5 0 115 KB
Kementerian Riset Dan Teknologi Pendidikan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Fakultas Pertanian
PANCASILA DALAM ERA PERGERAKAN NASIONAL.
Anggota Kelompok 2 : 1. 2. 3. 4. 5.
Adinda Fany Kasana 1625010117 Ika Aprilia Puspitasari 1625010121 Miftahul Fadhilah Effendi 1625010125 Achmad Firmansyah 1625010130 Fachturrodin Habibi 1625010131 AGROTEKNOLOGI C TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sering kita temukan bahwa nilai-nilai pancasila pada masa sekarang merosot tajam dari masa-masa sebelumnya. Hal ini tak lepas dari pengaruh globalisasi maupun masuknya ideologi-ideologi yang tak sesuai. Padahal dibalik lahirnya pancasila, perlu proses yang sangat panjang dan ada sejarahnya untuk membentuk suatu ideologi bangsa yang digunakan dari masa ke masa. Pancasila adalah
bagian
dari
kesadaran
sejarah bangsa
Indonesia. Eksistensi pancasila selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap dasar negara itu sendiri. Ideologi Pancasila pada mulanya dikonsep sebagai dasar dari segala sumber hukum yang dijadikan pandangan bangsa Indonesia untuk membangun Negara yang berdasar atas sila-sila pancasila. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir
konsep,
persepsi
dan
penilaian
terhadap pancasila bergeser. Hal
itu
masyarakat
selain
karena
terhadap
perubahan
integritas
pandangan
pancasila yang
manusiaberkaitan
dengan menurunnya tingkat pengamalan sila-sila pancasila, juga karena perkembangan yang cukup radikal di bidang pengetahuan dan teknologi, terutama bidang informasi dan komunikasi. Dalam perkembangan
berikutnya,
sekaligus
pancasila mulai mengalami dilema eksistensial.
sebagai
biasnya,
Untuk itu, perlu adanya suatu kajian yang menerangkan bagaimana eksistensi pancasila dalam kehidupan sejarah bangsa Indonesia untuk mengimplementasikannya pada kehidupan yang sekarang demi kemajuan bangsa Indonesia.
B. Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian Pergerakan Nasional. 2. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila dalam Era Pergerakan Nasional 3. Untuk mengetahui peran Pancasila dalam mempersatukan Organisasi Kedaerahan.
C.Sistematika Dalam penyusunan makalah ini terdiri dari hal-hal yang saling berkaitan antara bab I sampai dengan bab V yang memuat beberapa isi sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II
: Membahas tentang rumusan masalah.
Bab III
: Membahas tentang pancasila dalam era pergerakan nasional dan mengetahui tujuan mempelajari nilai-nilai pancasila.
Bab IV
: Membahas tentang kesimpulan dan saran.
Bab V
: Penutup.
Bab 2 PERMASALAHAN 1. Apa pengertian Pergerakan Nasional? 2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Era Pergerakan Nasional? 3. Bagaimanakah peran Pancasila dalam mempersatukan Organisasi Kedaerahan?
Bab 3 PEMBAHASAN 1. Pengertian Pergerakan Nasional Pergerakan Nasional merupakan sebuah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan rasa ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Dengan demikian istilah ini mengandung arti yang sangat luas. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai sektor, seperti: sosial,
ekonomi,
pendidikan, keagamaan,
pemuda dan lain-lain. Istilah “nasional”
berarti
tersebut
cita-cita
mempunyai
bahwa
kebudayaan,
wanita,
pergerakan-pergerakan
nasional
untuk
mencapai
kemerdekaan bagi bangsanya yang masih terjajah. Disamping itu, sifat pergerakan pada masa ini lebih bersifat nasional bila dibanding dengan sifat pergerakan sebelumnya yang bercorak kedaerahan. Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa di Benua Asia saat itu. a.
Faktor Internal
1.
Adanya penjajahan yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan sehingga menimbulkan tekad untuk menentangnya.
2.
Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau, seperti zaman Sriwijaya dan Majapahit.
3.
Munculnya
kaum
intelektual
yang
kemudian
menjadi
pemimpin pergerakan nasional. b.
Faktor Eksternal 1. Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India. 2.
Adanya Gerakan Turki Muda 1908 di Turki.
3.
Adanya kemenangan Jepang atas Rusia (1905) menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa Barat.
c.
Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme mempercepat timbulnya nasionalisme Indonesia.
2. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Era Pergerakan Nasional Era Pergerakan Nasional di Indonesia terbagi menjadi beberapa masa, yakni : 1.
Masa Awal Perkembangan, yang ditandai dengan berdirinya oraginisasi seperti Budi Utomo (BU), Sarekat Islam (SI), dan Indische Partij (IP).
2.
Masa Radikal, ditandai dengan berdirinya Partai Komunis Indonesia
(PKI),
Partai
Nasional
Indonesia
(PNI)
dan
Perhimpunan Indonesia (IP). 3.
Masa Bertahan, ditandai dengan berdirinya Fraksi Nasional, Petisi Sutardjo, dan Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Banyak lahir organisasi-organisasi yang dibentuk oleh pemudapemuda bangsa. Para cendekiawan pun turut bergabung untuk mendirikan
kelompok-kelompok
yang
bertujuan
untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia. Ingin menghapus semua rasa sakit
rakyat
Bangsa
Indonesia.
Dimulailah
rasa
kemanusiaan
bangkit. Melihat manusia seperti layaknya manusia. Menjadikan manusia seperti manusia yang beradab, menghapuskan segala perbudakan dan penindasan atas hak manusia, hak untuk hidup bahagia Rakyat Indonesia.
3. Peran Pancasila dalam mempersatukan organisasi kedaerahan
a. Masa Kebangkitan Nasional Pada permulaan abad XX bangsa Indonesia mengubah cara
atau strategi dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kegagalan perlawanan secara fisik dan tidak adanya koordinasi
perjuangan pada
masa
lalu, mendorong pemimpin-
pemimpin Indonesia untuk mengubah bentuk perlawanan. Bentuk perlawanan itu adalah dengan membangkitkan kesadaraan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan berbagai macam organisasi politik selain organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Organisasi-organisasi ini terdiri dari; 1. Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)
Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr.
Wahidin
Sudirohusodo,
seorang
dokter
Jawa
dari
Surakarta. Ia menginginkan adanya tenaga-tenaga muda yang
terdidik
secara
pemuda-pemuda
Barat,
tersebut
namun
tidak
pada
umumnya
sanggup
membiayai
dirinya sendiri. Sehubungan dengan itu perlu dikumpulkan beasiswa (study fond) untuk membiayai mereka. Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia. Dokter Wahidin mengemukakan gagasannya pada pelajar-pelajar
Stovia
dan
para
pelajar
tersebut
menyambutnya dengan baik. Secara kebetulan para pelajar Stovia juga memerlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung kegiatan dan kehidupan budaya mereka pada umumnya. Sehubungan dengan itu pada tanggal 20 Mei 1908 diadakan rapat di satu kelas di Stovia. Rapat tersebut berhasil membentuk sebuah organisasi bernama Budi Utomo dengan Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya. 2. Serikat Islam (SI, Agustus 1911) Berbeda dengan Budi Utomo yang mula-mula hanya mengangkat derajat para priyayi khususnya di Jawa, maka organisasi Serikat Islam mempunyai sasaran anggotanya yang mencakup seluruh rakyat jelata yang tersebar di seluruh
pelosok
tanah
air.
Pada
tahun
1909
R.M.
Tirtoadisuryo mendirikan perseroan dalam bentuk koperasi bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Perseroan dagang ini bertujuan untuk menghilangkan monopoli pedagang Cina yang menjual bahan dan obat untuk membatik. Persaingan pedagang batik Bumiputra melalui SDI dengan pedagang Cina
juga
nampak
di
Surakarta.
Oleh
karena
itu
Tirtoadisuryo mendorong seorang pedagang batik yang berhasil di Surakarta, Haji Samanhudi untuk mendirikan Serikat Dagang Islam. Setahun setelah berdiri, Serikat Dagang Islam tumbuh dengan cepat menjadi organisasi raksasa. Sekitar akhir bulan Agustus 1911, nama Serikat
Dagang Islam diganti menjadi Serikat Islam (SI). Hal ini dilakukan karena adanya perubahan dasar perkumpulan, yaitu mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di antara kaum muslimin. Anggota SI segera meluas ke seluruh Jawa, Sumatra,
Kalimantan
dan
Sulawesi.
Sebagian
besar
anggotanya adalah rakyat jelata. Serikat Islam ini dapat membaca keinginan rakyat, dengan membantu perbaikan upah kerja, sewa tanah dan perbaikan sosial kaum tani. 3. Indische Partij (IP, 1912 ) Organisasi yang sejak berdirinya sudah bersikap radikal adalah Indische Partij. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 di kalangan orang-orang Indo di Indonesia yang dipimpin oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (dr. Danudirja Setiabudi). Cita-citanya adalah agar orang-orang yang menetap di Hindia Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam pemerintahan. Adapun semboyan IP adalah Indie Voor de Indier (Hindia bagi orang-orang yang berdiam di Hindia). Dalam menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, E.F.E Douwes Dekker bertemu dengan Cipto Mangunkusumo yang
telah
Mangunkusumo
meninggalkan terkenal
Budi
dalam
Utomo.
Budi
Utomo
Cipto dengan
pandangan-pandangannya yang radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Abdul Muis yang berada di Bandung juga tertarik
pada
ide
Douwes
Dekker
tersebut.
Dengan
dukungan tokoh-tokoh tersebut, Indische Partij berkembang menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang anggota, sebagian besar terdiri atas orang-orang Indo-Belanda.
b. Sumpah Pemuda
Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah tonggak peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbo Pranoto dan lain-lain mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan akan adanya bangsa, tanah air dan bahasa satu yaitu Indonesia. Melalui sumpah pemuda ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Untuk mencapai
apa
yang
diperlukan
adanya
diinginkan
persatuan dan
bangsa
Indonesia
kesatuan
tersebut,
bangsa. Sumpah
pemuda merupakan wujud nyata keinginan bangsa Indonesia untuk bersatu dalam rangka mencapai kemerdekaan tanah air dan bangsa.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Melihat dari beberapa sejarah dan peristiwa masa lampau
dapat kita simpulkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
telah
menjadi
pedoman
hidup
dalam
masyarakat
Indonesia. Mulai dari Era Kerajaan sampai Era Modern (Era Pergerakan Nasional) nilai luhur Pancasila telah diimplementasikan untuk membentuk suuatu Negara yang berdaulat. Beberapa contoh kecil nilai-nilai Pancasila yang terlihat adalah rasa persatuan dan kesatuan sehingga timbul organisasi nasional seperti Budi Utomo, IP dan Sarekat Islam. Rasa kemanusiaan dengan wujud perlawanan melawan penjajah. Rasa keadilan social dengan
bentuk
memberikan
para
pendidikan
cendekiawan yang
sama
yang rata
berusaha melalui
untuk
organisasi-
organisasi nasional.
B. Saran Sebagai mahasiswa Indonesia, sudah seharusnya kita bisa meneladani sikap para pendahulu kita. Mereka selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila meskipun tulisan Pancasila yang selalu kita ucapkan belum ada saat masa itu. Rasa Ketuhanan,
rasa
kemanusiaan, rasa persatuan dan kesatuan, selalu bermusyawarah guna mencapai mufakat dan rasa keadilan sosial haruslah sudah ada dalam hati sanubari kita.
BAB 5 PENUTUP Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang berjudul “PANCASILA DALAM ERA PERGERAKAN NASIONAL” yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi tentang materi makalah ini Penulis berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna untuk menambah wawasan penulis pada khususnya juga para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adhitia.16 September 2016. http://adhitchemonk.blogspot.co.id/2010/03/perjuangan-bangsaindonesia-melawan.html 2. Arasy, Al-habsiye.16 September 2016. http://muhammadarasyalhabsyie.blogspot.co.id/2012/03/pancasila-dan-sejarahpergerakan.html 3. Dynash, Juan.16 September 2016. http://sistempemerintahanindonesia.blogspot.co.id/2013/08/pergerakan-nasional-sejarahindonesia.html 4. Kariasa, Kadek.16 September 2016.http://ikadekkariasa.blogspot.co.id/2012/09/pancasila.html? m=1 5. Lail, Isbakhul. 16 September 2016. https://www.scribd.com/document/322615651/Pancasila-DalamPergerakan-Nasional-Tugas-Penpancasila 6. Pratama, Wahyu.16 September 2016. https://www.academia.edu/8703671/Pancasila_grup_ASEP 7. Suwardi.16 September 2016. http://suwardismpn2mojogedang.blogspot.co.id/2013/04/pancasila-sebagaiideologi-nasional.html
Organisasi pelopor pertama adalah Budi Utomo yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Mereka yang tergabung dalam organisasi ini
mulai
merintis
jalan
baru
ke
arah
tercapainya
cita-cita
perjuangan bangsa Indonesia. Tokoh Budi Utomo yang terkenal adalah dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian bermunculan organisasi pergerakan
lain,
seperti
Sarikat
Dagang
Islam
(1909),
yang
kemudian berubah bentuknya menjadi pergerakan politik dengan nama Serikat Islam (1911) di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Kemudian muncul pula Indhische Partij (1913) dengan pimpinan Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantoro. Namun, karena terlalu radikal pemimpin Indhische Partij ini dibuang ke luar negeri pada tahun 1913. Kemudian berdiri Partai Nasional Indonesia (1927) yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.