Teori Empat Sistem Likert [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teori Empat Sistem. Rensis Likert, seorang ahli teori mengenai hubungan antarmanusia, memfokuskan perhatiannya pada anggota organisasi terkait dengan perasaan dan kebutuhan mereka. Pendekatan yang dilakukan Likert melihat pada hubungan antar manusia sebagai instrumen manajemen. Ide dasar teori ini adalah bahwa jika pimpinan atau manajer organisasi memiliki kepedulian dan memberikan dukungan kepada karyawan atau bawahan maka karyawan atau bawahan akan memiliki motivasi kerja lebih besar sehingga menjadi lebih produktif. Likert telah melakukan banyak penelitian mengenai perilaku manusia dalam organisasi khususnya pada perusahaan industri. Ia telah meneliti berbagai jenis organisasi dan berbagai gaya kepimpinan manajer, dan Likert menyatakan perusahaan yang ingin meraih keuntungan maksimal memiliki hubungan baik dengan karyawan sekaligus meraih kinerja dan produktivitas yang tinggi maka setiap organisasi harus memaksimalkan sumber daya manusia mereka. Menurut Likert, bentuk organisasi yang dapat memanfaatkan secara maksimal sumber daya manusianya adalah organisasi yang memiliki “highly effective work groups linked together in an overlapping pattern by other similarly effective groups” (berbagai kelompok kerja efektif yang saling berhubungan dalam suatu pola tumpang-tindih dengan kelompok efektif sejenis lainnya). Suatu departemen atau bagian pada organisasi akan menjadi tidak efisien jika dipimpin oleh seorang manajer yang terlalu memusatkan perhatiannya pada pekerjaan atau kegiatan kerja (job centred) bawahannya. Mereka mengupayakan agar bawahannya terus bekerja dan sibuk dengan pekerjaannya dengan cara memberikan jadwal kerja yang detail dalam ukuran atau standar waktu tertentu. Pekerjaan dibagi ke dalam sejumlah kegiatan dan memberikan tekanan terus-menerus untuk mencapai hasil tertentu dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia. Departemen atau bagian yang efisien biasanya memiliki manajer yang memberikan perhatian pada manusia (people centred), memusatkan perhatian pada aspek manusia dengan membentuk kelompok-kelompok kerja efektif untuk mengejar prestasi kerja tinggi. Manajer tidak melakukan pengawasan kepada bawahan secara detail tapi hanya bersifat umum dengan memberikan target yang juga bersifat umum (overall target) dan karenanya tidak memberikan instruksi atau metode kerja yang terperinci. Manajer berupaya untuk mengetahui bawahannya sebagai individu atau lebih mengutamakan pendekatan personal kepada bawahannya. Mereka menerima partisipasi penuh dalam pengambilan keputusan dan memandang karyawan sebagai memiliki kemampuan untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan



Dewasa ini, organisasi memiliki berbagai tipe gaya manajemen namun Likert menyatakan adanya empat system manajemen yang utama yaitu: eksploitatif-otoritatif, benevolen-otoritatif, konsultatif, dan kelompok partisipatif sebagaimana skema berikut: System 1: Eksploitatif-Otoritatif  Pada sistem ini manajemen menggunakan rasa takut dan ancaman kepada bawahannya.  Pimpinan memutuskan segala persoalan tanpa meminta umpan balik dari bawahan.  Motivasi terbentuk karena adanya ancaman.  Komunikasi berlangsung dari atas ke bawah dengan sebagian besar keputusan diambil oleh pimpinan.  Rasa tanggungjawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan hanya ada pada pimpinan sedangkan bawahan sama sekali tidak memiliki.  Atasan dan bawahan sedikit sekali melakukan komunikasi. Sistem 2: Bnevolen-Otoritatif  Motivasi kerja terbentuk jika ada penghargaan dan hadiah (reward).  Informasi dapat mengalir dari bawah ke atas namun terbatas pada hal-hal yang ingin didengar oleh atasan.  Pimpinan mengambil keputusan yang terkait dengan kebijakan tertentu namun mendelegasikan atau memberikan kewenangan kepada bawahan untuk mengambil jenis keputusan tertentu.  Rasa tanggungjawab entuk mencapai tujuan yang diinginkan hanya ada pada pimpinan dan manajer tingkat menegah sedangkan bawahan sama sekali tidak memiliki. Sistem 3: Konsultatif  Pada system ini pimpinan berkonsultasi dengan karyawan atau bawahan namun pimpinan tetap memegang kontrol perusahaan.  Pimpinan cukup memberikan kepercayaan kepadan bawahan walaupun belum sepenuhnya.  Komunikasi mengalir baik secara vertikal maupun horizontal. Terdapat semangat kerja kelompok yang cukup memadai walaupun motivasi yang muncul masih berdasarkan penghargaan atau hadiah yang dijanjikan.  Rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan sudah menjangkau manajer tingkat rendah.



Sistem 4: Kelompok Partisipatif  Pimpinan memberikan peluang sepenuhnya kepada karyawan dalam proses pengambilan keputusan, dengan demikian terdapat kepercayaan besar kepada bawahan.  Motivasi terbentuk karena adanya penghargaan ekonomi berdasarkan tujuan yang ditentukan bersama.  Seluruh individu pada setiap tingkatan memiliki rasa tanggung jawab yang riil untuk mencapai tujuan organisasi.  Komunikasi berlangsung secara intensif dalam segala arah secara terbuka dan terus terang serta hubungan atasan bawahan yang dekat.  Pengambilan keputusan melalui proses dalam kelompok dan masing-masing kelompok terhubung satu sama lain melalui individu yang menjadi anggota dari beberapa kelompok.