Tartib Al-Quran [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ilyas
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TARTIB AL-QUR`AN By syekhu BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Al-Qur`an sebagai pedoman hidup yang pertama bagi ummat Islam yang bagi kaum Muslimin adalah kalamu-Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad melalui perantaraan Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada di luar kemampuan apapun.[1] dimana Ayat-ayatnya telah berintraksi dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang dijumpainya. Kendati demikian, nilai-nilai yang diamanahkannya dapat diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.[2]



Dan kandungan pesan Ilahi yang disampaikan Nabi pada permulaan abad ke-7 itu, telah meletakkan baik untuk kehidupan individual dan sosial kaum mulimin dalam segala aspeknya. Bahkan, masyarakat muslim mangawali eksistensinya dan memperoleh kekuatan hidup dengan merespon dakwah Al-Qur`an, itulah sebabnya, Al-Qur`an berada tepat di jantung kepercayaan muslim.[3]



Lanjut dari pada itu setidaknya Al-Qur`an dapat difungsikan oleh Manusia di bumi ini, sebagai sumber ajaran dan bukti kebenaran kerasulan Muhammad saw. dimana Al-Qur`an memberikan berbagai norma keagamaan sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang merupakan akhir dari perjalanan hidup meraka.[4]



Sebagai kitab suci al-Qur`an, sejak pewahyuannya hingga kini, telah mengarungi sejarah panjang selama empat belas abad lebih. Diawali dengan penerimaan pesan ketuhanan Al-Qur`an oleh Muhammad, kemudian penyampaiannya kepada generasi pertama Islam yang telah menghafalnya dan merekamnya secara tertulis, hingga stabilitas teks dan bacaannya yang mencapai kemajuan berarti pada abad ke-3 H dan abad ke- 4 H serta berkulminasi dengan penerbitan edisi standar alQur`an di Mesir pada 1342 H/1923,[5] kitab suci kaum muslimin ini tetap menyimpan sejumlah hikmah dalam berbagai tahapan perjalan sejarahannya.



B. Rumusan Masalah



Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:



Bagaimana pengertian dan definisi tartib al-Qur`an ? Bagaimana sifat tartib al-Qur`an hingga menjadi mushaf seperti yang kita baca sehari-hari ? Apa hikmah dibalik tartib al-Qur`an ?



BAB II



PEMBAHASAN



A. Pengetian dan Definisi



I. Pengertian Tartib al-Qur`an



Sebelum lebih jauh kita membahas tentang “Tartib Al-Qur`an”, dan mengemukakan beberapa pendapat para ahli dibidangnya, penulis lebih dahulu memaparkan pengertian “Tartib Al-Qur`an” itu sendiri, untuk membantu kita dalam memahami isi kandungan al-Qur`an atau orang lain yang membaca tulisan ini, maka lebih baik jika kita uraikan arti daripada tartib Al-Qur`an.



“Tartib Al-Qur`an” adalah merupakan istilah dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu, kata “Tartib” dan kata “Qur`an”. Kata Tartib dalam kamus Al-Kautsar, merupakan isim masdar dari kata ra-ta-ba yang artinya urut-urutan atau peraturan.[6]



Sedangkan kata “Qur`an” mempunyai definisi-definisi yang banyak sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ulama dari berbagai keahlian dalam bidang Bahasa, Ilmu Kalam, Usul Fiqh dan sebagainya. Namun definisi-definisi tersebut tentu berbeda antara satu dengan yang lain, karena Stressing (penekanan-Nya) berbeda-beda disebabkan perbedaan keahlian mereka.[7]



Secara etimologi (bahasa) kata “al-Qur`an”, ada beberapa pendapat ulama tentang itu yang diantaranya:[8]



– Menurut as-Syafi`I;[9]



Kata al-Qur`an itu ditulis dan dibaca tanpa hamzah (al-Quran, bukan al-Qur`an) dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus digunakan untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad, sebagaimana nama Injil dan Taurat yang digunakan khusus untuk kitab-kitab Allah yang diberikan masing-masing kepada Nabi Isa dan Nabi Musa.



– Menurut al-Farra`;[10]



Al-Qur`an tidak menggunakan hamzah dan diambil dari kata qarain jamak qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan sebagian ayat-ayat al-Qur`an itu serupa satu dengan yang lain, maka seolah-olah sebagian ayat-ayatnya itu merupakan indikator dari yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu.



– Menurut al-Asy`ari;[11]



Lafal al-Qur`an tidak menggunakan hamzah dan diambil dari kata Qarana, yang artinya menggabungkan. Hal ini disebabkan surat-surat dan ayat-ayat al-Qur`an itu dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf.[12]



– Menurut al-Zajjaj;[13]



Lafal al-Qur`an itu berhamzah, berwazan Fu`lan, dan diambil dari al-Qaru`, yang artinya penghimpunan, hal ini disebabkan al-Qur`an merupakan kitab suci yang menghimpun intisari ajaranajaran dari kitab-kitab suci sebelumnya (Perhatikan S. al-bayyinah: 2 – 3)



×Aqß™u‘ z`ÏiB «!$# (#qè=÷Gtƒ $ZÿçtྠZot•£gsÜ•B ÇËÈ $pkŽÏù Ò=çGä. ×pyJÍh‹ s% ÇÌÈ



Artinya:



(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),



di dalamnya terdapat (isi) Kitab-Kitab yang lurus.



(Yang dimaksud dengan isi Kitab-Kitab yang Lurus ialah isi Kitab-Kitab yang diturunkan kepada nabinabi seperti Taurat, Zabur, dan Injil yang murni)



– Menurut al-Lihyani;[14]



Lafal al-Qur`an itu berhamzah, bentuknya masdar dan diambil dari kata –Qa–ro-a (ََ‫)قَ َرأ‬, yang artinya membaca hanya saja lafal al-Qur`an ini menurut beliau adalah masdar bi ma`na ismil maf`ul, jadi Qur`an artinya maqru` (dibaca)



– Menurut Dr. Subhi al-Salih;[15]



Bahwa pendapat yang paling kuat adalah lafal al-Qur`an itu masdar dan sinonim (muradif) dengan lafal qira`ah sebagaimana tersebut dalam al-Qiyamah ayat 17 – 18.



¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäö•è%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&t•s% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäö•è% ÇÊÑÈ



Artinya:



Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.



apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.



Dan ada beberapa Orientalis, antara lain G.Bergstaesser, beranggapan bahwa bahasa Armia, Abessynia dan Persia tidak sedikit pengaruhnya terhadap perbendaharaan bahasa Arab, karena bahasa-bahasa tersebut adalah bahasa-bahasa dari bangsa-bangsa yang bertetangga dengan bangsa Arab dan mereka adalah bangsa-bangsa yang telah maju kebudayaannya beberapa abad sebelum Islam lahir. Demikian pula Orientalis Krenkow dan Blachere berpendapat bahwa bangsa Arab telah menggunakan beberapa kata yang berasal dari bahasa Armia, Suryani dan Hebrow. yang demikian pula didalam al-Qur`an, terdapat kata-kata yang berasal dari bahasa asing tersebut. Dan diantara kata-kata asing tersebut menurut Blachere adalahَ‫َقَي ُّْوم‬:ََ‫َفُ ْرقَان‬:ََ‫ ِكت َاب‬: dan juga lafal ‫ قَ َرا ََء‬berasal dari bahasa Armia yang mempunyai arti membaca. Sedang lafal َ ‫ قَ َرَأ‬semula digunakan oleh bangsa Arab untuk arti binatang yang mandul (tidak bisa bunting dan tidak bisa beranak).[16]



Adapun definisi menurut penulis yang selama ini difahami dan diyakini sebagaimana Dr. Subhi alSalih mendefinisikanya dan dipandang sebagai definisi yang dapat diterima para ulama, terutama ahli bahasa, ahli Fiqh dan ahli Ushul Fiqh yaitu:[17]



َ‫علَ ْي َِهَبِالت َّ َوات ُ َِرَال َمتَعَبَّ َُدَبِتِالَ َوتِ ِه‬ َُ ‫صاحِ فََِال َم ْنقُ ْو‬ َِ ََُ‫َال َم ْكت ُ ْوب‬،‫علَىَالنَّبِيَصلىَهللاَعليهَوسلم‬ َُ ‫القُ ْرآنََُ َُه ََوَال ِكت َابََُال ُم ْع ِج َُزَال ُمن ََّز‬ َ َ‫ل‬ َ َ‫ل‬ َ ‫فىَال َم‬



“al-Qur`an adalah firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushafmushaf. Yang dinukil (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir dan yang membaca dipandang beribadah”.



Dari berbagai definisi tentang al-Qur`an yang telah banyak didefinisikan menurut para ahli dibidangnya, maka paling tidak para pembaca mempunyai definisi yang diyakini lebih tepat untuk dibenarkan.



Adapun yang penulis maksud dari “Tartib al-Qur`an” adalah tata letak surah-persurat dan ayatperayat dalam al-Qur`an.



II. Definisi Ayat dan Surat al-Qur`an



Ada dua istilah dalam al-Qur`an yang sangat erat hubungannya dengan pembahasan ini yakni: surah dan ayat. Kedua kata tersebut telah menjadi istilah-istilah teknis yang digunakan untuk merujuk bagian-bagian tertentu di dalam tubuh al-Qur`an. Namun istilah tersebut tetap saja mengundang beberapa pengertian.



a) Definisi Ayat



Maka Pengertian ayat secara etimologi (bahasa) ada beberapa pengertian diantaranya yaitu:[18]



Mukjizat, sebagaimana terdapat dalam al-Qur`an surat al-Baqarah ayat 211: ö@y™ ûÓÍ_t/ Ÿ@ƒ ÏäÂuŽó Î) öNx. Oßg»oY÷•s?#uä ô`ÏiB ¥ptƒ #uä 7puZÉi•t/ 3 …….. ÇËÊÊÈ



“Tanyakan kepada Bani Israil: Berapa banyaknya mukjizat yang nyata, yang telah kami berikan kepada Mereka”



Tanda (alamat), sebagaimana terdapat dalam al-Qur`an surat al-Baqarah ayat 248 : …. ¨bÎ) sptƒ #uä ÿ¾ÏmÅ6ù=ãB br& ãNà6u‹ Ï?ù’tƒ ßNqç/$-G9$# Ïm‹ Ïù ×puZŠÅ6y™ `ÏiB öNà6În/§‘ ….ÇËÍÑÈ



“…Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut[19] kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu…”



Pelajaran (peringatan), sebagaimana terdapat dalam al-Qur`an surat Ali Imran ayat 13: ž cÎ) ’ Îû š •Ï9ºsŒZouŽö9Ïès9 _Í