TT2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL KE-2 MKDK4002/PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK/ 2SKS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Nama Penulis



:



Nama Penelaah



:



Status Pengembangan



:



Baru/Revisi*



Tahun Pengembangan



:



2022



No 1



Ayu Dwi Noviyanti, S.Psi.,M.Pd



Tugas Tutorial Lakukanlah pengamatan pada anak usia 3-5 tahun, amatilah aspek-aspek perkembangan berikut: a. b. c. d.



Skor Maksimal



Sumber Tugas Tutorial



40



Modul 3 KB 1 Modul 3 KB 2



Identitas diri anak beserta ciri fisiknya Perkembangan bahasa Kemampuan matematis Perkembangan emosi, temprament, dan attachment dengan orang terdekatnya



Modul 4 KB 1



*lampirkan foto-foto hasil pengamatan pada bagian akhir tugas. 2



Berikan gambaran tentang attachment pada bayi hingga dewasa! Bagaimanakah attachment dapat berkembang dari waktu kewaktu



20



Modul 4 KB 1



3



Berikan gambaran hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar



20



Modul 4 KB 2



4



Gambarkan proses terbentuknya identitas diri! Adakah hubungan identitas diri dengan perkembangan moral?



20



Modul 4 KB 3



Nama : Alfian Nugraha NIM



: 857487081



Kelas : C (Pokjar Majalengka)



Jawaban 1. Hasil pengamatan pada anak usia 3-5 tahun a. Identitas diri anak beserta ciri fisiknya Identitas Nama



: Inisial R



Usia



: 4 tahun 7 bulan



Ciri fisik Berat badan



: 14 kg



Tinggi badan



: 102 cm



Kulit



: Sawo matang



Rambut



: Ikal



b. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa terbilang unik dibandingkan anak seusianya. Sejak usia 2 tahun suka mengoceh sendiri dengan kata-kata yang belum jelas. Selalu fokus dengan mainannya dan belum bisa diajak berbicara. Ketika ada yang mengajak berbicarapun tidak memperhatikan. Sampai usia 3 tahun kata yang diucapkan belum terlalu jelas dan hanya bisa menyebut satu atau dua kata. Tetapi untuk melaksanakan perintah sudah mengerti dan dilaksanakan. Uniknya ternyata mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan benar. Mungkin karena diberi gadget sejak kecil sehingga perkembangan bahasanya agak berbeda. Berbicara dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris secara bersamaan. Menginjak usia 4 tahun komunikasi dalam bahasa inggrisnya semakin jelas dan mampu mengucapkan bahasa Indonesia dengan cukup baik walaupun masih harus distimulasi. c. Kemampuan Matematis Kemampuan matematis masih dalam tahap perkembangan. Berhitung sudah hafal 1 sampai 10 tetapi belum mengenal simbol angka. Menghitung benda-benda yang ada di sekitar sudah bisa, namun harus diulang dalam mengucapkan angkanya. d. Perkembangan emosi Perkembangan emosi cukup stabil, mampu mengekspresikan perasaannya ketika senang, sedih maupun marah. Rayna anak yang selalu ceria dan senang bermain. Mudah akrab dengan teman yang baru dikenal dan mengajaknya ngobrol walaupun terkadang temannya tidak mengerti apa yang Rayna ucapkan karena menggunakan bahasa Inggris. Ketika ada anak yang mengolok-ngolok karena bahasanya, Rayna mengerti dan terlihat sedih tetapi tidak lama dan kembali ceria. Rayna akan marah dan berteriak ketika ada orang yang menjahilinya.



2.



Attachment atau keterikatan merupakan suatu ikatan emosional yang sangat kuat antara anak dengan orangtua atau pengasuh utamanya, yang terjadi dari awal kehidupannya dan berlangsung



selama



masa



hidup



seseorang



dan



mempunyai



keinginan



untuk



mempertahankan kedekatan tersebut. Dimana pertumbuhan dan perkembangan anak itu tidak dapat lepas dari peran serta orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Karena memang sudah sebagai tugas dan kewajiban orangtua untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Diperlukan suatu kelekatan atau attachment antara orangtua dan anak untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Menurut Bowlby dalam Gilibrand dkk (2016) fase perkembangan keterikatan dibagi menjadi 4 fase yaitu ; a.



0-2 bulan Pada tahap ini bayi belum bisa membedakan orang-orang didekatnya. Bayi belum memilih-milih figure lekat dan mengenali orang didekatnya.



b.



2-7 bulan Pada usia ini, bayi mulai mampu mengenal orang-orang di sekitar. Apabila ia sudah kenal dengan seseorang, ia akan merasa lebih aman dan nyaman. Dari sini kitab isa mulai menciptakan kelekatan dengan cara sering berada didekatnya



c.



7-9 bulan sampai 2 tahun Pada tahap ini bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau figure lekat lainnya. Bayi akan berusaha untuk terus dekat dengan figure lekatnya. Apabila berpisah ia akan menangis



d.



2-3 tahun dan 3 tahun ke atas Apabila pada fase ini tercipta hubungan keterikatan yang aman, akan tidak akan merasa sedih selama berpisah dengan sosok yang dekat dengannya.



Menurut Ainsworth (Dwyer,2000) pada dasrnya ketrikatan yang terbentuk tidak berubah dan bersifat stabil dari masa kecil hingga dewasa sekalipun ditujukan pada figurketerikatan yang berbeda. Hubungan ketikatan pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Ada beberapa yang membedakan : a.



Figure keterikatan pada masa dewasa berubah. Orang tua bukanlah satu-satunya tempat berlindung da berbagi mencurahkan kasih saying. Figure keterikatan orang dewasa biasnya lebih ditujukan kepada sahabat, teman sebaya, atau pasangannya. Sedangkan pada masa usia dini hingga kanak-kanak tentunya figure utama adalah ibu atau pengasuh utamanya.



b.



Orang dewasa lebih bisa menoleransi perpisahan dengan figure dibandingkan masa kanak-kanak. Kemudian lebih ditekankan lagi bahwa hubungan orang dewasa dengan figur ketrikatan lebih luas, seperti pertemanan, persahabatan, percintaan, pekerjaan da sebagainya.



3.



Konsep diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk yang ada pada diri dan memandang positif terhadap kehidupan yang telah dijalani. Orang yang memiliki konsep diri yang baik akan mengembangkan sikap positif



terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki konsep diri yang baik menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh merupakan hasil kerja keras dan usaha yang dilakukan, oleh karena itu siswa akan belajar jika ingin memiliki hasil belajar yang baik. Terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar. Konsep diri merujuk pada bagaimana individu memahami dirinya sebagai pribadi jika dihadapkan dengan tugas-tugas perkembangannya, dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas sesuai dengan tuntutan pribadi yang dihadapkan dengan tuntutan lingkungan dalam upaya mengoptimalkan potensinya. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila orang tersebut sudah menunjukkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu sendiri terjadi secara bertahap sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Perubahan tingkah laku tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar di sekolah. Semakin baik konsep diri siswa, maka semakin baik pula hasil belajar siswa. Sebaliknya semakin buruk konsep diri siswa maka semakin buruk pula hasil belajarnya.



4.



Identitas diri merupakan kesadaran seorang individu untuk menempatkan diri dan memberikan arti pada dirinya sendiri sebagai seorang pribadi yang memiliki ciri-cir tertentu berbeda dengan individu lain di dalam kelompoknya, memiliki keyakinan yang relative stabil serta memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas diri dapat terbentuk memlalui penilaian seorang individu terhadap dirinya yang berlandaskan pada pertimbangan budaya, ideologi dan harapan masyarakat serta adanya penilaian diri yang didasarkan pada persepsi orang lain. Marcia (1966) juga menyebutkan bahwa proses pembentukan identitas diri dapat dilihat dari dua elemen penting, yaitu usaha untuk mencari informasi serta pemahaman mendalam mengenai informasi tersebut, hal ini disebut dengan eksplorasi (exploration), dan upaya untuk melaksanakan pilihan yang telah ia buat, hal ini disebut sebagai komitmen (commitment) (Marcia, 1966). a) Eksplorasi Eksplorasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan demi mencari alternatif dan informasi sebanyakbanyaknya. Eksplorasi terdiri dari pencarian informasi, meninjau ulang, memilih suatu pilihan dan mempertimbangkan segala peluang dan resiko atas pilihannya tersebut. b) Komitmen Komitmen diartikan sebagai suatu sikap menetap dan setia menjalani alternatif atau keputusan yang telah ia pilih. Komitmen mengarah kepada cara individu dalam bertindak terhadap suatu keputusan yang telah ia yakini. Pembentukan identitas diri merupakan suatu proses pengkombinasian pengalaman, kepercayaan, dan identifikasi yang dimiliki pada masa kanak-kanak kepada kesatuan yang unik dan akan semakin lebih atau tidak koheren, yang akan memberikan para dewasa awal baik perasaan keterkaitan dengan masa lalu maupun arah bagi masa yang akan datang (Santrock, 2007). James Marcia (Dalam Santrock, 2003) meyakini bahwa teori perkembangan identitas mengandung empat status identitas, yaitu: difusi identitas (identity



diffusion), membuka identitas (identity foreclosure), moratorium identitas (identity moratorium), dan pencapaian dalam identitas (identity achievement). Moral merupakan ajaran tentang baik atau buruk perbuatan dan akhlak yang dimiliki oleh seseorang. Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap artinya perkembangan moral merupakan salah satu hal yang berperan penting selama proses perkembangan yang dialami oleh anak. Oleh karena itu, memahami perkembangan moralitas pada anak adalah hal yang penting untuk dilakukan. Alasan moral menjadi point penting yang harus ditanamkan sedini mungkin dikarenakan moral nantinya akan menjadi penentu bagaimana anak dalam bertingkah laku untuk masa depannya, Jadi adakah hubungan antara identitas diri dengan perkembangan moral? Tentu saja ada. Hal tersebut sejalan dengan proses pembentukn identitas diri, diperlukan treatment yang tepat dalam proses pembentukan yang dapat membuat seseorang terbentuk dengan identitas yang baik dengan indicator pemahaman moralnya baik. Pembentukan identitas diri melalui eksplorasi mengenai Tindakan apa yang baik atau buruk untuk dilakukan, bagaimana dampaknya jika sesuatu yang baik dilakukan dan tidak dilakukan, serta sesuatu yang harus dilakukan tidak dilakukan juga sesuatu yang harus tidak dilakukan kemudian dilakukan. Hasilnya akan dirasakan sebagai kesesuain diri sebagai suatu komitmen moral dan identitas diri seseorang.



Lampiran hasil pengamatan