Tesis Kulit Kering [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TESIS



PENAMBAHAN SACCHARIDE ISOMERATES 5% DALAM FORMULASI PELEMBAB MENINGKATKAN HIDRASI KULIT LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN PELEMBAB BIASA



DIAN ANDRIANI RATNA DEWI



PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010



TESIS



PENAMBAHAN SACCHARIDE ISOMERATES 5% DALAM FORMULASI PELEMBAB MENINGKATKAN HIDRASI KULIT LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN PELEMBAB BIASA



DIAN ANDRIANI RATNA DEWI NIM 0790761030



PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010



PENAMBAHAN SACCHARIDE ISOMERATES 5% DALAM FORMULASI PELEMBAB MENINGKATKAN HIDRASI KULIT LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN PELEMBAB BIASA



Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister Program Studi Ilmu Kedokteran Biomedik (Kekhususan Anti-Aging Medicine) Program Pascasarjana Universitas Udayana



DIAN ANDRIANI RATNA DEWI NIM 0790761030



PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010



Lembar Pengesahan



TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL



Pembimbing I



Pembimbing II



Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And.FAACS NIP: 194612131971071001



dr. AAGP Wiraguna, Sp.KK(K) NIP: 195609121984121001



Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana



Prof. Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And.FAACS NIP : 194612131971071001



Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana



Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp. S (K) NIP : 195902151985102001



Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 28 Desember 2010



Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 254/ H 14.4.9/DT/2010



Ketua (Pembimbing I) : Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And.FAACS Sekretaris (Pembimbing II): dr. A.A.G.P Wiraguna, Sp.KK(K)



Anggota



:



1. Prof. Dr.dr. J Alex Pangkahila, M.Sc.,Sp.And. 2. Prof. dr. I Gusti Made Aman, SpFK 3. Prof. Dr. dr. N Adiputra, M.OH



UCAPAN TERIMA KASIH



Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Pertama-tama penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas berkah dan karuniaNya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis yang berjudul Penambahan Saccharide Isomerates 5% Dalam Formulasi



Pelembab



Meningkatkan



Dibandingkan Pelembab Biasa ini



Hidrasi



Kulit



Lebih



Tinggi



diselesaikan dalam rangka untuk



memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Program Studi Ilmu Kedokteran Biomedik (Kekhususan Anti-Aging Medicine), Program Pascasarjana Universitas Udayana. Selama penelitian ini, penulis mendapat banyak pengalaman yang dapat memperkaya wawasan serta menjadi pengalaman berharga dalam proses pembelajaran hidup penulis, baik dari segi ilmiah maupun aspek nilai sosial. Semua ini tidak lepas dari peran serta orang-orang di sekitar penulis yang senantiasa mendukung dan selalu ada pada saat-saat yang sulit. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS selaku pembimbing I dan selaku ketua Program Studi Ilmu Kedokteran Biomedik Universitas Udayana dan penguji yang telah memberikan banyak masukan dan tak henti-hentinya memicu semangat penulis dengan bimbingan yang diberikan. 2. Dr. AAGP Wiraguna, Sp.KK (K) selaku pembimbing II yang selalu memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan tesis ini. 3. Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK, selaku pembing akademik yang dengan penuh perhatian telah banyak sekali memberikan dorongan, bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat selama penyusunan tesis ini. 4. Prof. Dr. dr. J Alex Pangkahila, M.Sc., Sp.And selaku penguji yang dengan sabar telah memberikan dorongan dan semangat serta masukan pada penulis selama penyusunan tesis ini.



5. Prof. Dr. dr. N Adiputra, M.OH, selaku penguji yang sangat bersemangat membimbing dan mengoreksi penyusunan tesis ini dan sangat dirasakan manfaatnya oleh penulis. 6. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT, M.Kes., selaku Ketua Komisi Etik Penelitian FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini sehingga memudahkan penulis dalam pelaksanannya. 7. Dr. dr. Dewa Made Sukrama, SpMK, M.Si., selaku Ketua Unit Penelitian dan Pengembangan FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar yang juga memberikan ijin penelitian dan menilai penelitian ini Laik Etik yang sangat membantu penulis memperlancar pelaksanaan penelitian ini. 8. Drs. Ketut Tunas yang telah membantu penulisan tesis ini terutama dalam analisis statistik dan telah rela kehilangan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan. 9. Drs. Sunardi selaku Direktur perusahaan PT. Merapi yang telah mengijinkan penggunaan alat pengukur hidrasi kulit serta melakukan kaliberasinya ke Malaysia sehingga memudahkan pelasanaan penelitian ini. Di samping itu juga tak henti-hentinya memberikan semangat dan dorongan kepada penulis. 10. Drs. James selaku Manager marketing perusahaan PT Merapi yang juga tak henti-hentinya meluangkan waktu untuk membantu memudahkan pelaksanaan penelitian ini. 11. Ibu Tri Andari selaku Manager PT DCM beserta stafnya Dra. Kurnia Eka Maya, Apt. dan seluruh karyawan yang telah memberikan bantuannya untuk menyediakan bahan penelitian berupa lotion yang mengandung saccharide isomerates 5% dan lotion pelembab biasa. 12. Kolonel Ckm dr. Douglas S. Umboh, MARS, selaku Kepala RS Tk. II. Moh. Ridwan Meuraksa periode 2007-2009 yang telah memberikan ijin melaksanakan pendidikan hingga penyelesaian penelitian ini. 13. Kolonel Ckm drg. Normadyanto, MARS, selaku Kepala RS Tk. II Moh Ridwan Meuraksa periode tahun 2009 - saat ini yang memberikan ijin



menyelesaikan pendidikan dan melaksanakan penelitian ini di RS Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa, Jakarta yang sangat membantu memperlancar penyelesaian penelitian ini. 14. Kolonel Ckm dr. Bagus Tjahyono M.P.H, selaku Kakesdam Jaya yang memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan pendidikan dan penyusunan tesis ini. 15. Para karyawan dan perawat RS Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa yang telah bersedia membantu penelitian ini dengan menjadi subyek penelitian baik pada saat penelitian pendahuluan maupun saat penelitian lanjutannya. 16. Karyawan di bagian poliklinik Kulit dan Kelamin RS Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa yang banyak membantu menyiapkan penelitian ini. 17. Rahma Afiati, Indra Dewi dan seluruh staf Komite Medik RS Tk. II Moh. Ridwan Meuraksa yang telah membantu penulis dalam hal administrasi dan penyiapan pelaksanaan penelitian ini. Selanjutnya terimakasih dan penghargaan untuk keluarga tercinta, Ibunda Hj. Nanik Soebandriyo yang senantisa memberikan dorongan kepada penulis dan dengan sabar selalu menjadi tumpuan keluh kesah saat penulis menghadapi hambatan. Suami tercinta Ir. Sri Wahono yang selalu setia mendampingi dan rela kehilangan waktu bersama saat penulis harus menyelesaikan pendidikan dan menyusun penelitian ini. Kepada ananda tercinta Nabila Arkania dan Farrasila Nadhira, terimakasih atas pengertiannya karena Mama kadang tidak ada di dekatmu saat kalian membutuhkan kehadiran Mama. Terimakasih yang tulus kepada dr. Rita Lahirin dan teman-teman sejawat peserta program studi Ilmu Biomedik (Kekhususan Anti-Aging Medicine)



Universitas



Udayana,



Angkatan



2007-2008



atas



kebersamaannya selama menempuh pendidikan. Kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggitingginya.



Kepada teman-teman dan semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penyelesaian tesis ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT membalas budi baik serta senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin ya robbal alamiin.



Denpasar, Desember 2010



Penulis,



dr. Dian Andriani, Sp.KK



“You recognize birds from their singing, you do people from their talks”



ABSTRAK PENAMBAHAN SACCHARIDE ISOMERATES 5% DALAM FORMULASI PELEMBAB MENINGKATKAN HIDRASI KULIT LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN PELEMBAB BIASA



Kekeringan kulit merupakan masalah bagi jutaan orang dan seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan stres psikologis. Kulit kering menggambarkan abnormalitas pada stratum korneum epidermis. Peningkatan kadar air pada stratum korneum dapat dilakukan dengan mengoleskan pelembab secara rutin dan teratur karena akan memperbaiki kadar lipid dan menghidrasi epidermis.



Dengan



berkembangnya



peran



karbohidrat



dalam



bentuk



Glycosaminoglycans dalam komunikasi antar dan inter sel, maka berkembanglah cabang ilmu Glycobiology yang mempelajari struktur, biosintesis, biologi dan evolusi dari saccharides (rantai gula atau glycan). Saccharide isomerates (SI) merupakan salah satu jawaban bagi perkembangan Glycobiology. SI akan membentuk glycans berupa hialuronan (HA) yang mampu mengikat air dalam epidermis, oleh karena itu maka SI dapat berfungsi mempertahankan hidrasi kulit dengan meningkatkan kandungan air dalam stratum korneum. Berdasarkan fenomena ini maka hipotesis pada penelitian ini adalah penambahan saccharide isomerates 5% dalam formulasi pelembab lebih meningkatkan hidrasi kulit dan dapat mempertahankan hidrasi tetap kulit lebih tinggi sekalipun telah dihentikan pengunaannya dibandingkan dengan pelembab biasa. Subyek penelitian adalah 30 orang wanita berusia 30-45 tahun yang belum menopause. Secara random dibagi menjadi kelompok kontrol (15 orang) dan kelompok perlakuan (15 orang) secara double blind. Bahan penelitian adalah pelembab dengan SI 5% dan pelembab biasa yang diproduksi oleh PT. DCM, Bekasi. Pelembab digunakan selama 2 minggu berturut-turut lalu dihentikan penggunaannya. Pengukuran hidrasi kulit dilakukan 3 kali seminggu pada minggu awal penelitian selama penggunaan pelembab dan pada minggu setelah pelembab dihentikan penggunaannya. Alat pengukur yang digunakan adalah Multi Skin Test Center® MC 750 buatan Jerman yang mengukur hidrasi kulit secara non-invasif. Dari 30 orang subyek penelitian, didapatkan bahwa faktor risiko berupa kondisi atopik dan kebiasaan merawat kulit tidak bermakna mempengaruhi hidrasi kulit (p>0,05). Pemberian pelembab pada kedua kelompok memberikan hasil peningkatan hidrasi kulit setelah 2 minggu penggunaan (p 0,05). 6.5 Efek Penggunaan Pelembab pada Masing-masing Lokasi Penelitian Pelembab adalah emulsi yang mengandung substansi aktif yang dioleskan pada kulit dengan tujuan untuk rehidrasi atau regenerasi kulit kering, kasar dan bersisik akibat xerosis, iritasi atau oleh sebab lain. Sediaan pelembab adalah, lotion, krim, salep dan bath oil (Gabard, 1994). Pelembab bekerja seperti halnya komponen pada Natural Moisturizing Factor (NMF). Natural Moisturizing Factor terdapat dalam stratum korneum sehingga bersifat humektan (mampu mengikat air). Pada kulit normal apabila sering terpajan sabun, maka kadar NMF permukaan kulitnya akan menurun dibandingkan dengan yang tidak sering terpajan sabun. Dengan bertambahnya usia, maka kadar NMF juga akan menurun (Scott and Harding, 2000). Di dalam pelembab terdapat komposisi yang bersifat oklusif secara fisik memblokir kehilangan air dari permukaan kulit (Hannon and Maibach, 2005). Pada lotion pelembab yang digunakan mengandung bahan oklusif lipowax yang bersifat hidrofobik dan akan membentuk lapisan oklusif pada kulit sehingga



menurunkan TEWL dengan mencegah penguapan air. Dengan demikian kadar lipid barrier kulit akan terjaga. Komposisi yang bersifat humektan bekerja dengan menarik air ke dalam kulit (Hannon and Maibach, 2005). Air yang diambil untuk mempertahankan kelembaban kulit berasal dari lapisan epidermis yang lebih dalam, jarang dari lingkungan. Dengan demikian hidrasi stratum korneum akan menormalkan lipid interselular dan proses deskuamasi alami. natural hydrophilic humectants.



Dalam stratum korneum terdapat



Bahan pelembab yang bersifat humektan di



antaranya: asam amino, asam laktat, alpha hydroxy acids, propylene glycol, glycerine dan urea. Humektan pada pelembab akan berperan seperti halnya natural hydrophilic humectants dalam stratum korneum. Dengan demikian kulit menjadi resisten terhadap terhadap kondisi kekeringan. Beberapa substansi humektan juga merupakan komponen NMF (Black et al., 2005). Pada pelembab yang digunakan penelitian ini menggunakan bahan humektan di antranya adalah alpha hydroxy acids, propylene glycol (mempunyai efek keratolitik, antimikrobial, dan meningkatkan penetrasi), dan glycerine (dari asam amino, berfungsi menstabilkan dan memberi air pada membran sel). Pelembab juga mengandung komposisi bahan aktif lain yang dapat memperbaiki kelembutan kulit dengan melubrikasi dan mengisi celah antar sel di antara sel yang kering, yaitu bahan yang bersifat emolien (Simion and Story 2005). Pada pelembab yang digunakan juga mengandung asam hidroksi alfa yang dapat memudahkan pengelupasan kulit serta membantu sintesis lipid interselular terutama sintesis ceramide (Yu and Van Scott, 2005).



Selain itu juga mengandung bahan inaktif yang membantu melarutkan, menstabilkan, mengemulsi sehingga didapatkan bentuk produk yang nyaman dipakai (Black et al., 2005). Bahan inaktif yang digunakan pada pelembab ini adalah DC 200, DC 345, natrosol, yang merupakan pengemulsi. Air pada pelembab berfungsi sebagai pelarut bagi bahan aktif dan inaktif. Banyaknya kadar air juga memudahkan absorpsi dan evaporasi beberapa komponen pelembab di samping berperan sebagai hydrating agent (Simion and Story, 2005). Mekanisme pelembaban kulit tidak terlepas dari sinyal kaskade yang memerlukan HA sebagai salah satu reseptor untuk membawa sinyal pada permukaan kulit agar mempertahankan kelembaban kulit.



6.5.1 Efek Pelembab Biasa dan SI 5% pada Hidrasi Kulit Setelah Pemakaian Selama 2 Minggu Pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 menunjukkan setelah pemakaian pelembab selama 2 minggu baik pada kelompok kontrol maupun SI 5% memberikan hasil analisis uji paired–sample t test yang berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kondisi awal penelitian (p < 0,05). Lamellar bilayer pada stratum korneum membentuk pola yang unik terdiri atas struktur electron-lucent dan electron-dense yang disebut unit Landmann. Struktur ini tersusun dalam stratum korneum pada bagian dalam, tengah dan luar (Gambar 2.5 pada tinjauan pustaka). Unit Landmann bagian tengah dan dalam tidak konstan karena dipengaruhi oleh usia dan penyakit, sedangkan yang terletak



pada stratum korneum bagian luar sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Warner and Boissy, 2000). Pada usia muda struktur unit Landmann tersusun teratur dengan ruang interseluler yang sempit, sedangkan pada usia di atas 40 tahun struktur ini tidak penuh lagi dan pada kulit kering susunannya tidak beraturan disertai pelebaran ruang interseluler (Warner and Boissy, 2000). Keadaan ini menunjukkan bahwa pelembab yang digunakan secara rutin selama 2 minggu akan memperbaiki hidrasi kulit sehingga dapat memperbaiki sawar kulit yang rusak (Warner and Boisy, 2000)



6.5.2 Efek Penggunaan Pelembab Berdasarkan Lokasi Persentase hidrasi kulit sesudah penggunaan pelembab pada lokasi pengukuran disajikan pada Tabel 5.5 sampai dengan Tabel 5.12. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, didapatkan data berdistribusi normal dan data antar kelompok juga homogen. Hasil uji parametrik dengan uji independentsample t test untuk analisis perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan adalah sebagai berikut. 1. Lokasi Lengan Atas: Pada lokasi lengan atas (Tabel 5.5) tampak setelah satu minggu (minggu 1) penggunaan pelembab didapatkan rerata hidrasi kulit kelompok kontrol adalah 39,77 ± 5,28 rerata kelompok perlakuan adalah 43,13 ± 7,06 nilai t = 1,479 dan p = 0,150. Analisis kemaknaan dengan uji independentsample t test menunjukkan tidak ada perbedaan rerata hidrasi kulit yang



bermakna antar kedua kelompok setelah 1 minggu penggunaan pelembab (p > 0,05). Sekalipun didapatkan perbedaan nilai hidrasi kulit pada masing-masing kelompok pada minggu 1 tetapi masa penggunaan selama 1 minggu pertama masih merupakan fase awal pelembaban dari nilai awal yang sama sekali tidak menggunakan pelembab apapun. Perbedaan bermakna antar 2 kelompok pada lokasi lengan atas didapatkan pada pengukuran setelah penggunaan pelembab selama 2 minggu. Rerata hidrasi kulit kelompok kontrol pada minggu 2 adalah 61,80 ± 6,56. Rerata kelompok perlakuan adalah 71,30 ± 10,79. Pada minggu 2 nilai t = 2,913 dan p = 0,007. Analisis kemaknaan dengan uji independent-sample t test menunjukkan p < 0,05. Perbedaan ini dapat disebabkan karena SI 5% adalah karbohidrat yang diperlukan dalam sintesis lipid. Dengan demikian, maka proporsi lipid dapat terjaga dan SI mampu meningkatkan serta mempertahankan hidrasi kulit dengan meningkatkan pengikatan air dalam stratum korneum dibandingkan dengan pelembab biasa. Setelah penghentian penggunaan pelembab selama 1 minggu, hasil pengukuran menunjukan, rerata hidrasi kulit kelompok kontrol pada minggu 3 adalah 42,07 ± 6,22. Rerata kelompok perlakuan adalah 57,43 ± 9,39. Pada minggu 3 menunjukkan bahwa nilai t = 5,280 dan nilai p = 0,000. Analisis kemaknaan dengan uji independent-sample t test menunjukkan terdapat perbedaan rerata hidrasi kulit yang bermakna antar



kedua kelompok setelah 3 minggu penelitian (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun sudah tidak menggunakan pelembab lagi tetapi kondisi lengan atas yang mendapat SI 5% masih dapat mempertahankan kelembabannya lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol karena pengikatan SI dengan stratum korneum merupakan ikatan alami seperti halnya ikatan hyaluronan dalam stratum korneum (Pentapharm, 2009). 2. Lokasi Lengan Bawah Sama halnya dengan lokasi lengan atas, pada lengan bawah juga memberikan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah penggunaan pelembab selama 2 minggu. Setelah penggunaan pelembab dihentikan selama 1 minggu masih didapatkan perbedaan yang bermakna (Tabel 5.6). 3. Lokasi Tungkai Atas Pada Tabel 5.7, tampak analisis kemaknaan dengan uji independentsample t test menunjukkan sudah terdapat perbedaan rerata hidrasi kulit yang bermakna antar kedua kelompok pada minggu 1 penelitian (p < 0,05). Hal ini mungkin disebabkan karena lokasi tungkai atas merupakan lokasi yang tidak terpajan sinar matahari dan TEWL nya juga lebih rendah sehingga proses penuaan pada lokasi ini berlangsung lebih lambat dibandingkan lokasi lainnya (Farage et al., 2010).



4. Lokasi Tungkai Bawah Pada Tabel 5.8 menunjukkan hasil analisis kemaknaan dengan uji independent-sample t test sama dengan lokasi lengan atas dan lengan bawah yang menunjukkan perbedaan bermakna pada penggunaan pelembab selama 2 minggu dan setelah penghentian pemakaian pelembab (p < 0,05). Dari hasil analisis uji independent-sample t test ternyata penggunaan pelembab yang mengandung SI 5% memberikan efek hidrasi yang lebih kuat dibandingkan pelembab biasa. Pada penghentian pemakaian pelembab, kelompok SI 5% secara bermakna menunjukkan hidrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hidrasi kulit pada masing-masing lokasi pengukuran menunjukkan persentase yang bervariasi. Pada lokasi yang tertutup dan tidak terpajan matahari (tungkai atas) menunjukkan pelembab yang mengandung SI 5% memberikan nilai hidrasi yang lebih tinggi baik pada saat pemakaian maupun saat sudah dihentikan. Belum ada penelitian yang dipublikasikan mengenai efek penggunaan SI pada formulasi pelembab. Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian dari pihak produsen produk SI yang meneliti 6 orang wanita yang menggunakan krim yang mengandung 5% SI dibandingkan dengan penggunaan 5% gliserin selama 14 hari. Dilakukan pengolesan 2 kali sehari di lokasi volar lengan bawah pada kelompok kulit kering dan kulit normal. Peningkatan kelembaban kulit pada kelompok kulit kering menunjukkan peningkatan sebesar 43% setelah 2 minggu dan pada kelompok kulit normal menunjukan peningkatan kelembaban sebesar



42%. SI memiliki kapasitas retensi kelembaban kulit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gliserin (Pentapharm, 2009). Pada penelitian ini persentase peningkatan hidrasi kulit berdasarkan lokasi penggunaan pelembab disajikan pada Gambar 5.6. Setelah penggunaan selama 2 minggu tampak peningkatan persentase hidrasi kulit pada lokasi lengan atas sebesar 15%, lengan bawah 16%, tungkai atas 24% sedangkan pada tungkai bawah 19%. Setelah penghentian pemberian pelembab, maka terdapat perbedaan kelembaban kulit pada lengan atas 36%, lengan bawah 40%, tungkai atas 36% dan tungkai bawah 38%. Sejak awal penggunaan pelembab daerah tungkai bawah sudah menunjukan peningkatan kelembaban kulit 20%. Kondisi ini berhubungan dengan lokasi tersebut adalah daerah yang tidak terpajan sinar matahari sehingga penguapan (TEWL) pada daerah tungkai atas lebih rendah dibandingkan lokasi pengukuran lainnya.



6.6 Perbedaan Hidrasi Kulit antar Lokasi pada Minggu 0 – Minggu 3 Terdapat hasil pengukuran hidrasi kulit yang berbeda pada tiap lokasi sejak awal penelitian. Untuk mengetahui apakah perbedaan hidrasi kulit pada keempat lokasi pengukuran bermakna secara statistik setiap minggu, maka dilakukan uji statistik One Way Anova baik pada kelompok kontrol maupun kelompok SI 5%. 1. Kelompok Pelembab Biasa Pada Tabel 5.9 menunjukkan hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova nilai p < 0,05 yang berarti bahwa rerata hidrasi kulit pada



keempat lokasi pengukuran berbeda bermakna sejak awal penelitian, pemakaian pelembab, maupun saat penghentian penggunaan pelembab. Analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova pada minggu awal penelitian (minggu 0) menunjukkan bahwa nilai F = 7,139 dan nilai p = 0,000. Pada minggu 1 nilai F = 8,868 dan nilai p = 0,000. Pada minggu 2 nilai F = 9,204 dan nilai p = 0,000. Sedangkan pada saat penghentian pemberian pelembab nilai F = 27,216 dan nilai p = 0,000. Perbedaan kelembaban kulit pada lokasi pengukuran menunjukkan perbedaan yang bermakna karena pada lokasi yang terpajan sinar matahari memiliki risiko kehilangan kadar air yang lebih tinggi akibat penguapan (TEWL). TEWL mencerminkan penguapan dari permukaan kulit. Salah satu karakteristik kulit yang sehat adalah perbandingan yang proporsional antara TEWL dan hidrasi kulit (Primavera et al., 2005). Sehingga pada kulit yang terpajan sinar matahari berlebihan sebaiknya dilakukan hidrasi yang lebih sering untuk memperbaiki kerusakan akibat radiasi UV. 2. Kelompok SI 5% Pada tabel 5.10 juga didapatkan hasil analisis kemaknaan dengan uji One Way Anova pada keempat lokasi nilai p < 0,05. Pada minggu awal penelitian (minggu 0), menunjukkan bahwa nilai F = 8,385 dan nilai p = 0,000. Pada minggu 1 nilai F = 4,606 dan nilai p = 0,006. Pada minggu 2 nilai F = 9,204 dan nilai p = 0,000. Pada minggu 3 nilai F = 9,207 dan nilai p = 0,000. Hal ini juga berarti bahwa rerata hidrasi kulit pada



keempat lokasi pengukuran pada kelompok SI 5% berbeda secara bermakna sejak awal penelitian hingga penghentian pemberian pelembab. Perbedaan hidrasi kulit pada masing-masing lokasi pengukuran pada kelompok kontrol dan kelompok SI 5% disajikan pada Gambar 5.2 sampai 5.5.



Baik pada kelompok pelembab biasa maupun kelompok SI 5%,



tampak lokasi pengukuran yang memberikan nilai hidrasi kulit yang paling rendah adalah tungkai bawah, karena merupakan lokasi yang terpajan sinar matahari. Lokasi yang nilai hidrasinya paling tinggi adalah lengan atas karena merupakan lokasi yang tidak terpajan sinar matahari sehingga efek penguapan (TEWL) yang mengakibatkan kekeringan kulit serta pengaruh photoaged pada lokasi ini lebih kecil dibandingkan ketiga lokasi pengukuran yang lain. Pengaplikasian pelembab pada kulit secara rutin dapat mempertahankan hidrasi kulit sehingga mencegah penuaan dan memberikan tampilan kulit yang sehat karena dapat mempertahankan turgor kulit. Untuk mencegah penuaan kebiasaan merawat kulit dengan menggunakan pelembab sebaiknya diakukan sejak dini. Terutama pada bagian tubuh yang terpajan sinar matahari. Berbagai keluhan yang ditimbulkan oleh kekeringan kulit dapat diatasi dengan pelembab, sehingga selain sebagai bahan yang dapat memperindah kulit pelembab juga dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati kelainan kulit. Kulit yang sehat dan indah akan meningkatkan kualitas hidup karena akan meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri.



BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan simpulan sebagai berikut : 1. Penambahan saccharide isomerates 5% dalam formulasi pelembab dapat meningkatkan hidrasi kulit lebih tinggi dibandingkan dengan pelembab biasa. 2. Penambahan saccharide isomerates 5% dalam formulasi pelembab dapat mempertahankan hidrasi kulit tetap lebih tinggi dibandingkan pelembab biasa setelah pemberiannya dihentikan.



7.2 Saran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah : 1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama pelembab yang mengandung saccharide isomerates 5% mampu mempertahankan kelembaban kulit setelah dihentikan pemakaiannya. 2.



Perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dengan karakteristik yang lebih bervariasi.



3.



Pada penderita penyakit kronis yang mengakibatkan kekeringan kulit perlu diteliti sejauh mana pengaruh penggunaan pelembab terhadap pemulihan kondisi kulitnya.



4.



Perlu penelitian lebih lanjut untuk megetahui mekanisme kerja saccharide isomerates terutama dalam hal transmisi sinyal antar sel pada mekanisme pelembaban kulit.



5.



Masyarakat dapat menggunakan pelembab yang mengandung saccharide isomerates sebagai alternatif baru dalam meremajakan kulit yang menua dan mempertahankan hidrasi kulit.



DAFTAR PUSTAKA



Akimoto, K., Yoshikawa, N., Nigaki, Y., et al. 1993. Quantitative analysis of stratum corneum lipids in xerosis and asteatotic eczema. J Dermatol. 20:1. Allman, R.M., Goode, P.S., Patrick, M.M. 1995. Pressure Ulcer Risk Factors Among Hospitalized Patients With Activity Limitation. JAMA, 273(11): 865–870. Atwood, C.S. 2004. Living and dying for sex. A theory of aging based on the modulation of cell cycle signaling by reproductive hormones. Gerontology 50 (5): 265–90. Bauman, L. 2002a. Basic Science of the Epidermis. In: Baumann, L. and Weisberg, editors. Cosmetic Dermatology: Principles and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 3-8. Bauman, L. 2002b. Basic Science of the Dermis. In: Baumann, L. and Weisberg, editors. Cosmetic Dermatology: Principles and Practice. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 9-12. Bertozzi, C.R., Rabuka, D. 2009. Structural Basis of Glycan Diversity. In: Varki, A., Cummings, R.D., Esko, J.D., editors. Essentials of Glycobiology. 2nd edition. Cold Spring Harbor (NY). Black, D., Josse, G., Rouvrais, C., Lagarde, J.M. 2005. Skin care products for normal, dry and greasy skin. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Tailor and Francis. p. 203-223. Bodde, H., Van Den Brink, I., Koerten, H.K. and De Haan, F.H.N. 1990. Visualization in Vitro Penetration of Mercuric Chloride: Transport Through Intercellular Space vs. Cellular Uptake Through Desmosomes. J Controlled Release, 15:227-237. Brannon, H.L. 2007. About.com: Dermatology, [ cited 2009 Jun, 5] Available from URL: http://dermatology.about.com/bio/Heather-Brannon.htm. Brégégère, F., Soroka, Y., Bismuth, J., Friguet, B., Milner, Y. 2003 Cellular senescence in human keratinocytes: unchanged proteolytic capacity and increased protein load. Exp. Gerontology Jun; 38(6):619-29. Christina, A., Maria, G.K., Alexandros, J.S., Andreas, K.D. 2010. Photoaging: Prevention and Topical Treatments. Am J Clin Dermatol. 11:95-102.



Chu, D.H., Haake, A.R., Holbrook, K., Loomis, C.A. 2003. The Cell Proliferation Kinetics of the Epidermis, In: Freedberg, I.M., Eisen, A.Z., Wolff, K., Austen, K.F., Goldsmith, L.A., and Katz, S.I., editors. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, Sixth Edition. New York: McGrawHill. Medical Publishing Division. p. 58-88. Courage, W and Richter, S. 2005. Information gebrauchsanweisung zum multi skin test center MC 750, Courage + Khazaka electronic GmbH, Germany. Davis, D.A., Kraus, A.L., Thompson, G.A, Olerich, M., Odio, M.R. 1997. Percutaneous absorption of salicylic acid after repeated (14-day) in vivo administration to normal, acnegenic or aged human skin. Aug;86(8):896-9 Denda, M., Sato, J., Tsuchiya, T., Ellias, P.M. and Feingold, K.R. 1998. Low Humidity stimulates epidermal DNA synthesis and amplifies the hyperproliferative response to barrier disruption: Implication for seasonal exacerbations of inflammatory dermatoses. J Invest Dermatol. 111:873878. Dewi, A.R.D. 2009. Penelitian pendahuluan: Penambahan saccharide isomerate 5% dalam formulasi pelembab meningkatkan hidrasi kulit lebih tinggi dibandingkan dengan pelembab biasa, Jakarta. Doering, T., Brade, H. and Sandhoff, K. 2002. Sphingolipid Metabolism During Epidermal Barrier Development in Mice. J Lipid Res, 43:1727-1733. Downing, D.T. 1992. Lipid and Protein Structures in the Permeability Barrier of Mammalian Epidermis. J Lipid Res, 33: 301. Downing, D.T. and Stewart, M.E. 2000. Epidermal Composition. In : Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 13-26. Downing, D.T. and Lazo, N.D. 2000. Lipid and Protein Structures in the Permeability Barrier. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 39-44.



Draelos, Z.D. 2006. Formulation for special Populations, In: Draelos, Z.D., Thaman, L.A., editors, Cosmetic Formulation of Skin Care Product, Cosmetic Science and Technology Series, Vol. 30. New York, London: Taylor & Francis. P. 27-29.



Egelrud, T. 2000. Desquamation. In: Loden. M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 109-117. Esko, J.D., Linhardt, R.J. 2009. Proteins that Bind Sulfated Glycosaminoglycans. In: Varki, A., Cummings, R.D., Esko, J.D., editors. Essentials of Glycobiology. 2nd edition. Cold Spring Harbor (NY). Farage, M.A., Miller, K.W., Maibach, H.I. 2007. Structural Characteristics of aging Skin: A review. Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology 26:343-357. Farage, M.A., Miller, K.W., Elsner, P., Maibach, H.I. 2008. Functional and physiological characteristics of the aging skin. Aging Clin. Exp. Res. Jun;20(3):195-200. Farage, M.A., Miller, K.W., Maibach, H.I. 2010. Degenerative Changes in Aging Skin. In: Miller, K.W., Maibach, H.I., editors. Textbook of Aging Skin. Berlin Heidelberg, Springer-Verlag. P.25-36. Feingold, K.R. and Elias, P.M. 2000. The Environtmental Interface: Regulation of Permeability Barrier Homeostasis. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 45-58. Forbes, P.D. 2008. Moisturizers, Vehicle Effects, and Photocarcinogenesis. J Invest Dermatol, 129: 261-262. Fore, J. 2009. A Review of Skin and the Effect of Aging on Skin Structure and Function, Ostomy Wound Management, Issue 9, Vol 52. Finnegan, M.J., Pickering, C.A. and Burge, P.S. 1984. The sick building syndrome: prevalence studies. Br Med J (Clin Res Ed). 289(6458): 1573– 1575. Gabard, B. 1994. Testing the efficacy of moisturizer. In: Elsner, P., Berardesca, E., Maibach, H.I., editors, Bioengineering of the skin: Water and the Stratum Corneum. Boca Raton, FL : CRC Press. p.147-170.



Gerald, E.P., Paquet, P., Xhauflare-Uhoda, E., Quatrezoos, P. 2010. Physiological Variations During Aging. In: Farage, M.A., Miller, K.W., Maibach, H.I., editors. Textbook of Aging Skin. Berlin Heidelberg, Springer-Verlag. P.45-54.



Gerber, D., Mathews-Roth, M., Fahlund, C., Hummel, D., Rosner, B. 1979. Effect of Frequent Sun Exposure on Bacterial Colonization of Skin. Int J Dermatol. 18;7, p.571–574. Goldman, R. and Klatz, R. 2007. The New Anti-Aging Revolution. Malaysia: Printmate Sdn. Bhd. p. 19-25. Grether-Beck, S., Bonizzi, G., Schmitt-Brenden, H., Felsner, I., Timmer, A., Sies, H., Johnson, J.P., Pi, J. and Krutmann, J. 2000. Non-enzymatic triggering of the ceramide signalling cascade by solar UVA radiation. The EMBO J, vol. 19, no 21, p. 5793-5800). Gunin, A.G., Kornilova, N.K., Vasilieva, O.V., Petrov, V.V. 2010. Age-Related Changes in Proliferation, the Numbers of Mast Cells, Eosinophils, and cd45-Positive Cells in Human Dermis. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. Nov 24). Guy, C.L., Guy, R.H., Goden, G.M., Mak, V.H.W. and Francouer, M.L. 1994. Characteristic of Low Temperature (i.e < 65C) Lipid Transition in Human Stratum Corneum. J Invest Dermatol, 102:233-239. Hammersley, M. 1991. Quality and Quantity: A note on Campbell’s distinction between internal and external validity. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. 25: p. 381-387. Hanifin, J.M., Lobitz, W.C. 1977. Newer Concept af Atopic dermatitis. Arch Dermatol, vol.113;663-670. Hannon, W.C. and Maibach, H.I. 2005. Eficacy of Moisturizers Assessed Through Bioengineering Techniques. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Tailor and Francis. p. 573-592. Hashizume, H. 2004. Skin Aging and Dry Skin. J Dermatol, 31(8):603-609. Health Grade. 2009. Wrong Diagnosis: Prevalence and Incidence of Dry Skin. [cited, 2009 Nov. 25]. Available at URL: http / www.wrongdiagnosis.com/d/dry_skin/prevalence.htm.



Heinrich, U., Koop, U., Leneveu-Duchemin, M-C., Osterrieder, K., Bielfeldt, S., Chkarnat, C., Degwert, J., Häntschel, D., Jaspers, S., Nissen, H-P., Rohr, M., Schneider, G., Tronnier, H. 2003, Multi center comparison of skin hydration in terms of physical, physiological and product dependent parameters by the capacitive method (Corneometer CM 825). International Journal of Cosmetic Science, 25:45-53).



Icen, M., Crowson, C.S., McEvoy, M.T., Dann, F.J., Gabriel, S.E. 2009. Trends in incidence of adult-onset psoriasis over three decades : A population-based study. J Am Acad Dermatol. 60: 394-401. Imokawa, G., Abe, A., Jin, K. et al. 1991. Decreased level of ceramides in stratum corneum of atopic dermatitis: An etiologic factor in atopic dry skin? J Invest Dermatol. 96: 523. Irvine, A.D. and Mc Lean, W.H.I. 2006. Breaking the (Un)Sound Barrier: Filaggrin Is a Major Gene for Atopic Dermatitis, J Invest Dermatol. 126:1200–1202. Johnson and Anthony. 2005. "Cosmeceuticals: Function and the Skin Barrier. In: Draelos, Z.D., editor. "Procedures in Cosmetic Dermatology Cosmeceuticals. New York: Elsevier, p. 11-17. Jung, J.W., Cha, S.H., Lee, S.C., Chun, I.K., Kim, Y.P. 1997. Age-related changes of water content in the rat skin. Dermatol Sci. Jan;14(1):12-9. Kimyai-Asadi, A., Jih, M.H. and Freedberg, I.M. 2003. Biology and Function of Epidermis and Appendages: Epidermal Cell Kinetic, Epidermal Differentiation, and Keratinization, In: Freedberg, I.M., Eisen, A.Z., Wolff, K., Austen, K.F., Goldsmith, L.A. and Katz, S.I., editors. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill. Medical Publishing Division. p. 89-98. Kligman, A. 2000. Introduction: Dry Skin and Moisturizer. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 3-9. Laudanska, H., Reduta, T. and Szmitkowska, D. 2003. Evaluation of Skin Barrier Function in Allergic Contact Dermatitis and Atopic Dermatitis Using Method of the Continuous TEWL Measurement. Rocz Akad Med Bialymst, 48:123-7.



Lavker, R.L. 1970. Membrane Coating Granules : The Fate of the Discharge Lamellae. J Ultrastruct Res, 55:79. Lembaga Demografi FE-UI. 2009. Data Statistik Indonesia Terjadi pergeseran umur menopause. [cited, 2009 Nov. 24]. Available from: URL: http://www.datastatistik-indonesia.com/component/option,com_staticxt/ staticfiledepan.php/Itemid,17/.



Lévêque, J.L. 2002. Lipid Organization and Barrier Function. In: Marks, R., Lévêque, J.L., Voegeli, R., editors. The Essentials Stratum Corneum. London: Martin Dunitz Ltd. p. 111-117. Linberg, M. and Forslind, B. 2000. The Skin as a Barrier. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 27-37. Madison, K.C., Swartzendruber, D.C., Wertz, P.W. and Downing, D.T. 1987 Presence of Intact Intercellular Lipid Lamellae in the Upper Layers of the Stratum Corneum, J Invest Dermatol, 88:714–718. McGrath, J.A., Eady, R.A.J. and Pope, F.M. 2004. Anatomy and Organization of Human Skin. In : Burns, T., Breathnach, S., Cox, N., Griffiths, C., editors. Rook’s Textbook of Dermatology. Seventh Edition. Oxford, United Kingdom: Blackwell Publishing: p. 1-15. Monger, D.J., Williams, M.L., Feingold, K.R., Brown, B.E. and Elias, P.M. 1988. Localization of Sites of Lipid Biosynthesis in Mammalian Epidermis. J Lipid Res, 29: 603-612. Neudecker, B.A., Maibach, H.I., Stern, R. 2004. Hyaluronan: The Natural Skin Moisturizer. Cosmetic Science and Technology Series 27:373-406. Odland, G.F. 1991. Structure of the Skin. In: Goldsmith, L.A., editor. Physiology, Biochemistry and Molecular Biology of the Skin, Second Edition. New York: Oxford University Press. p.3-62. Orth, D., Appa, Y. 2000. Glycerine: Natural ingredient for moisturizing skin. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 214.



Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine : Memperlambat Penuaan, Meningkatkan Kualitas Hidup. Cetakan ke-1. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Hal : 8-17. Pedersen, L. and Jemec, G.B.E. 2006. Investigative Report: Mechanical Properties and Barrier Function of Healthy Human Skin, Acta Derm Venereol. 86:308-311. Pentapharm. 2009. Pentavitin, [cited 2009 Jun. 5] Available at URL: http://www.centerchem.com/PDFs/PENTAVITIN%20product%20descript ion.pdf .



Pocock, S.J. 2008. Clinical Trials, A Practical Approach, Chichester, John Wiley & Sons. Polakowska, R.R. and Goldsmith, L.A. 1991. The Cell Envelope and Transglutaminases, In: Goldsmith, L.A., editor. Physiology, Biochemistry and Molecular Biology of the Skin, Second Edition. New York: Oxford University Press. p.168-201. Primavera, G., Berardesca, E., Maibach, H.I. 2005. Stratum Corneum Water Content and Transepidermal Water Loss. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Taylor and Francis. p.547-551. Rademacher, T.W., Parekh, R.B. and Dwek, R.A. 1988. "Glycobiology". Annu. Rev. Biochem. 57: 785–838. Robson, K.J., Stewart, M.E., Michelsen, S., Lazo, N.D. and Downing, D.T. 1994. 6 Hydroxysphingosine in Human Epidermal Ceramides, J. Lipid Res., 35: 2060. Sato, J., Katagiri, C., Nomura, J., Denda, M. 2001. Drastic decrease in environmental humidity decreases water-holding capacity and free amino acid content of the stratum corneum. Arch Dermatol Res. 293:477-480. Schwindt, D.A., Wilhelm, K.P., Miller, D.I. and Maibach, H.I. 1998. Cumulative Irritation in Older and Younger Skin : A Comparison, Acta Derm Venereol (Stockh): 78: 279-283. Schǜrer, N.Y. 2006. Dry skin. In: Ring, J., Przybilla, B., Ruzicka, T., editors. Handbook of atopic eczema, Second edition. Berlin: Springer Berlin Heidelberg. P 157-165. Scott, I., Harding, C.R. 2000: Physiologycal Effect of occlusion-fillagrin retention. Dermatology 2000:773. Scott, I. 2005. Filaggrin and Dry Skin. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Taylor and Francis. p.149-154. Setlow, R.B., Grist, E., Thompson, K. and Woodhead, A.D. 1993. Wavelengths effective in induction of malignant melanoma. PNAS, vol. 90, p. 66666670.



Simion, F.A., Story, D.C. 2005. Hand and Body Lotion. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Taylor and Francis. p. 319-339. Simon, M., Bernard, D., Caubet, C., Guerrin, M., Egelrud, T., Schmidt, R. and Serre, G. 2002. Corneodesmosomal Proteins are Proteolysed in Vitro by Both SCTE and SCCE- two Proteases Which are Thought to be Involved in Desquamation. In: Marks, Lévêque, J.L., Voegel, R., editors. The Essentials Stratum Corneum. London: Martin Dunitz Ltd. p.. 50-61. Steinert, P.M. and Freedberg, I.M. 1991. Epidermal Structural Protein. In: Goldsmith, L.A., editor. Physiology, Biochemistry and Molecular Biology of the Skin, Second Edition. New York: Oxford University Press. p. 113. Stuart-Hamilton, A. and Ian, B. 2006. The Psychology of Ageing: An Introduction. London: Jessica Kingsley Publishers.) Sularsito, S.A. and Subaryo, R.W.R. 1994. Dermatitis kontak alergik. Pada: Soebono H., Rikyanto, editor. Kumpulan makalah seminar dermatitis kontak Yogyakarta: FK UGM, 1-5. Sunderkötter, C., Kalden, H., Luger, T.A. 1997. Aging and the Skin Immune System Arch Dermatol ;133(10):1256-1262. Swartzendruber, D.C., Wertz, P.W., Madison and Downing, D.T. 1988. Evidence that the corneocyte has a chemically bound lipid envelope. J Invest Dermatol, 88:709. Swartzendruber, D.C., Kitko, D.J., Wertz, P.W. and Downing, D.T. 1988. Isolation of Corneocyte Envelopes from Porcine Epidermis. Arch Dermatol Res. 123: 1538. Sybert, V.P., Dale, B.A., Holbrook, K.A. 1985. Ichtyosis vulgaris: Identification of a defect in synthesis of fillagrin correlated with an absence of keratohyaline granules. J Invest Dermatol. 84:191. Takahashi, M. and Ikezawa, Z. 2000. Dry Skin in Atopic Dermatitis and Patients on Hemodialysis. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington,DC. : CRC Press. p. 135-146. Tagami, H. and Yoshikuni, K. 1985. Interrelationship Between Water-Barrier and Reservoir Functions of Pathologic Stratum Corneum. Arch Dermatol: 121:642-645.



Tammi, R., Seaeameanen, A.M., Maibach, H.I., Tammi, M. 1991. Degradation of newly synthesized high molecular mass hyaluronan in the epidermal and dermal compartments of human skin in organ culture. J Invest Dermatol. 97:126. Tetrahedron. 2010. Natural and Novel Antioxidants .[cited 2010 Des.2] Available at: http://www.tetrahedron.fr/page4/page8/photoprotection. htm Traupe, H. 1989. The Ichthyoses: A Guide to Clinical Diagnosis, Genetic Counselling and Therapy. New York: Springer-Verlag. p. 139-153. Trihendadi, C. 2005. Step by step SPSS 17 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Troy, W.R. 1968. Changes in Human Skin in the Light of Current Theories of Aging, J Soc Cosmetic Chemists, 19,829-840. Tuohimaa, 2009. Vitamin D and aging. Steroid Biochem Mol Biol Mar;114(12):78-84. Tzellos, T.G., Klagas, I., Vahtsevanos, K., Triaridis, S., Printza, A., Kyrgidis, A., Karakiulakis, G., Zouboulis, C.C., Papakonstantinou, E. 2009. Extrinsic ageing in the human skin is associated with alterations in the expression of hyaluronic acid and its metabolizing enzymes. Exp Dermatol Dec; 18(12):1028-35. Vahlquist, A. 2000. Ichtyosis-an Inborn Dryness of the Skin. In: Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 121-133. Varki, A. and Sharon, N. 2009. Historical Background and Overview. In: Varki, A., Cummings, R.D., Esko, J.D., et al, editors. Essentials of Glycobiology. 2nd edition. Cold Spring Harbor (NY): Cold Spring Harbor Laboratory Press. Varki, A., Esko, J.D., Colley, K.J. 2009. Cellular Organization of Glycosylation. In: Varki, A., Cummings, R.D., Esko, J.D., et al., editors. Essentials of Glycobiology. 2nd edition. Cold Spring Harbor (NY): Cold Spring Harbor Laboratory Press. Vázquez, F., Palacios, S., Alemañ, N., Guerrero, F. 1996, Changes of the basement membrane and type IV collagen in human skin during aging. Maturitas. Nov;25(3):209-15).



Warner, R.R. and Boissy, Y.L. 2000. Effect of Moisturizing Product on the Structure of Lipid in the Outer Stratum Corneum of Human. In : Loden, M., Maibach, H.I., editors. Dry Skin and Moisturizer, Chemistry and Function. Boca Raton, London, New York, Washington, DC. : CRC Press. p. 349-369. Wertz, P.W., Madison, K.C. and Downing, D.T. 1989. Covalently Bound Lipids of Human Stratum Corneum. J Invest Dermatol, 92:109. Wertz, P.W., Swartzendruber, D.C., Kitko, D.J., Madison, K.C. and Downing, D.T. 1987a. Composition and Morphology of Epidermal Cyst Lipids, J Invest Dermatol, 89: 419. Wertz,



P.W. and Downing, D.T. 1987b. Covalently Bound ωhydoxyacylsphingosine in the Stratum Corneum. Biochim. Biophys. Acta., 917: 108.



Wertz, P.W., Downing, D.T., Freinkel, R.K. and Traczyck, T.N. 1988. Sphingolipids of the Stratum Corneum and Lamellar Granules of Fetal Rat Epidermis, J Invest Dermatol, Res 123:1538. Wildauner, R.H., Bothwell, J.W., Douglass, A.B. 1971. Stratum corneum biomechanical properties: Influence of relative humidity on normal and extracted human stratum corneum. J Invest Dermatol, 56:72. WHO.



2008. Health effects of UV radiation. www.who.int/uv/health/en (consulted on april 2008).



available



at



Wohlrab, J., Klapperstück, T., Reinhardt, H.W., Albrecht, M. 2010. Interaction of epicutaneously applied lipids with stratum corneum depends on the presence of either emulsifiers or hydrogenated phosphatidylcholine. Skin Pharmacol Physiol. 23(6):298-305. Epub 2010 Jun 3. Wood, S.R., Berwick, M., Ley, R.D., Walter, R.B., Setlow, R.B. and Timmins, G.S. 2006. UV causation of melanoma in Xiphophorus is dominated by melanin photosensitized oxidant production PNAS, vol. 103, no 11, p. 4111-4115. Worley, C.A. 2006 . Wound Assesment and Evaluation : Aging skin and wound healing. Dermatology nursing; vol. 18:3 p. 265-266. Yu, R.J. and Van-Scott, E.J. 2005. -hydoxyacids, Polyhydroxy Acids, Aldobionic Acids and Their Topical Actions. In : Baran, R., Maibach, H.I., Taylor and Francis, editors. Textbook of Cosmetic Dermatology. Third Ed. Boca Raton USA: Taylor and Francis. p. 77-93.



Lampiran 1.



INFORMASI UNTUK SUBYEK PENELITIAN PENAMBAHAN SACCHARIDE ISOMERATES 5% DALAM FORMULASI PELEMBAB MENINGKATKAN HIDRASI KULIT LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN PELEMBAB BIASA Kekeringan kulit merupakan masalah bagi jutaan orang dan seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan stres psikologis. Kulit kering bukanlah merupakan diagnosis tunggal karena sering berhubungan dengan keadaan endogen dan eksogen. Keadaan endogen di antaranya, herediter seperti halnya iktiosis, dermatitis atopik atau dermatosis endogen yang kronik, bertambahnya usia, dan perubahan hormonal. Keadaan eksogen yang mempengaruhi antara lain akibat pengaruh cuaca, dermatitis akibat faktor lingkungan seperti terpajan bahan kimia, kelembaban yang rendah dan radiasi sinar ultraviolet, iritasi kronik, dermatitis kontak alergik, penuaan kulit akibat sinar matahari (photoaged) dan lain-lain. Pada kondisi normal, stratum korneum mengandung sekitar 30% air. Kulit kering ditandai dengan menurunnya kandungan air kurang dari 10%, pada keadaan ini fungsi kulit akan terganggu dan kulit dehidrasi. Kulit akan terasa kencang, permukaan menjadi kasar, bersisik serta sensitif. Sering didapatkan gambaran histopatologi berupa hiperkeratosis, skuama yang abnormal dan hiperplasia epidermis disertai keratinisasi yang abnormal. Pada kulit yang kering kandungan air (hidrasi) dalam stratum korneum sangat rendah dan penguapan (TEWL= transepidermal water loss) meningkat. Berbagai formula pelembab dikembangkan untuk mengefektifkan pelembaban kulit. Salah satunya adalah formula pelembab yang mengandung saccharide isomerates 5% yang diharapkan dapat lebih efektif melembabkan kulit dan mempertahankannya. Pada penelitian ini, subyek akan diberikan sebotol lotion pelembab yang di antaranya dapat dengan saccharide isomerates 5% maupun tanpa saccharide isomerates 5%. Cara pemakaian: dioleskan secara merata pada lengan (di mulai dari pangkal lengan hingga jari-jari tangan) dan (tungkai dimulai dari pangkal paha hingga jari-jari kaki) sehari dua kali setelah mandi selama 14 hari. Akan dilakukan pengukuran hidrasi kulit sebelum pengolesan lotion pelembab dan selama pemakaian lotion tiga hari dalam seminggu di Poliklinik Kulit RS Moh Ridwan Meuraksa Jakarta selama 21 hari. Bila saudara kehendaki, saudara berhak untuk menolak ikut dalam penelitian atau sewaktu-waktu dapat menarik diri dari penelitian ini dan pada saudara tidak akan diberikan sangsi apapun, serta tetap mendapatkan pelayanan/pengobatan sebagaimana mestinya bila terjadi kelainan kulit. Apabila terjadi hal yang kurang menyenangkan akibat pemberian lotion pelembab ini dapat menghubungi nama dan alamat di bawah ini untuk mendapatkan penjelasan. dr. Dian Andriani, SpKK Kantor: Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta. Jl. Kramat Raya 174 Jakarta Pusat. Tlp 021-31907870 atau Rumah: Jl. Bandung D-602 Duren Jaya, Bekasi Telp. 021-8806365 HP. 0818993426



Lampiran 2.



PERSETUJUAN TINDAK MEDIK



Setelah mendapat penjelasan, saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama



:



Umur



:



Jenis kelamin : Alamat



:



Menyatakan secara sukarela setuju untuk mengikuti penelitian “Penambahan Saccharide Isomerates 5% dalam formulasi pelembab meningkatkan hidrasi kulit lebih tinggi dibandingkan dengan pelembab biasa”. Saya bersedia menggunakan pelembab yang diberikan sesuai dengan anjuran cara pemakaian dan bersedia melakukan pemeriksaan hidrasi kulit selama penelitian berlangsung.



Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.



Jakarta, . . . . . . . . . . .



Dokter pemeriksa.



Yang memberi pernyataan,



(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)



( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)



Lampiran 3.



STATUS PENELITIAN 1.



IDENTITAS Nama



:



Tempat/tanggal lahir



:



Alamat



:



No. telp



:



Status perkawinan



:



Suku



:



Jenis pekerjaan



:



2.



HP :



ANAMNESIS a.



Apakah ada keluhan tentang kekeringan kulit □ Ada



b.



□ Tidak ada



Kebiasaan merawat kulit dengan pelembab: □ Ada



□ Tidak ada



Bila ada, seberapa sering menggunakan pelembab seharihari: □ 2 kali sehari setelah mandi □ Sehari sekali □ Seminggu dua kali □ Seminggu sekali □ Tidak tentu



c. Jenis sabun mandi yang digunakan saat mandi: □ Sabun antiseptik □ Sabun pelembab □ Sabun bayi □ Tidak tentu 4) Apakah ada bahan kontak selain pelembab yang dioleskan pada kulit: □ Ada



□ Tidak ada



Bila ada, sebutkan jenis bahan kontak tersebut: □ Minyak telon/kayu putih □ Balsam □ Lain-lain:…….. 5) Riwayat pekerjaan: □ Jenis pekerjaan sekarang



:



□ Lama bekerja:………..tahun…….bulan □ Jam kerja



:………. Jam sehari



6) Lingkungan tempat bekerja: □ Ber AC □ Tidak ber AC tetapi ventilasi baik □ Ventilasi kurang baik 7) Riwayat Penyakit Dahulu : □ Kekeringan kulit, □ Gatal-gatal yang sering berulang,



□ Status atopik : 



Dermatitis atopik







Rhinitis alergik







Asma bronkiale,



□ Penyakit kronik  Diabetes Melitus  Hipertensi  Kelainan kelenjar tiroid  Penyakit lain : ………… 1)



Riwayat Penyakit Keluarga : □ Status Atopik:  Dermatitis atopik  Rhinitis alergik  Asma bronkiale □ Penyakit kronik □ Lain-lain



3.PEMERIKSAAN FISIS a. Status generalis: Tinggi Badan:



cm,



Tekanan darah



:



Nadi



:



Pernafasan



:



Keadaan umum



:



Status gizi



:



Berat badan:



kg



Kepala: konjungtiva: anemis/ tidak anemis



Dada



:



Abdomen



:



Ekstremitas



:



b. Status dermatologikus: □ Tanda klinis kekeringan kulit: □ Lokasi: 4.



DIAGNOSIS



5.



PENATALAKSANAAN



Lampiran 4. Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan Lobitz, 1977 Kriteria mayor ( > 3) Pruritus Morfologi dan distribusi khas : dewasa : likenifikasi fleksura bayi dan anak : lokasi kelainan di daerah muka dan ekstensor Dermatitis bersifat kronik residif Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya Kriteria minor ( > 3) Xerosis Iktiosis/pertambahan garis di palmar/keatosis pilaris Reaktivasi pada uji kulit tipe cepat Peningkatan kadar IgE Kecenderungan mendapat infeksi kulit/kelainan imunitas selular Dermatitis pada areola mammae Keilitis Konjungtivitis berulang Lipatan Dennie-Morgan daerah infraorbita Keratokonus Katarak subskapular anterior Hiperpigmentasi daerah orbita Kepucatan/eritema daerah muka



Pitiriasis alba Lipatan leher anterior Gatal bila berkeringat Intoleransi terhadap bahan wol dan lipid solven Gambaran perifolikular lebih nyata Intoleransi makanan Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan dan emosi White dermographism/delayed blanch



Lampiran 5 Uji Normalitas Hidrasi Kulit Tests of Normalityb Kolmogorov-Smirnova Kelompok_3 Minggu_0 Kelompok saccharide isomerate 5%



Statistic



df



.192



Kelompok pelembab .147 biasa Minggu1 Kelompok saccharide .146 isomerate 5% Kelompok pelembab .118 biasa Minggu2 Kelompok saccharide .104 isomerate 5% Kelompok pelembab .125 biasa Minggu3 Kelompok saccharide .133 isomerate 5% Kelompok pelembab .162 biasa a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. b. Kelompok_4 = Lengan Atas



Shapiro-Wilk



Sig.



Statistic



df



Sig.



15



.141



.914



15



.158



15



.200*



.955



15



.603



15



.200*



.946



15



.471



15



.200*



.952



15



.561



15



.200*



.970



15



.857



15



.200*



.976



15



.939



15



.200*



.938



15



.358



15



.200*



.965



15



.781



Tests of Normalityb Kolmogorov-Smirnova Kelompok_3 Minggu_0 Kelompok saccharide isomerate 5%



Minggu1



Minggu2



Minggu3



Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5%



Statistic



df



Sig.



Shapiro-Wilk Statistic



df



Sig.



.124



15



.200*



.958



15



.653



.097



15



.200*



.968



15



.829



.123



15



.200*



.958



15



.663



.103



15



.200*



.976



15



.934



.117



15



.200*



.976



15



.933



.118



15



.200*



.978



15



.954



.169



15



.200*



.948



15



.492



Kelompok pelembab biasa a. Lilliefors Significance Correction



.105



.200*



15



.973



15



.903



*. This is a lower bound of the true significance. b. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Tests of Normalityb Kolmogorov-Smirnova Kelompok_3 Minggu_0 Kelompok saccharide isomerate 5%



Minggu1



Minggu2



Minggu3



Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5%



Statistic



df



Shapiro-Wilk



Sig.



Statistic



df



Sig.



.185



15



.181



.918



15



.178



.141



15



.200*



.974



15



.911



.198



15



.117



.882



15



.051



.195



15



.131



.909



15



.130



.157



15



.200*



.952



15



.553



.182



15



.193



.938



15



.357



.134



15



.200*



.958



15



.657



15



.200*



.958



15



.664



Kelompok pelembab .094 biasa a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. b. Kelompok_4 = Tungkai Atas



Tests of Normalityb Kolmogorov-Smirnova Kelompok_3 Minggu_0 Kelompok saccharide isomerate 5%



Minggu1



Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa



Statistic



df



Sig.



Shapiro-Wilk Statistic



df



Sig.



.171



15



.200*



.959



15



.670



.147



15



.200*



.944



15



.441



.149



15



.200*



.885



15



.057



.173



15



.200*



.943



15



.421



Minggu2



Minggu3



Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5%



.128



15



.200*



.965



15



.775



.106



15



.200*



.970



15



.863



.140



15



.200*



.929



15



.264



15



.200*



.949



15



.508



Kelompok pelembab .166 biasa a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. b. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Lampiran 6. Uji Chi-Square atopik dan kebiasaan merawat kulit



Merawat_kulita Frequency Valid



Ya



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



13



86.7



86.7



86.7



2



13.3



13.3



100.0



Total 15 100.0 a. Kelompok = Saccharide isomerate 5%



100.0



Tidak



Merawat_kulita Frequency Valid



Ya Tidak



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



12



80.0



80.0



80.0



3



20.0



20.0



100.0



100.0



100.0



Total 15 a. Kelompok = Pelembab biasa



Atopika Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



Ya



8



53.3



53.3



53.3



Tidak



7



46.7



46.7



100.0



Total



15



100.0



100.0



Atopika Frequency Valid



Ya



Percent



8



Valid Percent



Cumulative Percent



53.3



53.3



53.3



Tidak 7 46.7 a. Kelompok = Saccharide isomerate 5%



46.7



100.0



Atopika Frequency Valid



Ya Tidak



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



4



26.7



26.7



26.7



11



73.3



73.3



100.0



100.0



100.0



Total 15 a. Kelompok = Pelembab biasa



Lingk_kerja_ACa Frequency



Percent



Valid Percent



Valid Ya 15 100.0 a. Kelompok = Saccharide isomerate 5%



100.0



Cumulative Percent 100.0



Lingk_kerja_ACa Frequency



Percent



Valid Ya 15 a. Kelompok = Pelembab biasa



Valid Percent



100.0



100.0



Cumulative Percent 100.0



Kelompok * Atopik Kelompok * Atopik Crosstabulation Atopik Ya Kelompok Saccharide isomerate 5% Count Expected Count



Tidak



Total



8



7



15



6.0



9.0



15.0



% within Kelompok Pelembab biasa



53.3%



46.7%



100.0%



4



11



15



6.0



9.0



15.0



26.7%



73.3%



100.0%



12



18



30



12.0



18.0



30.0



40.0%



60.0%



100.0%



Count Expected Count % within Kelompok



Total



Count Expected Count % within Kelompok



Chi-Square Tests Value



df



Asymp. Sig. (2-sided)



Exact Sig. (2sided)



Exact Sig. (1sided)



Pearson Chi-Square 2.222a 1 .136 b Continuity Correction 1.250 1 .264 Likelihood Ratio 2.256 1 .133 Fisher's Exact Test .264 Linear-by-Linear 2.148 1 .143 Association N of Valid Casesb 30 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00. b. Computed only for a 2x2 table



.132



Kelompok * Merawat_kulit Kelompok * Merawat_kulit Crosstabulation Merawat_kulit Ya Kelompok Saccharide isomerate 5% Count Expected Count % within Kelompok Pelembab biasa



Count Expected Count % within Kelompok



Total



Count Expected Count % within Kelompok



Chi-Square Tests



Tidak



Total



13



2



15



12.5



2.5



15.0



86.7%



13.3%



100.0%



12



3



15



12.5



2.5



15.0



80.0%



20.0%



100.0%



25



5



30



25.0



5.0



30.0



83.3%



16.7%



100.0%



Value



Asymp. Sig. (2-sided)



df



Exact Sig. (2sided)



Exact Sig. (1sided)



Pearson Chi-Square .240a 1 .624 Continuity Correctionb .000 1 1.000 Likelihood Ratio .241 1 .623 Fisher's Exact Test 1.000 Linear-by-Linear .232 1 .630 Association N of Valid Casesb 30 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50. b. Computed only for a 2x2 table



Lampiran 7. Uji Paired-sample t Test Setelah Penggunaan Pelembab Selama 2 Minggu Kelompok SI Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



Std. Deviation



Std. Error Mean



28.4667



15



4.80129



1.23969



Minggu2 71.3000 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



15



10.79319



2.78679



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2



Correlation 15



.671



Sig. .006



.500



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



Correlation 15



Sig.



.671



.006



Paired Samples Testa Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



4.2833 3E1 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



8.36375



Lower



Upper



2.15951 -47.46503 -38.20164



t



df



19.835



14



Sig. (2tailed) .000



Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



26.6333



Minggu2 63.9333 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Std. Deviation



Std. Error Mean



15



2.68239



.69259



15



9.23670



2.38491



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Correlation 15



.637



Sig. .011



Paired Samples Testa Paired Differences



t



df



Sig. (2-



95% Confidence Interval of the Difference



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



3.7300 0E1 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



7.80751



Lower



tailed)



Upper



2.01589 -41.62365 -32.97635



18.503



14



.000



Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



Std. Deviation



Std. Error Mean



24.2000



15



2.72423



.70339



Minggu2 60.6000 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



15



14.70811



3.79762



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



Correlation 15



.360



Sig. .187



Paired Samples Testa Paired Differences



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



3.6400 13.95938 0E1 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



95% Confidence Interval of the Difference Lower



Upper



3.60430 -44.13045 -28.66955



Paired Samples Statisticsa



t 10.099



df 14



Sig. (2tailed) .000



Mean Pair 1



Minggu_0



N



22.6000



Minggu2 49.7667 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Std. Error Mean



Std. Deviation 15



3.23596



.83552



15



10.21006



2.63623



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Correlation 15



Sig.



.192



.493



Paired Samples Testa Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



2.7166 10.10068 7E1 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Lower



Upper



2.60799 -32.76024 -21.57309



t 10.417



Kelompok Pelembab Biasa Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



Std. Deviation



Std. Error Mean



26.2000



15



3.21159



.82923



Minggu2 61.8000 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



15



6.55689



1.69298



Paired Samples Correlationsa N



Correlation



Sig.



df 14



Sig. (2tailed) .000



Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



15



.452



.090



Paired Samples Testa Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



3.5600 0E1 a. Kelompok_4 = Lengan Atas



5.85296



Lower



Upper



1.51123 -38.84126 -32.35874



t



df



23.557



14



Sig. (2tailed) .000



Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



25.6333



Minggu2 54.6667 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Std. Deviation



Std. Error Mean



15



2.27146



.58649



15



5.49242



1.41814



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Correlation 15



.074



Sig. .793



Paired Samples Testa Paired Differences



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



2.9033 3E1



5.78627



95% Confidence Interval of the Difference Lower



Upper



1.49401 -32.23766 -25.82900



t 19.433



df 14



Sig. (2tailed) .000



Paired Samples Testa Paired Differences



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



2.9033 3E1 a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



5.78627



95% Confidence Interval of the Difference Lower



Upper



1.49401 -32.23766 -25.82900



t 19.433



Sig. (2tailed)



df 14



.000



Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



Std. Deviation



Std. Error Mean



23.7333



15



3.27254



.84497



Minggu2 49.0667 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



15



6.36359



1.64307



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



Correlation 15



.157



Sig. .576



Paired Samples Testa Paired Differences



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



2.5333 3E1 a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



6.68331



95% Confidence Interval of the Difference Lower



Upper



1.72562 -29.03443 -21.63224



t 14.681



df 14



Sig. (2tailed) .000



Paired Samples Statisticsa Mean Pair 1



Minggu_0



N



22.0000



Minggu2 41.5667 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Std. Deviation



Std. Error Mean



15



2.12972



.54989



15



6.95102



1.79475



Paired Samples Correlationsa N Pair 1



Minggu_0 & Minggu2 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Correlation 15



.223



Sig. .424



Paired Samples Testa Paired Differences



Std. Std. Error Mean Deviation Mean Pair Minggu_0 1 Minggu2



1.9566 7E1 a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



6.80039



95% Confidence Interval of the Difference Lower



Upper



1.75585 -23.33259 -15.80074



t 11.144



df 14



Sig. (2tailed) .000



Lampiran 8. Uji Homogenitas dan Uji Beda Independent-Sample t Test antara Kelompok Kontrol dengan Perlakuan Berdasarkan Lokasi Lengan Atas Group Statisticsa Kelompok_3 Minggu_0



Minggu1



Minggu2



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



28.4667



4.80129



1.23969



Kelompok pelembab biasa



15



26.2000



3.21159



.82923



15



43.1333



7.06214



1.82344



15



39.7667



5.28092



1.36353



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



71.3000



10.79319



2.78679



Kelompok pelembab biasa



15



61.8000



6.55689



1.69298



15



57.4333



9.39769



2.42647



15



42.0667



6.22457



1.60718



Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa



Minggu3



Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa a. Kelompok_4 = Lengan Atas



Independent Samples Testa Levene's Test for Equality of Variances



F Ming Equal variances 1.768 gu_0 assumed



Sig. .194



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu1 assumed



.609



.442



Equal variances not assumed Ming Equal variances 2.958 gu2 assumed



.097



t-test for Equality of Means



t 1.52 0



df



Std. 95% Confidence Interval of the Mean Error Difference Sig. (2- Differe Differe tailed) nce nce Lower Upper



28



.140 2.26667 1.49146 -.78844 5.32178



1.52 24.4 0 38



.141 2.26667 1.49146 -.80863 5.34196



1.47 9



28



.150 3.36667 2.27687



8.03062 1.29729



1.47 25.9 9 27



.151 3.36667 2.27687



8.04747 1.31414



2.91 3



.007 9.50000 3.26073 2.82069



28



16.1793 1



Equal variances not assumed Ming Equal variances 2.103 gu3 assumed



.158



Equal variances not assumed a. Kelompok_4 = Lengan Atas



2.91 23.0 3 95



.008 9.50000 3.26073 2.75619



16.2438 1



5.28 0



28



.000



15.3666 21.3284 2.91046 9.40485 7 8



5.28 24.3 0 01



.000



15.3666 21.3696 2.91046 9.36370 7 3



Lengan Bawah Group Statisticsa Kelompok_3



N



Minggu_0 Kelompok saccharide isomerate 5% Minggu1



Minggu2



Minggu3



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



15



26.6333



2.68239



.69259



Kelompok pelembab biasa Kelompok saccharide isomerate 5%



15



25.6333



2.27146



.58649



15



41.8667



8.24072



2.12775



Kelompok pelembab biasa



15



37.3333



4.52243



1.16769



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



63.9333



9.23670



2.38491



Kelompok pelembab biasa



15



54.6667



5.49242



1.41814



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



53.1333



7.88187



2.03509



15



37.9333



6.01743



1.55370



Kelompok pelembab biasa a. Kelompok_4 = Lengan Bawah



Independent Samples Testa Levene's Test for Equality of Variances



F Ming Equal variances gu_0 assumed Equal variances not assumed Ming Equal variances gu1 assumed



Sig.



t-test for Equality of Means



t



.252 .620 1.102



95% Confidence Std. Interval of the Sig. Mean Error Difference (2- Differen Differen tailed) ce ce Lower Upper



df 28



.280 1.00000 .90755



-.85904 2.85904



1.102 27.260



.280 1.00000 .90755



-.86131 2.86131



.072 4.53333 2.42710



-.43835 9.50501



4.496 .043 1.868



28



Equal variances not assumed



1.868 21.732



Ming Equal variances gu2 assumed



4.396 .045 3.340



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu3 assumed



-.50376 9.57043



28



.002 9.26667 2.77469 3.58298 14.95036



3.340 22.800



.003 9.26667 2.77469 3.52400 15.00933



.233 .633 5.937



Equal variances not assumed a. Kelompok = Lengan Bawah



.075 4.53333 2.42710



28



.000 15.20000 2.56038 9.95530 20.44470



5.937 26.182



.000 15.20000 2.56038 9.93884 20.46116



Tungkai Atas Group Statisticsa Kelompok_3 Minggu_0



Minggu1



Minggu2



N



Mean



Std. Deviation Std. Error Mean



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



24.2000



2.72423



.70339



Kelompok pelembab biasa



15



23.7333



3.27254



.84497



15



40.3667



7.51300



1.93985



15



33.4000



5.68582



1.46807



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



60.6000



14.70811



3.79762



Kelompok pelembab biasa



15



49.0667



6.36359



1.64307



15



47.6333



8.45464



2.18298



15



34.8667



4.21505



1.08832



Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa



Minggu3



Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa a. Kelompok_4 = Tungkai Atas



Independent Samples Testa Levene's Test for Equality of Variances



F Ming Equal variances gu_0 assumed



.376



Sig.



t-test for Equality of Means



t



.545 .424



df 28



Std. 95% Confidence Interval of the Mean Error Difference Sig. (2- Differen Differen tailed) ce ce Lower Upper .674 .46667 1.09942



2.71873 1.78540



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu1 assumed



2.529



.424



27.10 8



.123 2.864



28



.008 6.96667 2.43275 1.98341



11.9499 2



2.864



26.07 6



.008 6.96667 2.43275 1.96679



11.9665 4



.022 2.787



28



.009



11.5333 20.0092 4.13782 3.05739 3 8



2.787



19.06 4



.012



11.5333 20.1919 4.13782 2.87473 3 3



.070 5.234



28



.000



12.7666 17.7632 2.43923 7.77013 7 0



5.234



20.55 5



.000



12.7666 17.8460 2.43923 7.68731 7 3



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu2 assumed



5.878



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu3 assumed



3.562



Equal variances not assumed a. Kelompok = Tungkai Atas Tungkai Bawah



.675 .46667 1.09942



2.72207 1.78874



Group Statisticsa Kelompok_3 Minggu_0



Minggu1



Minggu2



Minggu3



N



Mean



Std. Deviation Std. Error Mean



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



22.6000



3.23596



.83552



Kelompok pelembab biasa



15



22.0000



2.12972



.54989



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



34.1000



5.91064



1.52612



Kelompok pelembab biasa



15



31.4333



3.89994



1.00696



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



49.7667



10.21006



2.63623



Kelompok pelembab biasa



15



41.5667



6.95102



1.79475



Kelompok saccharide isomerate 5%



15



42.3333



7.68967



1.98546



15



30.5333



4.29895



1.10998



Kelompok pelembab biasa a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



Independent Samples Testa Levene's Test for Equality of Variances



F



Sig.



t-test for Equality of Means



T



df



95% Confidence Std. Interval of the Mean Error Difference Sig. (2- Differ Differe tailed) ence nce Lower Upper



Ming Equal variances gu_0 assumed



2.602 .118 .600



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu1 assumed



Ming Equal variances gu3 assumed



.553 .6000 1.00024 -1.4489 2.64889



.600 24.21



.554 .6000 1.00024 -1.4634 2.66343



1.456 .238 1.46



Equal variances not assumed Ming Equal variances gu2 assumed Equal variances not assumed



28



28



.156 2.667 1.82839 -1.0786 6.41196



1.46 24.25



.158 2.667 1.82839 -1.1049 6.43824



1.621 .213 2.57



28



.016 8.200 3.18917 1.6673 14.7327



2.57 24.68



.017 8.200 3.18917 1.6275 14.7725



1.639 .211 5.19



Equal variances not assumed a. Kelompok_4 = Tungkai Bawah



28



.000 11.80 2.27467 7.1406 16.4594



5.19 21.97



.000 11.80 2.27467 7.0823 16.517



Lampiran 9 Uji One Way Anova Lokasi Pengukuran Hidrasi Kulit



Kelompok saccharide isomerate 5%



Descriptivesa 95% Confidence Interval for Mean N Mingg Lengan Atas u_0 Lengan Bawah



Std. Std. Mean Deviation Error



Lower Bound



Upper Bound



Minim Maxim um um



15 28.467



4.80129 1.2397



25.8078



31.1255



21.50



41.00



15 26.633



2.68239 .69259



25.1479



28.1188



21.00



30.50



15 24.200



2.72423 .70339



22.6914



25.7086



20.00



31.00



Tungkai Bawah 15 22.600



3.23596 .83552



20.8080



24.3920



16.50



27.50



Total



60 25.476



4.06872 .52527



24.4239



26.5261



16.50



41.00



15 43.133



7.06214 1.8234



39.2225



47.0442



32.50



56.00



15 41.867



8.24072 2.1277



37.3031



46.4302



30.50



59.50



15 40.367



7.51300 1.9398



36.2061



44.5272



32.50



55.00



Tungkai Bawah 15 34.100



5.91064 1.5261



30.8268



37.3732



27.50



50.00



Total



7.86640 1.0155



37.8346



41.8988



27.50



59.50



15 71.300 10.79319 2.7867



65.3229



77.2771



54.00



95.50



15 63.933



9.23670 2.3849



58.8182



69.0484



48.50



80.00



15 60.600 14.70811 3.7976



52.4549



68.7451



39.00



92.00



Tungkai Bawah 15 49.767 10.21006 2.6362



44.1125



55.4208



34.00



70.00



Total



60 61.400 13.60421 1.7563



57.8857



64.9143



34.00



95.50



15 57.433



9.39769 2.4264



52.2291



62.6376



43.50



81.50



15 53.133



7.88187 2.0350



48.7685



57.4982



35.50



66.00



15 47.633



8.45464 2.1829



42.9513



52.3154



35.00



63.50



Tungkai Bawah 15 42.333



7.68967 1.9854



38.0749



46.5917



30.00



62.00



Total 60 50.133 9.97916 1.2883 a. Kelompok_3 = Kelompok saccharide isomerate 5%



47.5554



52.7112



30.00



81.50



Tungkai Atas



Mingg Lengan Atas u1 Lengan Bawah Tungkai Atas



Mingg Lengan Atas u2 Lengan Bawah Tungkai Atas



Mingg Lengan Atas u3 Lengan Bawah Tungkai Atas



60 39.867



Test of Homogeneity of Variancesa Levene Statistic



df1



Minggu_0 2.026 Minggu1 .932 Minggu2 .983 Minggu3 .311 a. Kelompok_3 = Kelompok saccharide isomerate 5%



ANOVAa



df2 3 3 3 3



Sig. 56 56 56 56



.121 .431 .408 .818



Sum of Squares Minggu_0 Between Groups



Minggu1



Minggu2



Mean Square



F



302.746



3



100.915



Within Groups



673.967



56



12.035



Total



976.712



59



Between Groups



722.633



3



240.878



Within Groups



2928.300



56



52.291



Total



3650.933



59



Between Groups



3606.033



3



1202.011



7313.367 10919.400



56 59



130.596



Between Groups



1940.700



3



646.900



Within Groups



3934.733



56



70.263



Within Groups Total Minggu3



df



Sig.



8.385



.000



4.606



.006



9.204



.000



9.207



.000



Total 5875.433 59 a. Kelompok_3 = Kelompok saccharide isomerate 5%



Post Hoc Tests Multiple Comparisonsa LSD Depende Mean nt (I) Differenc Variable Kelompok_4 (J) Kelompok_4 e (I-J) Minggu_ Lengan Atas Lengan Bawah 0 Tungkai Atas Lengan Bawah



Std. Error



1.83333 1.26676



Sig.



Lower Bound



Upper Bound



.153



-.7043



4.3710



1.26676



.001



1.7290



6.8043



1.26676



.000



3.3290



8.4043



Lengan Atas



-1.83333 1.26676



.153



-4.3710



.7043



Tungkai Atas



2.43333 1.26676



.060



-.1043



4.9710



1.26676



.002



1.4957



6.5710



1.26676 4.26667*



.001



-6.8043



-1.7290



Lengan Bawah



-2.43333 1.26676



.060



-4.9710



.1043



Tungkai Bawah



1.60000 1.26676



.212



-.9376



4.1376



4.26667



*



Tungkai Bawah



5.86667



*



Tungkai Bawah Tungkai Atas Lengan Atas



Tungkai Bawah



95% Confidence Interval



Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas



4.03333



*



-5.8667



*



1.26676



.000



-8.4043



-3.3290



-4.0333



*



1.26676



.002



-6.5710



-1.4957



-1.6000 1.26676



.212



-4.1376



.9376



Minggu1 Lengan Atas Lengan Bawah



1.2667 2.64048



.633



-4.0229



6.5562



2.7667 2.64048



.299



-2.5229



8.0562



2.64048



.001



3.7438



14.3229



Lengan Atas



-1.26667 2.64048



.633



-6.5562



4.0229



Tungkai Atas



1.50000 2.64048



.572



-3.7895



6.7895



2.64048



.005



2.4771



13.0562



-2.76667 2.64048 -1.50000 2.64048



.299 .572



-8.0562 -6.7895



2.5229 3.7895



6.2667* 2.64048



.021



.9771



11.5562



Tungkai Atas Tungkai Bawah Lengan Bawah



Tungkai Bawah Tungkai Atas Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Bawah Tungkai Bawah



Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas



Minggu2 Lengan Atas Lengan Bawah



2.64048



.001



-14.3229



-3.7438



-7.7667



*



2.64048



.005



-13.0562



-2.4771



-6.2667



*



2.64048



.021



-11.5562



-.9771



7.3667 4.17286



.083



-.9926



15.7259



4.17286



.013



2.3408



19.0592



Tungkai Bawah



21.5333



*



4.17286



.000



13.1741



29.8926



Lengan Atas



-7.36667 4.17286



.083



-15.7259



.9926



Tungkai Atas



3.33333 4.17286



.428



-5.0259



11.6926



4.17286



.001



5.8074



22.5259



4.17286 10.7000*



.013



-19.0592



-2.3408



Lengan Bawah



-3.3333 4.17286



.428



-11.6926



5.0259



Tungkai Bawah



10.8333* 4.17286



.012



2.4741



19.1926



Lengan Atas



-21.533* 4.17286



.000



-29.8926



-13.1741



Tungkai Atas Lengan Atas



14.1667



*



-14.167



*



4.17286



.001



-22.5259



-5.8074



-10.833



*



4.17286



.012



-19.1926



-2.4741



4.3000 3.06079



.166



-1.8315



10.4315



9.8000 3.06079



.002



3.6685



15.9315



3.06079



.000



8.9685



21.2315



Lengan Atas



-4.300 3.06079



.166



-10.4315



1.8315



Tungkai Atas



5.500 3.06079



.078



-.6315



11.6315



Lengan Bawah Tungkai Atas



Minggu3 Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas Tungkai Bawah Lengan Bawah



-9.0333



*



10.7000



Tungkai Bawah



Tungkai Bawah



7.76667



*



*



Tungkai Atas Lengan Bawah



9.033



*



15.100



*



10.800



*



3.06079



.001



4.6685



16.9315



-9.800



*



3.06079



.002



-15.9315



-3.6685



Lengan Bawah



-5.500 3.06079



.078



-11.6315



.6315



Tungkai Bawah



5.3000 3.06079



.089



-.8315



11.4315



-15.100 3.06079 -10.800* 3.06079



.000 .001



-21.2315 -16.9315



-8.9685 -4.6685



Tungkai Atas -5.300 3.06079 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.



.089



-11.4315



.8315



Tungkai Bawah Tungkai Atas Lengan Atas



Tungkai Bawah



Lengan Atas Lengan Bawah



*



a. Kelompok_3 = Kelompok saccharide isomerate 5% Kelompok pelembab biasa Descriptivesa 95% Confidence Interval for Mean N Minggu Lengan Atas _0 Lengan Bawah



Mean



Std. Deviation



Std. Error



Lower Bound



Upper Bound



Minimu Maximu m m



15 26.200



3.21159 .82923



24.4215



27.9785



19.50



31.00



15 25.633



2.27146 .58649



24.3754



26.8912



22.00



29.50



Tungkai Atas



15 23.733



3.27254 .84497



21.9211



25.5456



18.00



31.00



Tungkai Bawah



15 22.000



2.12972 .54989



20.8206



23.1794



18.50



25.00



Total



60 24.392



3.17444 .40982



23.5716



25.2117



18.00



31.00



Minggu Lengan Atas 1 Lengan Bawah



15 39.767



5.28092 1.36353



36.8422



42.6911



31.00



48.00



15 37.333



4.52243 1.16769



34.8289



39.8378



30.50



46.50



Tungkai Atas



15 33.400



5.68582 1.46807



30.2513



36.5487



25.00



42.00



Tungkai Bawah



15 31.433



3.89994 1.00696



29.2736



33.5930



24.00



37.00



Total



60 35.483



5.79302 .74788



33.9868



36.9798



24.00



48.00



Minggu Lengan Atas 2 Lengan Bawah



15 61.800



6.55689 1.69298



58.1689



65.4311



47.50



74.00



15 54.667



5.49242 1.41814



51.6251



57.7083



43.50



64.00



Tungkai Atas



15 49.067



6.36359 1.64307



45.5426



52.5907



39.50



60.00



Tungkai Bawah



15 41.567



6.95102 1.79475



37.7173



45.4160



29.50



53.00



Total



60 51.776



9.71955 1.25479



49.2642



54.2858



29.50



74.00



Minggu Lengan Atas 3 Lengan Bawah



15 42.067



6.22457 1.60718



38.6196



45.5137



29.00



55.00



15 37.933



6.01743 1.55370



34.6010



41.2657



28.50



48.50



Tungkai Atas



15 34.867



4.21505 1.08832



32.5324



37.2009



26.00



40.50



Tungkai Bawah



15 30.533



4.29895 1.10998



28.1527



32.9140



24.00



39.50



Total 60 36.350 a. Kelompok_3 = Kelompok pelembab biasa



6.67039 .86114



34.6269



38.0731



24.00



55.00



Test of Homogeneity of Variancesa Levene Statistic Minggu_0 Minggu1



df1 .545 .972



df2 3 3



Sig. 56 56



.654 .413



Minggu2 .333 Minggu3 .840 a. Kelompok_3 = Kelompok pelembab biasa



3 3



56 56



.802 .478



ANOVAa Sum of Squares Minggu_0 Between Groups



df



Mean Square



164.479



3



54.826



Within Groups



430.067



56



7.680



Total Between Groups



594.546



59



637.683



3



212.561



Within Groups



1342.300



56



23.970



Total



1979.983



59



Between Groups



3306.112



3



1102.037



Within Groups



2267.600



56



40.493



Total



5573.712



59



Between Groups



1068.317



3



356.106



Within Groups



1556.833



56



27.801



Total 2625.150 a. Kelompok_3 = Kelompok pelembab biasa



59



Minggu1



Minggu2



Minggu3



F



Sig.



7.139



.000



8.868



.000



27.216



.000



12.809



.000



Post Hoc Tests Multiple Comparisonsa LSD Depende Mean nt (I) Differenc Variable Kelompok_4 (J) Kelompok_4 e (I-J) Minggu_ Lengan Atas Lengan Bawah 0 Tungkai Atas



Std. Error



Lower Bound



Upper Bound



-1.4604



2.5938



1.01191



.018



.4396



4.4938



1.01191



.000



2.1729



6.2271



Lengan Atas



-.56667 1.01191



.578



-2.5938



1.4604



Tungkai Atas



1.90000 1.01191



.066



-.1271



3.9271



.001



1.6062



5.6604



Tungkai Bawah



.56667 1.01191



Sig. .578



Tungkai Bawah Lengan Bawah



95% Confidence Interval



2.46667



*



4.20000



*



3.63333



*



1.01191



-2.46667* 1.01191



.018



-4.4938



-.4396



Lengan Bawah



-1.90000 1.01191



.066



-3.9271



.1271



Tungkai Bawah



1.73333 1.01191



.092



-.2938



3.7604



Tungkai Atas Lengan Atas



Tungkai Bawah



Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas



Minggu1 Lengan Atas Lengan Bawah



-6.2271



-2.1729



-3.63333



1.01191



.001



-5.6604



-1.6062



-1.73333 1.01191



.092



-3.7604



.2938



2.43333 1.78772



.179



-1.1479



6.0146



1.78772



.001



2.7854



9.9479



Tungkai Bawah



8.33333



*



1.78772



.000



4.7521



11.9146



Lengan Atas Tungkai Atas



-2.43333 1.78772 3.93333* 1.78772



.179 .032



-6.0146 .3521



1.1479 7.5146



Tungkai Bawah



5.90000* 1.78772



.002



2.3188



9.4812



Lengan Bawah Tungkai Bawah Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas Minggu2 Lengan Atas Lengan Bawah



Lengan Bawah



.000



6.36667



Tungkai Atas Lengan Atas



Tungkai Bawah



1.01191



*



*



Tungkai Atas Lengan Bawah



-4.20000



*



-6.36667



*



1.78772



.001



-9.9479



-2.7854



-3.93333* 1.78772



.032



-7.5146



-.3521



1.96667 1.78772



.276



-1.6146



5.5479



-8.33333 1.78772 -5.90000* 1.78772



.000 .002



-11.9146 -9.4812



-4.7521 -2.3188



-1.96667 1.78772



.276



-5.5479



1.6146



*



2.32359



.003



2.4786



11.7880



*



Tungkai Atas 12.73333 2.32359 Tungkai Bawah 20.23333* 2.32359



.000 .000



8.0786 15.5786



17.3880 24.8880



-7.13333* 2.32359



.003



-11.7880



-2.4786



Lengan Atas



7.13333



*



*



2.32359



.019



.9453



10.2547



*



2.32359



.000



8.4453



17.7547



*



2.32359



.000



-17.3880



-8.0786



-5.6000 2.32359 7.5000* 2.32359



.019 .002



-10.2547 2.8453



-.9453 12.1547



Lengan Atas



-20.2333* 2.32359



.000



-24.8880



-15.5786



Lengan Bawah



-13.1000* 2.32359



.000



-17.7547



-8.4453



2.32359



.002



-12.1547



-2.8453



4.1333 1.92529



.036



.2765



7.9902



1.92529



.000



3.3432



11.0568



11.5333* 1.92529



.000



7.6765



15.3902



1.92529



.036



-7.9902



-.2765



3.0667 1.92529



.117



-.7902



6.9235



.000 .000



3.5432 -11.0568



11.2568 -3.3432



Tungkai Atas



5.60000



Tungkai Bawah 13.10000 Tungkai Atas Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Bawah Tungkai Bawah



Tungkai Atas Minggu3 Lengan Atas Lengan Bawah Tungkai Atas Tungkai Bawah Lengan Bawah



Lengan Atas Tungkai Atas



Tungkai Bawah Tungkai Atas Lengan Atas



-12.7333



*



-7.5000 7.2000 -4.1333



*



*



*



*



7.4000 1.92529 -7.2000* 1.92529



Lengan Bawah



-3.0667 1.92529



.117



-6.9235



.7902



1.92529



.028



.4765



8.1902



1.92529



.000



-15.3902



-7.6765



1.92529



.000



-11.2568



-3.5432



Tungkai Atas -4.3333 1.92529 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.



.028



-8.1902



-.4765



4.3333



*



-11.5333



*



-7.4000



*



Tungkai Bawah Tungkai Bawah



Lengan Atas Lengan Bawah



*



a. Kelompok_3 = Kelompok pelembab biasa



Lampiran 12 Foto-foto penelitian



Penimbangan bahan baku pelembab formulasi pelembab



Bahan-bahan baku pada



Pencampuran bahan



Pelabelan kemasan



Uji tempel pada penelitian pendahuluan



Menunjukkan tidak ada tanda iritasi atau alergi



Lokasi pengukuran hidrasi kulit pada lengan atas dan bawah serta tungkai atas dan bawah