Tugas 3 Penulisan Karya Ilmiah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS III



Teknik Penulisan Karya Ilmiah-IDIK4013



Karya Tulis Ilmiah bertema pendidikan IDIK4013/TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LISTINA 858516565 PGSD UPBJJ TARAKAN



Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka 2021.2



BAB I PENDAHULUAN 1.    LatarBelakang. Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi berbagai macam permasalahan penyimpangan perilaku baik yang dilakukan oleh kalangan remaja maupun yang melibatkan para pemimpin bangsa, sebut saja tawuran antar pelajar, kurang pekanya generasi muda terhadap  lingkungan sekitar, anarkisme geng motor, atau yang lebih kompleks yaitu korupsi yang tumbuh subur, sampai masalah kedisiplinan yang semakin lemah. Ini menjadi fakta yang tidak terbantahkan, celakanya sebagian besar korupsi melibatkan para politisi yang notabene nya kaum terdidik. Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di Negara kita sebenarnya tidak lepas dari persoalan “Karakter”. Pendidikan karakter yang seharusnya didapatkan sejak masa kanak- kanak,  malah membuat anak tersebut menyimpang d ari apa yang diharapkan. Hal ini seiring dengan kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu  mencari hal- hal baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang sangat kuat mempengaruhi generasi muda, hal ini dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada hal- hal negatif. Pada tahap ini, orang tua dan pendidik berperan penting dalam memberi  pendidikan dan pengawasan kepada anak tersebut. Sebagai seorang pengamat pendidikan, tentunya kami tidak akan berpangku tangan melihat kondisi generasi muda di Indonesia saat ini. Tindakan Pemerintah yang dianggap acuh tak acuh dengan kondisi generasi muda di Indonesia, sempat membuat masyarakat berang. Realitas ini pada akhirnya menggugah kami melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus oleh laju arus globalisasi dan modernisasi yang tak terbendung lagi. Disebut-sebut dunia pendidikan adalah sebagai benteng terakhir yang mampu menahan derasnya terjangan dekadensi moral yang melanda bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, dunia pendidikan saat ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan anak. Adapun pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam diri siswa semakin terpinggirkan. Pendidikan karakter sesungguhnya memiliki intensitas yang sangat besar dalam membangun anak bangsa. Dan semestinya Pendidikan Karakter termasuk dalam materi yang harus dipelajari dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dunia pendidikan dalam hal ini sangat diharapkan menjadi pengendali untuk mengedukasi bangsa kita sehingga manusia Indonesia lebih berkarakter dan bermartabat serta mulia.   



2. Rumusan Masalah A.  Apa makna dari Pendidikan Karakter ? B.  Apa penyebab dari rusaknya  Karakter ? C.  Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan yang menyangkut rusaknya Karakter di Kalangan Remaja ? 3.    Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan, untuk: a. Mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat ini. b. Mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya. 4.    Metode Penelitian Metode yang kami gunakan adalah : a. Deskriptif b. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan buku-buku panduan.



BAB II PEMBAHASAN 1.    Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik). Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri. Adapun Pendidikan Karakter menurut sumber referensi dan para ahli sebagai berikut. A.  Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja



untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. B.  Pendidikan Karakter Menurut Suyanto Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara. C.  Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). D.  Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi Menurut  kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29). Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, Pendidikan Karakter adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan, dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun Negara.



2.    Penyebab Rusaknya Pendidikan Karakter Rusaknya Pendidikan Karakter menjadi salah satu penyebab Negara Indonesia bisa dikatakan belum maju. Rusaknya Pendidikan Karakter disebabkan oleh berbagai macam hal-hal negatif. Teknologi, mungkin adalah suatu contoh dari berbagai macam  hal yang merusak pendidikan karakter bangsa di Indonesia utamanya di kalangan remaja contohya saja banyak sekali remja yang meggunakan perlatan teknologi untuk hal – hal yang negatif misalnya yang lagi marak sekarang ini adalah trafficking melalui facebook, twitter, dan jejaring sosial lainnya. Selain itu, ada 3 penyebab utama rusaknya karakter bangsa, yaitu: 1. Pengaruh Budaya Luar Hal ini memang tidak dapat dipungkiri akan akibatnya. Banyak sekali budaya luar yang sudah masuk ke Indonesia dan mungkin sudah menjadi budaya di kalangan remaja, akan tetapi hal tersebut belum tentu sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.



2. Minimnya Pengetahuan Agama Nah, inilah yang paling penting yang harus kita tanamkan pada diri kita masing-masing. Karena apa, Agama merupakan tuntunan dasar supaya kita tidak salah dalam melakukan setiap tindakan. Jika agama sudah kuat, yakinlah kejahatan di Indonesia akan dapat diminimalisir. Contohnya saja, jika pejabat negeri ini memiliki agama yang baik, maka tidak mungkin mereka berani memakan uang rakyat (korupsi). Akan tetapi sebaliknya, jika agama sudah tidak diperdulikan, maka tunggulah kerusakan negara tersebut. 3. Salahnya Sistem Pendidikan Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan diatas, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif  bagi pembinaan moral.



3.    Cara Mengatasi Kerusakan Karakter Pada Diri Remaja Kerusakan karakter bangsa tentu tidak boleh kita biarkan terus berlangsung, harus ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Menurut Penulis ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya adalah: 1. Memperkokoh keimanan atau akidah kepada Allah SWT dengan jalan memberikan pengetahuan  agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan masyarakat, sehingga selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah SWT. 2. Menanamkan perasaan dekat kepada Allah SWT, sehingga di mana pun kita berada, ke manapun kita pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Dengan hal demikian, maka akan membuat diri kita tidak berani menyimpang dari jalan-Nya. 3. Mewujudkan lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut akan membuat manusia terbentuk menjadi orang yang memiliki kepribadian yang religius. 4. Menumbuhkan tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam berbagai sisi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa. Dalam mengatasi kerusakan karakter pada diri manusia diperlukan perhatian yang sangat serius dari pendidik-pendidik di dalam keluarga, di sekolah, maupun di ruang lingkup masyarakat. Jika peran-peran berjalan dengan baik, maka akan terbentuk karakter-karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.



BAB III PENUTUP 1.        Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan : Pendidikan Karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju. Sehingga perlu diadakan perbaikan-perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan Pendidikan Karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat pun juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa. Dan juga, kurangnya rasa kepedulian warga  terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat. 2.        Saran Pendidikan Karakter bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar siswa dapat memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Karakter tak hanya menjadi tugas guru pelajaran agama ataupun Pkn, tetapi juga seluruh guru. Bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula oleh masyarakat secara luas. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun memanggul tugas memberikan pendidikan karakter terhadap anak pada fase paling awal.