Tafsir Ayat-Ayat Alam Semesta Gefita [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Tafsir Ayat -Ayat Tentang Alam Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Dosen pengampu : Gufron Fatoni M.Ag.



Disusun oleh : Gefita Rahmawati ( 2031030108 )



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS USHULUDIN DAN ILMU AGAMA PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR TAHUN AJARAN 2021/2022



PEMBAHASAN A. Awal Penciptaan Alam Semesta 1. QS : Al-Hijr Ayat: 85 ٰ ِّ ۗ ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َمٓا ِااَّل بِ ْال َح‬ َّ ‫ح ال‬ ‫ص ْف َح ْال َج ِم ْي َل‬ َ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫َو َما خَ لَ ْقنَا السَّمٰ ٰو‬ ِ َ‫ق َواِ َّن السَّا َعةَ اَل تِيَةٌ فَاصْ ف‬ Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” Ayat diatas menyatakan bahwa: “Dan tidaklah kami ciptakan langit dengan ketinggian dan luasnya serta aneka bintang dan planet yang menghiasinya, dan tidak juga kami cipatkan bumi dengan segala makhluk yang ada di permukaan atau perutnya, dan demikian juga apa yang ada diantara keduanya, yakni langit dan bumi, baik yang telah diketahui manusia maupun belum atau tidak akan dapat diketahui, tidak kami ciptakan itu semua melainkan dengan haq, yakni selalu disertai dengan kebenaran dan bertujuan benar, bukan permainan atau kesia-siaan. Dan sesungguhnya kiamat, dimana masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawaban serta diberi balasan dan ganjaran yang “haq”, pasti akan datang. Hal itu demikian demi tegaknya al-haq dan keadilan yang merupakan tujuan penciptaan. Maka karena itu, wahai Nabi Muhammad, jangan hiraukan kecaman dan makian siapa yang mendustakanmu, tetapi maafkanlah mereka dengan pemaafan yang baik. Itu semua karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu berbuat baik dan membimbingmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta secara berulang-ulang lagi Maha Mengetahui segala sifat, ciri, kelakuan, dan isi hati ciptaan-ciptaan-Nya. ْ mengandung makna bahwa al-haq/ kebenaran tertanam pada diri َّ ‫)ال َح‬ Kata (‫ق‬ setiap makhluk, dan pada akhirnya akan tampak jelas ke permukaan, bahwa Allah SWT. Menetapkan sistem yang haq lagi sesuai dengan hikmah kebijaksanaan. ّ Kata(‫فح‬aaa‫)الص‬ ash-shafh sebenarnya tidak tepat diterjemahkan dengan pemaafan, yakni sinonim dari kata (‫ )ال َع ْفو‬al-‘afwu atau pemaafan, karena ashshafh adalah sikap memaafkan disertai dengan tidak mengecam kesalahan



pihak lain. Thabathaba’i memahami kata pemaafan yang baik adalah melaksanakan keempat hal yang akan disebutkan dalam ayat 88 dan 89, berikut yaitu: a. Larangan memberi perhatian yang besar karena takjub dan ingin meraih kenikmatan duniawi b. Larangan sedih karena pengingkaran kaum musyrikin. c. Perintah berendah hati dan melakukan hubungan harmonis sambil bersabar dan melindungi kaum mukminin. d. Menyampaikan peringatan-peringatan Allah SWT. 2. QS : Al-Anbiya Ayat: 16 َ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما ٰل ِعبِ ْين‬ َ ْ‫َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َم ۤا َء َوااْل َر‬ Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi serta semua yang terdapat di antaranya, tidaklah untuk maksud yang percuma atau main-main, melainkan dengan tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Pernyataan ini merupakan tangkisan terhadap sikap dan perbuatan kaum kafir yang mengingkari kenabian Muhammad SAW, serta kemukjizatan AlQur’an. Karena. tuduhan-tuduhan yang mereka lemparkan kepadanya yaitu, bahwa Al-Qur’an adalah buatan Muhammad, bukan wahyu dan mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya adalah berarti bahwa mereka tidak mengakui ciptaan Allah dan seakan-akan Allah menciptakan sesuatu hanya untuk mainmain dan tidak mempunyai tujuan yang benar dan luhur. Padahal Allah menciptakan langit dan bumi dan seisinya dan yang ada di antaranya, adalah agar manusia menyembah-Nya dan berusaha untuk mengenal-Nya melalui ciptaan-Nya itu. Akan tetapi maksud tersebut barulah dapat tercapai dengan sempurna apabila penciptaan alam itu disusuli dengan penurunan Kitab yang memberikan petunjuk dan dengan mengutus para Rasul untuk membimbing manusia. Dan Al-Qur’an, selain menjadi petunjuk bagi manusia, juga berfungsi sebagai mukjizat terbesar bagi Muhammad SAW, untuk membuktikan



kerasulannya. Oleh sebab itu, orang-orang yang mengingkari kerasulan Muhammad dengan sendirinya berarti mereka menganggap bahwa Allah menciptakan alam ini dengan sia-sia, tanpa adanya tujuan dan hikmah yang luhur, tanpa ada manfaat dan kegunaannya. Apabila manusia mau memperhatikan apa-apa yang di bumi ini, baik yang terdapat di permukaannya, maupun yang tersimpan dalam perut bumi itu, niscaya ia akan menemukan banyak keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah. Dan jika ia yakin, bahwa kesemuanya itu diciptakan Allah untuk kemaslahatan dan kemajuan hidup manusia sendiri, maka ia akan merasa bersyukur kepada Allah dan meyakini bahwa semuanya itu diciptakan Allah berdasar tujuan yang luhur karena semuanya memberikan faedah yang tak terhitung banyaknya. Bila manusia sampai kepada keyakinan semacam itu, sudah pasti ia tidak akan mengingkari Al-Qur’an dan tidak akan menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW. Senapas dengan isi ayat ini, Allah telah berfirman dalam ayat-ayat yang lain. QS . Saad ayat: 27 ْ ‫َما َس ِم ْعنَا بِ ٰه َذا فِى ْال ِملَّ ِة ااْل ٰ ِخ َر ِة ۖاِ ْن ٰه َذٓا اِاَّل‬ ٌ ‫اختِاَل‬ ‫ق‬ Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orangorang kafir maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.” Al-Maraghiy mengemukakan, Pengadaan seluruh alam, terutama jenis insani dan pengangkatannya sebagai khalifah di muka bumi, didasarkan atas hikmah yang rapi dan tujuan yang agung, yang tampak jelas oleh orang-orang berakal. Sebagian hikmah dan tujuan itu telah diketahui oleh orang-orang yang memperhatikan alam dengan segala keajaibannya dan diberi pengetahuan yang benar, sehingga mereka mengetahui sebagian rahasianya dan dapat mengambil manfaat dari apa yang disimpan di dalam perut bumi maupun yang tampak pada permukaannya, yang membawa kemajuan bagi umat manusia. Hingga kini, setiap hari ilmu pengetahuan senantiasa melahirkan keajaiban dan keanehaan yang disimpannya.



B. Fungsi dan Manfaat Alam Semesta 1. QS : Al-Anbiyaa Ayat: 30 ‌ٍّ ‫ض َكانَـتَا َر ۡتقًا فَفَت َۡق ٰنهُ َما‌ ؕ َو َج َع ۡلنَا ِمنَ ۡال َمٓا ِء ُك َّل َش ۡى ٍء َح‬ ‫ى‬ َ ‫ت َوااۡل َ ۡر‬ ِ ‫اَ َولَمۡ يَ َر الَّ ِذ ۡينَ َكفَر ُۡۤوا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬ َ‫ؕ اَفَاَل ي ُۡؤ ِمنُ ۡون‬ Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Ayat di atas menjelaskan bahwa orang kafir dan musyrik Makkah sebelumnya tidak memperhatikan, bahkan tidak peduli dengan fenomenafenomena alam yang terjadi. Nalar mereka digugah dan diajak untuk berfikir melalui firman-Nya, ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا‬ “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui” Apakah orang-orang yang mengingkari Allah (yang berhak diibadahi dengan benar) dan orang-orang yang menyembah selain Allah tidak mengetahui, bahwa hanya Allah yang menciptakan dan mengatur segala ciptaan-Nya? Lalu, jika mereka mengetahui, bagaimana mungkin belum juga percaya bahwa tidak ada satu pun dari makhluk yang terdapat di langit dan di bumi yang wajar dipertuhankan? Tidakkah mereka melihat yakni menyaksikan dengan mata hati dan pikiran sejelas pandangan mata. ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫أَ َّن ال َّس َما َوا‬ “Bahwasanya langit dan bumi itu dahulu adalah sesuatu yang padu (menyatu).” Maksudnya, pada langit dan bumi seluruhnya saling berkaitan dan tersusun antara sebagian dengan sebagian yang lain. Kemudian dia memisahkan bagian yang satu dengan bagian lainnya. Sufyan ats-Tsauri mengatakan dari bapaknya dari ‘Ikrimah bahwa dia mengatakan, “Ibnu ‘Abbas r.a pernah ditanya, “mana yang lebih dulu malam atau siang?” Dia menjawab, “Bukankah kamu mengetahui bahwa ketika langit bumi dulu masih bersatu, tidak ada keduanya kecuali kegelapan? Itu agar kamu mengetahui bahwa malam itu telah ada sebelum siang.”



Tentang cara Allah memisahkan keduanya, beberapa ulama’ tafsir banyak berbeda pendapat. Sebagian mengatakan bahwa pada awalnya langit dan bumi ini menyatu, kemudian Allah mengangkat langit ke atas dan membiarkan bumi tetap di tempatnya berada di bawah lalu memisahkan keduanya dengan udara. Sebagian berpendapat bahwa pemisahan langit dan bumi melalui penciptaan angin. Sebagian lagi berpendapat pemisahan langit dengan hujan dan bumi dengan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan para ilmuwan modern mengemukakan bahwa telah terjadi big bang yaitu dentuman besar dari Singularity sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (superforce) dan ruang-waktu mulai memisah. Pemisahan selanjutnya adalah terjadinya planet dan bintangbintang. Sebenarnya akal manusia mempunyai kesiapan untuk megkaji berbagai keajaiban adan fenomena alam. Nabi Muhammad SAW juga telah menjelaskan hal ini. Namun, kaumnya dan umat semasa mereka tidak mau memikirkannya hingga dapat membuktikan bahwa penjelasan itu adalah wahyu yang disampaikan kepada beliau dari Tuhan Yang Maha Tahu. Kalau saja mereka tidak ingkar, dan hati mereka tidak buta, niscaya penjelasan ini saja sudah cukup bagi mereka untuk segera mempercayai beliau dan beriman kepada risalahnya: ٌ ‫ض فَتَ ُكوْ نَ لَهُ ْم قُلُوْ بٌ يَّ ْعقِلُوْ نَ بِهَٓا اَوْ ٰا َذ‬ ‫صا ُر‬ َ ‫ان يَّ ْس َمعُوْ نَ بِهَ ۚا فَاِنَّهَا اَل تَ ْع َمى ااْل َ ْب‬ ِ ْ‫اَفَلَ ْم يَ ِس ْيرُوْ ا فِى ااْل َر‬ ‫َو ٰل ِك ْن تَ ْع َمى ْالقُلُوْ بُ الَّتِ ْي فِى الصُّ ُدوْ ِر‬ “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS.Al Hajj: 46) Lalu langit menurunkan hujan, sehingga bumi pun dapat menumbuhkan tanaman. Oleh karena itu Allah berfirman, ‫َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي‬ “Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?” bahwa semua makhluk hidup di alam ini memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Tanpa air, makhluk hidup akan mati. Quraish Shihab, sebagaimana yang ia



kutip dari pendapat para pengarang Tafsir al-Muntakhab mengemukakan ayat di atas telah dibuktikan kebenarannya melalui penemuan beberapa cabang ilmu pengetahuan, antara lain: a. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel) Air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. b. Biokimia Air adalah unsur yang sangat penting pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu sendiri. c. Fisiologi (ilmu cabang biologi yg berkaitan dng fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel)) Air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat berfungsi dengan baik. Hilangnya fungsi tersebut akan berarti kematian. Menurut para ilmuan, sebagaimana yang dikemukakan dalam Tafsir ‘Ilmi, ada tiga pandangan yang berhubungan dengan kehidupan yang dimulai dari adanya air, antara lain: 



Kehidupan dimulai dari dalam air yaitu di laut.



 Peran air bagi kehidupan dapat di ekspresikan dalam bentuk semua makhluk hidup, terutama kelompok hewan. Firman Allah QS.An-Nur: 45 ْ َ‫ق ُك َّل د َۤابَّ ٍة ِّم ْن َّم ۤا ۚ ٍء فَ ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي ع َٰلى ب‬ ‫طنِ ٖ ۚه َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي ع َٰلى ِرجْ لَ ْي ۚ ِن َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن‬ َ َ‫َوهّٰللا ُ خَ ل‬ ُ ُ‫يَّ ْم ِش ْي ع َٰلٓى اَرْ بَ ۗ ٍع يَ ْخل‬ ‫ق هّٰللا ُ َما يَ َش ۤا ۗ ُء اِ َّن هّٰللا َ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air.”  Unsur air merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan makhluk. Pada kenyataannya, dua pertiga dari bagian tubuh makhluk hidup ini mengandung air.