Teori Dan Model Keperawatan Komunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR “Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Teori dan Model Keperawatan Komunitas”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih Om”



Denpasar, 25 Oktober 2019



Kelompok



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................i DAFTAR ISI ..................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………….2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS……………………..3 2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS…....4 2.3 PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS………………………........4 2.4 TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS……………....5 BAB IIIPENUTUP 3.1 Kesimpulan………………………………………………………….……33 3.2 Saran………………………………………………………………………33 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia. 1.2. RUMUSAN MASALAH 1.2.1



Apakah pengertian keperawatan komunitas ?



1.2.2



Bagaimanakah sejarah perkembangan keperawatan komunitas ? 1



1.2.3



Bagaimanakah prinsip keperawatan komunitas ?



1.2.4



Bagaimanakah teori dan model keperawatan komunitas ?



1.3. TUJUAN PENULISAN 1.3.1



Untuk mengetahui apa pengertian keperawatan komunitas



1.3.2



Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas



1.3.3



Untuk mengetahui bagaimana prinsip keperawatan komunitas



1.3.4



Untuk mengetahui bagaimana teori dan model keperawatan komunitas



1.4. MANFAAT PENULISAN 1.4.1



Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai teori dan model keperawatan komunitas.



1.4.2



Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui bagaimana cara untuk menyusun makalah teori dan model keperawatan komunitas.



2



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Keperawatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut : 1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. 2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh. 3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan (WHO, 1959).



2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas 1. Empirical health era (< 1850 ) : pendekatan kearah symptom / gejala yang dikeluhkan si sakit, pendidikan, pelayanan kesehatan, penelitian berorientasi pada gejala penyakit 2. Basic science era (1850-1900) : ditemukannya laboratorium, ilmu kesehatan berkembang ke arah penyebab terjadinya penyakit yang dapat dibuktikan secara laboratoris. 3. Clinical science era ( 1900-1950) : ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan memulihkan individu yg menderita sakit tertentu/ Patient oriented. 4. Publc health science era (1950-2000) : mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), pelayanan kesehatan tidak lagi mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan rehabilitatif. 5. Political health science era (sekarang) : konsep pendekatan terhadap semua penduduk. Masalah yang dihadapi meliputi : environment, health services, behavior dan herediter. 2.3 PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS Pada



saat



memberikan



pelayanan



kesehatan,



perawat



komunitas



harus



rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lainnya yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada. Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu : 1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 4



3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. 4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif. 5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan. 6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di masyarakat dan bukan di rumah sakit. 7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat. 8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat. 9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. 10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara tim. 11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit. 12. Kunjungan rumah sangat penting. 13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama. 14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada. 15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan. 2.4 TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, sosial dan cultural serta spiritual, terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan, dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan. Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli,diantaranya sebagai berikut 5



(Marriner-Tomey,1994) 1



Teori dan Model Konseptual Hildegard Peplau Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja samamanusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali). Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal. a. Klien Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal. b. Perawat Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, 6



membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Perawat mempunyai 7 peran sebagai berikut : 1) Orang asing (Stanger), menerima klien dengan cara yang sama ketika bertemu orang lain dalam situasi kehidupan lain yang menyebabkan adanya suasana penerimaan yang membangun kepercayaan. 2) Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai. 3) Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab. 4) Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan. 5) Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang



individu



untuk



berperan.



Perawat



harus



mampu



memimpin



klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja samadan partisipasi aktif klien. 6) Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya. 7) Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan. c. Sumber kesulitan



7



Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietasklien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik. d. Proses Interpersonal Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu : 1) Fase orientasi Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data. 2) Fase identifikasi Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa : -



Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.



-



Individu mandiri terpisah dari perawat.



-



Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.



8



3) Fase eksplorasi Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya. 4) Fase resolusi Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien. Implementasi Teori Peplau Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melaluitulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalamkeperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatanyang bersifat terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang 9



baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau. Teori Interpersonal dan Proses Keperawatan -



Keduanya berfokus pada hubungan terapeutic.



-



Keduanya menggunakan teknik pemecahan masalah kolaborasi perawat dan pasien, dengan tujuan akhir pemenuhan kebutuhan pasien.



-



Keduanya observasi komunikasi dan recoding sebagai peralatan dasar yang disediakan oleh perawat. Assessment (Pengkajian) Orientation (Orientasi)  Pengumpulan data dan analisa  Pengumpulan data (continuous/berkelanjutan) berkelanjutan  May not be a felt need  Felt need  Menentukan kebutuhan



tidak



Nursing diagnosis (Diagnosa Identification (Identifikasi) Keperawatam)  Tujuan yang saling berhubungan Planning (Intervensi)  Tujuan akhir yang umum Implementation (Implementasi) Exploitation (Eksplorasi)  Memulai perencanaan menuju  Pasien dengan aktif mencari tujuan akhir danmenggambarkan pertolongan  Mungkin dicapai oleh  Dimulai oleh pasien pasien,perawat atau keluarga Evaluation (Evaluasi) Resolution (Resolusi)  Berdasarkan kelakuan  Terjadi setelah fase umumyang diharapkan berhasildengan sempurna  Bisa membawa ke terminasi  Menuju ke terminasi danmemulai rencana baru



lain



10



Implementasi Teori Hildegard E. Peplau Dalam Keperawatan Komunitas a. Menurut Peplau, tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian, hal ini membantu individu (klien) untuk mampu berinteraksi dalam komunitas atau lingkungan sosialnya. b. Peplau mengemukakan 7 peran perawat, ini dapat digunakan oleh perawat dalamberiteraksi dengan masyarakat ( komunitas). c. Perawat sebagai orang asing (stranger) akan menerima klien dengan cara yang samadan tidak membeda-bedakan klien terutama dalam komunitas. d. Perawat sebagai mitra kerja akan membantu dalam membangunn kerja sama antaraperawat dan masyarakat dalam komunitas. e. Perawat



sebagai



nara



sumber



akan



membantu



masyarakat



dalam



pemberian



informasi,terutama yang berhubungan dengan kesehatan. f. Perawat sebagai nara sumber akan memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingankepada masyarakat (komunitas). g. Perawat sebagai konselor akan membantu masyarakat dalam menyelesaikanpermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan jalan keluar daripermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terumata berkaitan dengan kesehatan. h. Proses interpersonal yang dikemukakan Peplau akan sangat membantu perawat dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. 2



Teori dan Model Konseptual Lydia E. Hall Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masingmasing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang pertama menunjukkan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan yang ketiga keperawatan (cure). a. Lingkaran Kepedulian (care) Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat. Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan. 11



b. Lingkaran inti (core) Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu pasienuntuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang. c. Lingkaran keperawatan (cure) Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan carapengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bisa membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban keluarga. Interaksi ketiga aspek (care,core,cure) dalam proses keperawatan Sejak Lydia E. Hall menekankan petingnya pendekatan terhadap seseorang atau pasien , guna untuk proses penyembuhan pasien. Selama langkah penyembuhan ini kepedulian dan aspek inti adalah yang terkemuka. Ukuran lingkaran menunjukkan derajat tingkat pada ketiga aspek tersebut (care,core,dan cure).



Teori Hall dan 4 konsep utama Proses



keperawatan



yang



dikenalkan



meliputi



hubungan



antaramanusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Uraiannya dapat dijelaskan seperti dibawah ini. 1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatupenyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih. Individu inimembutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh. 2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri 3. Konsep



lingkungan



masyarakat



yang



dihadapkan



dengan



hubungan



individu



akanmenciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.



12



4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan keperawatan). Tujuanutama adalah untuk mencapai suatu hubungan antara individu dengan individulain/antara perawat dengan pasien.



4



TEORI LYDIA E. HALL DAN PROSES KEPERAWATAN Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 1. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut teoriHall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasiendibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah padapeningkatan kesehatan individu. 2. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati penyakitpasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga prosespenyembuhannya akan lebih muda. 3. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya.Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih mengerti dengankebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan pasien untukmencapai kesembuhan dengan pengobatan medis. 4. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalahmerupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasienyang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhankenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untukmemahami dan menerapkan rencana yang medis. 5. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalammencapai suatu kesehatan. Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam menentukanpermasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien. Implementasi Teori Lydia E. Hall Dalam Keperawatan Komunitas



13



a. Sesuai



dengan



teori



yang



dikemukan



oleh



Hall,



yaitu



3



teori



lingkaran



menunjukkanpentingnya peran perawat dalam keperawatan komunitas, terutama dalam membantuproses penyembuhan masyarakat. b. Lingkaran



kepedulian



(care),



menunjukkan



kepedulian



perawat



kepada



masyarakat,terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berkembang dalam masyarakat,dan memberikan informasi dan bimbingan kepada masyarakat dalam mencari solusidari permasalahan yang di hadapi masyarakat. c. Lingkaran inti (core), perawat sebagai inti dari lingkaran masyarakat (komunitas),perawat sebagai tempat yang menampung seluruh aspirasi masyarakat dan keluhan-keluhan masyarakat terumata tentang masalah kesehatan. d. Lingkaran keperawatan (cure), pentingnya peran perawat dalam proses kesembuhanklien dan membantu perawatan klien yang dilakukan diluar lingkungan rumah sakit,yaitu perawatan dalam masyarakat (perewatan rumah).



3



Teori dan Model Konseptual Ernestine Weidenbach Konsep dan Definisi Wiedenbach mendefinisikan kunci umum yang digunakan dalam praktik keperawatan.  a. The patient (Pasien) 



Semua



individu



yang



menerima



beberapa



jenis



pertolongan



mungkin



perawatan,instruksi atau nasehat dari anggota profesi kesehatan atau dari pekerja di bidangkesehatan. 



Pasien adalan semua orang yang sudah masuk sistem perawatan kesehatan dan sedangmenerima beberapa jenis pertolongan seperti perawatan, pendidikan, atau nasehat.







Pasien tidak akan menjadi sakit sejak seseoran menerima pendidikan yang berhungandengan kesehatan yang akan mengqualify sebagai seorang pasien.



b. A need-for-help ( Kebutuhan akan Pertolongan) 



A need-for-help didefinisikan sebagai sebuah ukuran keinginan bagi pasien yangmempunyai potensi untuk mengembalikan atau menambah kemampuan 14







untukmempertahankan diri dari berbagai macam situasi kehidupan yang mengakibatkanefek kesehatan dan kesejahteraan.







Sangat penting bagi profesi keperawatan bahwa kebutuhan akan pertolongan bias berdasarkan persepsi individu dari situasinya sendiri.



c. Nurse (Perawat) 



Perawat adalah fungsi kemanusiaan







Perawat tidak hanya bertindak, tetapi memikirkan dan merasakannya juga



d. Knowledge (Pengetahuan) 



Knowledge meliputi semua yang berhubungan dan dipahami oleh pemikiran manusia.







Knowledge dapat berupa: -



Fakta



-



Spekulasi



-



Praktik



e. Judgment (Penilaian) 



Clinical Judgment(penilaian klinik) mewakili persamaan perawat untuk membuatkeputusan.







Keputusan dibuat berdasarkan perbedaan fakta dari asumsi dan hubungan sebabakibatnya.







Judgment adalah hasil dari fungsi kedisiplinan pemikiran dan emosi, danmeningkatkan dengan menambah ilmu pengetahuan dan menambah kejelasan daritujuan.



f. Nursing Skills (Keterampilan Perawat) 



Nursing Skills membawa kepada pencapaian spersifik pasien-tujuan pusat lebih baikdari melengkapi keterampilan skill itu sendiri menjadi tujuan akhir.







Skill dibuat dari variasi tindakan dan karakteristik dari harmoni pergerakan, presisi,dan efektivitas penggunaan diri perawat.



g. Person (Orang)



15







Masing-masing orang (perawat atau pasien), dilengkapi dengan potensi yang unikuntuk mengengembangkan sumber dasar diri.







Orang biasanya tunduk kepada kebebasan dan pemenuhan tanggung jawab







aktualisasi diri dan penerimaan diri adalah inti dari integritas personal danpenghargaan diri.







Apapun yang dilakukan



oleh individu



pada



setiap



kesempatan



yang



diberikanmewakili penilaian terbaik yang tersedia untuk orang tersebut pada saat itu. KEY ELEMENTS (Elemen Kunci) Wiedenbach mengemukakan 4 elemen keperawatan klinik  -



Filosofi



-



Tujuan



-



Praktik



-



seni.



a. The Philosophy (filosofi) 



Filosofi perawat adalah tingkah laku dan kepercayaan mereka tentang hidup danbagaimana efeknya bagi mereka







Wiedenbach percaya bahwa ada 3 komponen inti yang berhubungan dengan filosofiperawat: -



Referensi kehidupan



-



Penghargaan pada martabat, nilai, otonomi dan induviality yang dimilikimasingmasing orang



-



Resolusi



untuk



bertindak



secara



personal



dan



dengan



profesional



membangunkepercayaan. b. The Purpose (Tujuan) 



Tujuan perawat adalah yang diinginkan perawat untuk menyelesaikan apa yang ialakukan. 







Itu adalah semua kegiatan langsung untuk semua kebaikan pasien.



c. The Practice (Praktik)



16







Practice adalah tindakan observasi perawat yang menimbulkan kepercayaan dan perasaan tentang kebutuhan pasien akan pertolongan. 



d. The Art (Seni) 



Seni keperawatan meliputi of nursing includes -



Mengerti kebutuhan dan kepentingan pasien



-



Pengembangan



tujuan



dan



tindakan



penghargan



untuk



menambah



berhubung



dengan



rencana



kesehatan



komplikasi



yang



kemampuanpasien -



Aktivitas



langsung



yang



untukmeningkatkan kondisi pasien.  



Keperawatan



juga



fokus



pada



pencegahan



berhubungan



padakekambuhan atau pengembangan dari kepentingan yang baru.



Imlementasi Teori Ernestine Weidenbach Dalam Keperawatan Komunitas a. Menurut Weidenbach yang menerima perawatan adalah masyarakat (komunitas) b. Perawat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya. c. Perawat membantu masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. d. Perawat memberikan pendidikan pada masyarakat agar tidak menjadi sakit. e. Philosofi sangat dibutuhkan oleh perawat dalam menjalin hubungan yang baik denganmasyarakat. f. Perawat harus mempunyai tujuan (purpose) dalam menjalankan tugasnya yaitu membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang dihadapi. 4



Model konseptual dari Florence Nightingale. Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenaldengan istilah Environmental Model.Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perawat komunitas Enviroment (lingkungan) adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang. -



udara bersih,



-



air yang bersih, 17



-



pemeliharaan yang efisien



-



kebersihan, serta



-



penerangan/pencahayaan Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan



psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.  Person (individu) merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi. lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia  Health (sehat) merupakan keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. -



Kebersihan



-



Minuman



-



Nutrisi



-



Kelembaban



-



Jalan udara



-



Saluran air Kesehatan dilihat dari fungsi interaksi antara keperawatan,manusia dan lingkunngan



.Misalnya ,lingkungan yang kotor tidak baik untuk kesehatan,sedangkan lingkungan yang bersih dapat mengurangi penyakit.Keperawatan memiliki kontribusi baik secara langsung maupun idak langsung untuk mempertahankan kesehatan manusia melalui manajemen manusia-lingkungan. 5



Model konseptual dari Virginia Henderson.



18



Model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh virgina Hendersonadalah model konsep need based atau aktivitas hidup sehari-hari (activity daily living model) dengan memberikan gambaran tugas perawat. Tugas perawat menurut model konseptual ini adalah mengkaji individu, baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan aktivitas kuntuk mendukung kesehatanya, proses penyembuhan bahkan meninggal dalam damai, yang dilakukan secara mandiri karena individu memiliki kemampuan, kemauan dan pengetahuan. Fungsi unik perawat menurut model konseptual ini, antara lain: a. Membantu individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit dalammenunjang keseehatan atau penyembuhannya. Bantuan diberikan dengan tujuanagar mereka dapat menolong dirinya sendiri. b. Membantu



individu,



keluarga



dan



masyarakat



dlam



melaksanakan



programpengobatatan yang ditentukan dokter. c. Perawat



sebagai



tim



kesehatan,



bekerja



sama



dan



sling



membantu



dalammerencanakan, serta melaksanakan program kesehatan secara menyeluruh.



Menurut Henderson, prisip dasar dari konsptual ini adalah sebagai berikut a. Pertama, manusia mengalami pengembangan slama reentang kehidupan (lifespan) melalui proses tumbuh kembang. b. Kedua,



dalam



melaksanakan



aktivitas



sehari-hari



individu



mengalami



rentangketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui sebuah prosesyang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi pola asuh, linkungansekitar dan status kesehatan individu. c. Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, individu klasifiksikan dalamtiga kondisi, yaitu belum dapat melaksanakan aktivitas, terlambat melaksanakanaktivitas, dan tidak dapat melaksanakan aktivitas. Komponen aktivitas sehari-hari dapat dikembangkan menjadi bahan untuk mengkaji kebutuhab klien, sehingga dapata menentukan masalah keperawatan atau diagnosis keperawatan. Komponen tersebut antara lain: 19



a. Bernafas secara normal b. Minum dan makan sesuai dengan kebutuhan c. Eliminasi secara normal, baik urine maupun alvi d. Bergerak dan memelihara postur tubuh e. Tidur dan istirahat f. Membuka dan menngunakan pakaian g. Mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian den memodifikasilingkungan h. Memelihara kebersihan tubuh dan merias diri i. Mencegah kecelakaan dan bahaya j.



Berkomunikasi



k. Beribadah l.



Bermain dan berekreasi



m. Bekeerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya n. Belajar memuaskan keingintahuannya Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual keperwatan komunitas Virginia Henderson member indikasi kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. 6



Model Konseptual dari Martha Rogers Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karakteryang berbeda. Manusia selalu berinteraks dengan lingkungannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda dengan lainnya. Konsep Marta E. Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dengan demikian, teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi prilaku yang ada di masyarakat, dimana jika prilaku mereka baik, maka dapat menunjang kesehatan, tetapi jika prilaku mereka kurang baik, maka dapat menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.



7



Model konseptual dari Dorothea Orem Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemamapuan dasar manusia dalammenjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya. Menurut orem, keperawatan mandiri (self care) adalah suatu pelaksaan kegiatan yang diprakasa dan dilakukan oleh individu itu 20



sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan,dan kesejateraan rakyat,baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut ini: a. Keperawatan



mandiri



didasarkan



pada



tindakan



dimana



manusia



mampumelaksanakannya b. Keperawatan mandiri didasarkan pda kesengajaan dan pengambilan keputusansebagai pedoman tindakan c. Setiap orang menghendaki keperawaytan mandiri dan menjadi kebutuhan dasarmanusia d. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri sendiridan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat e. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus-menerus didukung dari pengalaman social sebagai hubungan interpersonal f. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang,sehinggamempengaruhi konsep diri Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan menentukan masalah/diagnosis keperawatan,diantaranya yaitu: a. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara b. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air c. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan d. Pemeliharaan proses eliminasi e. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat f. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social g. Pencegahan resiko pada kehidupan dan keadaan sehat manusia h. Perkembangan dalam kelompok sosial sesuai denganpotensi,pengetahuan,dan keinginan manusia Pandangan orem terkait dengan paradigma keperawatan antara lain sebagaiberikut: a. Individu Individu merupakan integrasi keeluruhan aspek,baik fisikinternal,psikologis, maupun sosial dengan berbagai variasi tingkatkemampuan keperawatan mandiri. Self care 21



merupakan refleksi untukmengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhikebutuhan.



Individu



dalam



konsep



keluarga



dipandang



sebagai



anggotakeluarga,yang harus dimandirikan untuk mencapai kemandiriankeluarga b. Keperawatan Pelayanan terhadap manusia,proses interpersonal,dan teknikal merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapatmeningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik.



Asuhan



keperawatan



mandiri



dapat



digunakan



dalam



praktik



keperawatankeluarga dengan sasaran : -



Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terpeutik



-



Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan keperawatanmandiri



-



Membantu



anggota



keluarga



merawat



anggota



keluarga



yang



mengalami



ganggaun,sehingga kembali kompeten. c. Fokus asuhan keperawatan -



Aspek interpersonal,aspek ini meningkatkan hubungan di dalam keluarga



-



Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya



-



Aspek



prosedural,melatih



keterampilan



dasar



keluarga,sehingga



mampu



mengantisipasi perubahan yang terjadi -



Aspek teknis,mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan dasar yang mampu dilakukan keluarga di dalam rumah seperticara mengompres secara baik dan benar.



d. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri. Teori system keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri penderita dipenuhi oleh perawat atau penderita sendiri berdasrkan kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini, orem melakukan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan mandiri yang dibagi dalam tiga kategori bantuan,antara lain: -



System bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatorysystem) Yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien yangtidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya,sertatidak berespon terhadap rangsangan. Ketidakmampuan



kliendalam



memenuhi



tindakan



perawatan



secara



mandirimemerlukan bantuan perawat dalam hal pergerakan,pengontrolan dan ambulasi, serta manipulasi pergerakan.Misalnya,klien dengan koma, fraktur vertebra, 22



dan klien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri, sehingga diperlukanpenilaian serta keputusan dalam perawatan mandirinya. -



System bantuan sebagian (partially compensatory system) Yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalamiketerbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klienpascaoperasi abdomen dimana klien ini memiliki



kemampuandalam



minum,cuci



tangan,gosok



gigi,



cuci



muka,dan



lainnya,tetapi membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi danmelakukan perawatan luka. -



System pendukung dan edukatif (supportive educative) Yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yangmemerlukan bantuan belajar, sehingga mampu melakukanasuhan keperawatan mandiri. Model kenseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga



karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugaskesehatan keluarga,yaitu: mengenal masalah,mengambil keputusan untuk mengatasi masalh,merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan,dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat. 8



Model konseptual dari King’s Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadapsituasi,orang,dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu,manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang mempengaruhi masa depannya. Sedangkan sebagai makhluk sosial,manusia hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama lain. Berdasrkan hal tersebut,manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan informasi kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan akan perawatan ketika sakit. Menurut King, komunitas merupakan suatu system yang terdiri atas subsistemkeluarga dan suprasistemnya adalah system sosial yang lebih luas. Subsistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan interaksi,interelasi,dan interdependensi antara yang satu dan yang lain. Adanya gangguan atau stressor pada slah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas. Misalnya,gangguan pada salah satu subsistem pendidikan,maka masyarakat akan 23



kehilangan informasi atau mengalami ketidaktahuan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan systemterbuka dimana terjadi hubungan timbale balik antara keluarga dan komunitas, yangsekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model system, untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas, maka perlu dilakukan pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran,yaitu keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasr di masyarakat atau komunitas. 9



Model konseptual dari Betty Neuman Model



konsep



ini



merupakan



model



konsep



yang



menggambarkan



aktivitaskeperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan caramemperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersift fleksibel, normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang menunjangkeperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek social dan cultural, serta aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dangan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut. a. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangandari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu:fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembngan, dan spiritual. b. Lingkungan, meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar atau system klien. c. Sehat,



merupakan



kondisi



terbebas



dari



gangguan



pemenuhan



kebutuhan.



Sehatmerupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor . Untuk lebih jelas sebagai berikut : 1) Optimum health incipient illness over illnes very serious illness Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, sosio, cultural,dan spiritual



pada



tiga



garis



pertahanan



klien,



yaitu



garis



bpertahanan



fleksibel,normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifakasikan dalam delpan tahapan, yaitu: 24



a) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis, dan social; b) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandanagn tidak mengandung harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain) c) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampusecarasocial,



baik



ekonomi



maupun



interaksi



social



dengan



masyerakat; d) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alas an; e) Medically ill. Yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur; f) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada menyerahkarena mempertahankan agama /kepercayaan. Dalam hal kesehatan, seseorangyang tidak mempedulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untukkesehatan/keselamatan orang lain; g) Optimistic,



yaitu



meskipun



secara



medis



dan



social



sakit,



tetapi



mempunyaiharapan baik, keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhansakit medisnya; h) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan social. Tabel komposisi delapan tahapan kesehatan Keadaan kesehatan 1 2 3 4 5 6 7 8



Hasil



Label Biasanya baik Pesimistis Sakit secara social Murung tanpa alasan Sakit secara medis Menganiyaya Optimis Sakit serius



Sosial Baik Baik Sakit Sakit Baik Baik Sakit Sakit



Dimension Psikologi baik Sakit Baik Baik Baik Sakit Baik Sakit



Media Baik Baik Baik Sakit Sakit Sakit Sakit sakit



25



Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi. Keperawatan ditunjukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi berikut ini. 1. Intervensi yang bersifat promosi , dilakukan apabila gangguan terjadi pada garispertahanan



yang



danmendemontrasikan kliendirumah



atau



bersifat



fleksibel,



keterampilan komunitas



meliputi



keperawatan



yang



bertujuan



dasar untuk



pendidikan



kesehatan



yang



dapat



dilakukan



meningkatkan



kesehatan



ataukeseimbangan garis pertahanan normal. 2. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normalterganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau gangguan kesehatanatau gangguan keseimbangan garis pertahanan,misalnya deteksi dini tumbuhkembang balita, keluarga , serta memberikan zat kekebalan pada klien yangbersifat individu , misalnya konseling pranikah. 3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative , dilakukan apabila garispertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan yangmemerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau berjalan ,memberikan konseling untuk penyesalan masalah, melakukan rujukankeperawatan atau nonkeperawatan, baik secara lintas program maupun lintassector. 4. Keperawatan .keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidakterpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga,kelompok,dankomunitas), berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketigagaris pertahanan, yaitu: fleksibel, normal dan resisten , serta berupayamembantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi keperawatanbertujuan untuk menurunkan stressor melalui: a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untukmengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanyastressor , serta mendukung koping pada klien secara konstruktif. b. Pencegahan sekunder , meliputi berbagai tindakan keperawatan denganmengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnyakarena adanya stressor\ c. Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur , sertapencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatupenyakit.



26



Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan model konsektualkeperawatan komunitas dari Betty Neuman berfokus pada penurunan sters dengan cara memperkuat garis pertahanan diri dan intervensi pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi. Sesuai dengan teori Neuman , komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh 2 factor utama, yaitu : 1. Komunitas yang merupakan klien , dan 2. Penggunaan



proses



keperawatan



sebagai



pendekatan



yang



terdiri



atas



5



tahapanyaitu:pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan intervensi, inplementasi dan evaluasi Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah sebaga berikut. 1. Pengkajian Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut. a. Inti(CORE), meliputi:data demografi kelompok atau komunitas yang terdiriatas usia yang berisiko, pendidikan ,jenis kelamin , pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas , antara lain:perumahan, bagaimana penerangannya , sirkulasi, bagaimanapendapatannya karena dapat menjadi stresor bagi pendudukpendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapatdigunakan



untuk



meningkatkan



pengetahuan



masyarakart



keamanan



dan



keselamatan , bagaimana keselamatan dan keamanandilingkungan tempat tinggal , apakah masyarakat merasa nyaman atautidak,apakah sering mengalami sters akibat keamanan dan keselamatan yangtidak terjamin. politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan , apakah cukupmenunjang, sehingga memudahkan masyarat mendapatkan pelayananberbagai bidang , termasuk kesehatan. pelayanan kesehatan yang tersedia , untuk melakukan deteksi ini danmerawat / memantau gangguan yang terjadi. system komunitas, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapatdimanfaatkan



27



dimasyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuanterkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media televise, radio,Koran,leflet yang diberikan kepada masyarakat. 



System ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan,apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan upah minimum regional(UMR) atau sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upayapelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanansesuai kemampuan ekonomi masing-masing.







Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayadapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakanmasyarakat untuk membantu mengurangi stresor.



2. Diagnosa keperawatan Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem atau masalah), E(etiology atau penyebab) dan S (symptom atau manifestasi/data penunjang).Misalnya, resiko tinggi peningkatan gangguan penyakit kardiovaskular padakomunitas di RT 01 RW 10 kelurahan somowinangun sehubungan dengankurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup sehat ditandai dengan: a. 0,15% ditemukan angka dirawat dengan gannguan kardiovaskular; b. 50% RT 01 RW10 mengkosumsi lemak tinggi; c. Didapat 20% saja yang kebiasaan berolahraga; d. Rekreasi tidak teratur; e. Informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang. 3. Perencanaan intervensi Perencanaan



intervensi



yyang



dapat



dilakukan



berkaitan



dengan



diagnosiskeperawatan komunitas yang muncl diatas adalah : a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskular; b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi;



28



c. Lakukan



deteksi



dini



tanda-tanda



ganguan



penyakit



kardiovaskular



melaluipemeriksaan tekanan darah; d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk mendapatkan diet yang tepat bagiyang berisiko; e. Lakukan olaraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung; f. Lekukan



kerjasama



dengan



petugas



dan



aparat



pemerintah



setempat



untukmemperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor; g. Lakukan rujukan kerumah skit apabila perlu. 4. Implementasi Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telahdirencanakan yang bersifat: a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular dikomunitas; b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hali ini berprilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya penigkatan kesehatan; c. Mendidik



komunitas



tentang



perilaku



sehat



untuk



mencegah



gangguan



penyakitkardiovaskular; d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinyakebutuhan komunitas. 5. Evaluasi a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi; b. Menilai



kemampuan



yang



dicapai



oleh



komunitas



setelah



dilakukan



intervensikeperawatan; c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit. 10 Model Konseptual dari I.J Orlando Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhantersebut terpenuhi, maka stress akan berjurang, meningkatkan kepuasan dan mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat komunitas menggunakan teori Orlando, diharapkan perawat 29



mampu mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapai dalam komunitas dan berusaha memberikan promosi kesehatan tentang upaya yang dapat dilakukan oleh komunitas dalam mencapai pemenuhan keutuhan ,ereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi perawat,



dan



tindakan



perawat.



Harapanya



setelah



dilakukan



perawatan,



klien



akanmerasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya. 11 Model konseptual dari Sr.Calista Roy Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagaiman individu mampumeningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaftif dan mengubah perilaku maladaftif. Individu/manusia merupakan holistic adaptive system yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi model konseptual keperawatan komunitas menurut Roy adalah untuk mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptive pada komunitas. Upaya pelayanan keperawatan



yang



dapat



dilakukan



antar



lain



meningkatkan



kesehatan



dengan



caramempertahankan perilaku adaptif serta memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi. Kunci utama dari model adaptasi Roy adalah sebagai berikut. a. Manusia sebagai makhluk biologis,psikologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. b. Manusia



sebagai



makhluk



individu



dapat



meningkatkan



kesehatannyadengan



mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilakumaladaptif. c. Agar terjadi keadan homeostasis atau terjadi integrasi antara individudengan lingkungannya,maka individu tersebut harus beradaptasi sesuaiperubahan yang terjadi d. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu,yaitu: 1) Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung beradaptasidengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap individu 2) Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialamiseseorang, baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapatmempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,dan dapat diukursecara subjektif 30



3) Residual stimulation, merupakan stimulus lain yang merupakan cirritambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaiandengan lingkungan yang sulit untuk di observasi. e. System adaptasi memiliki empat efektor, yaitu: 1) Fungsi biologis/fisiologis. Komponen system adaptasi iniantara lain kebutuhan oksigenasi (oksigen demand),nutrisi(nutrition),eliminasi (elimination), aktivitas dan istirahat(activity and rest), integritas kulit (skin integrity), indra,cairandan elektrolit, fungsi neurologis,serta fungsi endokrin. 2) Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain. 3) Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yangberhubungan dengan bagaimana peran individu dalammengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan denganorang lain. 4) Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenalpola-pola kasih saying dan cinta yang terjadi melalui hubungansecara interpersonal, baik pada tingkat individu maupunkelompok. 5) Individu harus mampu meningkatkan energy untuk beradaptasi,sehingga mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan,reproduksi,dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalahuntuk meningkatkan kesehatan seseorang dengan meningkatkanrespons adaptif. Melalui model adaptasi ini, individu sebagai makhluk biopsikososial danspiritual serta sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untukberadaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Untuk dapat beradaptasi setiap individu akanberespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri, serta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri. Individu selalu berada dalam rentang sehat sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam mempertahankan proses adaptasi. 12 Model konseptual dari Johnson



31



Jhonson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan system prilaku. Menurut Jhonson, komponen subsistem yang membentuk system perilaku manusia adalah: a. Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam mencapai kesenangan atau pencapaian pengakuan dari lingkungannya b. Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuanketerampilan yang kreatif c. Aggressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari berbagaiancaman yang berasal dari lingkungan d. Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai (love andbelonging) e. Elimination, yang dimaksudeliminasi disini adalah segala bentukpengeluaran/sampah atau barang yang tidak dipergunakan kembali olehmanusia f. Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkunganyang kondusif dengan cara menyesuaikan kehidupan social, keamanan,dan kelangsungan hidupnya g. Dependent, yaitu bagian yang membentuk system perilaku dalammendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kultur ataukepercayaanDalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai system prilaku yang selaluingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internalmaupun internal. Individu juga memiliki keinginan mengatur dan myesuaikan diriterhadap pengaruh yang timbul. Masyarakat ( individu/kelompok) memerlukanbantuan dari ancaman sakit atau potensi penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungandengan cara menyeimbangkan siste perilaku tersebut. Status kesehatan yang ingindicapai adalah mampu berprilaku untuk memelihara keseimbangan denganlingkungan.



32



BAB III PENUTUP



3.1. SIMPULAN Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan



keperawatan,



pendidik,



koordinator



pelayananan



kesehatan,



pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan(role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager).Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi



interdependen.



3.2. SARAN Penyusun



senantiasa



mengharapkan



kritik



saran



yang



membangun



guna



penyempurnaan makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah ditentukan.



33



DAFTAR PUSTAKA



Azwar, Azrul .(2000). Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara Dermawan, Deden .(2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing Global Health Initiative .(2008). Why Global Health Matters. Washington DC : Families USA Kozier, Barbara, dkk. 2010. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC Medical Publisher



34