keliru. e.Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan. f.Jangan mengkocok tabung keras-keras agar tidak hemolisis. -Menampung spesimen urin: a.Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar b.Sebaiknya pasien diinstruksikan membuang urine yang mula-mula keluar sebelum mengumpulkan urine untuk diperiksa. -Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan sampel : a. Serum atau Plasma : pengambilan darah harus dilakukan secara tepat, gunakan bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik



b. Whole Blood : pengambilamn darah harus dilakukan secara tepat, gunakan bahan pembantu yang benar dan memiliki kualitas baik, jaga stabilitas sampel, kondisi lingkungan disesuaikan dengan persyaratan. c. Urine : perhatikan cara penampungan yang benar, pengawetan yang digunakan haruslah tepat, gunakan wadah yang bersih dan bebas ketoaminan, stabilitas sampel terjaga baik. d. Cairan lain : sampel yang diambil haruslah yang tepat, cara pengambilan haruslah yang benar, gunakan bahan pembantu yang benar dan berkualitas baik, penyimpanan sampel benar. e. Swab, pus (cairan pada nanah/luka) : ketepatan sampel yang diambil, sterilitas bahan pembantu dan lingkungan. Sampel yang diambil haruslah sampel yang sesuai/tepat dengan jenis pemeriksaannya, cara pengambilan sampelpun harus benar. Penggunaan bahan pembantu yang tidak tepat tentunya akan merusak sampel. Kondisi lingkungan seperti suhu, kebersihan tentunya mempengaruhi stabilitas dan kualitas sampel sehingga dapat berakibat terhadap hasil pemeriksaan. Kualitas bahan pembantu juga mempengaruhi hasil karena jika kualitasnya tidak baik tentunya dapat merusak sampel dan atau menurunkan kualitas yang ada.



C. Penanganan Spimen -Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penanganan specimen: a.Identifikasi dan registrasi spesimen b.Seluruh spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius c.Patuhi cara pengambilan spesimen dan pengisian tabung yang benar d.Gunakan sentrifus yang terkalibrasi e.Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung lain, tempeli label f.Segera distribusikan spesimen ke ruang pemeriksaan. D.Pengiriman Specimen -Hal-hal yang diperatikan dalam pengiriman specimen yaitu: a.Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium. b.Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan. c.Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang. d.Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama. e.Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen. E. Pengolahan dan Penyimpanan Specimen



-Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain.hal yang harus diperhatikan yaitu: a.Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya b.Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator c.Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa. d.Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan e.Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang. f.Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan. g.Memberi bahan pengawet pada spesimen h.Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri



2.TAHAP ANALITIK -Sumber kesalahan dalam tahap analitik harus diperhatikan, seperti tolak specimen dalam keadaan: a. volume sangat sedikit b. specimen kering c. container rusakn d. specimen diangkut dan disimpan dalam kondisi yang tidak tepat atau proses dan volume tidak sesuai dengan informasi.



3. TAHAP PASCA ANALITIK



1. Cara pencatatan hasil Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan. Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu : a. Pencatatan kegiatan pelayanan b. Pencatatan keuangan c. Pencatatan logistik d. Pencatatan kepegawaian



e. Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu internal, keamanan kerja dan lainlain. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut : a. Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi data pasien dan jenis pemeriksaan b. Buku register besar/induk berisi : data-data pasien secara lengkap serta hasil pemeriksaan spesimen. c. Buku register/catatan kerja harian teap tenaga : 1). Data masing-masing pemeriksaan 2). Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima. d. Buku register pemeriksaan rujukan. e. Buku ekspedisi dari ruangan/rujukan. f. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift) g. Buku register perawatan/kerusakan.



Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan spesimen yang sesuai. b. Penulisan angka yang digunakan. Khusus mengenai angka, pada pelaporannya perlu disesuaikan mengenai desimal angka dan satuan yang digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap nilai normal. Bila diperlukan satu angkan bulat, cukup dilaporkan dalam angka bulat tanpa decimal di belakang koma. Satuan yang digunakan sebaiknya adalah satuan internasional. c. Pencantuman nilai normal. Pada pelaporan juga perlu dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang normal. Pada pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan yang digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti batas usia dan jenis kelamin. Satuan pelaporan juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan hasil normal. d. Pencantuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan dilakukan 2 kali dan sebagainya. e. Penyampain hasil. Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan. f. Dokumentasi/arsip. Setiap laboratorium harus mempunyai system dokumentasi yang lengkap. Hasil suatu kegiatan prncatatan dan pelaporan haruslah berupa dokumentasi yang lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa.



g. Perlu pula disediakan buku ekspedisi didalam dan diluar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya specimen dapat terjadi baik dalam transportasi didalam maupun diluar laboratorium, sehingga hal ini harus dihindarkan.